Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Listrik & Air (1)

1| 2| 3| 4


Kita sebagai konsumen selalu berada pada posisi yang lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita lebih berhati-hati sebelum membeli atau menggunakan jasa untuk apapun yang kita butuhkan. Jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Pelajari dulu  pengalaman konsumen lain. Simak dan teliti sebelum Anda menjadi kecewa dan dirugikan. Semuanya kami kliping di sini. Detail nama dan alamat pengirim, sumber dan tanggal pemuatan dapat Anda minta di email. Kami juga menerima kiriman bahan kliping dari Anda.


 

Pemutusan oleh PLN

Saya mengontrak dan tinggal di Bekasi. Tanggal 8 November 2004 sekitar jam 10.00, ketika saya pulang ke rumah mendapati lampu padam semua. Ternyata itu ulah petugas PLN, yang beralasan sudah menunggak rekening listrik selama dua bulan, yaitu Oktober dan November 2004. Yang tidak bisa diterima, sewaktu aliran listrik diputus saya tidak ada di rumah. Yang ada hanya dua anak kecil (8 tahun dan 6 tahun), mengapa tidak menunggu saya datang atau keesokannya datang lagi dengan menitip pesan kepada anak atau tetangga. Lagi pula batas akhir pembayaran rekening listrik PLN pada tanggal 20, dan pemutusan itu dilakukan pada tanggal 8. Mohon kepada yang berwenang memberikan waktu untuk pemutusan sesuai dengan peraturan yang berlaku.


Pencatatan TPJ Kacau

Kami pelanggan PT Thames PAM Jaya (TPJ) dengan Nomen 20034390. Pada Desember 2003, tagihan ke rumah kami 651-665 = 14 m�. Padahal angka pada meteran di rumah baru tercatat 639. Hal itu kami laporkan ke TPJ Rayon Cempaka Baru, Jakarta Pusat. Pada Januari 2004, tagihan TPJ ke rumah kami terus meningkat dari 665-671 = 6 m�. Tanggal 9 Maret 2004, kami bertemu dengan petugas pencatat meter dan memberitahu bahwa pencatatan sejak bulan Desember salah. Lalu kami sama-sama melihat. Pada meteran baru tercatat 642. Kami minta supaya ditulis yang benar (petugas Saudara Bagus), dan kami disarankan untuk menyelesaikan ke Kantor TPJ di Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Jakarta Timur.

Oleh petugas TPJ di Jalan Balai Pustaka, kami disarankan untuk membayar tagihan bulan Februari 2004. Tagihannya 671-672 (menyambung pencatatan yang salah), dan kami pun bayar. Pada bulan Maret tidak ada tagihan. Tapi kami bayar ke Rayon Cempaka Baru Rp 19.390. Pada bulan April 2004 tagihan 673-676, masih mengikuti catatan yang salah. Catatan di meteran menunjukkan angka 645. Pada bulan Mei 2004 tagihan 676-678, dan tagihan ini mengherankan karena tiba- tiba sudah sesuai dengan catatan di meteran, yaitu 676-678. Bagaimana ini bisa terjadi? Pada bulan Juni tagihan 647-680 = 33 m�. Angka akhirnya benar 680, tapi angka awalnya dari mana. Bukankah angka akhir bulan Mei 678?

Bahwa sampai angka sekian jauh ada yang tidak terbayar kami mengerti karena memang tidak dipakai, sebab pencatatan yang salah yaitu dari angka 639-671 = 32 m�. Itu hampir sama dengan angka yang dibebankan kepada kami pada bulan Juni, yaitu 647-680 = 33 m�. Kami lalu menghadap kembali ke PT TPJ Balai Pustaka, bahwa tagihan bulan Juni mestinya adalah 678-680. Karena angka akhir pada bulan Mei adalah 678. Tapi petugas tidak mau terima dan selalu bersikeras bahwa pemakaian kami pada bulan Mei memang banyak, yaitu 33 m�. Untuk tagihan bulan Juni kami masih mendapat lagi tagihan tiga lembar, yang katanya perbaikan. Penghuni rumah tiga orang, air PAM hanya untuk memasak dan minum. Mandi, mencuci, dan lain-lain memakai air tanah (pompa). Selama berpuluh tahun kami menjadi pelanggan PAM Jaya tidak pernah mengalami hal seperti itu.


Lubang Kecil kWh PLN

Bulan Oktober 2003 kami pindah rumah dengan daya listrik 2.200 watt. Ini tidak cukup untuk kami yang bekerja dengan menggunakan kompresor dan ruang ber-AC. Kami mengajukan penambahan daya dengan sebuah kWh lagi. Maksudnya supaya lantai 1 serta lantai 2 mempunyai meteran sendiri-sendiri.

Bulan Desember 2003 awal kWh meter baru dipasang. Bulan Desember 2003 pembayaran listrik untuk kWh lama melonjak drastis, dari yang biasanya sekitar Rp 200.000 per bulan menjadi hampir Rp 415.000 pada Desember 2003. Padahal, kompresor dan AC sudah dibebankan pada kWh yang baru. Tetapi karena pembayaran didebet melalui bank, maka kami baru mengetahui akhir Januari 2004.

Tanggal 27 Januari 2004 kami melapor kepada PLN Mangkubumi agar memeriksa kWh meter yang jalannya cepat sekali. Petugas yang memeriksa menyimpulkan kWh meter lama normal, tetapi petugas menemukan sebuah lubang kecil di bagian tutup kWh yang terbuat dari kaca. Lubang itu ada di bagian atas sehingga kalau tutup kWh tidak dilepas, lubang kecil itu tak terlihat. Menurut petugas, lubang kecil itu gunanya untuk memasukkan kawat yang dapat membuat jalan kWh menjadi lambat atau berhenti. Jadi, lubang itu untuk mencuri listrik. Karena itu pelanggaran, bukan wewenang petugas tersebut, tetapi dia akan melaporkan ke Bagian Pelanggaran.

Karena lama tidak ada respons lagi dari PLN, kami datang ke PLN untuk menanyakan kelanjutannya sebab khawatir dengan pembayaran listrik bulan selanjutnya. Petugas PLN yang datang berikutnya menyimpulkan adanya kebocoran listrik. Yang dicurigai sebagai sumber kebocoran adalah pompa air. Tetapi, yang kemudian justru menjadi sumber perhatian petugas PLN adalah lubang kecil pada kWh meter tersebut. Biarpun tahu itu bukan kesalahan kami, tetap saja kami harus menanggung akibatnya, dengan alasan kWh meter ada di rumah kami.

Beberapa kali tim Operasi Penertiban Aliran Listrik (OPAL) datang, tetapi tak dicapai kata sepakat. Akhirnya 21 April 2004, kWh meter dicabut dan kami harus menyelesaikan administrasi di PLN Mangkubumi, kalau tidak berkas akan diberikan kepada polisi. Besarnya denda untuk lubang tersebut sebesar Rp 4.362.010. Merasa keberatan, kami meminta keringanan kepada Pimpinan PLN Yogyakarta. Akhirnya diputuskan besarnya denda tak bisa dikurangi, tetapi boleh dicicil selama enam bulan. Sungguh ironis.


Air PAM-TPJ Kotor

Kami pelanggan PAM-TPJ (RWE group dari Inggris) dengan Nomor 30019176 yang sudah sekitar tiga bulan lebih dimulai sekitar akhir bulan April 2004, rumah kami dan tetangga sekitar tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih sebagaimana mestinya baik kualitas maupun debit airnya. Kadang pada pagi hari airnya bersih, pada sore dan atau malam hari airnya kotor atau sebaliknya.

Akhir-akhir ini malah bisa sampai dua hari atau lebih yang keluar hanya air kotor, bau seperti air got/comberan dan berbusa seperti mengandung zat kimia. Kami sudah melapor dan menyerahkan contoh air ke TPJ, di Wisma Sudirman pada tanggal 29 Juni 2004 dan 2 Juli 2004.Diharapkan manajemen PAM-TPJ dapat segera menanggulangi secepatnya masalah tersebut.


Air PAM Tidak Mengalir

Sudah hampir sebulan terakhir ini, yaitu mulai awal Juli 2004, aliran air bersih yang disuplai oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak mengalir/keluar di rumah saya. Padahal, saya sudah melaporkan ke call center (telepon 57986555) dan juga kepada PDAM Rayon Cengkareng, Jakarta Barat (telepon 54395420). Ketika melaporkan hanya ditanyakan nama, alamat, nomor rekening, tidak mengalir/keluar mulai kapan, tetapi tidak ada tindak lanjutnya. Dan juga kepada pihak pengembang Daan Mogot Baru (DMB) sudah dilaporkan. Sampai sekarang air belum juga mengalir. Mohon perhatian yang berwenang.


PLN dan Rumah Kontrakan

Saya mengontrakkan rumah di Jalan Kotabumi Nomor 31 A, Jakarta Pusat, yang digunakan sebagai Kantor DPP Partai Pemersatu Nasionalis Indonesia (PPNI) dengan Ketua Gempar Soekarno dan Wakil Eddy Hartawan. Perjanjian kontrak rumah selama setahun terhitung sejak 2 Februari 2003 dan berakhir 3 Februari 2004, dan perjanjian ditandatangani oleh Eddy Hartawan selaku wakil PPNI (partai tidak lolos seleksi peserta pemilu oleh KPU). Pada bulan Januari 2004 rumah sudah dikosongkan dan tanggal 19 Januari 2004 pemilik rumah mengecek ke Kantor PLN Gambir, Jakarta Pusat, ternyata rekening listrik tidak dibayar selama 10 bulan dan nilai tagihan Rp 15.113.765, sedangkan telepon sudah diputus sejak bulan Oktober 2003, dan untuk air PAM belum dicek.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara kerja PLN bagian pemutusan/ pembongkaran, kenapa tunggakan sampai 10 bulan tidak dibongkar/ diputus, mungkinkah ada main/ suap antara oknum PLN Bagian Pembongkaran dan pengontrak rumah. Bangsa ini masih beruntung partai itu tidak lolos seleksi di KPU. Bagaimana mungkin bisa/dapat memimpin bangsa dan negara yang besar ini, sedangkan untuk urusan kontrak rumah yang dijadikan kantor DPP saja meninggalkan utang dan lari dari tanggung jawab dan sulit dihubungi. Kejadian ini merupakan petunjuk/pelajaran agar lebih hati-hati dengan modus semacam ini.


PLN, Rugi Pemadaman Bergilir

Kami masyarakat Sumbar sangat kecewa dengan PLN cabang Sumbar, bagaimana tidak, listrik yang kami pergunakan sahari-hari selalu dipadamkan pada saat kami para pelajar belajar pada malam hari di rumah. Pemadaman bisa berlangsung 2-6 jam sehari. Ini sudah berlangsung sejak bulan Juni sampai sekarang.

Sebagai salah seorang korban pemadaman listrik bergilir ini saya benar-benar merasa dirugikan. Pada malam hari listrik padam sehingga saya tidak dapat belajar dengan maksimal. Kami mohon pada PLN pusat agar mencarikan jalan keluar secepatnya. Kalau tidak, saya sedih sebab nilai pelajar di Sumbar akan turun dan buruk.

Saya melihat di televisi di kota-kota lain listrik terus menyala. Di Jakarta terang-benderang, tapi di kota saya justru sering padam. Kabarnya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Sumbar dijual ke lain daerah sehingga kami para pengguna listrik di Sumbar selalu merasa dirugikan.


Distribusi Air Terhambat

Saya pelanggan air yang dialirkan oleh PAM (nomor rekening 000.84.129) dan merasa sangat kecewa dengan pelayanan PAM yang akhir-akhir ini memprihatinkan. Hampir dalam waktu dua bulan ini sering kali fasilitas dan distribusi air PAM di permukiman daerah saya sama sekali tidak berfungsi. Warga di daerah kami harus mencari alternatif setiap hari, yaitu untuk membeli air melalui penjual air (gerobak) eceran yang tentunya sangat tinggi harganya.

Berbagai keluhan sudah disampaikan kepada pihak pengaduan pelayanan PAM melalui telepon (5798 6555) dengan mengontak masing-masing Bapak Agus, Bapak Bambang, Bapak Hendri, Bapak Pendy, dan Bapak Toni. Namun, hingga kini belum ada bantuan atau tanggapan yang berarti, dan distribusi air masih terhambat. Mohon tanggapan dan tindakan segera dari pihak terkait.


Bayar Rekening Listrik Ditolak

Pada tanggal 7 Oktober 2004 sekitar pukul 09.15 saya membayar rekening listrik PLN atas nama pemilik rumah orangtua, di kantor cabang PLN Purwokerto, Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Pembayaran atas rekening listrik dimaksud telah menunggak dua bulan, yaitu yang belum terbayar bulan Agustus dan September 2004.

Sebagai pelanggan yang sadar akan keterlambatan itu, saya berusaha membayar tetapi baru bisa untuk satu bulan, yaitu bulan Agustus. Pada saat melakukan pembayaran ternyata ditolak oleh petugas kasir nomor dua (Saudari Ning), dengan alasan bahwa kami telah menunggak dua bulan dan harus dilunasi semua. Mengapa pelanggan yang ingin membayar walaupun masih terdapat kekurangan tidak diterima.


Pelayanan PAM Mengecewakan

Saya adalah Pelanggan PAM dengan nomor rekening 000.84.129 dan merasa sangat kecewa dengan pelayanan PAM yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan.

Hampir dalam waktu dua bulan ini, seringkali fasilitas dan distribusi air PAM di permukaan daerah kami sama sekali tidak berfungsi maksimal. Bisa dibayangkan bagaimana upaya warga di daerah kami harus mencari alternatif per harinya untuk membeli air melalui penjual air (gerobak) eceran yang tentunya sangat tinggi harganya.

Berbagai keluhan sudah disampaikan ke pihak pengaduan pelayanan PAM melalui nomor telepon 579.86.555, di antaranya kontak lewat staf PAM, yaitu Bapak Agus, Bapak Bambang, Bapak Hendri, Bapak Pendy, dan Bapak Toni. Namun hingga surat pembaca ini kami tulis belum ada upaya bantuan atau tanggapan dari pihak PAM yang berarti.

Mohon dengan sangat adanya tanggapan dan tindakan segera dari pihak PAM agar ada jalan keluar bagi masalah distribusi air bersih di wilayah permukiman kami.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Counter

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws