Intro | Diri | Keluarga | J U R N A L J A L A N H I D U P | Cerpen Akhi Masrawi | Puisi Online | Cerpen Online | Dialog Islam - Kristian | Kata-kata Pujangga | Anjung Tamu v. de | Galeri | Nostalgia | Sinai | Catatan Terbaik 2002 | Sukatan Fiqh Islami | Penghargaan

 

Akhi Masrawi, seorang penulis bebas yang meluahkan pandangan dan idea seputar genre kreatif dan non-kreatif. Merakamkan catatan jalan hidup menerusi persepsi kendiri. Melakarkan penulisan sebagai komentar sosial, siasah, jagat, budaya, sejarah serta perspektif ad-Deen. Pernah merentasi lorong akademik di SKUM (1987-1992), ALMAAD (1992-1999) dan Universiti Al Azhar As Syarif (1999-2003) dalam Fakulti Syariah wal-Qanun. Menulis untuk laman peribadi di PUJANGGA Online sejak Jun 2002. Hasil karyanya tersiar di Melayu.com, Karangkraf.com, SuaraAnum.com, AKRAM Online, harakahdaily.net serta beberapa laman maya yang lain. Menyimpan impian bakal lahir sebagai seorang penulis prolifik suatu hari nanti.

-Akhi Masrawi -

---------------------- 

Cerpen Akhi Masrawi:


1. Seorang Ayah Sebuah Harapan
2. Ana
3. Lagenda Gadis Kedai Bunga
4. Warkah Buat Puteriku
5. Air Mata Karbala Menitis di Kota Kaherah
6. Masihkah Ada Sinar
7. Kerikil Cinta Humaira
8. Nostalgia 797
9. Tahanan
10. Hingga Titisan Terakhir
11. Di Dalam Dewan Besar Itu
12. Cinta Sufiah
13. Warkah Terakhir Dari Ramallah

Untuk membaca cerpen-cerpen yang lain sila klik!

----------------------

Puisi Online

Bilah-bilah kaca

Aku menilik akar tuturmu
ada selirat getar yang bersembunyi
di sebalik tabir ketakutan
akan kehilangan diriku

Usahlah dikau bimbangi
soal hati dan perasaan ini
umpama bilah-bilah kaca
yang pernah berderai pecah

Kala suatu waktu dahulu
si pemungut bilah-bilah kaca itu
pernah terluka pilu

Andai tika ini
kau pemungut bilah-bilah kaca tadi
aku bisa menolongmu sehingga usai

Akhi Masrawi
Diari cinta
1 Jun 2002

Sila klik untuk baca puisi!

----------------------

Penerbitan di Mesir yang pernah menerbitkan tulisan/karya Akhi Masrawi:

SK KLIS (Edisi Gabungan)
SUKEK (Edisi Kedah)
SUKEJ (Edisi Johor)
SK ATOM (Edisi Perak)
SKEK (Edisi Kelantan)
SKEI (Edisi Iskandariah)
Komik ALWAN
Monograf ANDALUS II
AL-KASYAF (PMRAM)
Suara Permata (DPMT)
Risalah Khas (DPMT)

- Terima kasih -

Belum pernah/hantar:

WARTA (PMRAM)
SUTRA (Edisi Terengganu)
SKEMA (Edisi Mansurah)
SKEP (Edisi Pahang)
SKENS (Edisi N. Sebilan)
SKES (Edisi Selangor)
dll.

* Jika ada mana-mana editor yang ingin menerbitkan tulisan saya sila maklumkan terlebih dahulu.

 

Arkib Catatan Terbaik PUJANGGA Online - JURNAL JALAN HIDUP 2002

- Rencana: Serangan Ekonomi Sebahagian Jihad
- Cetusan:OIC Atau Oh I See?
- Laporan: Pound Mesir Dalam Bahaya!
- Luahan: Apa Ada Pada Sebuah Mesyuarat?
- Reaksi: Orientalis dan Skil Menyesatkan Umat Islam
- Komentar: Mangga & Hukum Ekonomi
- Laporan: Pembentangan   Kertas Kerja Muzik Menurut Kaca mata Islam
- Pendapat: Cara mendorong seseorang lebih berjaya
- Nostalgia: Dia menulis kejayaannya di atas kertas kecil!
- Luahan: Impian sebagai penulis prolifik
- Reaksi: WTC: Ulang tahun pertama serangan ke atasnya!
- Cetusan: Hang Tuah sebuah lagenda?
- Luahan: Antara saya dan aku?
- Pendapat: Teori andaian kehidupan
- Luahan: Duit: melupakan kita!
- Rencana: Era Ulamak dan Gagasan Negara Islam
- Rencana: Sanggah Evolusi bertunjang Materialis!
- Luahan: Bagaimana menjadi seorang mahir?
- Nostalgia: Nostalgia di bulan Ramadhan 1
- Nostalgia: Nostalgia di bulan Ramadhan 2
- Nostalgia: Nostalgia di bulan Ramadhan 3
- Nostalgia: Nostalgia di bulan Ramadhan 4
- Nostalgia: Nostalgia di bulan Ramadhan 5
- Rencana: Sanggahan Terhadap Metod Sisters in Islam
- Luahan: Berkomunikasi dengan berkesan!
- Komentar: Jadilah insan pemurah
- Pendapat: Kita Punya Tanggungjawab Yang Besar
- Reaksi: Setiap Manusia Punya Impian

 

Arkib Catatan Terbaik PUJANGGA Online - JURNAL JALAN HIDUP 2003

+ Catatan Tahun Baru 2003
+ Kita bermula sebagai seorang yang baru!
+ Sepatutnya saya tendang saja bola itu!
+ Antara yang menarik dalam pengkajian saya
+ Respon pada tulisan Khairusy
+ Kerap Berjaulah!
+ MENTALITI MAHASISWA: Persepsi Terhadap Alam Politik Kampus
+ KARYA SASTERA KITA: Mampukah Menghantar Mesej?
+ Yang selalu hadir waktu nak imtihan
+ Demam imtihan bermula!
+ Artikel Pendek: MEMAHAMI KONSEP AKAL MANUSIA
+ Paparan Kehidupan: Sayang dan benci!
+ PERBAHASAN HUKUM MEMAKAN BINATANG DI DALAM HADIS-HADIS HUKUM
+ Berapa kalimah kau bertutur dalam sehari?
+ HUKUM JIHAD
+ HUKUM AL-QADHA'(MENGHAKIMI) DALAM ISLAM
+ BEBERAPA HUKUM DAN KHILAF SEKITAR AL-FATIHAH
+ Sifir Kehidupan: Mari menghitung!
+ Falsafah Sebatang Mancis
+ Dunia Islam Tenat!
+ AL-GHAZALI: PERINTIS FALSAFAH ISLAM
+ PENULIS DAN PENULISAN: Di mana dan Ke mana?
+ Bayi Tabung Uji: Menurut Perspektif Sains dan Fiqh Islami
+ Wajarkah Pelajaran Seks?
+ Pasca Dua Tahun Tragedi 11 September
+ Kenapa Saya Cemburu Nik Nazmi?
+ ANTARA DUA BENGKEL: Adakah akan lahir penulis?
+ Iklim Perubahan Pemikiran
+ Catatan Isra' Mi'raj
+ Catatan Isra' Mi'raj -2
+ Catatan Isra' Mi'raj -3
+ Rencana: Relevankah Merotan Pelajar?

- sedang diselenggara -

----------------------

iklan:

Kemusykilan permasalahan faraidh/mirath/pusaka boleh bertanya soalan kepada tok guru Faraidh online anda (Aljoofre) dengan menghantar emel kepada beliau di alamat [email protected] dan jawapan akan dibalas dengan kadar yang segera insyaAllah.

----------------------

"Saya menerima sebarang bentuk sumbangan sama ada zakat, biasiswa, dermasiswa dan sedekah atau derma fi sabilillah yang boleh disalurkan kepada saya untuk menampung kos pembelian kitab-kitab rujukan. boleh masukkan sumbangan tersebut ke dalam akaun Al-Wadiah di mana-mana cawangan (HSBC) Hong Kong Bank Bhd. atas nama: Ahmad Tarmizi Bin Ismail dan No. akaun: 031 019797 011 No. Pasport: A 9844679.  Sila emelkan kepada saya!"

----------------------

Ini Versi 2.2

 

PUJANGGA Online - J U R N A L J A L A N H I D U P
bukan sebuah ratapan, bukan secebis ilusi, bukan secangkir resah... tetapi secalit lakaran kisah hidup di lembah kontang ini, buat peneguh diri merealisasikan sebening impian yang dititipkan demi mendepani masa-masa mendatang ... - hanya di
http://akhimasrawi.cjb.net

 "Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasihani"

Firman Allah SWT: "Wahai orang-orang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, hendaklah kamu selidiki kalau-kalau kamu memusibahkan sesuatu kaum tanpa pengetahuan lalu kamu menyesali atas perbuatmu." (Al-Hujurat: 6)

----------------------------------------------------------------------------

Update terakhir pada catatan paling awal

Tarikh pada catatan tidak mempengaruhi bila catatan ini dimasukkan!

29 Oktober 2003 | Selasa | 20.00 pm

Catatan 258

MONOLOG SEORANG PEJUANG

(Khas buat insan teristimewa dalam hidup ini... dan juga isteri-isteri pejuang... serta bakal isteri seorang pejuang)

Isteriku...

Apabila kusentuh telapak tanganmu...
Ku usap-usap,ianya semakin kasar dan keras....
Apabila kurenung wajahmu....
Terpancar sinar bahagia dan ketenangan walaupun kutahu...
Redup matamu menyimpan satu rintihan yang memberat....
Apabila kutersentak dari pembaringan dikala fajar kazib
menyinsing...
Aku terpana dek munajatmu yang syahdu.

Isteriku...

Tatkala teman-temanmu sedang bersantai di samping...
Insan-insan tersayang di dunia ciptaan mereka..
Engkau bahagia mengorbankan seluruh detik-detikmu....
Hanyasanya untuk Islam...
Tatkala lengan-lengan mereka dibaluti...
Pelbagai hiasan yang indah...
Leher-leher mereka memberat dilingkari dengan kilauan barang kemas...
Pakaian-pakaian mereka anggun persis puteri kayangan...
Wajah mereka dipalit pelbagai warna dan jenama...
Kau umpama ladang ummah...
Kau menginfa'kan seluruh jiwa dan raga demi kebangkitan
Islam...
Kau tak pernah bersungut-sungut, mengeluh, meminta-minta
mahupun mengadu domba...
Tatkala mereka berlumba-lumba mengejar pangkat dan nama..
Kau gah menjulang nama dengan pengaduanmu di sisi yang Esa...

Isteriku...

Bukan aku tidak mampu membelikan barangan dan hiasan-hiasan tersebut...
Tetapi isteriku...
Aku masih ingat tatkala aku menyuntingmu untuk dijadikan
suri dan seri kamar hatiku....
Kau melafazkan, "Saya sudi menjadi sayap kiri perjuangan
saudara tetapi dengan syarat..."..
Kau tersenyum sambil menghela nafas dalam-dalam....
Aku termangu sendirian...
Syarat apakah itu? Banglokah? Hantaran seribu serba satukah?
Kereta mewahkah? Aksesori Habib Jewels kah? Barangan kulit
Bonia kah? Perabot mahal dari Itali kah?...
Atau honeymoon di Kota Paris kah?..
Katakan... Aku mampu memberikan...
Lamanya kau mengumpul kekuatan untuk berkata...

Akhirnya...
Arghhh... Permintaanmu itu...
Pasti ditertawakan oleh kerabat dan teman-teman kita...
Dengan penuh keyakinan kau berkata..
"Saudara, Mampukah saudara menjadikan saya sebagai isteri
yang kedua saudara?....
Mampukah saudara menjadikan Islam sebagai isteri pertama
saudara yang lebih perlukan perhatian?...
Mampukah saudara meletakkan kepentingan Islam melebihi
segala-galanya termasuklah urusan-urusan dunia?...
Mampukah saudara menjual diri saudara semata-mata kerana
Islam?..
Mampukah saudara berkorban meninggalkan kelazatan dunia?...
Mampukah saudara menjadikan Islam laksana bara api....
Saudara perlu menggenggamnya agar bara itu terus menyala...
Mampukah saudara menjadi lilin yang rela membakar diri untuk Islam..
Bukannya seperti lampu kalimantang yang bisa di'on'kan bila
perlu dan di'off'kan bila tidak....
Mampukah saudara mendengar hinaan yang bakal dilontarkan
kepada saudara kerana perjuangan saudara....
Dan... mampukah saudara menjadikan saya isteri seorang
pejuang yang tidak dimanjai dengan fatamorgana dunia?...

Aduh! Banyaknya syarat-syarat itu isteriku...
Namun aku menerima syarat-syarat tersebut kerana aku tahu..
Jiwamu kosong dari syurga dunia...
Kerana aku tahu kau mampu mengubah dunia ini dengan iman dan akhlakmu..
Bukannya kau yang diubah oleh dunia...

Isteriku...

Akhirnya jadilah engkau penolong setiaku sebagai nakhoda
mengemudi bahtera kehidupan kita...
Susah senang kita tempuh bersama...
Aku terharu dengan segala kebaikanmu...
Kau jaga akhlakmu...
Kau pelihara maruahmu selaku muslimah...
Kau tak pernah mengeluh apabila sering ditinggalkan dek
tugasku menjulang
Islam ke persada agung....
Kau jua sanggup menyekang mata menungguku sambil memberikan
aku suatu senyuman terindah di ambang pintu tatkala aku
pulang lewat malam....
Malah, kau seringkali meniupkan semangat untuk aku terus
thabat di pentas perjuangan ini....
Kau tabur bunga-bunga jihad walaupun kita masih jauh dengan
haruman kemenangan...

Isteriku...

Tangkasnya engkau selaku suri...
Biarpun kau jua sibuk bersama mengembleng tenaga selaku
sayap kiri perjuanganku..
Kau jaga teratak kita dengan indahnya...
Kau siraminya dengan wangian cinta dan kasih sayang....
Kau tak pernah menjadikan kesibukanmu itu untuk kau lari
dari amanahmu meskipun jadualmu padat dengan agenda-agenda
bersama masyarakat dan kaum sejenismu....
Cekalnya engkau mendidik anak-anak...
Kau kenalkan mereka dengan Allah, Rasul SAW, Ahlul Bait
serta para pejuang Islam...
Kau titipkan semangat mereka sebagai generasi pelapis
jundullah...
Kau asuh mereka membaca Al Quran...
Malah kau temani mereka mengulangkaji pelajaran dikala
menjelangnya peperiksaan...

Isteriku...

Barangkali inilah kebenarannya ungkapan keramat Al Khomeini...
Tangan yang menghayun buaian boleh menggoncang dunia...
Andai Saidatina Fatimah binti Rasulullah SAW masih ada..
Pasti beliau tersenyum bangga kerana masih ada srikandi
Islam...SEPERTIMU....WAHAI ISTERIKU...

[Diambil dari e-mel yang diforwardkan kepada saya suatu masa lalu - penulis asal tidak diketahui.]

Kata-kata Pujangga: "Andai dambakan isteri semulia Fatimah az-Zahra jadilah semulia Ali KW, Andai impikan seorang suami sehebat Ali KW bentuklah diri semulia Fatimah az-Zahra."

Sila klik Respon/Komen/Cadangan

 

26 Oktober 2003 | Ahad | 20.00 pm

Catatan 257 (Catatan Ramadhan)

Selamat datang Ramadhan. Selamat datang bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu malam. Itulah malam yang dinamakan "lailatul qadar." Ganjaran pahala yang Allah SWT anugerahkan kepada hambanya yang mengerjakan amalan pada malam itu dinisbahkan sebanyak ganjaran beribadat seribu bulan.

Bukankah itu terlalu besar? Justeru... marilah sama-sama kita mengihya'kan (menghidupkan) Ramadhan dengan amalan-amalan yang soleh. Malah di dalam Ramadhan selain kita selaku umat Islam diberikan amalan berpuasa, kita juga dianjurkan bersolat taraweh. Solat Taraweh juga merupakan ibadat yang tidak terdapat pada bulan-bulan yang lain kecuali bulan Ramadhan.

Mengihya'kan Ramadhan dengan memperbanyakkan amalan ibadat adalah sunnah Baginda SAW. Malah Baginda SAW amat menganjurkan memperbanyakkan zikir, solat malam, qiamullail, sedekah, beri'tikaf di masjid, membaca al-quran dan sebagainya.

Teringat menghadiri majlis ramah mesra bersama Menteri Besar Terengganu, Dato' Seri Hj Abdul Hadi Awang yang datang ke Kaherah baru-baru ini antara lain dalam rangka lawatan ke Arab Saudi untuk merasmikan hotel baru TDK dan hendak menunaikan umrah, singgah di Mesir bertemu dengan warga Malaysia terutamanya anak-anak Terengganu. PMRAM sebagai sebuah persatuan induk mahasiswa Malaysia di Mesir mengambil peluang mengadakan majlis ramah mesra bersama MB dan anggota rombongan.

Malam 23hb itu, hati saya terdetik; betapa hebatnya Dato' MB Terengganu tersebut. Bukan itu sahaja malah ucapannya menyentuh hati dan nubari. Mempunyai gaya murabbi. Tidak keterlaluan jika saya berandaian beliau layak tercalon sebagai pemimpian utama Malaysia suatu hari nanti menggantikan tempat Perdana Menteri yang akan meletakkan jawatan sebelum November 2003.

Orang yang bergaya murabbi ini, ucapannya sering meninggalkan kesan kepada para pendengar, kecuali jika yang mendengar itu sememangnya nekad tidak berminat untuk mendengar. Tulisannya akan meninggalkan kesan kepada sesiapa yang membaca. Biar apa yang disampaikan itu hanya perkara yang biasa dan sudah diketahui, tetapi kerana wasilahnya datang dari seorang yang dianugerahkan sifat murabbi oleh Allah SWT sesiapa yang mendengar dan membaca akan terkesan.

Selama hampir satu jam masa diperuntukkan untuk MB Terengganu berucap dan isi ucapannya tidak langsung menyentuh persoalan politik meskipun beliau adalah seorang Presiden PAS (Parti pembangkang yang digeruni UMNO dan BN). Hanya setelah sesi ramah mesra apabila diajukan persoalan yang agak berbau politik beliau menjawab dengan gaya seorang pemimpin politik yang matang.

Satu masa dahulu orang mengandai-andai bolehkah Hj Hadi memimpin PAS pasca sekembalinya Datuk Fadzil Noor ke rahmatullah. Mungkin rakyat Malaysia pada ketika itu tidak betul-betul kenal, siapa Hj Hadi. Mereka hanya dikhabarkan Hj Hadi sebagai seorang yang kasar dan ekstrimis malah sanggup mengkafirkan sedangkan dakwaan tersebut langsung tidak berasas.

Pada saya Dato' Seri Hj Hadi Awang adalah pemimpin sekaligus ulamak yang berkarisma. Bacaan politiknya matang. Gaya berucap menarik perhatian dan padat berisi hujah. Sering membasahkan syarahan dengan ayat-ayat Al-Quran dan Hadith.

Saya sesekali terfikir, bagaimana boleh berlaku tragedi yang tidak diingini di Jordan sedikit masa dulu gara-gara kedatangan Hj Hadi ke sana sedangkan di Mesir suasana baik-baik sahaja. Saya melihat majlis ramah mesra bersama Hj Hadi turut dihadiri oleh Ketua Canseri Kedutaan Besar Malaysia di Kaherah dan Pengarah Jabatan Pelajar Malaysia Kaherah. Tiada sebarang peristiwa yang tidak diingini. Malah dakwaan mengatakan Hj Hadi sebenarnya diharamkan oleh kerajaan Mesir dari memasuki Mesir adalah juga dakwaan yang tidak betul lantaran pihak keamanan Mesir menyediakan pengawal keselamatan bagi menjaga kemaslahatan Hj Hadi sepanjang berada di Mesir.

Semasa menulis catatan ini, siang tadi sudah berlalu 1 Ramadhan di Mesir dan tempat-tempat yang sewaktu dengannya. Khabarnya Muring di Austria berpuasa pada Isnin. Rakan-rakan pembaca di Malaysia, Indonesia, Brunei, UK, Australia, Jepun, Singapura, Jerman, Belanda, Amerika, Jordan, Canada, UAE dan lain-lain bagaimana agaknya menghadapi Ramadhan?

Di Mesir selepas sahaja Dr Ali Jumuah, Mufti Jumhuriyyah yang baru dilantik baru-baru ini menggantikan Dr Ahmad Muhd Tayyeb yang sekarang menjawat jawatan Rektor Al Azhar mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada Ahad masjid-masjid bergema dengar suara umat Islam mengerjakan solat taraweh. Saya menyambut Ramadhan tahun ini di tepi Laut Meditrenien tersapu bayu nyaman di Iskandariah. Menziarah maksu dan Abu Munzir sekeluarga.

Semoga Ramadhan tahun ini akan menjadi sebagaimana impian kita. Berdoalah... kepada Allah SWT. Saya bersyukur kepada Allah memberikan kesempatan bertemu dengan Ramadhan pada tahun ini. Lebih-lebih lagi masih berkesempatan menjalani ibdah mengihya'kan Ramadhan di bumi Anbiyak ini.

Baru-baru ini selepas peralihan jawatan rektor dan Mufti Jumhuriah Mesir yang baru terdengar desas-desus bahawa Rektor baru Al azhar, Dr Ahmad Muhammad Tayyeb yang menggantikan Dr Ahmad Umar Hashim hendak melaksanakan muqarrar (silibus) Al-Quran kepada para pelajar wafidin (selain Mesir) sebanyak 5 juzuk setahun. Bermakna 20 Juzuk untuk mendapatkan Ijazah pertama. Wa Allahu a'lam sama ada akan dilaksanakan bila. Pelbagai reaksi diberikan oleh sahabat-sahabat saya. Masih terlalu awal untuk menetukan apa keputusannya.

3/11 saya dan rakan-rakan yang mengulangi kertas Lughah Arabiah (adab Balaghah) akan menghadapi soalan. Doakan saya dan rakan-rakan akan dipermudahkan segala urusan dan berjaya cemerlang.

Oh ya... khas buat kawan-kawan pembaca Mesir, sesiapa nak tempah atau beli cd MP3 daurah Riyadhussalihin kitab karangan Imam Nawawi, boleh tempah atau hubungi 'tokey' Akh Sobri no Hp: 010-5743684, atau buat akhawat Alex boleh beli daripada Ustz Hasliza (Mandara). No HP minta sendiri.:) Akhi tukang promosi je, tolong Sobri.

Terima kasih kerana terus membaca Jurnal Jalan hidup.

Kata-kata Pujangga: "Kemahuan yang tinggi akan mengubah persepsi seseorang terhadap sesuatu sehingga yang mustahil pun bisa terjadi."

Imam Muslim meriwayatkan daripada Hudzaifah ra daripada Nabi SAW berkata: "setiap yang makruf (kebaikan) itu adalah sedekah." -Soheh Muslim, Kitab Sedekah: 52.

Sila klik Respon/Komen/Cadangan

 

20 Oktober 2003 | Isnin | 15.50 pm

Catatan 256

+ Lama tidak mencatat di dadamu Jalan Hidup. Maaf. Kepada para pengunjung yang ke sini dengan harapan membaca catatan terbaru sebelum catatan ini dimasukkan saya pohon jangan kecewa. Bukan tidak mahu mencatat, tapi entah kenapa saya sendiri tak mengerti. Rasanya begitu lekas masa berlalu, sehingga tak menyedari sudah lebih dari seminggu tidak memasukkan catatan baru.

+ Semasa MAT KPP 28 yang lalu, sempat bergurau dengan Qahafi menyindirnya tidak update jurnal lebih dari sebulan. Teruknya. Rupanya terbalas pada saya, mujur cuma lebih dari seminggu. Sebelum ini pernah juga cuba menutup jurnal tersayang ini sebab pun saya tak faham, mengapa saya lakukan itu semua. Mungkinkah jurnal ini akan ditutup semula?

+ Seorang junior saya yang tahu saya ada membuka jurnal online nak sangat namanya saya sebut dalam jurnal ini. Mungkin nak glamer kot. Masa MAT KPP lalu sempat mencatat dailog-dailog menarik ketika bersantai di rumah Perlis di Abbas Aqad itu.

Dailog best!

Mas'ul Bait Muslim (institusi menolong cari jodoh - lebih kurang) KPP kasi para pelajar baru (kebanyakan dari KUSZA) borang maklumat diri untuk kegunaan Bait Muslim. Masing-masing nak mengelak diri. Saya beritahu mereka yang saya isi borang tu masa tahun 2 lagi. Paling mereka tak nak kasi ialah gambar.

Lokasi: Bilik belakang sekali Rumah Perlis, Abas Aqad.

Atan: Gambar kena dak?
Mas'ul BM: Wahdah bas! (Satu sahaja)
Atan: Tak yah no, ka gaduh?
Mas'ul BM: Nak kena ka nak gaduh?
Atan dll: hehehehe...
Saya: Cantik dailog camni la aku nak tulis dalam web aku. (sambil keluarkan pen dan buku nota)

Naim: weih hang bubuh nama aku tau. Baguih gak hang boleh promosi nama aku.
Saya: Cis... gila glamer la naim ni. (dalam hati)
Iwan: Mai pada mana Ten?
Ten: Mai pada depan!
Naim: Hahahaha... tulis mizi, tulis mizi.

Setelah selesai mengisi borang BM tersebut Atan mencari stapler dan mengkacip kesemua bucu.

Atan: weih... sulit wei (sambil pegang borang BM yang dah diisi)
Qahafi: Looor... dia kapit semua.
Saya: Best dialog hangpa, aku nak tulis dalam web la. (sambil terus mencatat)

Naim: Weih... hang buh nama glamer aku na.
Saya: Apa nama glamer hang?
Naim: bla..bla..bla
Saya: Cis, tak glamer pun.
Naim: Memang tak glamer pun. (mencebik)
Saya: Hahahaha...

+ Entahlah..susah nak cakap. Teruk. Tapi terpaksa juga cakap. Sebenarnya dunia glamer dikenali bukanlah dunia indah. Orang boleh menjadi glamer dengan pelbagai cara. Ada yang menjadi glamer sebab terlibat sebagai kepimpinan. semua orang kenal dia. Ada yang menjadi glamer menerusi dunia pentas, jadi orang seni, jadi artis, jadi pelakon dan penyanyi. Ada yang menjadi glamer dengan menulis, melukis dan kerana bakat yang mereka ada. Gengjurnal yang glamer-glamer menjadi glamer sebab jurnal mereka dibaca. Penulis yang jurnalnya hebat sehebat mana pun sekiranya tulisannya takl dibaca tak ada makna, walapun glamer amat.

+ Dulu masa hidup terasa sunyi, terasa mahu menjadi glamer. Mahu dikenali. Di mana-mana orang sebut nama kita. Semua orang kenal. Pelik. Pelik. Saya merasai semua itu. Masa zaman sekolah menjadi budak nakal pun boleh jadi glamer. Disebut-sebut. Jadi glamer mudah dapat ramai kawan, mudah didampingi ramai junior. Tambahan pula bila berjawatan penting dalam sekolah, lebih disegani dan dihormati.

+ Bila menjengah alam mahasiswa, keinginan tu pudar. Mahu jadi orang low-profile. Orang yang tak dikenali. Tapi terasa sunyi pula. Boring. Boring. Mahu kalian menjadi glamer? Saya buka jurnal bukan untuk tujuan nak jadi glamer! Tolong faham hati saya. Kalau kalian menganggap saya buka jurnal sebab saya nak jadi glamer, sekarang juga saya rasa nak tutup saja jurnal ni. Sekarang juga saya rasa menyesal. Bila ramai yang kian mengenali saya, ramai memperkatakan tentang saya. Saya tak kisah, cuma jangan bermain dengan fitnah. Saya membuka jurnal kerana saya mahu menulis dengan stabil. Saya mahu mengasah mata pena saya biar tajam dan bersedia menjadi penulis prolifik. Di samping itu, saya berharap sesiapa yang sudi menghulurkan persahabatan bisa menjadi sahabat yang baik untuk saya. Saya berharap teman-teman lama saya yang telah lama tidak terhubung akan menghubungi semula saya.

+ Kalau kalian masih menganggap saya mahu menjadi glamer, saya akan fikirkan untuk menutup jurnal ini. Merajukkah saya? Tidak, kerana memang terdetik di hati saya dulu mahu juga menjadi glamer. Barangkali bila mendengar orang menyebut perkara tidak baik tentang saya, sedang saya sendiri tak tahu yang paling perlu saya buat ialah berdoa kepada Allah supaya mengampunkan dosa saya selama ini. Dan Allah menetapkan saya dalam rahmat dan kebaikanNya. Amin.

+ Jadual periksa tasfiah dah keluar. Madah Lughah Arabiah (Adab/balaghah) pada 3/11/2003. Apapun doakan saya berjaya cemerlang.

+ Terima kasih Dr Uma Salamah di atas kiriman e-mel kepada saya. Dr Uma Salamah adalah Dr yang sangat akrab dengan saya semasa terlibat dengan Kelap Prostar Negeri Perlis suatu masa dahulu. Tak sangka Dr menemui laman web saya dan mengutusi emel kapada saya. Takdir Allah menemukan kita semula. Apa khabar agaknya suami dan anak-anak Dr? semoga semuanya baik-baik belaka.

+ Saya sekarang sedang menulis novel sulung. Tajuk awal untuk novel itu ialah "IMPIAN SUFIAH." Doakan ia akan berhasil.

Kata-kata Pujangga: "Angan-angan tidak akan mengubah kita walau seinci, tetapi apa yang kita laksanakan itulah yang mengubah kita."

Sila klik Respon/Komen/Cadangan

 

11 Oktober 2003 | Sabtu | 6.00 am

Catatan 255

(Respon Catatan Tuan Guru Nik Aziz Nik Mat yang tersiar di harakahdaily.net pada 8 Oktober 2003)

Relevankah Merotan Pelajar?

Oleh: Akhi Masrawi, Mesir.

SAYA amat tertarik dengan tulisan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat bertajuk: "Kalau boleh rotan, apa salahnya merotan atas nama hudud" yang tersiar di laman Harakahdaily.net 8 Oktober lalu. Antara lain Tuan Guru menyebut bahawa kebanyakan akhbar melaporkan keyakinan orang ramai terhadap arahan Ketua Pengarah Pendidikan Malaysia membolehkan guru merotan murid.

Sebenarnya saya amat berminat untuk menulis seputar isu pendidikan. Sebelum ini saya telah memberikan respon terhadap tulisan Subky Latif yang bertajuk "Pelajaran seks bakal jadi peninggalan Dr Siti Hasmah" menerusi artikel saya yang bertajuk: "Wajarkah Pelajaran Seks?" yang tersiar di Harakahdaily.net pada 17 September 2003. Dalam tulisan saya itu, satu konklusi telah dilontarkan bahawa buat masa ini pelajaran seks tidak relevan diajarkan di Malaysia.

Perlukah untuk saya melontarkan persoalan, di manakah relevannya merotan pelajar? Saya tidak menolak tanggapan bahawa merotan adalah salah satu cara mendidik orang yang melakukan kesalahan. Ini dibuktikan melalui sebatan dalam hukuman hudud. Namun, setelah mengamati tulisan Tuan Guru Nik Aziz itu bukanlah merotan pelajar atau sebatan di dalam hukuman Hudud yang hendak ditimbulkan, tetapi sejauh mana sebenarnya sistem pendidikan di Malaysia berperanan mendidik dan mentarbiyah para pelajar supaya menjadi insan yang berakhlak dan diimpikan.

Walaupun Tuan Guru menyatakan bahawa manusia pasti akan kembali kepada saranan Islam apabila mereka merasakan tindakan yang mereka amalkan tidak lagi mampu untuk mengharmonikan kehidupan. Namun saya tidak meletakkan persepsi bahawa arahan Ketua Pengarah Pendidikan Malaysia itu adalah untuk menggambarkan bahawa merotan adalah tindakan yang paling relevan di sekolah dan bertujuan hendak kembali kepada asas pendidikan Islam menerusi saranan merotan anak yang berumur 10 tahun sekiranya mereka meninggalkan solat.

Jika dilihat kepada budaya merotan pelajar, sebenarnya cara ini telah diamalkan sejak dahulu kala lagi. Jika tidak masakan generasi tua sering bercerita betapa garangnya guru-guru pada zaman di mana mereka belajar dan rotan adalah lumrah di kelas dan sekolah. Jika terdapat kesilapan atau kesalahan yang dilakukan pastinya hukuman rotan akan dikenakan. Perkara ini berlarutan dan dibudayakan sehingga ada ibu bapa yang secara rela dan redha memberikan kebenaran kepada guru-guru yang mengajar anak mereka untuk dirotan sekiranya melakukan kesalahan.

Saya sendiri pernah melalui zaman persekolahan selama hampir 12 tahun. Generasi sezaman dengan saya mungkin agak 'bertuah', kerana semasa zaman saya belajar ada beberapa kes guru merotan pelajar sehingga menyebabkan kecederaan yang dilaporkan di media perdana dan akibatnya tindakan merotan itu dianggap tidak relevan. Malah guru-guru yang terlibat didakwa oleh ibu bapa. Kesannya guru-guru diancam rasa takut untuk merotan pelajar dan pelajar mengetahui hilangnya kuasa guru yang kemudiannya mencambahkan budaya hedonisme di sekolah-sekolah terutama sekolah menengah.

Alam remaja adalah alam peralihan yang sangat mencabar. Ini kerana pada era inilah pengawasan longgar ibu bapa terhadap anak-anak akan menyebabkan anak-anak mencari alternatif hiburan yang menghanyutkan mereka. Semangat ingin mencuba dan mengetahui sangat tinggi terhadap anak-anak pada usia remaja. Saya ingin melontarkan persoalan, berapa lamakah kehidupan seorang pelajar bersama guru-gurunya di sekolah? Dan berapa lama pula kehidupan seorang anak bersama ibu bapanya di rumah?

Tuan Guru menyebut wujudnya budaya hedonisme dan kongsi gelap di beberapa sekolah di tanahair, persoalan saya siapakah yang harus dipersalahkan? Oleh sebab saya tidak mahu melihat ada tuding-menuding di kalangan masyarakat, maka saya menyarankan penelitian yang lebih tajam terhadap sistem pendidikan Malaysia perlu dikaji semula. Oleh sebab itu kerajaan BN perlu melihat saranan ini dengan berlapang dada lantaran kegagalan sistem pendidikan akan memusnahkan falsafah pendidikan negara serta falsafah pendidikan Islam sekaligus gagal untuk melahirkan generasi yang diimpikan.

Di manakah kebenaran dakwaan yang mengatakan sistem pendidikan di Malaysia mempunyai keistimewaan tersendiri? Perlu diingatkan semenjak negara kita mencapai kemerdekaan sehingga kini konflik pendidikan tidak pernah selesai. Bermula semenjak Parti Perikatan (Gabungan antara UMNO, MCA dan MIC) memenangi pilihanraya pertama 1955 yang kemudiannya menubuhkan satu jawatankuasa untuk mengkaji soal pendidikan dipengerusikan oleh Tun Razak yang merupakan Menteri Pendidikan ketika itu dan melahirkan Penyata Razak 1956 yang menjadi asas kepada Ordinan Pelajaran 1957 atau lebih awal daripada itu sistem pendidikan kita masih lagi gagal.

Perkara terpenting yang terkandung di dalam Penyata Razak ialah semua sekolah diarahkan menggunakan sukatan pelajaran yang sama serta menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar bagi mencapai perpaduan kebangsaan. Selepas pilihanraya kedua 1959 Penyata Razak telah dikaji semula oleh satu jawatankuasa di bawah pimpinan Rahman Talib. Kemudian lahirlah Laporan Rahman Talib 1960 yang memperkuatkan lagi Penyata Razak 1956 dan menjadi asas Akta Pelajaran 1961 dan Dasar Pelajaran Kebangsaan (DPK).

Walaupun kedua-dua tindakan yang dinyatakan itu mempunyai keistimewaan tersendiri bagi menggubal sistem pendidikan Malaysia, namun perlu diingati kegagalan sistem pendidikan adalah berpunca dari kegagalan kerajaan yang memerintah iaitulah kerajaan Perikatan yang kemudiannya Barisan Nasional (BN). Satu bukti yang boleh dibawa ialah pada 13 Mei 1969 sejarah telah mencatatkan peristiwa tragedi berdarah walaupun perpaduan kebangsaan telah diwar-warkan menerusi sistem pendidikan. Ini menunjukkan kepada rakyat Malaysia perpaduan yang dianjurkan oleh kerajaan menerusi bahasa dan pendidikan gagal. Kegagalan sistem pendidikan tersebut adalah disebabkan kerajaan terlalu mementingkan perkara-perkara yang lain seperti pembangunan dan ekonomi.

Hal ini dibuktikan dengan pemansuhan Akta Pelajaran 1961 apabila pada tahun 1996 lulusnya Rang Undang-undang yang menjadi Akta Pendidikan 1996, Akta Universiti dan kolej Universiti 1996 (pindaan), Akta Institusi Pendidikan Tinggi Swasta 1996, Akta Majlis Pendidikan Tinggi Negara 1996 dan kemudiannya Akta Lembaga Akreditasi Negara 1996. Walaupun kedapatan perubahan namun ianya masih tidak menyeimbangi sistem pendidikan Malaysia yang mempunyai keistimewaan tersendiri itu.

Ini menjelaskan lagi bahawa Kerajaan Barisan Nasional sebenarnya telah gagal mentadbir sistem pendidikan di Malaysia yang sedia ada serta tidak mampu menggubal sistem pendidikan yang lebih baik demi untuk melahirkan masyarakat Malaysia yang diingini.

Ibu bapa yang mahukan anak-anak mereka menjadi insan yang diimpikan mestilah berusaha mentarbiah anak-anak mereka dengan berkesan. Usaha ini tidak bermula setelah anak-anak itu rosak. Sekiranya ibu bapa tersebut tidak menggunakan cara dan sistem yang betul sudah tentu pentarbiahan terhadap anak-anak mereka juga tidak ke mana-mana.

Di dalam Islam melahirkan zuriat dan anak yang soleh menjadi harapan ibu bapa, tetapi anak-anak yang soleh tidak akan lahir sekiranya pendidikan yang disuapkan kepada anak-anak tidak sebagaimana yang dianjurkan oleh Islam itu sendiri. Ternyata Islam adalah agama agama yang syumul dan meliputi segenap aspek kehidupan.

Manusia itu hakikatnya dilahirkan secara fitrah dan fitrah mereka tidak boleh dihalang. Antara fitrah manusia ialah mahukan kebaikan. Justeru dalam hal pendidikan manusia juga mahukan pendidikan yang terbaik.

Merotan pelajar barangkali relevan dengan sistem pendidikan yang sedia ada sebagai salah satu cara mendidik pelajar. Sekurang-kurangnya ia mampu menghapuskan hedonisme di sekolah-sekolah. Tetapi andai sekiranya sistem pendidikan itu mampu diubah kepada sistem yang lebih baik dengan menerapkan kefahaman kepada para pelajar apakah memungkinkan lagi untuk mereka dirotan? Hakim tidak akan menjatuhkan hukumah (hudud, qisos dan taazir) kepada orang yang tidak melakukan kesalahan, begitulah juga tidak relevan guru merotan pelajar yang tidak bersalah.

Sistem pendidikan boleh diubah. Persoalannya sama ada kerajaan yang memerintah sekarang mengubahnya, atau rakyat Malaysia mengubah kerajaan untuk mengubah sistem pendidikan! - TAMAT

Kata-kata Pujangga: "Setiap manusia dilahirkan sebagai seorang juara, kita tidak kalah walaupun berada di bawah tetapi kita kalah sekiranya kita tidak bangun semula."

Berkata Abu Sulaiman: "Apabila hati menangis kerana kehilangan, roh pula akan ketawa (gembira) kerana kerinduan."

Imam Muslim meriwayatkan dari Umar Al-Khattab RA berkata: Telah bersabda Nabi SAW: "Dibina Islam atas lima: bersaksi bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan Muhammad hamba dan rasulNya, mendirikan solat, menunaikan zakat, mengerjakan haji di Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan." Soheh Muslim, Kitab Iman: 20

Sila klik Respon/Komen/Cadangan

 

9 Oktober 2003 | Khamis | 15.30 pm

Catatan 253

Takdir Allah SWT Menemukan Kami

Semenjak diberitahu oleh seorang kawan yang tinggal di Negara Brunei Darussalam pada tahun lepas (2002) bahawa cerpen saya yang berjudul "Warkah Buat Puteriku" tersiar dalam sebuah akhbar tabloid negara itu di mana pengirimnya menggunakan nama Ismail Hashim, keinginan saya untuk menghubungi pengirim tanpa izin itu meluap-luap. Ini kerana saya sendiri tiada sebarang maklumat dan tidak mengirimkan cerpen itu ke sana. Malah sekiranya akhbar itu memberikan honorarium, saya tidak menerima apa-apa.

Sebenarnya saya sudah mengagak yang Sdr Ismail Hashim adalah salah seorang penulis dan wartawan yang pernah tulisan beliau saya baca di dada akhbar Harakah sebelum kedatangan saya ke Lembah Kinanah (Mesir).

Keinginan itu bagaimanapun berkurangan apabila saya menganggap bahawa barangkali niat Sdr Ismail Hasim sebenarnya baik lantaran beliau tidak mengubah isi cerpen yang saya tulis dan nama asal penulis karya itu iaitulah Akhi Masrawi. Hari bertukar hari, Minggu silih berganti, bulan berganti bulan tahun 2002 telah ditinggalkan. September lepas ketika saya dan Muin bersebelahan di dalam bas dalam rehlah ke Fayyum saya ditemukan Muin dengan buku penulis yang bernama Ismail Hasim itu. Iaitulah sebuah buku himpunan artikel motivasi yang ditulis olehnya.

Ketika tersebut, keinginan untuk menghubungi Sdr Ismail Hashim kembali membuak. Setelah meneliti emel yang disertakan di dalam buku tersebut saya cuba untuk menghubungi beliau. Tetapi akibat kesibukan dengan aktiviti harian dan persatuan di sini saya lupa.

Memang saya percaya, sekiranya Allah SWT telah mentakdirkan bahawa saya dan Ismail Hashim itu akan bertemu dan berkenalan di dunia ini... pasti dalam apa cara sekalipun saya dan dia akan ditemuka. Ini memang benar-benar telah berlaku kepada diri saya dalam beberapa peristiwa sepanjang hidup saya. Dan mungkin boleh dikatakan setiap pertemuan itu putiknya adalah keinginan untuk kenal yang berbunga di sanubari.

Beberapa hari lepas saya terkasima apabila membuka emel saya, emel dari Sdr Ismail Hashim mengunjungi inbox emel saya. Beliau tanpa segan silu memperkenalkan diri dan memberitahu saya bahawa pertama kali mengunjungi laman web saya dan memberikan semangat kepada saya untuk terus menulis dan berjihad menerusi pena. Saya seolah tidak percaya dengan apa yang tersurat dalam takdir Allah. Mengandai-andai jika saya tidak terlupa barangkali saya telah bertindak 'menyerang' penulis bernama Ismail Hashim itu kerana tindakannya yang boleh disifatkan tidak wajar. Tetapi kerana masa dan Allah telah mengubah semuanya... saya merasakan ini sebagai satu takdir untuk saya berkawan dengan Sdr Ismail Hashim.

Meskipun mungkin Sdr Ismail Hashim bukanlah merupakan seorang penulis yang dikenali ramai dalam ruang lingkup khalayak pembaca di Malaysia, tetapi saya beranggapan beliau merupakan seorang penulis yang juga boleh dilabelkan prolifik. Memberitahu kepada saya di dalam emel keduanya semalam bahawa setakat ini beliau telah menulis lebih dari 400 buah artikel dan 40 daripadanya telah dibukukan di dalam dua buah buku sepanjang keterlibatannya menulis. Semenjak berada di sekolah menengah lagi, saya telah dihidangkan dengan tulisan-tulisan Ismail Hashim. Jadi tidak hairanlah jika tulisannya sebegitu banyak.

Keterlibatan saya menulis dengan serius hanya bermula pada tahun lepas (2002). Maka tidaklah menjadi sesuatu yang memalukan jika saya katakan penulisan saya setakat ini masih terlalu sedikit. Hanya berjaya menghasilkan 13 buah cerpen, 80 buah puisi (simpanan peribadi kebanyakannya), empat buah kertas kerja ilmiah peribadi dan kurang dari 50 buah artikel yang kebanyakannya bersifat peribadi. Tidak sampai 20 buah artikel yang saya tulis untuk diterbitkan oleh penerbitan sekitar Mesir dan laman-laman web majalah (webzine) sekitar ruang maya. Malah jauh sekali menerbitkan antologi, buku ilmiah atau novel peribadi. Tetapi di sudut hati saya turut menyimpan impian untuk lahir sebagai seorang penulis prolifik suatu hari nanti.

Saya tidak kisah bermula sebagai seorang yang baru. Meskipun sebenarnya wadah penulisan telah saya ceburi semenjak di bangku sekolah menengah lagi, tetapi hanyalah setelah berada di menara gading saya mulai serius. Apakah saya perlu merasa hina? Tidak! Peluang menulis secara online semenjak Jun 2002 saya kira tidak dimiliki oleh semua penulis prolifik. Ruang Gengjurnal telah menjadi pemangkin kesungguhan saya untuk menulis. Justeru saya merakamkan ucapan terima kasih saya kepada gengjurnal.net. Betullah seperti kata Tokrimau jurnal atau weblog menyebabkan ketagihan kepada penulis dan pembacanya.

Maka tidak salah juga sekiranya saya katakan yang Melayu.com (MDC) sebagai laman maya sastera yang telah sedikit sebanyak membakar semangat penulisan saya dalam genre kreatif. Maka tidaklah menjadi sesuatu yang melampau jika saya katakan sebab kuat yang membolehkan saya lahir sebagai penulis antaranya ialah kewujudan laman maya sastera seperti MDC.

Buat akhir catatan ini, saya rakamkan ucapan terima kasih kepada Sdr Ismail Hashim kerana kesudiannya mengutusi saya menerusi emel. Saya berharap ini akan menjadi bidayah persahabatan dan membina ukhwah. Justeru saya akan terus bersahabat kerana pada saya Allah sudah menentukan siapa sahabat-sahabat saya di dunia dan mereka akan ditemukan dengan saya atau saya ditemukan dengan mereka sama ada dalam apa jua wasilah. Salam persahabatan!

Catatan 254

Catatan Isra' Mi'raj (siri-3)

Pada pagi hari selepas peristiwa isra' dan mi'raj baginda SAW bersendirian kerana memikirkan penentangan yang bakal diterima dari kafir Quraish. Dukanya ditambah dengan kehadiran Abu Jahal yang datang mengejeknya sambil berkata: "Wahai Muhammad! Adakah ada cerita baru pada hari ini? Lantas Baginda Nabi SAW menceritakan bahawa semalam baginda telah diisra'kan ke Baitil Maqdis dan diangkat ke langit. Abu Jahal kemudian menjawab: "Wahai Muhammad, adakah sekiranya aku himpunkan kesemua Kaum Quraish akan kau ceritakan sebagaimana apa yang kau khabarkan kepadaku?" Nabi menjawab: "Ya."

Abu Jahal sebenarnya hanyalah ingin mempersendakan Nabi SAW. Apabila dihimpunkan kaum Quraish dan Nabi disuruh menceritakan sengaja Abu Jahal memotong percakapan Nabi SAW seraya mengejek dan bertanya kepada kaum Quraish berapakah lama masa yang diambil untuk perjalanan ke Baitul Maqdis. Maka mereka menjawab sebulan perjalanan pergi dan sebulan perjalanan pulang.

Sambil itu bangun seorang lelaki seraya berkata: "Wahai Muhammad! Aku adalah orang yang paling mengetahui selok-belok Baitul Maqdis. Sekarang beritahulah kepadaku bagaimana binaannya, persekitarannya dan jawaknya dengan bukit yang terhampir."

Maha suci Allah yang Maha berkuasa telah menggambarkan keadaan Baitil Maqdis seperti berada di depan Baginda SAW. LaluBaginda menjawab segala persoalan dan menerangkan keadaan masjidil Aqsa tersebut. Maka berkatalah lelaki yang bertanya kepada Nabi SAW: "Sodaqta, faqad sodaqa Muhammad fi ma qa la" (Benarlah apa yang dikatakan Muhammad, sesungguhnya benarlah apa yang diperkatakan Muhammad)."

Lalu berita itu dibawa kepada Abu Bakar As-Siddiq dengan niat supaya Abu Bakar mendustakannya. Tetapi apa yang berlaku adalah sebaliknya apabila Abu Bakar berkata: "Jika yang berkata sedemikian adalah Muhammad maka aku mempercayainya. Dan aku percaya sekiranya Muhammad menceritakan perjalanan yang lebih jauh daripada itu kerana kami sentiasa percaya perkhabaran dari langit."

Abu Jahal yang tidak berpuas hati mendesak baginda SAW supaya menyatakan bukti-bukti dan tanda-tanda perjalanannya ke Baitil Maqdis. Baginda SAW menceritakan dalam perjalanannya Baginda telah bertemu dengan satu kabilah Arab yang sedang dalam perjalanan menuju ke Makkah membawa barang-barang dagangan dan kabilah itu akan sampai pada hari itu juga. Mereka menunggu kedatangan kabilah tersebut. Setibanya kabilah itu pada waktu tengahari maka mereka bertanya tentang  apa yang diceritakan oleh Muhammad. Kabilah itu menyatakan bahawa semalam mereka telah bertemu dengan Muhammad SAW yang menunjukkan tempat unta mereka hilang membukti kebenaran apa yang diceritakan oleh Nabi SAW.

Akhirnya Abu Jahal kematian hujah untuk mendustakan dan mempersendakan cerita Isra' Mi'raj nabi SAW walaupun beliau enggan mempercayainya dan mengatakan ianya hanyalah sihir muhammad SAW.

bersambung... (catatan peristiwa yang dialami oleh Rasulullah SAW sebelum dan semasa isra')

Catatan Harian Seorang Akhi

+ Selepas memasukkan entri pada 5 Oktober lepas, saya menerima panggilan telefon dari An-Nawawi meminta menggantinkannya untuk membentangkan kertas kerja dalam buku Monograf Andalus II Tanta di Mansurah pada 6 Oktober. Pada mulanya saya hendak menolak. Tetapi An-Nawawi meminta bersungguh-sungguh. Katanya dia memang tak dapat nak pergi. Persoalannya kenapa jika tak dapat nak pergi hanya pada selepas asar 5 Oktober dimaklumkan. An-Nawawi beri dua pilihan kertas kerja. Pertama: kertas kerja Fiqh Syura yang ditulis oleh rakan serumah saya Fakhrurazi dan kedua kertas kerja Muzik dan Hukum Nyanyian yang ditulis oleh juga rakan seusrah dengan saya iaitu Hairul Nizam. Saya pilih untuk bentang kertas kerja Muzik dan Hukum Nyanyian walaupun saya sebenarnya tidak pernah membentangkan kertas kerja tersebut (hanya pernah dibentangkan saja). Kesilapan saya ialah mengaku boleh. Dan An-Nawawi beritahu dia akan suruh Mas'ul Mansurah hubungi saya. Ketika itu saya masih di IMPIAN.net (sebuah cyber cafe di Kubri Kuhafa).

+ Mas'ul yang menelefon saya ialah Kashful Anuar, salah seorang peserta forum Mansurah ke PMHK baru-baru ini yang telah merampas kejohanan dari Tanta. Memang saya kenal Kashful Anuar yang semasa dijemput mengajar di Mansurah dulu dialah juga Pengarah kelas bimbingan DPMM, tetapi orangnya hanya saya kenal kerana memasuki forum di mana saya menjadi panel hakim. Kashful bertanya sekali lagi adakah Fiqh Syura atau Muzik dan Nyanyian? Saya dengan optimis mengatakan Muzik dan Nyanyian. Setelah berittifaq tentang waktu dan usai melayari internet saya pulang ke rumah dan kembali menatap Monograf dan barulah teringat sebenarnya kertas kerja Muzik dan Nyanyian tulisan Hairul itu memang salah satu kertas kerja yang tidak dibikin dengan baik. Banyak juga perkara yang tidak dijelaskan, maka memerlukan kepada rujukan untuk membentangkan kertas kerja tersebut. Timbul rasa bersalah memilih kertas itu untuk dibentangkan esok paginya. Sepatutnya saya sudah tidak boleh terima jemputan itu kerana hendak pergi ke mator (lapangan terbang) untuk sambut Anwar Arif.

+ Bertolak ke Mansurah pada malam itu juga dan tiba ke rumah An. Esoknya ke dewan banat untuk bentang. Mungkin atas sebab program itu diadakan pada waktu pagi maka kehadiran agak kurang memuaskan. Tapi bukanlah sebab mengapa saya tidak boleh membentangkan. Kerana saya pernah dijemput dan membentangkan kepada bilangan yang lebih kecil sebelum itu. Lagipun persediaan saya ala-kadar sahaja. Usai membentang dijamu dengan nasi lemak dan pada awal sebelum membentang telah dijamu dengan puding jagung dan karipap (kuih yang saya suka).

+ Pulang ke Tanta seusai pembentangan kerana kesemua ahli DPMM akan meneruskan agenda mereka. Jika tidak salah saya ialah majlis taaruf bersama kepimpinan yang baru dilantik. Tiba di Tanta menerima sms dari Maksu yang sedang berada di cc di Alex. Tanpa buang masa bergegas ke IMPIAN.net untuk YM bersama maksu. Katanya ada benda muhim hendak berbincang.

+ 7 Oktober bersama Sobri mencari aksesori pc. Aksesori yang rosak dan yang dipinjam pada Anwar terpaksa dipulangkan. Alhamdulillah tak lah terlalu mahal. Bolehlah saya meneruskan penulisan seperti biasa. Teringat kata-kata Ubai masa bengkel KELAP "seseorang yang hendak menjadi penulis mesti ada komputer sendiri." Berfikir sendiri, betul juga kata-katanya. Malam itu melilau sekitar Medah Sa'ah dan Sidi Badawi mencari barang yang dipesan.

+ 8 Oktober ke Mansurah hantar barang kepada orang istimewa. Kemudian ke rumah An ziarah dia khabarnya kurang sihat. Selepas makan tengahari tertidur sebab terlalu letih. Lepas Asar bersayonara ke Tanta. Dikunjungi seorang sahabat baik. Anwar Arif bawa 1515 karya Faisal Tehrani dan Rona Bhosporus karya Zaid Akhtar yang belum dibaca. Terpaksa bergilir-gilir dengan saya nampaknya.

+ Hari ini 9 Oktober rakan taakhi saya, Syed pulang ke Malaysia setelah tamat pengajian Syariah Islamiah dan telah melanjutkan pelajaran ke peringkat sarjana di American Open Universiti (AOU) juga dikenali sebagai American Maftuh di kalangan pelajar-pelajar Malaysia di sini. Tapi tak sempat untuk ke Kaherah walaupun asalnya sudah berjanji hendak menghantarnya ke mator. Maafkan saya. 'Ala kulli hal... sempat berborak menerusi telefon semalam. InsyaAllah sehingga ketemu lagi. Kawan-kawan pulang silih berganti. Saya masih di sini untuk hadapi imtihan tasfiah awal November nanti. Doakan saya berjaya.

Kata-kata Pujangga: "Kemenangan bermula dari dalam diri."

Ibnu Mu'taz pernah berkata: Penyimpan harta itu mati walaupun ia masih hidup. Penyimpan ilmu pula hidup walaupun ia telah mati.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim: Daripada Abi Said Al-Khudry RA berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: "Barangsiapa melihat dari kalangan kamu kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, Maka sekiranya tidak berkemampuan maka (ubahlah) dengan lidahnya, Maka jika tidak berkemampuan maka (ubahlah) dengan hatinya. Dan itu selemah-lemah iman." - Soheh Muslim, kitab Iman:49

Sila klik  Respon/Komen

 

5 Oktober 2003 | Ahad | 14.00 pm

Catatan 252

Catatan Isra' Mi'raj (siri-2)

Kemudian Nabi SAW dibawa melihat syurga. Baginda taajub. Kemudian Jibril AS berkata: "Sesungguhnya Allah SWT menjanjikan kepada hamba-hambaNya yang soleh satu anugerah (syurga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas di dalam hati manusia akan kelazatan dan keindahannya."

Tiba-tiba nabi terpandang seorang perempuan cantik yang menyambut kedatangan Baginda lalu bertanyalah Nabi SAW kepada perempuan itu "siapakah kamu?". Jawab perempuan itu, "aku dijadikan untuk Zaid bin Harithah."

Kemudian Nabi meneruskan perjalanan dan dilihannya tiga batang sungai. Sebatang sungai mengalir di dalamnya susu yang enak. Sungai kedua mengalir arak yang tidak memabukkan peminumnya dan sungai ketiga mengalir di dalamnya madu yang lazat. Selain itu nabi juga diperlihatkan beberapa kejadian lagi antaranya kubah yang ditempa dari batu permata dan burung hijau yang berterbangan. Nabi SAW juga diperlihatkan neraka dan bertemu dengan malaikat yang menjaga pintu neraka.

Nabi kemudiannya dibawa ke sidratil muntaha kawasan diliputi awan yang tebal. Nabi bersendirian meneruskan perjalanan tanpa ditemani Jibril. Di sidratil muntaha Nabi diperlihatkan seorang lelaki yang melintasi baginda lalu terdetik dihatinya siapakah lelaki tersebut. Terdengar ada bisikan yang menjawab kepada Baginda. Diperlihatkan daun sidratil Muntaha terdapat 70,000 malaikat pada setiap daun dan bilangan daun hanya Allah yang mengetahui.

Pada malam itu Nabi SAW telah berbicara dengan zat Allah SWT. Pendapat ini harus di sisi Ahli Sunnah Wal-Jamaah khilaf di sisi Muktazilah.

Telah bersabda Baginda SAW:

"Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah mengambil Ibrahim sebagai kekasihmu dan memberikan kepadanya kerajaan yang besar, Engkau berkata-kata kepada Musa, menganugerahkan kepada Daud kerajaan yang besar dan membolehkannya melembutkan besi dan menguasai gunung-ganang, Engkau anugerahkan kepada Sulaiman kerajaan yang besar dan boleh menguasai jin, manusia dan syaitan, Engkau memberikannya dapat menguasai angin dan kerajaan yang tidak Kau berikan kepada sesiapa selepasnya, Engkau mengajarkan kepada Isa Taurat, Injil dan membolehkannya menyembuhkan penyakit kusta dan sopak, menghidupkan orang yang telah mati dengan izinMu, menghindarkan Isa dan Ibunya daripada Syaitan yang direjam dan tiada jalan bagi syaitan untuk mempengaruhi mereka berdua."

Kemudian berfirman Allah SWT:

"Demi sesungguhnya Aku telah menjadikan Engkau kekasih yang termaktub dalam Kitab Taurat. Aku mengutuskan engkau kepada semua manusia sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, Aku menerangkan dadamu, Aku menjadikan umatmu sebagai umat yang telah dikeluarkan di kalangan manusia, Aku menjadikan umat pertengahan, Aku menjadikan umatmu mereka yang terawal dan terakhir dan aku tidak menerima penyaksian mereka selagi mereka tidak memberikan penyaksian bahawa aku sebagai Tuhan dan engkau sebagai utusanKu, Aku memberikan kepadamu "Sab'ul Masani" yang tidak aku kurniakan kepada Nabi sebelummu, Aku anugerahkan kepadamu penutup surah Al-Baqarah daripada gedung simpanan di Arasy yang tidak aku berikan kepada Nabi sebelummu, Aku berikan keapadamu al-Kauthar dan lapan pemberian iaitu: Islam, Hijrah, Jihad, Solat, Sedekah (Zakat), Puasa di bulan Ramadhan, Amar makruf Nahi mungkar dan aku menjadikanmu permulaan dan kesudahan."

Maka jawab Baginda SAW:

"Tuhanku telah melebihkan aku dengan enam perkara: memberikan aku pembuka bicara dan penutupnya dan perhimpunan hadis, diutuskan aku kepada semua manusia sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, meletakkan di hati musuh-musuhku rasa gerun sebulan perjalanan, menghalalkan kepadaku harta rampasan perang (al-ghanimah) sedangkan diharamkan kepada nabi-nabi sebelumku, dijadikan bumi ini bersih dan tempat sujud."

Kemudian Nabi SAW menerima kefardhuan solat 50 waktu ke atas umat Islam. Nabi turun dan disambut oleh Jibril AS dan meneruskan perjalanan sehingga sampai ke langit keenam dan disambut oleh Nabi Musa AS seraya bertanya: "Apa yang telah difardhukan Tuhanmu kepada umatmu?" Lalu dijawab Nabi SAW dengan 50 waktu solat. Maka berkata Musa AS "Kembalilah kepada Tuhanmua dan mohonlah keringanan/pengurangan."

Lalu atas permintaan Musa, Nabi SAW naik semula dan memohon pengurangan lalu dikurangkan menjadi 40 waktu. Baginda turun dan dintanya oleh Musa lagi. Baginda menjawab dengan 40 Waktu lantas disuruh lagi untuk meminta dikurangkan. Maka telah berkata Musa AS: "Kembalilah kepada Tuhanmu dan mohonlah keringanan kerana umatmu selemah-lemah umat dan aku telah ditemukan dengan Bani israel yang lebih kuat dan gagah (tetapi enggan melaksanakannya)."

Lalu berulang-aliklah Baginda SAW menemui Allah SWT sehinggalah asal kefardhuan 50 waktu diringankan menjadi 5 waktu. Ketika bertemu semula dengan Musa AS Baginda diminta supaya meminta dikurangkan lagi. Bersabda Nabi SAW: "Sesungguhnya aku telah meminta-minta sehingga aku terasa malu akan tetapi aku redha dan menerimanya..."

Kemudian Baginda SAW turun ke Baitul Maqdis dan seterusnya kembali ke Baitullah (Masjidil Haram) di Makkah.

Lihatlah betapa kefardhuan asal solat 50 waktu telah diringankan oleh Allah SWT menjadi 5 waktu sahaja sehari semalam. Maka perlulah bermuhasabah sejauhmana telah ditunaikan kewajipan tersebut. Apakah telah benar-benar menjaga waktu-waktu dan solat tersebut. Tepuklah dada, tanya iman!

Bersambung siri 3 (InsyaAllah)

Kata-kata Pujangga: " Kenapa manusia menyerahkan kehidupannya untuk ditentukan oleh orang lain sedangkan dia mampu berdoa kepada Tuhannya dan tiada siapa yang boleh menghalangnya berdoa?"

Berkata Ar-Rumi: "Manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk terbang, kenapa pula mereka memilih untuk merangkak sepanjang hayat."

Daripada Jabir R.A berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara seorang lelaki (muslim) dengan lelaki musyrik dan kafir (perbezaan) adalah meninggalkan solat." - Soheh Muslim: 134

Sila klik  Respon/Komen

 

3 Oktober 2003 | Jumaat | 20.00 pm

Catatan 251

+ Cerpen saya Hingga Tulisan Terakhir diterbitkan oleh editor Satu@rah Online. Mat Jan sms saya tulis "Mizi hang hantar artikel kat satuarah no, minggu depan terbitlah. balik nanti boleh join sembang warung dgn kami geng satuarah -" (lebih kurang sebab saya dah delete sms asal Mat Jan). Memang terbit betul sebuah cerpen dari tiga yang saya hantar. Sebuah puisi dan sebuah lagi artikel.

+ Sengaja taip nama akhi masrawi di kolum cari laman saya ni untuk cuba-cuba. Tengok pencarian menjumpai 12 capaian yang rata-rata saya tahu kecuali satu capaian ke laman suaramalaysia.com yang penulisnya turut mengulas artikel saya yang pernah tersiar di harakahdaily.net pada 17 September lepas. Artikel "Wajarkah pelajaran seks" itu diulas oleh penulis lain, ini bermakna ada respon. Sesuatu yang pernah terjadi ketika hantar artikel berjudul "Sanggahan Terhadap Metod Sister In Islam" ke SuaraAnum.com suatu ketika dahulu (sebelum laman webzine itu menemui ajalnya). Nampaknya artikel saya yang mengulas artikel Pak Subky diberi perhatian khalayak pembaca, bagaimana pula hebatnya perhatian pembaca terhadap artikel-artikel Pak Subky Latif? Tentu 100 kali lebih hebat. Bahkah saya mengkagumi beliau sebagai penulis prolifik yang berjiwa merdeka.

+ Selain Wanzu yang telah mengkarikaturkan karya saya (Warkah Buat Puteriku dan Cinta Sufiah) ada seorang lagi pernah mengemelkan saya meminta kebenaran untuk mengkarikaturkan karya saya. Saya telah memaklumkan kebenaran tetapi secara tak sengaja emel dari kartunis itu telah terdelete, jadi jika kartunis yang saya maksudkan itu ada membaca laman ini sila maklumkan sejauhmana perkembangan karikatur tersebut dan karya mana yang telah dipilih.

Catatan Isra' Mi'raj

SEWAKTU menghadiri solat Jumaat pada hari ini, Khatib  yang berkhutbah menyentuh seputar kepentingan menjaga solat dan diselitkan peristiwa isra' mi'raj Nabi SAW bertemu Allah SWT menerima kefardhuan solat. Saya teringat akan peristiwa tersebut. Setiap kali membacanya semula, air mata pasti mengalir.

Peristiwa isra' Baginda SAW terakam di dalam Al-Quran al-Karim dalam surah al-Isra' ayat pertama. Isra' bererti berjalan malam iaitu perjalanan Rasulullah SAW ditemani Malaikat Jibril AS dari Baitullah di Makkah ke Masjidil Aqsa di Jerussalem, Palestin. Dengan kesucian Allah SWT diangkatNya pula Baginda SAW ke Sidratil muntaha melepasi tujuh lapisa langit. Walaupun berlaku perselisihan pendapat samaada hanya ruh atau ruh dan jasab Nabi SAW diangkat ke langit, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan oleh Allah SAW terhadap makhlukNya. Tambahan pula Baginda SAW adalah merupakan kekasih Allah SWT. Peristiwa ini wajar diketahui oleh kesemua umat Islam berserta pengajarannya. Betapa mukjizat Nabi SAW mampu isra' dan mi'raj (dari Makkah ke Palestin dan dari Masjidil Aqsa ke Sidratil Muntaha dan pulang ke Makkah) hanya dalam jangkawaktu satu malam sahaja.

Hari ini jika kita lihat, belum lagi ada rekod yang dicipta oleh manusia naik ke bulan atau menjelajah angkasaraya dengan tempoh yang singkat sebagaimana yang pernah berlaku kepada baginda SAW. Malah terpaksa memakan masa yang lama, walaupun dengan menggunakan teknologi yang paling canggih. Betapa kekuasaan Allah SWT yang ditunjukkan lebih 1400 tahun yang lalu belum mampu ditandingi mana-mana makhluk.

Ketika Nabi SAW tiba di Baitul Maqdis, Baginda menunaikan solat dengan dimakmumi oleh sekalian para nabi dan rasul sebelumnya (ruh). Kemudian setiap mereka diperkenalkan kepada Baginda SAW sehinggalah tiba giliran Baginda. Maka berkatalah baginda SAW:

"Setiap kamu memuji kebesaran Tuhanku dan aku juga memuji kebesaranNya. Segala puji bagi Allah yang telah mengutuskan aku sebagai rahmat kepada seluruh alam dan dibangkitkan kepada seluruh manusia sebagai memberikan khabar gembira dan peringatan. Diturunkan kepadaku Al-Quran yang di dalamnya terkandung keterangan mengenai tiap-tiap sesuatu. Dijadikan kepadaku sebaik-baik umat yang dikeluarkan di antara manusia dan dijadian umatku umat yang pertengahan dan dijadikan umatku terawal dan terakhir, dilapangkan dadaku dan diletakkan kepadaku tanggungjawab dan dijadikan aku sebagai permulaan dan kesudahan."

Kemudian baginda SAW dimi'rajkan ke langit pertama. Apabila tiba, maka Jibril AS meminta malaikat penjaga langit pertama membuka pintu langit. Lantas malaikat penjaga pintu langit pertama pun bertanya: "Siapakah bersamamu?" Jibril menjawab: "Muhammad SAW." "Apakah dia dilantik menjadi rasul," soal malaikat itu lagi lalu diiyakan oleh Jibril AS. Maka berkatalah malaikat itu: "Selamat datang wahai utusan Allah, semoga Allah memanjangkan usiamu sebagai khalifah Allah di muka bumi."

Kemudian Rasulullah SAW dibawa masuk dan diperlihatkan seorang lelaki yang sempurna kejadiannya iaitu Adam AS. Di kanannya terdapat pintu yang keluar darinya bau yang harum, setiap kali dia memandang pintu itu dia tersenyum. Manakala di kirinya terdapat pintu yang keluar darinya bau yang busuk, setiap kali dia terpandang dia akan menangis dan hiba. Lalu baginda SAW bertanya kepada Jibril "apakah kedua pintu itu?" Jibril menjawab adalah pintu yang kanan itu pintu syurga dan pintu di kiri itu ialah pintu neraka. Kemudian Baginda SAW dipertemukan dengan Nabi Adam AS. Maka berkatalah Adam AS: "Selamat datang wahai anak yang soleh dan Nabi yang soleh." Di langit dunia ini Nabi SAW melihat dua batang sungai di bumi. Jibril memberitahu bahawa sungai itu ialah Nil dan Furat.

Nabi kemudiannya dibawa ke langit yang kedua dan berulang kembali persoalan-persoalan malaikat penjaga langit kedua sebagaimana malaikat langit pertama bertanya. Sehinggalah dibukakan pula pintu langit kedua. Di langit kedua Baginda SAW dipertemukan dengan dua orang Nabi Allah iaitu Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS. Lalu Nabi memberikan salam dan dijawab keduanya. Pernah Nabi memberitahu para sahabatnya bahawa wajah Isa AS mirip wajah Abu Urwah As-Saqafi.

Lalu Nabi SAW dibawa pula ke langit yang ketiga. Di sini Baginda dipertemukan seorang lelaki yang indah rupa parasnya dikelilingi oleh kaumnya. Lantas bertanya kepada Jibril AS. Maka Jibril menawab "itulah saudaramu, Yusuf AS." Nabi memberi salam kepadanya dan Yusuf AS mendoakan kebajikan kepada Baginda SAW. Di langit yang keempat Baginda dipertemukan dengan Nabi Idris AS. Di langit kelima baginda dipertemukan dengan Nabi Allah Harun AS yang sedang dikelilingi oleh kaumnya sambil mendengar cerita daripadanya. Kemudian di langit yang keenam dipertemukan pula dengan Nabi Musa AS yang dikelilingi oleh kaumnya memenuhi pelusuk langit. Sebagaimana nabi-nabi sebelumnya Baginda SAW memberikan salam lalu dijawab oleh Musa AS dan mendoakan kebajikannya sambil menangis. Lalu Baginda SAW bertanya "Mengapakah engkau menangis wahai saudaraku?" Lalu Musa menjawab. "Aku menangis kerana lelaki yang diutuskan selepasku umatnya masuk syurga lebih ramai dari umatku."

Kemudian Nabi SAW dibawa ke langit ke tujuh dan dipertemukan dengan seorang lelaki yang 'putih' rambutnya (beruban) sedang duduk di atas sebuah kerusi yang diperbuat dari emas, sedang mengadap ke baitul Makmur di sisi syurga. Lalu Nabi Muhammad SAW memberikan salam kepadanya dan dijawab kemudian berkata " Selamat datang wahai anakku serta nabi yang soleh, suruhlah umatmu memperbanyakkan buah-buahan syurga. Sesungguhnya syurga amat luas." Nabi bertanya "apakah buah-buahan syurga itu?" Nabi Ibrahim AS menjawab: "Banyakkanlah menyebut:

"La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azim, subhana Allah walhamdulillah Wa la ilaha illa Allah Wa Allahu akbar."

Kemudian setelah beberapa ketika Nabi SAW diperlihatkan dua golongan dari umat baginda berpakaian putih dan hitam. Baginda memasuki baitul makmur dan diikuti oleh umatnya yang berpakaian putih sedang yang berpakaian hitam tertahan dari memasuki baitul Makmur. Kemudian baginda bersolat bersama-sama mereka di baitul Makmur. Setiap hari diriwayatkan terdapat 70,000 malaikat bersolat di situ. Kedudukannya bersetentang dengan kaabah di bumi.

Selepas itu baginda SAW dibawakan arak susu dan madu. Maka baginda telah memilih susu. Berkata Jibril AS: "Kamu telah memilih fitrah (kesucian) kamu dan umatmu di dalam kesucian."

Setelah itu baginda SAW dibawa ke puncak langit ke tujuh. Baginda memandang ke atas dan melihat sidratil muntaha iaitu satu kawasan yang sangat luas melebihi 70 tahun perjalanan belum bertemu kesudahannya. Di dalamnya terdapat empat batang sungai yang mengalir dua darinya adalah Nil dan Furat. Kemudian Nabi dibawa oleh Jibril melawat al-Kauthar. Barangsiapa yang meminum airnya tidak akan dahaga buat selama-lamanya dengan izin Allah. Lalu Bagnda SAW diberi minum air yang sifatnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih harum dari kasturi.

Kemudian Nabi SAW dibawa melihat syurga... (bersambung pada catatan akan datang)

Kata-kata Pujangga: "Tiada yang mustahil di sisi Allah SWT untuk menjadikannya."

Berkata seorang Ahli Sufi : "Siapa yang takut kepada Allah, nescaya semua makhluk takut kepadanya."

It is not a mountain that we conquer but ourselves - Edmund Hillary

Sila klik  Respon/Komen

 

1 Oktober 2003 | Rabu | 14.20 pm

Catatan 250

Iklim perubahan pemikiran

Oleh: Akhi Masrawi

Hampir setahun yang lalu, ketika seorang kawan bertanya kepada saya mengapa saya menulis? Atau dengan lebih tepat mengapa saya menulis weblog? Saya kira saya telah menjawab dengan tanpa berfikir panjang. Jawapan yang saya lontarkan kepada kartunis muda itu bahawa "saya menulis kerana sekadar mendapatkan kepuasan." Apakah tidak ada cara lain untuk saya mendapatkan kepuasan? Selain menulis?

Ketika itu saya sendiri tidak betul-betul mengerti mengapa saya menulis, atau mengapa saya menulis weblog dan penulisan yang lain? Karya-karya yang telah saya hasilkan ketika itu, apakah saya telah benar-benar mendapat kepuasan melaluinya? Atau kepuasan yang saya inginkan itu sehingga hari ini belum saya temui!

Saya takut andai saya telahpun mendapat kepuasan (yang saya cari) seorang diri, tetapi pembaca-pembaca saya yang membaca karya-karya dan tulisan saya, tidak pula mendapat apa-apa faedah dari hasil penulisan saya itu.

Apabila saya semakin sedar (walaupun memakan masa juga) bahawa fungsi penulisan bukan semata-mata untuk mendapatkan kepuasan atau mencari publisiti bahkan penulisan adalah sebagai mesej yang terpandu, saya mula merasakan penulisan merupakan satu tanggungjawab. Oleh itu saya simpulkan penulisan adalah wasilah untuk menghantar idea, menyampaikan ilmu, memindahkan thaqafah, menggambarkan situasi dan perasaan, mendidik, memaklumkan, memujuk dan menghibur.

Jika mahu mencari publisiti untuk menjadi popular menerusi penulisan saya rasa bidang seni yang lain seperti seni lakon, seni suara, seni pentas dan sebagainya adalah jalan yang sepatutnya. Tetapi tidak dinafikan, awal penglibatan saya naluri membisikkan supaya peluang yang ada wajar digunakan untuk menjadi popular. Semakin dikenali, semakin berpengaruh. Namun itu semua pada saya tidak penting kerana saya beranggapan penulisan adalah wadah interaksi di antara penulis dengan khalayak pembaca bukan wadah untuk menjadi insan popular dipaliti gosip dan kata-mengata.

Barangkali boleh saya katakan penulis yang menulis untuk tidak dibaca adalah golongan yang gagal dan saya tidak mahu menjadi seperti golongan ini. Mengapa mahu menjadi penulis andai tiada keyakinan dan kesungguhan? Takutkan kritikan adalah sifat yang tidak wajar ada pada seseorang penulis. Ini kerana saya beranggapan, kritikan adalah salah satu cara memantapkan penulisan dan mesej yang hendak disampaikan. Tidak semua penulis mampu menulis dengan tepat dan tidak semua mesej yang disampaikan adalah betul. Justeru, kritikan dan komentar akan meneutralkan penulisan.

Seorang calon cerpenis yang cerpennya sengaja saya persembahkan kepada khalayak yang lebih ramai, pernah menyuarakan rasa tidak puas hati terhadap saya kerana tindakan tersebut. Sekurang-kurangnya saya perlu merasa pelik. Mengapa harus malu karyanya dibaca dengan lebih meluas? Ini bukan surat cinta, ini adalah karya. Dengan nada menyindir saya katakan, usah bercita-cita untuk lahir sebagai seorang penulis dengan sikap demikian. Malu yang melampau.

Mungkin agak berbaloi, seseorang calon penulis bersikap malu yang keterlaluan jika dia sebenarnya telah 'meniru' atau menciplak karya penulis lain sehingga tidak mahu karya itu dibaca oleh khalayak yang lebih ramai. Takut. Kalau-kalau ternyata ada insan yang mampu mengesan bahawa karya itu adalah ciplak atau tiruan.

Bagi saya, seseorang calon penulis atau penulis muda mungkin tidak akan dapat lari pada peringkat awalnya daripada meniru gaya penulisan penulis tersohor. Ini kerana identiti calon penulis pada ketika itu masih sifar. Saya beranggapan adalah tidak salah meniru gaya penulis mapan tetapi bukan meniru atau menciplak karya yang mereka hasilkan.

Berapa banyak karya adaptasi yang telah kita temui? Berapa banyak novel yang dihasilkan berkisar tentang persoalan cinta tiga segi yang klise? Berapa banyak pula cerpen yang sering mengemukakan tema yang sama? Adakah plot, tema dan gaya penulisan adalah milik mutlak seseorang penulis? Misalnya kita bertemu dengan kebanyakan karya A. Samad Said yang mengisahkan tentang kehidupan zaman perang dan pasca perang. Apakah tema yang sama tidak boleh ditulis oleh penulis generasi muda atau penulis lain? Mungkin apa yang akan dilontarkan oleh penulis generasi muda sesuatu yang tidak pernah ditulis penulis mapan dan jauh lebih baik. Malah A. Samad Said sendiri tidak pernah mengatakan tema kehidupan zaman perang adalah miliknya secara mutlak.

Saya sebenarnya pernah berfikir untuk menulis sebuah novel dengan menterbalikkan sejarah. Mungkin kerana terlalu banyak berimaginasi dan berkhayal. Namun dengan tidak bersungguh, saya terpaksa mengakui akhirnya Faisal Tehrani menerbitkan 1515. Saya juga pernah berangan-angan untuk menulis sebuah kisah ketabahan seorang guru menangani pelajarnya dengan pelbagai masalah, tetapi belum pun sempat berbuat apa-apa tema yang sama telah difilemkan. Saya juga pernah hendak menulis novel tentang pengorbanan seorang ibu membesarkan anak-anaknya yang pernah saya temui ketika bergiat aktif dalam sebuah persatuan sewaktu di sekolah menengah dahulu, juga telah difilemkan walaupun jalan ceritanya dengan imaginasi saya agak berlainan. Saya juga ingin cuba hendak menulis tentang percintaan tiga segi antara dua lelaki kembar dengan seorang wanita tetapi seolah-olah menyalin skrip sandiwara dari filem hindi semata-mata.

Persoalannya mengapa saya hanya pernah berfikir, berangan-angan, pernah hendak dan ingin cuba sahaja? Tetapi tidak pernah benar-benar menghasilkan? Jawapannya mudah, kerana saya juga seperti rakan-rakan calon penulis dan penulis muda yang sering dihantui ketakutan kalau-kalau cerita yang hendak ditulis itu sudahpun ditulis penulis lain. Apatah lagi jika novel itu telah diterbitkan ada penulis lain yang menuduh ianya karya ciplak. Perasaan takut dan tidak yakin itulah yang menyebabkan sehingga kini kita masih sangsi dan gagal menghasilkan impian kita itu. Kita telah membiarkan impian itu bening sebeningnya. Sebagaimana saya membiarkan novel yang pernah saya usahakan tidak terhasil. Semangat patah. Tiada sumber inspirasi.

Amiza Khusyri dengan "Sejernih Salsabila" sekurang-kurangnya adalah satu permulaan yang baik, meski saya beranggapan secara peribadi beliau telah menyalin idea Zaid Akhtar dalam "Sesegar Nailofar" dengan beberapa perubahan dan tokok tambah. Paling tidak, Amiza telah pun mencuba dan moga karya kedua penulis muda itu selepas ini akan bertambah baik dan matang.

Apabila salah seorang peserta bengkel cerpen KELAP 2003 menyuarakan impian bersama saudaranya untuk menerbitkan sebuah antologi cerpen, sanubari saya mengucapkan syabas. Akademi Karyawan (AKAR) Mansurah juga khabarnya dalam usaha menerbitkan antologi cerpen. Juga syabas! Saya akan terus berdoa agar usaha kalian itu dipermudahkan. Seorang rakan penulis juga ada bertanya-tanya adakah saya tidak berhasrat untuk menerbitkan sebuah antologi cerpen? atau novel. Izinkan saya merahsiakan jawapannya.

Kini, saya sudah semakin sedar. Penulisan adalah medan interaksi antara penulis dan khalayak pembaca. Boleh menjadi medium untuk menyampaikan mesej dakwah yang berkesan. Bukan hanya untuk mendapatkan kepuasan kerana sehingga kini jika kepuasan yang saya tuntut kepuasan itu sahajalah yang bakal saya kaut, tetapi jika saya beranggapan bahawa penulisan adalah satu tanggungjawab perjuangannya amat panjang sejauh bermulanya hayat perjuangan itu sendiri.

Justeru, sudah tiba masanya iklim perubahan merubah pemikiran saya dan kalian. Persoalannya apakah kita bersedia untuk berubah? - Tamat

+ Oh ya, bulan Oktober adalah bulan saya dilahirkan. 16 Oktober. Ini barulah dinamakan tragedi Oktober. Kawan segenerasi saya ramai juga yang lahir pada bulan Oktober ni. Baiklah saya nak abadikan nama-nama mereka di sini.

- Ikhwan Zainuddin - Syariah, Al azhar. (4 Oktober)
- Ahmad Mustaqim Shamsuddin - LAW, UIAM. (10 Oktober)
- Ahmad Tarmizi Ismail - Syariah, Al azhar. (16 Oktober)
- Mohd Zaini Khalili - (16 Oktober)
- Abdul Mutalib Kariya - Syariah, Al azhar. (25 Oktober)
- Mohd Saiful Izzuar A. Razak - Syariah, Al azhar. (26 Oktober)
- Mohd Saiful Bakhtiar Abd Rashid - (26 Oktober)
- Khairul Anuar Saad - Akidah & Falsafah, Al azhar. (29 Oktober)

dan yang saya tak ingat. Dan di kesempatan ini juga saya memohon kemaafan daripada kalian sekiranya sepanjang kita berkawan ada kesilapan dan kesalahan. Anggaplah ukhwah yang pernah kita bina adalah sesuatu yang amat bernilai. Maaf.

* Selamat hari lahir untuk semua yang lahir pada Oktober.

Tak ada sesiapa nak kasi e-card ke? Saya juga suka makan kek selain nasi berlauk ayam masak merah.:)

+ Antara yang menarik sepanjang saya menulis jurnal online ialah saya dihubungi semula oleh kawan lama saya yang telah terpisah semenjak menengah rendah. Terima kasih kawan kerana masih mengingati aku. Dan saranan saya andai anda juga adalah kawan yang pernah mengenali saya, jangan ragu untuk menghubungi semula saya. Tiada dendam andai kita pernah bermusuhan. Padamkan dengan sejernih air ukhwah.

Kata-kata Pujangga: "Manusia mampu mengemukakan 1000 alasan mengapa mereka gagal tetapi mereka sebenarnya hanya perlukan satu sebab yang kukuh untuk berjaya."

Imam al-Ghazali berkata: "RAJIN adalah penawar yang paling mujarab, sedang MALAS adalah racun yang sangat berbisa."

"Do what you can with what you have right where you are." - Henry Truman.

* Kata-kata (Pujangga) adalah kata-kata yang saya gubah. Manakala mulai hari ini (1 Oktober) saya akan menambah dua kata-kata hikmah yang saya jumpa sebagai hadiah buat kalian.

Sila klik  Respon/Komen

 

Baca Catatan lalu

~Diri yang masih mencari identiti ibarat sebuah perjalanan menongkah arus di lautan samudera...~

Pujangga - mahasiswa - cabaran - pengajian - perjuangan - keyakinan - optimis - keorganisasian - keterbukaan - karisma - kehidupan - keilmuan - idealisme - siasah - penulisan - impian & harapan - yang...!
 

Mulai online pada
Jun 2002

"Apakah kita masih menunggu akan lahirnya Solahuddin Al-Ayyubi yang kedua? Ku kira tepat ujaranmu. Perjuangan kita adalah satu. Jihad fisabilillah tanpa menghitung bangsa. Meski aku dilahirkan di sebuah perkampungan Melayu di Malaysia, Palestin tetap adalah tanggungjawabku. Tanpa mengira bangsa kerana ad-Deen itu satu!" 

- (Dipetik dari Cerpen  Warkah Terakhir Dari Ramallah, karya Akhi Masrawi, 02/09/2003 )

 

----------------------

 

.: Penghargaan/budi :..

+ gengjurnal.net
+ geocities.com
+ yahoo.com
+ msn.com
+ gb geocities
+ theguestbook.com
+ guestbook.de
+ extreme-dm.com
+ thecounter.com
+ canggih.net
+ bravenet.com
+ flooble.com
+ cari.com
+ para pencipta banner
+ para penulis pojok
+ para penyumbang idea
+ para pengisi anjung tamu
+ kawan-kawan yang sentiasa menyokong
+ terutama semua pembaca setia yang budiman dll.

 
 

.: sila hantar e-mel kepada saya untuk memaklumkan sebagai pembaca setia laman PUJANGGA Online :.

----------------------

----------------------

 

 

 

 

 

 

 

 

© Hak cipta dipelihara - Laman S E N T U H A N P U J A N G G A 1980-2003 - e-mel: [email protected] (YM ID: mypujangga)
~ untuk paparan terbaik: IE  5.0 800 x 600 & text size: medium ~

Hosted by www.Geocities.ws

1