Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Bank (1)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11| 12| 13| 14


Kita sebagai konsumen selalu berada pada posisi yang lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita lebih berhati-hati sebelum membeli atau menggunakan jasa untuk apapun yang kita butuhkan. Jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Pelajari dulu  pengalaman konsumen lain. Simak dan teliti sebelum Anda menjadi kecewa dan dirugikan. Semuanya kami kliping di sini. Detail nama dan alamat pengirim, sumber dan tanggal pemuatan dapat Anda minta di email. Kami juga menerima kiriman bahan kliping dari Anda.


 

Uang Hilang di Britama BRI

Saya Tanggal 29 Oktober 2004 saya menyetor Rp 1 juta ke rekening Britama Cabang Wates, Yogyakarta (No 0152-01-011288-50-9 atas nama Budi Jatmiko dengan alamat Kopat, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo), di BRI Cabang Pembantu Adpel Tanjung Priok, Jakarta Utara. Begitu proses selesai, saya langsung menghubungi Budi Jatmiko untuk mengambil uang dimaksud di ATM Bersama di kota Wates. Tetapi setelah dicek pada ATM BNI dan BRI, saldo tabungan Britama masih menunjukkan angka Rp 56.000. Saya menduga kiriman uang itu tidak sampai ke tujuan, ternyata tidak. Saya langsung konfirmasi ke BRI Capem Adpel Tanjung Priok, dan diberi print out rekening itu.

Ternyata uang setoran itu telah dikreditkan pada rekening Budi Jatmiko, tetapi kemudian didebet lagi dengan urian transaksi (IVR-SA OB SA SIB) atau dengan kode transaksi 4. Penasaran dengan hal itu, saya langsung pulang ke Wates untuk meminta kopi buku tabungan Britama.

Pada halaman sampul belakang tertera, kode 4 merupakan kode pemindahbukuan atau biaya administrasi. Setahu saya, hal itu hanya bisa dilakukan oleh orang dalam BRI sendiri, atas permintaan pemegang rekening, Budi Jatmiko. Tetapi Budi Jatmiko tidak pernah mengisi formulir untuk pemindahbukuan. Saya konfirmasi lagi ke BRI Pembantu Adpel Tanjung Priok, petugas malah berkilah, transaksi pendebetan rekening terjadi karena adanya phone banking melalui ATM yang dilakukan Budi Jatmiko.

Petugas itu saya persilakan mengecek langsung kepada Budi Jatmiko mengenai pemakaian fasilitas Phone Banking yang dimaksud. Ternyata Budi Jatmiko tidak pernah mendaftar, bagaimana bisa menggunakan fasilitas Phone Banking? Dari print out tertera pendebetan dilakukan user ID 0888527, sementara transaksi yang dilakukan Budi Jatmiko (pengecekan saldo) tertera user ID 0359815 dan 0359811. Namun, pihak BRI Cabang Adpel masih bersikukuh, transaksi pendebetan dilakukan dengan menggunakan password milik Budi Jatmiko melalui ATM. Bagaimana mungkin transaksi pendebetan dilakukan dengan menggunakan password Budi Jatmiko karena user ID-nya berbeda jauh antara saat pendebetan dan pengecekan saldo?


BCA Kebobolan

Saya adalah nasabah Bank BCA Cempaka Mas, Jakarta Utara, dengan No Acc 8770 1037 47. Pada 23 September 2004 sore saya melakukan pengambilan langsung melalui ATM BCA Alfa Pabelan, Solo, Jawa Tengah. Pada saat itu, mesin ATM BCA tidak bisa mengeluarkan struk karena kertas habis. Saya baru menyadari telah kehilangan kartu ATM BCA pada sore hari keesokkan harinya. Ketika saya melakukan pengaduan ke BCA Phone Banking dengan No Pengaduan 1488986 dan melakukan pengecekan transaksi, ternyata telah dilakukan pengambilan tunai sebesar Rp 1.000.000 sebanyak dua kali di ATM BCA Purwosari dan transfer sebesar Rp 1.000.000 ke rekening seseorang dengan tanpa sekalipun melakukan kesalahan pada saat melakukan pengisian nomor PIN, padahal tidak ada seorang pun yang mengetahui nomor PIN tersebut selain saya dan adik saya.

Berarti dalam sebulan ini, saya telah kehilangan dana sebesar Rp 7,75 juta dari rekening BCA, karena beberapa minggu yang lalu rekening suami saya juga kebobolan sebesar Rp 4,75 juta di Jakarta. Karena dua kejadian tersebut saya ingin menanyakan beberapa hal kepada Bank BCA. Pertama, bila melihat caranya, apakah mungkin pengambilan tersebut dilakukan oleh orang dalam BCA sendiri? Misalnya oleh petugas yang melakukan pengisian kertas struk. Kedua, bila bukan dilakukan oleh orang dalam, apakah sedemikian lemahnya sistem keamanan yang digunakan oleh BCA, sehingga nomor PIN kartu ATM BCA seseorang bisa diketahui oleh orang lain dengan mudah?

Ketiga, selain sistem antre yang tidak manusiawi sehingga orang lebih suka memelesetkan akronim BCA dengan Bank Capek Antre dan pelayanan di bagian teller yang kurang memuaskan, apakah nasabah Bank BCA harus selalu berada dalam posisi yang dirugikan bila terjadi hal-hal seperti ini, karena Bank BCA tidak mau bertanggung jawab sama sekali. Keempat, bisakah kejahatan-kejahatan seperti ini ditelusuri walaupun dana yang diambil relatif kecil (tetapi besar bagi saya) sehingga tidak terjadi kejadian-kejadian serupa? Misalnya dengan memulai dari pemilik nomor tujuan transfer.


PEMBERITAHUAN: Sudah Terbit Buku "Janji dan Komitmen SBY-JK, Menabur Kata-Menanti Bukti" Oleh Rudy S.Pontoh. Berisi Kumpulan janji-janji Presiden dan Wakil Presiden SBY-JK dilengkapi dengan data dan fakta terbaru. Diterbitkan oleh Penerbit Media Pressindo. Dapat diperoleh di berbagai toko buku di Indonesia. Buruan sebelum kehabisan! INFO? kirim email  

Tagihan ABN AMRO tidak sopan!

Pada hari Senin (17/11), saya ditelepon oleh pihak Bank Amro untuk segera melunasi tagihan Personal Loan yang kekurangannya harus segera dibayarkan. Kekurangan tersebut berupa bunga keterlambatan sebesar 45 ribu rupiah. Sebagai pihak peminjam, saya sudah membayar hutang pokoknya pada tanggal 3 November 2003, sedangkan bunganya belum saya bayar mengingat kondisi keuangan saya yang mulai menipis. Jadi, pihak Bank meminta untuk membayar kekurangan itu dengan segera.

Terus terang, saya sering mengalami hal tersebut, ditelepon oleh pihak Bank untuk segera melakukan pembayaran. Akan tetapi, kali ini saya benar-benar kecewa dengan pelayanan Bank AMRO yang seenaknya menagih dan itu dilakukan sudah ketigakalinya. Penagih adalah seorang perempuan yang seharusnya berbicara lebih sopan, terlebih kepada nasabahnya. Akan tetapi, dia dengan seenaknya mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak keluar dari seorang pegawai Bank. Apalagi perempuan.

Mengingat penagihan lewat telepon tersebut sudah dilakukan untuk ketigakalinya, dan saya menjawab pasti saya bayar pada bulan ini. Yang ingin saya tanyakan pada pihak AMRO Bank, apakah penagihan lewat telepon dilakukan berulang kali pada bulan yang sama? Saya mohon kejelasannya.


Pelayanan Kartu kredit HSBC

Saya adalah seorang pemegang kartu kredit HSBC yang telah disetujui sejak bulan Juli 2003. Namun hingga saat ini saya masih belum menerima pin ATM yang seharusnya menjadi hak bagi para pemegang kartu kredit HSBC. Telah berulang kali saya menanyakan ke CS namun mereka hanya memberi janji-janji tanpa pernah ada realisasinya. Saya terus menerus diminta menunggu dan menunggu lagi hingga hari ini.

Saya sangat kecewa atas pelayanan kartu kredit HSBC dan saya himbau agar para calon pemegang kartu kredit HSBC di Bekasi agar tidak mempercayai janji-janji yang ditawarkan. Dengan slogan 'Bank Internasional Bertradisi Anda' saya jadi berpikir apakah Terlambat dan Janji-janji 'Surga' adalah dianggap sebagai tradisi kita? Halo HSBC, saya tunggu penyelesaian yang anda tawarkan. 


Kartu Citibank Berbahaya

Saya nasabah kartu kredit Citibank (No 45xx xxxx xxxx xxxx) sangat kecewa atas pelayanan yang diberikan Citibank. Pada tanggal 24 Juni 2004, ada transaksi penarikan tunai sebesar Rp 200.000 dari ATM Bank BCA, dan pada tanggal 7 Juli 2004 kembali ada penarikan uang tunai Rp 200.000 dari ATM yang sama. Saya tidak pernah melakukan penarikan uang tunai pada tanggal-tanggal tersebut. Saya sudah konfirmasi dengan Customer Service Citibank (Judith dan Nabila) yang meminta saya mengisi formulir surat pernyataan penolakan pemegang kartu. Setelah diisi, difax ke Citibank pada tanggal 4 Agustus 2004, tapi sampai saat ini tidak ada konfirmasi tindak lanjut dari pihak Citibank.

Kejadian kembali terjadi pada tagihan bulan Agustus 2004, ada transaksi penarikan Rp 100.000 dari ATM BCA. Saya kecewa dan marah, kenapa masalah yang sama sebelumnya tidak ditanggapi dan diproses. Kemudian saya telepon kembali ke customer service (Nico) dan hanya dijanjikan, kalau masalah saya akan diselesaikan. Hal ini seperti waktu saya telepon bulan sebelumnya. Mohon Citibank dapat menyelesaikan masalah, dan saya nasabah yang tidak pernah terlambat untuk membayar tagihan setiap bulan. Namun jika saya ada masalah, Citibank tidak berusaha untuk menyelesaikan. Ternyata kartu kredit Citibank berbahaya dan mengecewakan. 


Kecewa Dengan Lippo Bank

Pada tanggal 20 Juli 2004 saya menabung di Lippo Bank (No Rek 769 10 15368 5), namun begitu lihat hasil print out saya terkejut dengan jumlah saldo terakhir yang berkurang. Ternyata ada transaksi yang tidak pernah saya lakukan/ketahui, pada tanggal 28 April 2004 dengan kode sandi 07 (penarikan pemindahan) dengan jumlah yang cukup besar. Kemudian saya telepon ke 1442 (Sdr Defri) yang menyarankan, untuk menghubungi kantor cabang tempat membuka rekening Cabang Kebon Jeruk di 530725-27 (Sdri Iis/Iif).

Setelah beberapa hari ada kabar dari Sdri Iis/Iif, bahwa ada transaksi pembayaran kartu kredit (padahal kartu kredit masih dalam proses), dan dijanjikan bukti transaksi itu akan dicek kembali. Saya sangat menyesalkan tindakan Bank Lippo yang mengambil atau mendebit tabungan Tahapan tanpa persetujuan atau sepengetahuan pemilik tabungan.

Kalau bukan pada bank yang dipercayai untuk menyimpan uang dengan aman, lalu harus kepada siapa lagi? Sementara di bank saja tabungan bisa diambil/hilang tanpa persetujuan pemilik rekening. Pada tanggal 2 Agustur 2004 dibenarkan oleh CRC (Sdr Wenry) telah terjadi proses transaksi tersebut, dengan instruksi dari Daning Colection (pihak kartu kredit) yang diketahui oleh Sdri Nurhayati (pihak Bank Lippo). Transaksi tersebut seharusnya terlebih dahulu diketahui pemilik rekening. Semoga cara pengambilan tabungan secara sepihak itu tidak terjadi pada nasabah lain, sebab reputasi Lippo cukup dikenal banyak orang tapi sayang tidak koperatif. Saya kecewa dan keberatan atas tindakan Bank Lippo.


Debt Collector Bank Permata

Saya sangat terganggu dengan telepon-telepon yang mengaku dari Bank Permata. Sudah lebih dari lima kali, kami seisi rumah diteror oleh telepon-telepon dari para debt collector Bank Permata. Bahkan dimaki-maki dengan kata-kata yang sangat tidak pantas dan tidak sopan untuk diucapkan.

Para debt collector tersebut mencari orang yang bernama Rondang Sitorus. Beliau ini rupanya memiliki tunggakan pembayaran Kartu Kredit Bank Permata. Tetapi tanpa pihak Bank Permata dan saya ketahui bahwa nomor telepon Bapak Rondang Sitorus tersebut sudah tidak aktif lama. Dan secara kebetulan, saya sebagai pelanggan Telkom yang baru sewaktu mengajukan permohonan pemasangan telepon oleh pihak Telkom diberi nomor bekas Bapak Rondang tersebut tanpa saya ketahui sebelumnya.

Setelah melalui penyelidikan bersama pihak Telkom, ternyata nomor telepon rumah saya adalah bekas nomor telepon Rondang Sitorus.

Melalui surat pembaca ini, kami mohon pihak Bank Permata untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut di mana tepatnya alamat Bapak Rondang ini. Jangan asal memaki dan meneriakkan kata-kata tidak sopan kepada orang yang tidak bersalah.

Apakah memang Bank Permata sengaja merekrut karyawan-karyawan yang tidak berpendidikan? Sehingga lebih mengutamakan otot daripada akal?

Kepada pihak Telkom untuk selanjutnya tolong lebih teliti dalam menyetujui aplikasi pemasangan telepon baru. Jangan sampai hal-hal yang seperti saya alami akan menimpa para pelanggan Telkom yang lain.

Untuk Bapak Rondang Sitorus, mohon menyelesaikan masalah dengan pihak Bank Permata supaya saya bersama keluarga tidak terganggu dengan telepon-telepon kasar dari para debt collector Bank Permata. Kecuali Bapak Rondang ini tidak punya perasaan sehingga bisa menikmati hutang-hutang di atas penderitaan orang lain. Tidak takut karma atau tidak punya malu Pak Rondang?


Arogansi Mandiri Visa

Saya pemegang kartu visa mandiri sangat kecewa dengan perlakuan operator penagihan Mandiri yang dengan arogansi telah mengata-ngatai temen saya dengan perkataan yang jorok.

Awalnya operator mandiri menagih utang via telpon mencari saya, karena saya sering tugas luar, yang nerima temen saya perempuan dan selalu dijawab tidak ada bahkan temen saya bilang kalau tidak percaya silahkan datang ke kantor.

Rupanya Operator Mandiri yang perempuan itu mencak-mencak dan mengata-ngatai dengan kasar yang kaga enak didengar telinga. Tidak hanya itu semua temen yang terima telepon dikata-katain sama.

Untuk ini saya menghimbau pada pihak Mandiri yang mempekerjakan Operator tersebut untuk memberi penataran. Agar lebih mengerti tatakrama. Saya sudah komplain ke debt collector yang mendatangi saya. Tapi dia sendiri bingung sering menerima complain yang sama.


Penawaran Lewat Telepon

Tanggal 19 Mei 2004 sekitar pukul 15.40, saya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku karyawan Citibank Visa. Seperti robot berperekam dia berceloteh terus mempromosikan produknya, sampai-sampai saya tidak sempat menanggapinya. Katanya, Citibank Visa menawarkan produk kartu kredit luar biasa yang menawarkan puluhan voucher menginap gratis di berbagai hotel bintang lima, spa, kafe, dan lain-lain. Citibank Visa juga akan mengambil alih kartu kredit di bank-bank lain. Syaratnya, harus menyebutkan nomor-nomor kartu kredit saya dan dia akan segera mengurus penanggulangan kredit beberapa kartu visa saya. Dia memaksa akan datang sore itu juga, tetapi dengan halus saya katakan akan pikir-pikir dulu dan meminta waktu. Karena kesal, orang tersebut marah dan berkomentar, "Kalau begitu, voucher bapak adalah menginap di kolong jembatan." Saya langsung menutup telepon, tetapi beberapa detik kemudian dia telepon lagi.

Karena tahu nomornya, maka saya tutup. Rupanya dia kesal dan menelepon ke rumah untuk meneror keluarga saya. Sekarang dia mengaku sebagai karyawan HSBC Visa Card. Dengan galak, kasar, biadab, dia menagih pembayaran kartu kredit HSBC. Dia menyebut sejumlah tagihan yang sebetulnya sangat salah. Benarkah orang tersebut dengan nomor telepon (0021-31922286) karyawan Citibank Visa Card dan sekaligus HSBC Visa Card? Atau memang cuma seorang pengangguran yang tidak memiliki etika dalam menawarkan produk kedua perusahaan ternama itu? Kalau benar kedua institusi bank kelas dunia ini mempekerjakan orang bermental preman, maka produk-produknya tidak akan diminati. Waspada jika mendapat telepon dari nomor tersebut atau dari oknum-oknum yang menawarkan produk serupa. Jangan mudah menyebut identitas dan nomor kartu kredit. 


ATM Bersama Bank Niaga

Pada tanggal 4 Maret 2004 sekitar pukul 10.00 saya bermaksud mengambil uang di ATM Bersama Bank Niaga di kompleks pertokoan Premier, Jalan Cihampelas, Bandung. Saya sendiri pengguna kartu ATM NISP. Karena ada jaminan dari bank NISP bahwa kartu ATM itu dapat digunakan di semua ATM yang berlogo "ATM Bersama", saya berani mencoba mengambil uang di ATM Bersama Bank Niaga tersebut.

Setelah coba mengambil uang sebesar Rp 300.000 ternyata uang tidak keluar, namun saldo terpotong. Segera saya melaporkan kejadian tersebut ke customer service Bank NISP Cabang Sawunggaling (tempat membuka rekening). Oleh petugas customer service Bank NISP kasus itu segera ditanggapi dan segera pula dibuatkan surat pemberitahuan kepada Bank Niaga mengenai transaksi yang gagal tersebut.

Menurut petugas Bank NISP, uang saya akan dikembalikan paling lambat dua minggu dari tanggal gagal transaksi. Namun, setelah menunggu selama tiga minggu, uang tersebut tidak kunjung dikembalikan. Menurut customer service Bank NISP, kelambatan proses ada pada Bank Niaga. Bagaimana Bank Niaga, sampai kapan saya harus menunggu? Apakah begini cara kerja sebuah bank profesional? Mohon tanggapan dari yang berwenang. 


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Counter

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws