Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Telepon & Ponsel (10)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11

 

Sony Ericsson Bermasalah

Tertarik iklan yang gencar serta nama Sony di depan Ericsson, bulan November lalu, saya membeli HP Sony Ericsson T68. Namun, baru satu bulan dipakai banyak masalah seperti sering hang, sinyal kurang serta hanya sanggup bertahan dua hari (48 jam). Bulan Desember, saya bawa untuk diservis via tempat membeli HP tersebut, tapi dua bulan setelah diservis kejadian/masalah yang sama terjadi lagi. Bahkan ditambah lagi dengan handset yang tidak rapat, sehingga pada layar monitor kemasukan debu. Bulan Maret 2002, kembali HP diservis dan kali ini dibawa ke tempat servis Ericsson Roxy Mas lantai 3, yang menjanjikan perbaikan selama satu minggu (ternyata dua minggu). 

Ketika diambil, debu yang diminta untuk dibersihkan ternyata belum dibersihkan, dan terkesan tidak diservis. Menurut petugas di sana, bahwa baterai harus diganti. Masih menurut pegawainya, baterai untuk tipe T68 belum ada sehingga disarankan HP bermasalah ini dibawa pulang, sambil menunggu kabar tentang tersedianya baterai pengganti. Sekitar dua minggu setelah diservis, kembali sering hang ditambah waktu aktif yang singkat sekitar 36 jam meskipun fungsi vibrator dimatikan untuk menghemat baterai. Ternyata meski sudah menggandeng nama perusahaan besar seperti Sony, tidak menjamin produk semakin baik. Bagaimana Sony Ericsson?


Minta Penjelasan Telkom Karawang

Saya ucapkan selamat kepada Telkom yang telah memberlakukan tarif pulsa baru terhitung sejak 1 April 2004. Mudah-mudahan dengan kenaikan biaya tersebut diimbangi dengan meningkatnya kualitas pelayanan pada masyarakat sebagai pelanggan utamanya.

Begini, secara administrasi kami tinggal di Kampung Kecemek, Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Sekitar dua tahun lalu kami memasang telepon. Namun nomor sambungan telepon rumah kami ternyata masuk dalam jaringan Telkom Kecamatan Wadas dengan nomor (0267) 512662.

Sejak lima bulan terakhir ini, tepatnya sejak November 2003, sambungan telepon kami sering mendapat gangguan. Mulai dari tidak ada nada sambung, suara yang berisik, bahkan mati total. Kerusakan ini bisa berlangsung berhari-hari.

Kami sering mengadu ke 147 namun selalu dijawab agar sabar dan akan diperbaiki. Jika waktu perbaikannya 2-3 hari, mungkin kami bisa bersabar. Tapi, kami pernah mengalami kejadian mati total selama 3 minggu. Ini terjadi pada bulan Februari 2004 lalu.

Akhirnya telepon kami bisa diperbaiki setelah kami "mencegat" petugas Telkom yang sedang lewat dengan memberi "uang rokok". Tindakan pencegatan ini dilakukan setelah mendapat banyak saran dari banyak orang, bahwa bila telepon ingin diperbaiki, maka harus memberi "uang rokok."

Pada kesempatan ini saya, akan menyampaikan beberapa kenyataan yang cukup mengherankan:

Pertama, ternyata kerusakan seperti itu dialami oleh banyak tetangga kami. Terakhir, minggu ke-4 bulan Maret, hampir separuh pengguna telepon di Desa Bayur mengalami gangguan. Yang saya ketahui pasti ada 4 sambungan yang mengalami gangguan. Ke-4 sambungan tersebut adalah saudara keluarga saya. Bahkan sambungan telepon tetangga sebelah masih mati sejak September 2003. Sementara ia tetap membayar uang abonemen.

Kedua, kerusakan yang terjadi "seolah-olah" disengaja. Ini didasarkan fakta, bahwa sambungan telepon rumah yang mati, didahului oleh seseorang yang menelepon dan menanyakan nomor rumah sambungan. Setelah dijawab dengan menyebutkan nomor, si penelepon itu mengucapkan terima kasih dan kemudian pesawat mati.

Ketiga, saya dan adik saya pernah beberapa kali melihat "petugas Telkom" yang berkeliling mengendarai sepeda motor. Bila petugas itu telah mengotak-atik gardu dan tiang sambungan di ujung kampung, bisa dipastikan pesawat telepon kami langsung mati. Sementara petugas yang memperbaiki membawa mobil Telkom, alias lain orang.

Keempat, lebih heran lagi, pernah beberapa waktu lalu ketika telepon mati kami selama 7 hari, tiba-tiba berdering. Dan ketika diangkat ada yang menanyakan nomor sambungan kami. Tapi sudah itu mati lagi. Kalau memang rusak jaringan, kenapa bisa ada "penelepon interupsi" tersebut.

Kelima, kami -- saya dan beberapa saudara saya -- pernah bertanya pada petugas tentang penyebab kerusakan. Kami mendapat penjelasan kalau jaringan di kampung Bayur Kidul terganggu semuanya. Sementara saya yang awam tidak melihat penyebab rusaknya sambungan, seperti pohon tumbang. Anehnya, wartel (Warung Telekomunikasi) di sebelah rumah saya tidak pernah mengalami gangguan. Kok bisa ya?

Keenam, karena keluhan kerusakan yang kami sampaikan merasa tidak ditanggapi oleh Telkom Kecamatan Wadas, maka kami mengadu ke kantor Telkom Kabupaten Karawang. Pengaduan ini dilakukan setelah sebulan telepon rusak. Anehnya, besoknya kami dimarahi oleh petugas Telkom yang sering berkeliling membawa mobil. Petugas tersebut memarahi kami dan meminta untuk jangan melakukan pengaduan. Bukankah meminta pelayanan itu hak kami?

Demikian keluhan yang saya sampaikan, meski sebenarnya masih banyak. Kami meminta Telkom segera memperbaiki telepon kami khususnya, yaitu saya dan 4 saudara yang kebetulan jaraknya tidak jauh segera diperbaiki. Saat surat ini ditulis (1 April 2004) telepon saya masih mati, padahal seminggu sebelumnya sudah diperbaiki dengan menyelipkan "uang rokok" pada petugas.


Sony Ericsson Mengecewakan

Saya memiliki handphone Sony Ericsson (T600) yang dibeli dari dealer resmi dan bergaransi hampir dua tahun lalu. Tanggal 25 Desember 2003, setelah di-charge, handphone ternyata tidak bisa digunakan karena pada layar selalu muncul pesan no network.

Kemudian saya bawa ke Service Centre Sony Ericsson di Roxy, Jakarta. Saya setuju diperbaiki dengan mengeluarkan biaya karena masa garansi sudah habis, dan dijanjikan pada tanggal 3 Januari bisa diambil. Tanggal 30 Desember 2003, ada telepon ke rumah yang memberitahukan bahwa HP tidak bisa diperbaiki dan bisa diambil segera.

Tanggal 31 Desember, saya menghubungi Sony Ericsson (telepon 63857936) dan dijelaskan bahwa HP saya rusak board-nya sehingga harus diganti dan disarankan diambil saja tanpa perbaikan karena harga board-nya mencapai Rp 800.000, hampir seperti harga HP baru (repair order No RXA0012584). Juga dijelaskan, mungkin sudah waktunya rusak, lagi pula sudah dua tahun dipakai. Orang lain saja satu tahun sudah ganti. Meskipun disampaikan dengan sopan, saya terkejut dengan penjelasan yang tidak profesional ini.


Teknisi Telkom Tidak Profesional

Tanggal 17 Juli 2001 sekitar pukul 14.00 WIB dilakukan perbaikan atau penggantian kabel telepon di depan rumah kami. Kami mengira pekerjaan ini dapat dilakukan secara profesional sesuai keahliannya. Ketika melihat langsung pekerjaan itu, sepertinya tidak perlu diragukan lagi, seperti mengganti kabel biasa tanpa melalukan tes jalur nomor yang sesuai dengan pelanggan. Ketika pekerjaan selesai, kami mencoba mengangkat telepon, ternyata telepon kami mati. 
Kami langsung mengecek keberadaan teknisi Telkom, ternyata mereka sudah pergi. Pada pukul 14.30 WIB, kami mengadukan hal ini ke nomor 147 dan mengira hanya telepon kami yang mengalami kerusakan, ternyata masalahnya jadi kompleks. Hampir enam tetangga mengalami hal sama, teleponnya menjadi acak (tidak sesuai dengan nomor pelanggan). Telepon kami dan satu tetangga mati, sedangkan nomor telepon kami ada pada tetangga. Dengan kejadian ini kami khawatir nomor telepon digunakan untuk hubungan interlokal maupun internasional, sehingga pulsanya dibebankan kepada kami. 

Kami kecewa dengan kejadian ini. Padahal, pada hari itu kami seharusnya ada hubungan telepon ke Batam dan Pontianak. Untuk itu, kami terpaksa menggunakan wartel. Dapat dibayangkan, teknisi Telkom tidak memenuhi kualifikasi sebagai teknisi. 

Bagaimana dengan keinginan PT Telkom menaikkan tarif sementara pelayanannya tidak beres? Mohon hal ini menjadi perhatian PT Telkom dan para teknisi itu. Hal ini jangan dianggap biasa. Harap diberi perhatian khusus, karena dengan mudah bisa saja teknisi "nakal" memaralel jalur telepon.


SMS Telkomsel Tidak Berfungsi

Sebagai pengguna kartu Simpati (0812-80817xx), akhir-akhir ini saya dirugikan layanan Telkomsel, terutama untuk penggunaan SMS. Sejak sebulan lalu, penggunaan SMS sudah amat terbatas waktunya, dalam arti tidak dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu, misalnya antara pukul 19.00 - 22.00. 
Saya sudah menanyakan hal itu melalui telepon kepada beberapa petugas Telkomsel dan jawabannya amat beragam seperti ada gangguan, mungkin overload, atau meminta saya mengubah setting ponsel. Hal itu bisa dimengerti dengan harapan gangguan hanya berlangsung beberapa hari saja. Namun kenyataannya, kini malah sama sekali tidak dapat dipakai untuk SMS. 

Mohon perhatian dan tanggapan Telkomsel.


Tagihan Premium Call

Membaca tanggapan Bapak Ketut S Kardha, GM Telkom Jakarta Timur, atas surat pembaca Sdr Iswari Mawansyah, pelanggan telepon nomor 86186xx yang dimuat Republika, perihal tagihan Premium Call, kami ikut bergembira dan menghargai sikap tersebut.

Kami sebagai pemakai telepon nomor 7990731 atas nama Pertamina, merasa terkejut ketika harus membayar tagihan telepon bulan Juli 2004 sebesar Rp 2.403.713. Setelah kami minta data print out tagihan, ternyata ada tagihan atas tujuan Premium Call sebesar Rp 1.629.000, jumlah yang nilainya jauh di atas uang pensiunan yang saya terima dari Pertamina. 

Sesuai dengan anjuran Sdr Iswari Mawansyah/Galuh Indriyati, SH dalam surat pembaca di Republika, 8 Juli 2004, dengan judul "Tagihan Siluman Premium Call", kami segera melakukan pemblokiran pemakaian Japati 0809, karena kami merasa bahwa kami tidak pernah dan tidak mungkin melakukan pembicaraan tersebut. Mohon tanggapan dari Telkom agar tagihan tersebut dapat juga direstitusikan.


Kartu Halo, Pelayanan Mengecewakan

Pada 15 Desember 2003 saya mendapati Kartu Halo Billing Statement saya (0811 9759xx) telah dicetak ulang tanpa sepengetahuan saya untuk bulan November dan Desember 2003. Dan di bagian bawah hasil print tertulis dari customer application dengan alamat http://intranet.telkomsel.co.id

Keesokan harinya saya hubungi customer service (Sdr Doni) untuk menanyakan hal tersebut dan mendapat jawaban bahwa kemungkinan pihak Telkomsel dapat mengeluarkan data tersebut atas informasi orang terdekat saya. Karena tidak puas, saya minta dihubungkan dengan supervisornya (Sdr Prince) dan beliau menjelaskan bahwa tidak terdata jika ada customer service yang melakukan cetak ulang, dan kalaupun ada, harus seizin si pemakai sendiri, tidak dapat diwakilkan tanpa terkecuali.

Pada 17 Desember 2003 saya mengirimkan surat/faks complain kepada Bapak Hermanses (Telkomsel GM Regional Jabotabek), namun sampai saat ini belum mendapat penjelasan apa pun.

Saya sangat kecewa dengan pelanggan hak privacy saya sebagai pelanggan. Sepengetahuan saya Telkomsel seharusnya memberi informasi terlebih dahulu apabila akan mengeluarkan data pelanggannya.

Hal kedua, dua bulan terakhir ini saya tidak memperoleh Billing Statement, saya sudah menghubungi customer service (28 Juli 2004 Sdr Iman), dan berjanji untuk menindaklanjuti. Pada intinya, saya hanya minta penjelasan ke mana larinya billing statement yang asli bukan hanya dijanjikan akan dikirim copy billing saya.

Pihak Telkomsel seharusnya bertanggung jawab melindungi hak setiap pelanggannya terutama kerahasiaan data tanpa kecuali. Dan sebagai operator selular terbesar, tentunya Telkomsel bisa lebih baik pelayanannya. Saya menyampaikan hal ini agar tidak terjadi kepada pelanggan setia Telkomsel lainnya di masa yang akan datang.membeli kartu telepon perdana Simpati bulan Maret lalu dan langsung diaktifkan. Nomor (0812-8507055) baru digunakan 25 Maret, dan keesokan harinya langsung bermasalah, yaitu tidak dapat melakukan panggilan. Sejak itu sampai sekarang, setiap hari mengalami masalah, yaitu tidak dapat melakukan panggilan bahkan tidak bisa digunakan menelepon ke 116 atau cek pulsa. Anehnya terjadi pada pagi hari, dan siang hari kembali normal. 

Awal April, saya complain ke Caroline Officer (laki-laki), ketika itu dijelaskan, mungkin pulsa nomor telah habis. Dan, ketika saya menjelaskan pulsa masih banyak, kembali dia bertanya, ada di daerah mana. Ketika dikatakan, ada di daerah Puri Indah, Jakbar, langsung dia mengatakan, daerah Jakarta Barat sedang mengalami masalah. Saya katakan, nomor Simpati rekan kantor tidak bermasalah, baru petugas itu menanyakan nomor HP, dan ketika itu baru dia menjawab, bahwa nomor dengan kepala 85 sedang dalam peningkatan jaringan. Terlihat kalau petugas tidak menguasai masalah, dan hanya menebak-nebak terlebih dahulu. 

Karena masih terus bermasalah, seminggu berikutnya saya kembali telepon ke 116 dan diterima oleh seorang ibu yang langsung menanyakan nomor HP dan mengatakan, bahwa nomor itu adalah nomor baru dan sedang dalam perluasan jaringan, yang tidak dapat ditentukan kapan selesai. Kemudian masalah tersebut saya laporkan langsung ke Grapari Roxy, petugas menjelaskan, sudah banyak keluhan senada dan sudah dilaporkan ke Telkomsel Pusat, tapi belum ada hasil. Apakah itu berarti setiap nomor baru akan terus bermasalah. Mohon perhatian Telkomsel.


Telkomsel dengan Tagihan Paksa

Beberapa waktu lalu kami berlangganan Telkomsel (0811 2070xx). Setelah dipakai beberapa saat, saya tidak dapat membayar tagihan sekitar Rp 700.000. Bulan berikutnya telepon diblokir, hanya dapat menerima, dan selanjutnya telepon tidak dapat digunakan sama sekali. Kemudian kartu telepon kami buang dan beralih ke kartu prabayar. Namun, dua tahun kemudian saya menerima tagihan dengan rincian biaya pemakaian sekitar Rp 700.000 ditambah biaya abonemen selama dua tahun masing-masing Rp 65.000/bulan. Ditambah denda keterlambatan pembayaran, maka total tagihan Rp 2.300.000. 
Kini tagihannya dilimpahkan ke Panitia Urusan Piutang Negara di Jl Ambon, Bandung. Apakah wajar bila kami disuruh membayar secara paksa dengan tagihan biaya abonemen selama dua tahun, tanpa dapat menggunakan telepon seluler meski hanya dalam kondisi menerima saja? Jika tagihan Rp 700.000 ditambah biaya abonemen selama dua bulan, dan diadakan tagihan dengan paksa pun kami dapat menerima. Kepada pengguna pelanggan telepon selular (0811) harap hati-hati menggunakan Kartu Hallo agar tidak terjerat seperti kami.


 Nilai Pulsa Mentari Berkurang

Saya adalah pengguna kartu prabayar Mentari (0816-1650808). Pada tanggal 8 Juni 2001, saya mengisi pulsa Rp 100.000. Ternyata pulsa yang ada berjumlah Rp 49.000 lebih, dan berkurang Rp 50.000 lebih. Pengurangan ini hampir selalu terjadi setiap kali saya mengisi pulsa, namun jumlahnya paling banyak Rp 12.000. 
Mengapa hal ini bisa terjadi? Satelindo sebagai perusahaan besar, mengapa menerapkan sistem pulsa utang melalui Mentari yang sebenarnya merugikan pelanggan? Para pelanggan agar berhati-hati terhadap pulsa "utang" kartu Prabayar Mentari.


Telkom Tidak Setia Melayani

Kami pelanggan Telkom (022-75096xx) merasa muak dengan layanan yang diberikan. Sudah dua bulan telepon kami tidak berfungsi. Telah berkali-kali laporan lisan diberikan ke Telkom, sampai akhirnya menulis surat tertanggal 8 Juni dan 28 Juni 2001, dengan tembusan ke berbagai pihak terkait. Surat terakhir mendapat jawaban tertulis tanggal 29 Juni 2001. Intinya, jaringan mengalami kerusakan tingkat tinggi, yaitu gangguan di kabel sekunder dan pihak Telkom mengalami kesulitan dana operasional dengan mitra KSO-nya, PT AWI. 
Dalam suratnya Telkom menyatakan, siap merehabilitasi satuan catuan ke nomor kami setelah ada kucuran dana dari mitra KSO (PT AWI). Tetapi, kesiapan itu bohong karena belum ada realisasi dan jawaban Telkom masih "sabar menunggu". Sampai kapan kami harus bersabar menunggu (selalu diucapkan petugas dinas gangguan)? Supaya adil, dapatkah tingkat kesabaran ini dikompensasikan dengan pembayaran kepada pihak Telkom, misalnya berupa penangguhan pembayaran tanpa denda? 

Kami meminta hak untuk dilayani sebagaimana mestinya, sama seperti melakukan kewajiban membayar tepat waktu. Kerugian relatif banyak telah kami alami, bahkan jika Telkom sedang tidak punya dana (mungkin akan pailit?), kami siap menyediakan bantuan dana untuk perbaikan. Sebagai BUMN yang katanya profesional dan sudah go international, kami meminta bukti bahwa Telkom memang profesional dan masih setia melayani konsumennya. Janji Telkom kini, "tidak setia melayani Anda".


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws