Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Telepon & Ponsel (3)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11

 

Roaming International Mentari Kacau

Mulai tanggal 20 hingga 25 Juni 2004 yang lalu, saya melakukan perjalanan ke luar negeri. Beberapa hari sebelumnya, melalui customer service Mentari Satelindo, saya melakukan aktivasi penggunaan International Roaming untuk kartu Mentari Satelindo saya. Saat itu saya minta agar International Roaming dapat dipergunakan mulai tanggal 20 Juni 2004 pukul 11 siang, hingga tanggal 25 Juni 2004 pukul 7 malam.

Saat tiba di luar negeri pada tanggal 20 Juni 2004, international roaming Mentari saya bekerja sesuai dengan jadwal. Tetapi pada saat tanggal 25 Juni 2004, SIM card Mentari saya sudah tidak dapat dipergunakan sejak pagi hari. Seharusnya SIM card Mentari saya masih dapat dipergunakan sampai saya tiba kembali di tanah air pada tanggal 25 Juni 2004 malam hari.

Karena tidak bekerja-nya international roaming pada tanggal tersebut, acara saya menjadi kacau karena rekan-rekan dan keluarga tidak dapat menghubungi saya.

Saya sudah menyampaikan keluhan saya kepada customer service Mentari Satelindo, tetapi yang saya dapatkan hanya anjuran agar lain kali saya meminta aktivasi roaming international lebih lama dari perjalan saya ke luar negeri. Pengaktifan lebih lama tersebut tentunya hanya akan membuat SIM card Mentari saya tidak dapat dipergunakan pada saat saya tiba di Indonesia untuk beberapa lama.

Mungkin informasi ini dapat berguna bagi pengguna Mentari yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri dan menggantungkan komunikasi pada fasilitas dari Mentari ini. Ternyata international roaming yang dijanjikan Mentari masih belum sesuai dengan harapan para pelanggannya. Selain itu, kelambatan penerimaan SMS (lokal dan international) sudah cukup untuk membuat Mentari ditinggalkan para pelanggannya.


Elektronik XL Mengecewakan

Saya pelanggan dan pengguna kartu prabayar Pro XL sangat kecewa dengan pelayanan Pro XL mengenai pengisian pulsa elektronik, karena sudah ke sekian kalinya pengisian pulsa yang terlambat dengan alasan provider XL sedang error dan ini terjadi tidak hanya sekali tapi beberapa kali mengalami keterlambatan. Kekecewaan saya mulai memuncak saat mengisi pulsa di supermarket "H" Megaria, Jakarta saat mengisi pulsa XL elektronik (18/7) pukul 15.30 WIB. Ketika saya coba cek kembali pada pukul 17.30 WIB ternyata belum terkirim, dan ketika dicek keesokan paginya pukul 09.00 WIB ternyata belum terkirim juga.

Padahal saya sudah membayar untuk pengisian pulsa tersebut, dan saat saya tanyakan kepada petugas yang mengisi hanya mengatakan, bahwa XL sedang error. Saya tidak bisa menyalahkan petugas itu karena ia tidak tahu tentang kerusakan sistem komputer di XL, dan hanya menjalankan tugasnya untuk pengisian pulsa. Saya kecewa dan dirugikan untuk kesekian kalinya, padahal pulsa tersebut ingin di gunakan untuk hal yang sangat penting. Awalnya mau praktis malah menjadi kekecewaan, dan dengan begitu kepercayaan sebagai pengguna XL jadi berkurang karena pelayanan yang tidak profesional.


Kartu Star One Prabayar

Tanggal 1 Agustus 2004, saya membeli paket kartu Star One prabayar di salah satu toko seluler di WTC Matahari Serpong, Tangerang (nomor 30222018). Mengingat iklannya bagus dan nama Indosat yang besar, saya mencoba Star One. Saat membeli, saya menanyakan kepada penjualnya, apakah bisa digunakan bersama HP CDMA Sanex SC9080. Si penjual mengatakan bisa, lalu kartu saya beli. Ketika dicoba di HP itu ternyata tidak bisa digunakan, lalu si penjual mencari tahu dengan menelepon ke temannya. Kemudian penjual mengatakan, kalau kartu Star One tidak bisa digunakan pada HP yang sudah memakai kartu Flexi.

Penasaran dengan alasan yang lucu itu, saya mencoba menelepon customer service Star One. Jawabannya juga sama, HP saya harus dibawa ke kantor Star One untuk di-reset ulang. Saya tidak mau HP di-reset ulang karena kalau ternyata sinyal Star One tidak lebih bagus daripada Flexi, artinya saya harus me-reset lagi HP dimaksud. Sebaiknya Indosat memberi latihan kepada penjual agar kejadian serupa tidak terulang. Kartu itu kini tidak bisa digunakan, dan tidak bisa dikembalikan karena segel telah dibuka. Untuk membeli HP baru lagi rasanya bukan solusi.


Kartu Bebas XL Bohong

Pada pertengahan Agustus 2004, saya membaca di tabloid dan melihat di televisi iklan Kartu Bebas dari PT Excelcomindo. Kartu ini menawarkan banyak kemudahan, di antaranya gratis berbicara pada pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00 WIB dari Kartu Bebas ke kartu XL yang lain.

Pada 24 Agustus 2004, saya membeli kartu dimaksud dan mencoba pada malam harinya. Ternyata, tidak ada nada sama sekali dan saya coba terus hingga beberapa kali. Saya sendiri pelanggan kartu XL reguler, yang anehnya, kartu reguler pada jam tersebut bisa dipergunakan untuk menelepon seperti biasa.

Pada 25 Agustus 2004 pukul 08.30 WIB, saya kembali mencoba Kartu Bebas, dan pada jam tersebut kartu ini bisa aktif dipergunakan seperti biasa. Saya langsung menghubungi 818 dengan customer service Ibu Willy. Dia tidak memberikan solusi, tetapi malah mengembalikan masalah ini kepada pelanggan.

Saya sangat kecewa dengan pihak customer service yang tidak bisa mencarikan solusi dan bersikap tak mau tahu. Apakah ini trik dari produsen kartu agar kartunya laku tanpa memedulikan konsumennya? Mohon penjelasan, dan agar konsumen tidak terjebak iming-iming iklan dengan janji-janji yang bagus tapi hanya bohong belaka.


Pengalaman Dengan Telkom 147

Tanggal 1 Juni 2004, tiba-tiba telpon rumah (021-8499 74xx) tidak dapat untuk menelepon keluar dan terdengar kalimat "telepon tidak dapat digunakan, silakan selesaikan rekening Anda." Saya kaget mendengar kalimat itu dan kemudian saya mencoba menghubungi telepon 147 melaporkan permasalahan itu, dan saya jelaskan sudah membayar tagihan telepon lewat ATM BCA Jatibening II tanggal 16 Mei 2004. Kemudian petugas wanita yang menerima laporan itu minta, agar mengirim bukti pembayaran telepon ke faksimil 345 8200 dan ditujukan ke UP Supporting, dan sudah saya lakukan pada keesokan harinya.

Pada sore harinya saat saya sedang di luar rumah, seorang laki-laki menelepon ke rumah dari nomor telpon 2350 5100 yang saya yakin dari Telkom, dan telepon diterima oleh anak saya yang masih kecil. Orang itu mengatakan, bahwa pembayaran yang telah ibu Tri Purwaningsih lakukan via ATM BCA belum diterima dananya oleh pihak Telkom.

Pada malam hari, saya mencoba menghubungi lagi ke 147 yang diterima Bpk Chaerul dan dioper ke bapak-bapak yang lain dan dikatakan, kalau mereka belum menerima bukti pembayaran yang padahal sudah saya kirim via faksimil dan kemudian laporan saya baru diberi nomor laporan (776). Disuruh menunggu lagi sampai keesokan harinya. Hampir setiap hari saya harus cek ke 147 untuk memastikan, bahwa telepon secepatnya dapat dipergunakan. Tapi sampai pagi hari telepon masih belum dapat digunakan, dan dengan kesal saya hubungi lagi 147 (Ibu Via) dan seperti hari-hari sebelumnya selalu dioper-oper, dan telepon didiamkan sampai sekitar 20 menit untuk menunggu jawaban. Saya mendengar mereka dengan asyiknya bercerita tentang masalah telepon saya.

Kemudian telepon saya matikan dan mencoba telepon lagi ke 147 tetap hasilnya sama, yaitu disuruh menunggu sampai sekitar 15 menit, dioper-oper disuruh mengirim bukti pembayaran lagi ke mereka karena ada 200 operator di sana. Lagi-lagi saya disuruh mendengarkan pembicaraan mereka. Seperti inikah gaya Telkom dalam menindaklanjuti laporan-laporan konsumen, padahal Telkom sendiri yang ngawur? Untuk apa tertera tulisan di bawah struk pembayaran via ATM BCA yaitu "Telkom menyatakan resi ini sebagai bukti pembayarn yang sah"? Alangkah bodohnya saran dari mereka yang di 147 supaya saya menanyakan ke BCA, apakah pembayaran saya sudah disetor ke Telkom. Apakah perlakuan karyawan-karyawan Telkom di 147 itu bisa dibenarkan?


Telkomsel Omong Kosong

Sesuai dengan info dalam billing statement bahwa pelanggan dapat menikmati paket Halo Bebas Roaming per tanggal 15 September 2004. Kenyataannya, sebagai pelanggan (0811-106xxx) yang terdaftar sejak tahun 1996, saya merasa dikecewakan. Pada tanggal 23 Oktober 2004, saat berada di luar kota, biaya roaming tetap dikenakan sekitar Rp 150.000 (No Invoice 0041207406), dan jawaban dari customer service per 24 November 2004 pukul 18.00 bahwa paket hanya berlaku bagi pelanggan yang telah menghubungi Telkomsel sebelumnya.

Jawaban ini sangat berbeda dengan info dalam billing statement bahwa pengertian bebas roaming adalah umum dan otomatis berlaku. Cara-cara Telkomsel menyesatkan info untuk pelanggan jangan diteruskan lagi. Ternyata Telkomsel hanya omong kosong tentang kartu Halo bebas roaming.


"Private Number" Mengganggu

Saya sering diganggu oleh telepon yang menggunakan fasilitas private number. Kejadian ini bukan hanya sekali, tetapi sudah berulang kali terjadi. Dan, bukan hanya saya yang terganggu, saudara dan teman-teman juga merasa terganggu dengan telepon private number. Selama ini saya tidak menemukan manfaat positif disediakannya fasilitas private number, yang ada hanyalah gangguan. Menurut saya, private number hanya memberi ide-ide dan "fasilitas" yang tidak baik bagi para pemakainya. Seperti memberi ide dan kesempatan untuk mengganggu orang lain dengan tidak bertanggung jawab.

Bila maksud si penelepon baik, mengapa harus menyembunyikan identitas nomor telepon. Saya berharap bagi para pihak yang menyediakan fasilitas private number tersebut untuk meninjau kembali fungsi pengadaan fasilitas ini. Walaupun bukan berarti bila tidak adanya fasilitas private number bisa menjamin tidak akan ada penelepon iseng lagi, tetapi membantu mengurangi kesempatan orang-orang yang ingin bermaksud tidak baik. Tidak ada orang normal di mana pun juga menginginkan gangguan yang sangat kekanak-kanakan dan tidak bertanggung jawab.


Selektif Memberi Nomor Telepon

Sejak awal tahun 2003, banyak sekali yang menelepon ke rumah saya mencari Isminah. Pada mulanya saya tidak begitu menanggapi karena mungkin yang menelepon itu salah sambung. Tetapi si penelepon semakin lama semakin galak, dengan nada mengancam dan meneror keluarga saya. Setelah diselidiki, ternyata para penelepon itu adalah debt collector bank yang mengeluarkan kartu kredit. Salah satunya dari ANZ Panin, yang menjelaskan bahwa Isminah mempunyai tunggakan kartu kredit. Penelepon seorang bapak itu menjelaskan bahwa Isminah beralamat di Jalan Dr Susilo, Grogol, Jakarta Barat, dan memberikan nomor telepon, yaitu nomor telepon rumah saya.

Selain ANZ masih ada dari bank lainnya, seperti Standard Chartered dan HSBC. Saya sekeluarga merasa terganggu dengan adanya penelepon yang kasar dengan nada mengancam dan meneror itu. Belakangan ini ada lagi penelepon dari HSBC, juga mencari Isminah. Entah bagaimana, bapak dari HSBC ini bisa mendapatkan nomor telepon saya di kantor. Menurutnya, nomor telepon itu didapatkan dari PT Prambanan. Dengan sangat kasar dan arogan, ia menyuruh saya menemuinya di polsek untuk mengklarifikasi. Mohon bantuan kepada bank-bank yang menerbitkan kartu kredit atas nama Isminah yang beralamat di Jl Dr Susilo, Grogol, jangan menelepon lagi ke nomor yang diberikan oleh Isminah. Nomor tersebut adalah nomor rumah saya.

Kalau betul Isminah mempunyai tunggakan kartu kredit, mengapa tidak mendatangi langsung ke rumahnya seperti yang tertera di KTP pada saat pengajuan kartu kredit. Kemungkinan PT Telkom akan memberi tahu siapa pemilik asli telepon yang digunakan Isminah itu kalau disertakan dengan identitas yang jelas dari pihak bank yang bersangkutan (bukan dari debt collector). Saya juga mengimbau kepada keluarga yang mempunyai pembantu rumah tangga yang baru agar diberitahukan untuk jangan sembarangan (selektif) memberikan nomor telepon kepada orang yang tidak dikenal. Rupanya pembantu saya yang baru masuk dua minggu memberitahukan nomor telepon kantor kepada penelepon yang mengaku dari HSBC tersebut.


XL-Bebas Mengecewakan

Saya salah satu pengguna XL-Bebas karena tergiur dengan tawaran untuk menelepon bebas secara gratis antara pukul 23.00 hingga pukul 05.00 dan setiap hari selama lebih kurang dua bulan. Hal yang sangat menggiurkan karena dengan menggunakan pemasaran melalui iklan dan tiap-tiap XL-Center menawarkan produk baru itu, maka godaan memakai XL-Bebas tidak bisa saya hindari. Ternyata apa yang saya dapat, hal yang sangat mengecewakan. Karena, pada malam hari saat mencoba untuk melakukan hubungan komunikasi, hal tersebut sangat sulit dilakukan, bahkan hampir tidak bisa. Saya terus mencoba hingga pukul 02.00 pagi, tetapi tetap tidak bisa.

Begitu esoknya saya tanyakan kepada customer service, alasan yang dikemukakan adalah banyak pemakai sehingga jaringan sangat sulit. Apakah itu alasan yang logis? Bukankah butir tersebut telah tercantum sebagai fasilitas? Benar-benar mengecewakan. Ada hal yang sangat mengecewakan pada malam berikutnya. Saya mencoba untuk menelepon sanak saudara pada pukul 22.45 hubungan terputus dengan tiba-tiba. Saya cek pulsa masih ada. Lalu apa? Begitu saya tanyakan kembali, alasan yang dikemukakan pun sama. Bagaimana misalnya jika telepon tersebut penting? Apakah akan tetap diputus dengan tiba-tiba?

Hal itu jelas-jelas sangat merugikan bagi para pengguna XL-Bebas. Sekiranya memang tidak mungkin, kenapa mesti digembor-gemborkan dengan janji menggiurkan, yaitu gratis, melalui berbagai media? Pro- XL seharusnya cepat melakukan tindakan pembenahan. Saya benar-benar kecewa. Seharusnya Pro-XL mengantisipasi hal ini dengan menyediakan jaringan yang lebih luas dan bukannya membatasi waktu telepon para konsumennya. Bisa dibilang hal ini merupakan pembohongan publik. Untuk operator lain, setidaknya belajar dari hal ini. Persaingan sehat tetap harus ada, dengan catatan tidak merugikan konsumen.


Matrix, Tarif Flat GPRS Jangan Dicabut

Saya adalah pelanggan setia Matrix yang telah menjadi pelanggan selama tujuh tahun. Sebagai salah satu pelanggan, saya sangat puas dengan berbagai program yang telah ditawarkan oleh Matrix, salah satunya adalah fasilitas Tarif Flat GPRS. 

Baru-baru ini saya membaca di media massa bahwa tarif flat tersebut rencananya hanya berlaku sampai September 2004. Tentunya dengan kabar tersebut saya menjadi sangat kecewa di mana saya berharap fasilitas itu tetap terus dipertahankan sebagai salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh penyedia jasa telekomunikasi selular yang lain dan tidak menutup kemungkinan pencabutan tarif flat GPRS ini akan mengurangi jumlah pelanggan Matrix yang selama ini telah setia karena dianggap tidak memiliki keunggulan yang kompetitif lagi.

Demikian surat imbauan yang saya harapkan bisa menjadi pertimbangan dan direalisasikan oleh pihak Indosat Matrix.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws