Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Jasa Pengiriman (1)

1| 2| 3


Kita sebagai konsumen selalu berada pada posisi yang lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita lebih berhati-hati sebelum membeli atau menggunakan jasa untuk apapun yang kita butuhkan. Jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Pelajari dulu  pengalaman konsumen lain. Simak dan teliti sebelum Anda menjadi kecewa dan dirugikan. Semuanya kami kliping di sini. Detail nama dan alamat pengirim, sumber dan tanggal pemuatan dapat Anda minta di email. Kami juga menerima kiriman bahan kliping dari Anda.


 

Surat Lamaran Tidak Diterima

Pada 24 September 2004 anak kami mengirim surat lamaran kerja kepada Deplu untuk calon pegawai negeri sipil melalui pos tercatat dari Kantor Pos Besar Pasar Baru, Jakarta Pusat, dengan kelengkapan lampiran- lampiran sesuai yang ditentukan dalam pengumuman Deplu. Ternyata nama anak kami tidak tercantum dalam daftar nama- nama pelamar yang lulus seleksi administratif yang diumumkan melalui situs web Deplu: http://www.deplu.id.

Melihat semua kelengkapan persyaratan pendaftaran sudah dipenuhi, kami merasa tidak mungkin yang bersangkutan tidak lulus seleksi administratif. Kami mencoba mencari tahu dan menelusuri, apa sebabnya.

Penelusuran menemukan bahwa ternyata surat lamaran anak kami tidak sampai ke Departemen Luar Negeri (Deplu). Kemudian saya pergi ke Kantor Pos Besar Pasar Baru, Jakarta Pusat, yaitu surat tersebut dikirim ke Departemen Luar Negeri. Setelah selama empat hari melakukan penelusuran bolak-balik ke kantor pos itu, akhirnya tanggal 8 Oktober ditemukan surat lamaran tercatat anak kami yang dikirimkan sebelum penutupan pendaftaran tanggal 26 September 2004 (cap pos) tidak sampai di Departemen Luar Negeri, dan masih berada di Kantor Pos Besar Pasar Baru. Dengan demikian, anak kami telah dirugikan karena kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian penerimaan CPNS Deplu.


Surat Panggilan Kerja

Saya mendapat surat yang dikirim lewat pos (9/11) sekitar pukul 11.00 dari panitia seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan kesekretariatan lembaga kepresidenan. Isinya, saya dinyatakan lulus tahap pertama seleksi dan panggilan untuk mengikuti rangkaian selanjutnya. Dalam surat dinyatakan, seleksi tahap kedua dilakukan 8 November 2004, yang berarti surat panggilan itu datang terlambat satu hari, dan hilanglah kesempatan saya untuk bekerja. Surat yang saya terima tertanggal 29 Oktober 2004. Sebelum aplikasi lamaran, pelamar harus menyertakan prangko kilat yang lazim-menurut pegawai Kantor Pos Besar yang saya tanya-surat dari Jakarta ke Yogyakarta bisa sampai dalam waktu maksimal tiga hari.

Artinya, surat itu seharusnya telah saya terima paling lambat tanggal 3 November 2004 dan saya telah menggunakan alamat yang sangat mudah dijangkau karena posisinya strategis dan daerah perkotaan, bahkan satu jalan dengan Kantor Pos Besar, yaitu Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, 55165.

Atas kejadian ini, PT Pos Indonesia harus bertanggung jawab. Apalagi peristiwa serupa tidak hanya terjadi sekali dan menimpa diri saya. PT Pos Indonesia agar memperbaiki kinerja, kualitas, dan serta tanggung jawab manajemen karyawannya, jangan sampai peristiwa seperti itu berulang terus dan banyak warga masyarakat Indonesia yang dirugikan.


Barang Lewat Tiki JNE

Pada 1 Juli 2004, kami mengirim barang pindahan dari Jambi ke Makassar sebanyak 24 koli, yang terdiri dari perabot rumah tangga dan perlengkapan dapur (berat lebih dari satu ton), dengan biaya kirim Rp 8.000 per kilogram. Menurut janji JNE Jambi (Saudari Edawati), barang akan sampai di Makassar antara 7-10 hari dan dikirim dengan kontainer melalui Jakarta.

Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya barang kami terima tanggal 16 Juli 2004, dan mesin cuci kami terima dalam keadaan rusak. Awalnya kami yakin dengan keramahan para petugas pengantar di Makassar karena kami langsung dibuatkan berita acara kerusakan barang. Namun, hari-hari berikutnya persoalan menjadi begitu rumit sebab kami dipingpong berurusan dengan Tiki JNE Jambi dan Makassar, dan tidak memberi solusi atas kejadian itu.

Ketika kami tanyakan klaim asuransi, jawabannya harus ada nota pembelian dan kebetulan saat itu kami lupa menyimpan nota pembelian mesin cuci tersebut. Saat kami tanyakan maksimal 10 kali penggantian dari ongkos kirim seperti yang tercantum dalam resi pengiriman, jawabannya malah sangat mengecewakan, yaitu seakan- akan kami mau mengambil keuntungan dari musibah ini.

Dan secara tidak sengaja, nota pembelian kami temukan tanggal 22 Agustus dan kami informasikan kepada pihak Tiki JNE. Namun, jawabannya sudah terlambat dan klaim tidak bisa diproses. Sementara mesin cuci (merek Samsung) sudah diambil untuk diperbaiki sekitar tanggal 22 Juli 2004, tetapi sampai sekarang tidak jelas kapan selesai diperbaiki dengan alasan tidak ada suku cadang.

Menyadari ada yang tidak beres, akhir Juli lalu kami putuskan untuk membeli mesin cuci baru karena tidak mungkin mencuci manual dan merasa lebih murah membeli mesin cuci baru daripada harus menghabiskan banyak waktu serta pulsa telepon bolak-balik Makassar-Jambi. Di samping berurusan dengan layanan yang tidak menunjukkan profesionalisme sebuah perusahaan jasa kurir.

Menjadi pertanyaan, mengapa resi pengiriman kami (No 089-10022666) tidak terekam di komputer Tiki JNE di Jakarta. Padahal, menurut penerima paket (Saudari Edawati) sewaktu barang dikirim, barang dikirim via Jakarta. Juga seperti apa yang disampaikan Saudari Yanti, petugas customer service Tiki Jakarta. Mengapa polis asuransi tidak kami terima, sementara premi sudah kami bayar saat barang dikirim senilai Rp 2.000.000 (Nota Reg: T.142301- 04715-PT Asuransi Ramayana)?


Dokumen Lewat Kilat Khusus

Sehubungan dengan pengiriman dokumen penting yang harus dilakukan dan kepercayaan kami atas kinerja PT Pos Indonesia, pada tanggal 17 Oktober 2003 telah dikirim dokumen kilat khusus (No KH-10487707550/6), dengan alamat James Taroreh, CV Gunung Umsini Jalan Brawijaya, Manokwari 98314. Pengirim adalah PT Antar Penjuru Indonesia, Yogyakarta. Meski demikian, setelah sekian lama ditunggu, ternyata kiriman dokumen tersebut belum juga sampai pada alamat dituju dan hal ini sangat mengecewakan.

Apakah ini yang disebut dengan layanan kilat khusus? Mengingat pentingnya dokumen tersebut mohon agar PT Pos Indonesia lebih memperhatikan kinerjanya dan segera menelusuri keberadaan surat tersebut dan menyampaikannya kepada alamat yang dituju.


Paket Lewat Kantor Pos

Adik kami mengirim bungkusan/paket dari Los Angeles, AS, pada tanggal 12 April 2004 (nomor resi: lc 8038742650us), dan dikirim dari Kantor Pos CONEJO VILLAGE STA, THOSANDS OAKS CA 913604343. Alamat penerima yang dicantumkan, yaitu Arif Halman, Telkom Jalan Kaliasem Nomor 2 Denpasar, Bali. Namun sampai saat ini kami belum menerima paket/bungkusan dimaksud.

Kami sudah berusaha melakukan pengecekan, mulai dari Kantor Pos Bandara, Tangerang, dan Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta, melalui sekitar 4 extension nomor telepon, tapi belum diperoleh informasi mengenai paket/bungkusan itu. Sedangkan informasi dari Kantor Pos Remon di Denpasar menyebutkan belum ada informasi mengenai paket/bungkusan yang kami tanyakan.


Paket Lewat Kilat Khusus

Pada tanggal 6 Januari 2004 kakak ipar saya mengirim paket berisi surat-surat, makanan kecil, sejumlah foto, serta bahan pakaian dari Nabire, Irian Jaya, melalui Paket Kilat Khusus PT Pos Indonesia (nomor resi 002816/01). Lewat satu minggu, paket tersebut belum saya terima.

Tanggal 14 Januari 2004 saya kemudian menelepon ke Kantor Pos (7500223) Bagian Paket Kilat Khusus dan berbicara dengan Bapak Jamal. Ia menjelaskan bahwa paket belum ada dan biasanya paket dari Nabire memakan waktu sekitar dua minggu dan agar saya sabar menunggu.

Tanggal 20 Januari 2004 paket belum tiba juga. Saya lalu menelepon kembali ke kantor pos dan berbicara lagi dengan Bapak Jamal. Tetapi paket belum juga sampai di Jakarta dan dijelaskan kembali bahwa paket tersebut mungkin masih berada di Nabire. Kemudian saya menelepon kakak ipar dan meminta untuk memeriksa di Kantor Pos Nabire apakah paket tersebut sudah dikirim atau belum.

Penjelasan dari Kantor Pos Nabire adalah paket telah dikirim tanggal 7 Januari 2004 ke Jakarta. Saya akhirnya hanya bisa menunggu walaupun merasa ini sudah keterlaluan untuk waktu sebuah Paket Kilat Khusus.

Tanggal 4 Februari 2004 paket belum juga saya terima dan saya kembali ke kantor pos dan berbicara dengan Bapak Edhy. Tetap tidak mengubah jawaban, paket belum tiba di Jakarta. Petugas di kantor pos tidak mau ambil pusing untuk mencari tahu penyebab keterlambatan paket tersebut.

Sampai sekarang paket itu belum saya terima. Kemanakah perginya paket itu? Apakah paket saya hilang begitu saja? Bagaimana tanggung jawab PT Pos Indonesia? Mengapa pegawainya tak berusaha melakukan komunikasi dengan bagian lainnya? Mengapa harus pelanggan yang berusaha sendiri? Apa gunanya pelayanan Paket Kilat Khusus kalau ternyata hanya untuk dihilangkan.


Paket Disita Bea Cukai

Saya mendapat kiriman dari teman di Australia melalui jasa pengiriman TNT (Consignment No GD 929 588 741 WW). Untuk alasan keamanan, maka dalam invoice pengiriman teman saya menuliskan harga tiga kali lebih besar dari nilai paket tersebut. Berdasarkan penghitungan yang dibuat TNT, saya harus membayar import duty and taxes sebesar Rp 1.936.613,64. Merasa biaya itu terlalu besar untuk sebuah hadiah yang seharusnya tidak memberatkan si penerima, saya meminta agar TNT mengembalikan saja paket tersebut kepada pengirim. Tetapi saya terkejut karena menurut penjelasan Sdr Iwan Sugiantoro (Import Dept TNT Jakarta) melalui telepon (1/3/2004), paket tersebut tidak bisa dikembalikan karena berada dalam pengawasan Bea dan Cukai Bandara Soekarno- Hatta.

Karena tidak bisa dikembalikan, menurut Sdr Iwan, paket tersebut akan disita oleh Bea dan Cukai dan menjadi milik negara kalau saya tidak mengambil. Mohon penjelasan TNT dan Bea dan Cukai mengenai hal ini. Mohon juga penjelasan TNT, kurs apa yang digunakan sehingga dalam Pre-Calculation of Clearance Charges nilai 1.500 dollar Australia dikurs ekuivalen dengan 1132 dollar Amerika Serikat. Saya berharap paket tersebut dikembalikan kepada pengirimnya.


Jasa TIKI Mengecewakan

Saya mengingatkan pihak jasa pengiriman barang TIKI JNE dengan moto YES (Yakin Esok Sampai) yang telah membuat kecewa. Saya mendapat kabar pengirim dengan nomor pengiriman TIKI JNE (084-9362117) tanggal 14 Februari 2004 akan saya terima dua hari kemudian. Tapi Karena ada libur, barang diterima tanggal 17 Februari 2004. Pengiriman dari Palembang ke Lawang, karena di Lawang tidak ada agen TIKI JNE, maka barang ditaruh di agen TIKI JNE Malang. Tanggal 19 Februari 2004 pihak TIKI JNE menghubungi tempat tinggal saya sekitar pukul 09.00 bahwa barang akan diantar sore hari.

Saya menghubungi pengirim untuk konfirmasi lebih lanjut, dengan bermacam usaha baru mendapat nomor telepon TIKI JNE Malang. Setelah ditanyakan tanggal 25 Februari 2004, pihak TIKI JNE mengatakan bahwa barang masih ada di Malang dan belum diantar dengan alasan barang tidak ada yang mengantarkan ke Lawang. Barang tersebut akhirnya saya terima tanggal 26 Februari 2004. Ada apa dengan TIKI JNE? Mengapa pelayanannya di Malang merosot dan tidak profesional?


Kilat Khusus Belum Sampai

Dengan jasa layanan Kilat Khusus dari PT Pos Indonesia, saya mengirimkan sebuah buku kepada seorang kawan di Palembang. Buku saya kirimkan pada tanggal 26 Januari 2004 lewat agen pos di Jl Pisangan Lama, Jakarta Timur. Nomor resinya: 100/7/AGKB04.

Setelah sekian lama, ternyata barang belum diterima. Maka pada tanggal 19 Februari 2004 saya mencoba mengecek ke tempat saya mengirim paket tersebut. Ternyata di tempat tersebut tidak bisa dicek. Harus ke Kantor Pos Pusat, tetapi pegawai tersebut tidak bisa memberitahukan contact person atau nomor telepon yang harus saya hubungi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Surat pembaca ini saya tujukan untuk PT Pos Indonesia. Saya berharap mendapatkan penjelasan atas belum sampainya kiriman tersebut, mengingat hingga hari ini sudah lewat dari batas waktu maksimal pengantaran kilat khusus selama 3 hari!


PT Pos Indonesia Sangat Mengecewakan

Pada tanggal 25 Juni Papa saya mengirimkan paket isi kerupuk untuk saudara saya di Surabaya melalui jasa pengiriman PT Pos Indonesia, dan pada keesokan harinya (26/6) saya pun turut mengirimkan paket yang sama untuk mertua saya di wilayah Margonda Raya-Depok dengan nomor resi 0467579. Namun alangkah kecewanya saya dan suami karena sampai detik ini paket tersebut belum juga diterima mertua, sedangkan paket untuk saudara saya di Surabaya sudah sampai kira-kira 2 minggu yang lalu, padahal beda waktu pengiriman hanya 1 hari, dan sangat jelas Surabaya lebih jauh jarak antarnya ketimbang Depok.

Hampir setiap hari dalam 2 minggu terakhir ini saya terus interlokal ke mertua menanyakan kabar paket tersebut, dan lagi-lagi jawabannya tetap sama, "Belum sampai". Kantor Pos Pusat Palembang sudah kami hubungi dengan petugasnya bernama "Ferry", alasannya paket tersebut sudah dikirim ke Kantor Pos Depok dan beliau berjanji akan mencari tau penyebab keterlambatan paket tersebut.

Sampai akhirnya, adik ipar saya di Depok mendapat telpon dari Kantor Pos Depok II yang mengabarkan kalau paket tersebut sudah sampai dan mengatakan kalau saya salah menuliskan nomor rumah sehingga mereka minta agar paket tersebut diambil sendiri, padahal di copy resi sangat jelas nomor rumah yang saya tulis benar!

Beginikah pelayanan PT Pos Indonesia terhadap pengguna jasanya? Ataukah petugas Pos di Depok II yang malas mengantar? Terus terang selama ini saya akui kalau saya lebih terbiasa menggunakan jasa pengiriman swasta, walau sedikit mahal tapi waktu pengantaran ke tempat tidak lebih dari 3 hari. Ternyata prasangka baik saya yang ingin menggunakan jasa PT Pos Indonesia sia-sia, bagaimana ingin maju dan bersaing dengan swasta kalau sistem & kinerja karyawannya saja amburadul?!


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Counter

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws