Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Telepon & Ponsel (5)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11

 

Flexi Membuat Frustrasi

Karena pengembang di tempat tinggal yang baru belum bisa menyediakan sambungan telepon, kami mencoba layanan Flexi yang dipromosikan secara heboh. Minggu pertama, kami bisa menggunakan Flexi dengan cukup baik, pada minggu kedua hingga sekarang (sudah tiga minggu) sinyal Flexi lebih sering hilang. Suara kami juga terputus-putus didengar pihak lain.

Sudah sangat banyak petugas Telkom yang saya hubungi, tetapi tidak satu pun yang bisa memberikan jawaban memuaskan. Semua petugas Flexi hanya berkepentingan menjual unit (alat), tetapi tidak sudi berurusan dengan soal layanan. Dari pihak pemasok Telkom, saya memperoleh informasi bahwa ada sebuah BTS Flexi yang baru dipasang di Jalan Cijayanti Raya, Citeureup.

Lokasi BTS Flexi itu cukup dekat dengan rumah kami di Bukit Sentul. Sayangnya, tidak seorang pun dari Telkom yang tahu kapan alat itu akan berfungsi. Saya sudah menghubungi 12 nomor telepon Telkom Bogor dan Cibinong yang diberikan oleh operator 108. Sebelas dari nomor itu salah. Satu nomor dijawab (8790-55xx), tetapi petugasnya menyangkal bahwa dirinya berurusan dengan layanan umum, bukan layanan Flexi. Bagi saya, Telkom Flexi memang persis seperti bunyi slogannya: "Bukan telepon biasa"! Artinya, saya memang tidak pernah punya telepon dengan kualitas teknis maupun layanan seburuk ini. Flexi membuat frustrasi.


Gangguan Telepon Ratelindo

Kami berlangganan telepon rumah dari Bakrie Telecom (dulu Ratelindo) dari tanggal 14 Februari 2003 (tanggal instalasi), dengan nomor pelanggan 469923 atas nama Mery Silalahi. Satu tahun pertama belum ada gangguan, dan menjelang akhir tahun mendapat gangguan sinyal dari pusat hingga beberapa kali. Tahun ini kami lebih sering mengalami gangguan dari perangkat yang terpasang di rumah. Terakhir tanggal 1 Juni 2004 telepon hanya dapat mendengar, tapi suara kami tidak dapat didengar. Upaya kami dengan mengganti pesawat telepon tidak ada hasil. Laporan ke pengaduan kerusakan kami lakukan tanggal 6,7,9 Juni 2004 pukul 10.00 WIB.

Petugas teknisi datang mengganti boks koneksi yang terpasang di rumah tanggal 9 Juni pukul 13.00, tanpa kami menanda tangani laporan perbaikan. Selanjutnya pesawat mati total.Tanggal 9 Juni 2004 sore saya coba menelepon petugas teknisi langsung seperti yang dipesankan sebelumnya, namun tidak ada tindak lanjutnya. Sementara untuk membuat pengaduan lagi rasanya hanya membuat jengkel saja, apalagi saat menerima tagihan tanggal 11 Juni 2004.

Bagaimana Ratelindo yang telah berganti Bakrie Telecom masih bisa bangga dengan tehnologi terbarunya? Sementara dengan yang ada saja belum lebih baik.


Sinyal Mentari Buruk

Sebagai pengguna kartu Menteri baru sekitar tiga minggu, saya sudah mengalami gangguan dalam jaringan. Pada 10 hari pertama setelah Lebaran saya merasakan susah dalam penggunaan telepon maupun SMS keluar/masuk. Saat itu masih maklum, mungkin karena banyak pengguna Menteri yang kirim SMS dan telepon. Namun, tanggal 22 November, setiap memasuki area Tomang Tinggi, Grogol, Jakarta Barat (tempat tinggal saya), jaringan benar-benar kosong (blank). Sore itu saya telepon ke Mentari dan di informasikan harus mengubah jaringan lewat manual. Saya sudah lakukan dan hasilnya jaringan penuh, tetapi tetap tidak bisa digunakan.

Keesokan paginya, setelah saya tiba di kantor, handphone (HP) bisa digunakan. Saya kira jaringan kembali normal, ternyata pada saat pulang jaringan kembali tidak bisa digunakan meskipun petunjuk jaringan di HP penuh. Keesokan harinya saya telepon kembali ke Mentari dan diinformasikan ada kerusakan jaringan, dan akan kembali normal setelah satu hari proses perbaikan. Ternyata setelah satu hari, Mentari belum juga bisa digunakan, bahkan karena keesokan harinya saya libur (bertepatan hari Sabtu dan Minggu), saya coba membiarkan. Bahkan, teman-teman saya pengguna Mentari di daerah yang sama juga tidak bisa menggunakan HP dengan permasalahan yang sama.


Kartu AS Telkomsel

Saya memakai dua kartu, masing-masing kartu Simpati (08131040xxxx) sebagai kartu utama dan kartu AS (08521606xxxx) sebagai kartu sekunder. Karena beberapa hal, kartu AS tidak saya isi atau dipakai kurang lebih satu bulan. Tanggal 29 September 2004, saya isikan voucher dengan nominal Rp 50.000. Setelah terisi, kartu AS tidak saya pakai (yang digunakan kartu Simpati).

Tanggal 3 Oktober 2004, sekitar pukul 08.00 WIB, saya menelepon selama kurang lebih empat menit ke kartu Simpati. Setelah dicek, sisa pulsa tinggal sekitar Rp 18.335 dengan pemakaian terakhir Rp 6.665. Jadi hilang pulsa senilai Rp 25.000.

Kemudian saya menghubungi 116 dan dijawab CS Telkomsel, bahwa hilangnya pulsa senilai Rp 25.000 dilakukan secara terprogram dari Telkomsel karena tidak memakai Kartu AS minimal Rp 35.000/bulan. Ketika saya komplain bahwa dalam iklannya tidak dijelaskan tentang hal ini, dan juga tidak ada pemberitahuan via SMS, petugas dimaksud menjawab akan disampaikan kepada manajemen, tetapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut dari manajemen Telkomsel.

Pengguna kartu AS sebaiknya berhati-hati jika tidak selalu menggunakan pulsa minimal Rp 25.000/bulan. Sebab, ketika akan mengisi pada periode berikutnya, pulsa akan terdebet Rp 25.000 untuk mengisi pundi- pundi penghasilan Telkomsel.


Buruk, Layanan Sony Ericsson

Saya kecewa dengan pelayanan servis PT Tirta Graha Mas (Sony Ericsson) di Roxy Mas, Jakarta. Saya membeli HP Sony Ericsson (T 600) pada tanggal 30 Mei 2003, lalu tanggal 27 April 2004 tiba-tiba pesawat HP saya rusak. Kerusakannya adalah display blank, hang, auto restart.

Saya sudah berkunjung ke PT Tirta Graha Mas Pusat Service Resmi Sony Ericsson karena percaya HP tersebut dapat diperbaiki. Namun, sejak penyerahan HP itu (27 April 2004) dan masih berlaku garansinya, sebanyak tiga kali saya selalu mendapat jawaban yang tidak memuaskan.

Buruk layanan dari Sony Ericsson, dan jawaban yang mengecewakan, seperti suku cadang belum ada, dan janji yang mengatakan akan menghubungi saya kembali apabila barang sudah tersedia atau HP sudah selesai, ternyata sampai sekarang tidak ada kabar apa pun.

Apakah pelayanan servis hanya melayani untuk pesawat HP tipe terbaru saja, sedangkan tipe yang biasa-biasa lama sekali pelayanannya? Padahal, HP tersebut baru berusia satu tahun, dan sangat disayangkan saya telanjur membeli HP Sony Ericsson. Hanya sampai di sini sajakah pelayanan Sony Ericsson terhadap konsumennya?


Pulsa ProXL Hilang

Saya pelanggan Pro XL (No 081-890 0xxx) sering mengisi ulang dengan sistem paket SMS. Tanggal 2 Maret 2004 saya mengaktifkan HP sekitar pukul 10.00 WIB, lalu menelepon ke rumah tapi tidak bisa dan terdengar bunyi "pulsa Anda tidak mencukupi". Ketika dicek ternyata sisa call unitnya 0, padahal saya yakin betul sebelum mematikan HP sekitar pukul 01.30 WIB sisa call unitnya masih 12 unit. Saya langsung menghubungi 818 yang diterima oleh Dini dan Adi Dharma. Keduanya mengatakan, kalau saya telah melakukan outcall ke 081-890 2xxx (HP ibu) dengan durasi 1, 3, 5, dan 7 detik pada pukul 09.30 WIB. Padahal pada jam itu, HP saya belum aktif. Kemudian saya disarankan ke Excel Shop di Jl Radio Dalam, Jakarta Selatan. Jawaban yang saya terima tetap sama walaupun telah saya buktikan tidak ada dialled call ke HP ibu saya pada jam-jam tersebut.

Setelah itu memang ada supervisor yang menghubungi, namun terputus dan tidak ada penyelesaian. Pada tanggal 26 April 2004, saya dan ibu mengalami kejadian serupa sekitar pukul 10.00 WIB. Ternyata sisa call unit saya yang seharusnya masih 4 unit hilang lagi, dan pulsa ibu saya yang seharusnya masih ada 6-7 call unit hilang juga. Saya kembali menghubungi 818 dengan Melly dan dikatakan, ada out call ke nomor HP ibu saya (lagi) sekitar pukul 08.30 WIB. Bagaimana mungkin hal itu terjadi karena kedua HP itu belum aktif pada jam tersebut? Saya kecewa sekali dengan sistem dan layanan Excelcomindo, karena ternyata tidak sebening yang dijanjikan.


Telkom, Pelayanan Mengecewakan

Sudah sejak tahun 2001 saya mendaftar sebagai pelanggan Telkom di kantor Telkom Cibinong Bogor dan terdaftar dengan nomor permintaan 435641 dan nomor pelanggan 3713063, sejak saat itu sudah berulang kali saya tanyakan mengenai realisasi pemasangan yang ternyata sampai saat ini belum dilaksanakan dengan alasan belum ada saluran. Padahal kenyataannya seluruh tetangga baru yang ada di sekitar blok rumah saya di Perumahan Bojong Depok Baru II Blok CR, Cibinong, Bogor, saat ini sudah terpasang. 

Hal ini menimbulkan tanda tanya sehingga terakhir saya mendatangi kantor Telkom Cibinong, Bogor, pada awal bulan Agustus 2004, dan diinformasikan ada saluran dan akan segera disurvei. Anehnya para petugas survei sampai saat ini tidak pernah datang, apalagi memasang instalasi telepon di rumah saya. Apakah saya harus menyogok para petugas survei tersebut dahulu baru setelah itu mendapat saluran atau memang ada oknum tertentu yang sengaja mengkomersialkan pemasangan tersebut? Mohon tanggapan pihak Telkom agar kami para pelanggan baru tidak dikecewakan dan citra PT Telkom sebagai perusahaan publik dengan motto: "Committed to You" dapat terlaksana.


Penambahan Telkom Memo

Penambahan fitur Telkom Memo yang dijalankan oleh PT Telkom akhir-akhir ini, sangat merugikan konsumen. Fitur tersebut sangat tidak bermanfaat untuk konsumen dan hanya merupakan sarana PT Telkom untuk membebankan pulsa kepada telepon pelanggan. Menurut seorang operator PT Telkom 147, hal tersebut merupakan kebijakan manajemen. Perbandingannya, ketika sebelum ada Telkom Memo pelanggan menghubungi telepon yang sedang sibuk atau online maka yang muncul adalah nada sibuk, sedangkan pulsa tidak dibebankan. Sekarang, jika menghubungi telepon yang kebetulan sedang online, langsung masuk ke Telkom Memo dan pulsa sudah dibebankan. Sedikit konsumen yang paham dalam hal penggunaan fitur Telkom Memo itu. Jadi, sebenarnya fitur tersebut adalah akal-akalan PT Telkom untuk membebankan biaya pulsa kepada konsumen.

Dalam satu detik sudah tercatat biaya sebesar Rp 250. Kalau dalam satu bulan konsumen dibebankan rata-rata sebanyak 50 sambungan Telkom Memo, ada beban sebesar Rp 12.500 untuk satu nomor telepon. Jika di Jakarta ada empat juta SST (satuan sambungan telepon), PT Telkom meraup uang dari konsumen sebesar Rp 50 miliar dalam satu bulan. Sungguh luar biasa. Pemerintah seolah-olah tidak mau tahu atas ulah PT Telkom tersebut, padahal sudah ada Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mulai diberlakukan 20 April 1999. Dan instansi pemerintah pun dibebankan biaya Telkom Memo tersebut jika menghubungi telepon lain yang sedang online. Apakah ini yang digunakan oleh PT Telkom untuk meraih untung sebanyak-banyaknya dari masyarakat? Kalau demikian sungguh licik cara-cara yang digunakan oleh PT Telkom, dengan cara mengemas fitur Telkom Memo.


Pelayanan Telkomsel Mengecewakan

Saya adalah pelanggan Kartu HALO yang baru yang kebetulan sempat ikut dimintai pendapat dan bertemu dengan Telkomsel sebagai bagian tim dari perusahaan tempat saya bekerja (sebuah Bank Nasional dengan lebih dari 13.000 karyawan di seluruh Indonesia) dalam rangka renewal kerja sama antara Telkomsel dan perusahaan kami.

Saya me-migrasikan kartu SimPATI menjadi kartu HALO dan sudah diaktivasi sejak tanggal 21 Mei 2004.

Namun, sampai hari ini saya belum pernah menerima Billing Statement sejak pertama saya menjadi pelanggan Kartu HALO pada bulan Mei tersebut. Pembayaran tagihan Mei saya lakukan dengan meminta Customer Account Management Telkomsel, Sdri. Devie Yanvierina, untuk mengirimkan faksimili tagihan tersebut. Sedangkan tagihan Juni (yang sudah saya bayar via ATM Danamon tanggal 7 Juli 2004 sebesar Rp. 402.941) sampai saat saya mengirimkan surat pembaca ini belum saya terima.

Saya sempat mengirimkan e-mail pada tanggal 15 Juli 2004 yang mempertanyakan hal ini, dan saya kirim kepada Sdri. Devie dengan tembusan Sdr. Haryo Bimantoro, National Corporate Account Manager. Dalam waktu singkat Sdri. Devie menelpon saya dan dengan jelas mengatakan bahwa paling lambat besok (16 Juli 2004) saya akan menerima Billing Statement tersebut. Tentu saja saya sangat lega.

Keesokan harinya, saya memang menerima Billing Statement tesebut, namun yang saya terima -sekali lagi- berupa copy yang merupakan re-printed dari Billing Statement yang asli. Saya sangat menyayangkan dan menyesalkan betapa perusahaan dengan reputasi sangat baik seperti ini kesulitan hanya untuk men-deliver Billing Statement.

Perlu diingat, yang menjadi main concern saya adalah prinsip kerahasiaan yang ada pada Detail Record yang melekat pada Billing Statement tersebut. Dengan tidak diterimanya Billing Statement dan Detail Record-nya, berarti Telkomsel telah salah kirim, tersesat entah jatuh ke tangan siapa dan kerahasiaan yang terdapat didalamnya telah diserahkan kepada pihak yang tidak berhak. Itu artinya Telkomsel secara ceroboh telah melanggar hak saya sebagai pelanggan.

Beberapa kali saya menghubungi call center dan jawaban yang saya terima dari CAROLINE Officer adalah: "Memang biasa, Pak, kami yang karyawan saja tidak pernah menerima."

Setahu saya, selaku pelanggan saya wajib membayar sebesar pulsa yang saya gunakan dan biaya-biaya lain (abodemen, PPn, dsb). Tetapi saya BERHAK untuk mendapatkan Billing Statement beserta Detail Record, karena untuk inipun saya di-charge setiap bulan.

Melalui forum ini, saya menghimbau kepada para pejabat perusahaan yang akan melakukan negosiasi dengan Telkomsel untuk menegaskan hal kecil semacam ini, karena kita memiliki beban moral kepada pegawai atas pelayanan sebuah rekanan yang telah kita rekomendasikan untuk bekerja sama.


Kecewa dengan Siemens Mobile

Pada tgl 18 maret 2004 saya membeli Handphone merek Siemens xxx, dari sisi kualitas produk dan fitur tidak mengecewakan, akan tetapi ketika saya membuka URL yang tersedia, ternyata ketiga WAP sites yang disediakan oleh siemens sendiri tidak mensupport siemens xxx tersebut, termasuk beberapa operator layanan download tidak mensupportnya, hal ini sungguh mengecewakan.

Akhirnya pada tanggal 20 April saya tanyakan permasalahan tersebut kepada Layanan Siemens dan jawaban yang saya terima adalah "Pihak Siemens TIDAK MENGELUARKAN HP SIEMENS XXX tersebut SECARA RESMI di Indonesia, dan seharusnya Bapak bertanya dahulu kepada kami sebelum membeli produk Siemens."

Jawaban yang terdengar 'aneh' dan menimbulkan berbagai 'penafsiran'. Ada apa ini? Apakah HP Siemens xxx tersebut barang ilegal? Atau bajakan? Atau hanya akal-akalan pihak Siemens untuk menghadapi permasalahan yang ditemui pada HP diatas?


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws