Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Telepon & Ponsel (7)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11

 

Telepon "Sanex" Mengecewakan

Iklan Telkom Flexi dengan pesawat telepon Sanex sangat gencar, tetapi kenyataannya pesawat Sanex keandalannya sangat jauh dari harapan. Lebih kurang dua minggu lalu kami membeli pesawat telepon Sanex (pelanggan Nomor 70782656). Namun, karena Telkom Flexi baru aktif setelah dua jam dari peng-install-an, jadi hasilnya baru kami ketahui setelah itu, yaitu memo recorder-nya selalu aktif. Jika tidak, orang yang dihubungi tidak dapat mendengar suara yang menghubungi. Kalau memo recorder-nya aktif jika ada telepon masuk, maka baru dua dering tidak diangkat sudah masuk ke memo recorder. Setelah kami bawa ke pusat servis Sanex di Sunter, Jakarta, ternyata banyak pelanggan yang bernasib sama.

Petugas customer service Sanex pun mengakui bahwa banyak keluhan atas pesawat tersebut karena dari sekian banyak ring tone yang ada hanya satu yang dapat digunakan, dan yang lainnya ada bug/virus. Setelah diservis pun kejadian serupa masih berulang, bahkan SMS-nya, baik menerima maupun mengirim, kadang bisa kadang tidak bisa. Yang disesalkan adalah meskipun produk tersebut ada bug/virus, ternyata Sanex tetap menjual produk tersebut di pasaran. Belum ada pemecahan atas masalah tersebut dari pihak Sanex. PT Telkom seharusnya ikut membantu pelanggan atas masalah ini karena biar bagaimana pun membuat citra buruk atas Telkom Flexi.


Telkom Global SL1 017

Berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi saya, terlebih karena punya saudara jauh di Amerika. Intensitas komunikasi menjadi sangat efektif via telepon. Dulu, komunikasi via telepon di wartel lancar-lancar saja karena ada pilihan kode akses 001 dan 008, dan saya senantiasa menggunakan 001 karena kualitas suara memuaskan.

Namun, sekarang, konsumen seolah dipaksa harus menggunakan 017 yang kualitas suaranya sangat jelek, sambungan senantiasa terputus, serta program belum disiapkan sehingga konsumen hanya menerima total biaya pada akhir pembicaraan, tak ada rincian yang muncul di monitor. Pengalaman saya menelepon ke luar negeri dengan menggunakan jasa Telkom Global SLI 017 sungguh mengecewakan, bertolak belakang dari iklannya: "Hemat biaya sampai kuping kepanasan".

Pengalaman itu saya alami pada tanggal 25, 26, dan 27 November 2003 dengan menggunakan tiga buah wartel yang berbeda, namun hasilnya tetap sama, yakni kecewa. Ternyata yang kecewa bukan cuma saya sendiri, termasuk teman-teman juga mengeluhkan masalah tersebut. Pertanyaannya adalah, masih relevankah di era reformasi ini praktik monopoli diterapkan yang pada ujungnya hanya akan merugikan konsumen? Atau justru dengan praktik monopoli itu membuktikan bahwa Telkom belum siap untuk bersaing di pasar lokal apalagi di pasar global?

Justru sekarang biaya sambungan distribusi pun ditanggung konsumen yang di daerah tingkat II pun biayanya sampai Rp 1,5 juta per sambungan. Terakhir, layanan 108 malah digunakan untuk menyedot pulsa konsumen dengan membiarkan berlama-lama untuk dilayani. Kapan Committed 2 U dapat direalisasikan, atau hanyakah itu sebuah simbol saja?


Telkom 147

Tanggal 1 Juni 2004, tiba-tiba telpon rumah (021-8499 7490) tidak dapat untuk menelepon keluar dan terdengar kalimat "telepon tidak dapat digunakan, silakan selesaikan rekening Anda." Saya kaget mendengar kalimat itu dan kemudian saya mencoba menghubungi telepon 147 melaporkan permasalahan itu, dan saya jelaskan sudah membayar tagihan telepon lewat ATM BCA Jatibening II tanggal 16 Mei 2004. Kemudian petugas wanita yang menerima laporan itu minta, agar mengirim bukti pembayaran telepon ke faksimil 345 8200 dan ditujukan ke UP Supporting, dan sudah saya lakukan pada keesokan harinya.

Pada sore harinya saat saya sedang di luar rumah, seorang laki-laki menelepon ke rumah dari nomor telpon 2350 5100 yang saya yakin dari Telkom, dan telepon diterima oleh anak saya yang masih kecil. Orang itu mengatakan, bahwa pembayaran yang telah ibu Tri Purwaningsih lakukan via ATM BCA belum diterima dananya oleh pihak Telkom.

Pada malam hari, saya mencoba menghubungi lagi ke 147 yang diterima Bpk Chaerul dan dioper ke bapak-bapak yang lain dan dikatakan, kalau mereka belum menerima bukti pembayaran yang padahal sudah saya kirim via faksimil dan kemudian laporan saya baru diberi nomor laporan (776). Disuruh menunggu lagi sampai keesokan harinya. Hampir setiap hari saya harus cek ke 147 untuk memastikan, bahwa telepon secepatnya dapat dipergunakan. Tapi sampai pagi hari telepon masih belum dapat digunakan, dan dengan kesal saya hubungi lagi 147 (Ibu Via) dan seperti hari-hari sebelumnya selalu dioper-oper, dan telepon didiamkan sampai sekitar 20 menit untuk menunggu jawaban. Saya mendengar mereka dengan asyiknya bercerita tentang masalah telepon saya.

Kemudian telepon saya matikan dan mencoba telepon lagi ke 147 tetap hasilnya sama, yaitu disuruh menunggu sampai sekitar 15 menit, dioper-oper disuruh mengirim bukti pembayaran lagi ke mereka karena ada 200 operator di sana. Lagi-lagi saya disuruh mendengarkan pembicaraan mereka. Seperti inikah gaya Telkom dalam menindaklanjuti laporan-laporan konsumen, padahal Telkom sendiri yang ngawur? Untuk apa tertera tulisan di bawah struk pembayaran via ATM BCA yaitu "Telkom menyatakan resi ini sebagai bukti pembayarn yang sah"? Alangkah bodohnya saran dari mereka yang di 147 supaya saya menanyakan ke BCA, apakah pembayaran saya sudah disetor ke Telkom. Apakah perlakuan karyawan-karyawan Telkom di 147 itu bisa dibenarkan?


Sony Ericsson Bergaransi

Pada bulan November 2003, karena tertarik dengan bentuk dan harganya, saya membeli produk HP Sony Ericsson tipe T 100 bergaransi. Tetapi, setelah kurang lebih tiga bulan pemakaian, tanpa ada penyebabnya tiba-tiba terjadi masalah, yakni layar LCD seperti terbakar sehingga tidak dapat mempergunakan HP tersebut walaupun masih dapat hidup. Berbagai upaya klaim garansi telah dicoba, baik di ITC Roxy Mas maupun di Pondok Indah melalui Pelayanan Service Sony Ericsson, kenyataannya klaim ditolak dengan alasan dipergunakan menyalahi penggunaan karena benturan.

Secara tersirat, pegawai di kedua tempat itu menjelaskan bahwa produk tersebut rentan rusak LCD-nya karena keringat atau air/embun yang masuk ke HP pada saat dipergunakan di daerah dingin. Demikian juga dengan benturan sekecil apa pun. Dalam upaya klaim garansi saya sudah menjelaskan, secara etika saya tidak akan melakukan klaim apabila terjadi kekeliruan penggunaan.

Para pegawai di kedua tempat pelayanan servis tidak dapat membuktikan bahwa HP terkena benturan. Dapat diambil kesimpulan, garansi Sony Ericsson tidak dapat dipergunakan apa pun kondisi dan alasannya. HP terdapat cacat tersembunyi atau memang produk T100 terdapat cacat pada layar LCD sehingga konsumen dirugikan.


Data Simpati Zone Hilang

Saya pelanggan Telkomsel Simpati (0812 93859xx). Sekitar tiga bulan lalu saya mendaftarkan nomor dimaksud di gerai Telkomsel Simpati Zone Arion Mall, Rawamangun, Jakarta Timur, dengan maksud jika nomor itu hilang, masih dapat digunakan. Hal ini dikarenakan tuntutan pekerjaan saya sebagai marketing yang harus selalu menggunakan telepon seluler (HP), dan nomor tersebut sudah dikenal klien saya. Tanggal 28 Februari 2004, saya kehilangan HP dan segera menghubungi Telkomsel di nomor 5191 9811. Karena kejadiannya hari Sabtu, saya disarankan mendatangi Grapari Telkomsel terdekat. Pada hari Senin (1/3), saya mendatangi Grapari Telkomsel di gedung Alia Medan Merdeka, Jakarta, dengan harapan nomor saya dapat digunakan kembali.

Disayangkan, ternyata data saya di Simpati Zone tidak terdaftar dengan alasan data tidak ada atau saya memang belum mendaftar di Simpati Zone. Padahal, saya sudah mengisi formulir Simpati Zone dengan lengkap. Oleh customer service Telkomsel (lupa namanya), saya disarankan menghubungi Simpati Zone di nomor 524 9811, dan ternyata data saya juga tidak ada. Hilang di manakah data Simpati Zone saya, atau memang Telkomsel tidak profesional sehingga data saya dibuang begitu saja?

Disayangkan, Telkomsel yang mempunyai pelanggan terbesar di Indonesia pelayanannya mengecewakan. Raib di mana data Simpati Zone saya dan di mana tanggung jawab pihak Telkomsel atas hilangnya nomor HP seseorang? Atau memang Telkomsel tidak mau tahu atas hilangnya nomor tersebut? Bagi pelanggan Telkomsel Simpati yang belum terdaftar di Simpati Zone, sebaiknya mendaftar dan mengecek keanggotaannya, jangan sampai nomor cantik hilang tak berbekas.


Keluhan Pelanggan

Saya adalah salah satu dari sekian banyak pelanggan Telkom dengan nomor telepon 021-8241.93xx dan nomor pelanggan 37545xx yang mempunyai masalah unik. 

Adapun uraian masalahnya begini, pada 13 November '03 saya datang ke Bank Bukopin Cabang Gedung BPPT Jl MH Thamrin Jakarta untuk membayar tagihan telepon bulan November '03. Sewaktu komputer dibuka oleh Teller ternyata berstatus lunas (sudah bayar). Keesokan harinya, saya datang lagi ke bank tersebut untuk mencoba ulang dan ternyata status sama.

Sebagai auditor, saya selalu ingin mencari pembanding. Maka pada 17 November, saya datang ke Bank Mandiri Cabang Gedung Jamsostek Jl Gatot Subroto Jakarta. Hasilnya sama, yaitu tagihan telepon November sudah lunas. 

Kesimpulan saya, tagihan telepon sudah lunas. Tapi ternyata pada awal Desember, telepon saya tidak dapat digunakan untuk menelepon keluar, karena berbunyi bahwa tagihan telepon belum dibayar. Padahal dengan telepon tersebut istri saya setiap hari harus mengabari pelanggan-pelanggan kalau pesanan kuenya telah jadi. 

Lantas pada 8 Desember, saya datang ke Kantor Yantel Kota Bekasi untuk menanyakan masalah telepon tersebut dan jawaban yang saya terima dari salah seorang customer service, bahwa komputer bank tersebut salah (saya pikir, si customer service itu asbun

alias asal bunyi, karena kesimpulan omongan tersebut sama artinya dengan system computerize bank di Indonesia (trouble), maka saya selesaikan tagihan nomor 311-A-269536 di loket 8331. Walaupun sudah diselesaikan tagihan tersebut, ternyata telepon saya masih berbunyi ''belum menyelesaikan tagihan hingga 12 Desember '03.''


SMS 222 Telkomsel Mengganggu

Saya pengguna Kartu Halo (0812 759 1955), yang saat ini sedang posisi roaming di daerah Jawa Tengah. Beberapa hari terakhir, saya menerima SMS dari 222 yang berbunyi: "Pelanggan Yth Menangkan 2 ponsel Sony Ericsson T310 setiap hari jika Anda beli Kartu Halo, atau Simpati hari ini & langsung aktifkan mulai 12 sampai dengan 13 Juli 2003" SMS berisi pemberitahuan itu, kalau hanya dikirimkan satu atau dua kali tidak masalah, namun saya menerima sampai beberapa kali dalam sehari selama beberapa hari.

Yang mengesalkan, yaitu beberapa SMS di antaranya dikirim pada tengah malam sehingga mengganggu istirahat dan privacy-saya berpikir bahwa SMS berasal dari keluarga. Sebagai gambaran SMS yang dikirim pada tanggal 31 Juli, yaitu pada pukul 00:53:44, 04.30:38, 09:58:35, dan 20.58:23. Belum lagi pada hari-hari sebelumnya. Keluhan sudah disampaikan lewat Caroline 111 sekitar tanggal 26 Juli, di antaranya lewat Sdri N dan V. Tanggapan mereka, bahwa kiriman itu dari sistem dan akan ditindaklanjuti dengan mengecek sistem agar tidak terkirim lagi, sambil meminta konfirmasi 16 digit yang tertera di belakang SIM Card.

Tetapi, hari-hari berikutnya, SMS serupa masih tetap saya terima. Semula saya berpikir, SMS itu akan berakhir pada 31 Juli 2003, sesuai batas waktu pekan reward tersebut. Tetapi, memasuki bulan Agustus, saya masih tetap menerima SMS tersebut. Di antaranya pada 1 Agustus pukul 02:40:50, 08:05:56, 13:32:47. Tanggal 2 Agustus pada pukul 00:45:29, 06:41:17, 12:07:12, dan tanggal 3 Agustus masing-masing pukul 04:32:01, 12:33:29, dan 20:26:28. Entah sampai kapan Telkomsel akan terus usil dan mengganggu.


Samsung Mengecewakan

Saya datang ke acara road show Samsung di Pondok Indah Mal, Jakarta, (9/12/2003) karena tertarik desain dan promosi yang ditawarkan untuk telepon genggam Samsung (SGH E700). Saat pembelian, sales counter mengatakan stok kosong sehingga harus pesan dan menyarankan untuk memberikan uang muka dengan janji barang akan masuk tanggal 10 Desember 2003. Saya akan dihubungi untuk pengambilan dan pelunasan barang. Tetapi, tidak ada yang menghubungi saya untuk status barang itu, baik dari Samsung atau Oke Shop (penyelenggara road show). Dengan kecewa saya menghubungi Oke Shop (Bapak Untung) untuk menanyakan hal itu. Jawabannya, ada keterlambatan pengiriman barang dari Korea.

Tanggal 14 Desember 2003 (hari terakhir road show di Pondok Indah Mal) saya datang kembali dan petugas bagian penjualan mengatakan barang bisa diambil 17 Desember 2003 di acara road show di Plaza Indonesia, Jakarta. Tetapi, setelah saya konfirmasi kembali ke Oke Shop, ternyata barangnya belum juga ada. Kembali saya menghubungi Oke Shop yang dengan santainya menyuruh saya mengambil kembali uang muka dengan alasan belum bisa menjamin kapan barang akan masuk.

Beginikah sistem penjualan Samsung yang sudah mengeluarkan promosi besar-besaran ternyata belum siap untuk memasarkan? Seharusnya Samsung maupun Oke Shop tidak mengeluarkan promosi penjualan bila memang barang tersebut belum ada di Indonesia sehingga tidak banyak pelanggan yang kecewa. Untuk pembelian saja sudah susah apalagi nanti dengan servis purnajual. Apakah Samsung sudah siap?


Membosankan, Kerusakan Telepon

Saya pelanggan Telkom sangat kecewa dan bosan dengan pelayanan Telkom dalam perbaikan kerusakan telepon, yang tidak pernah tuntas. Sebentar baik dan sebentar rusak. Contohnya di rumah saya yang sudah berlangsung empat tahun terakhir ini, telepon sering mati total. Kalau ada dering, setelah diangkat tidak ada suara, yang ada hanya suara angin (gresek-gresek). Sekitar tiga tahun lalu, petugas teknisi Telkom pernah mengatakan, mungkin pesawat telepon di rumah yang rusak dan harus diganti dengan yang baru. Setelah pesawat diganti, beberapa hari kemudian rusak lagi.

Petugas teknisi Telkom juga pernah menyatakan, permasalahan ada pada boks di tiang utama yang sudah tidak maksimal. Sebagai orang awam, alasan-alasan yang dikemukakan oleh petugas teknisi itu tidak saya mengerti. Akhirnya, saya minta dipindahkan jalur kabel, atau diganti dengan nomor baru. Namun, petugas teknisi tidak bisa memenuhi dengan alasan sebelum ada pelanggan baru hal itu tidak bisa dilakukan. Saya diminta untuk menunggu sampai ada pelanggan baru. Selama telepon sering rusak, saya selalu membayar penuh tagihan rekening bulanan dan tidak pernah mendapat diskon.

Puncak kekecewaan terjadi 8 Mei 2003 ketika telepon mati total sehingga kakak saya terlambat mendengar berita duka suaminya. Sudah lebih dari 5 kali saya menghubungi telepon 147 untuk mengadu kerusakan telepon, namun petugas yang menerima hanya menampung pengaduan, tanpa ada tindak lanjut perbaikan. Membosankan dan melelahkan berhubungan dengan Telkom. Saya mengerti bahwa Telkom punya layanan baru, namun layanan yang standar jangan diabaikan. Jangan hanya meningkatkan tarif, namun pelayanan diturunkan.


Telkom Flexi Mengecewakan

Saya membeli Telkom Flexi, Minggu (27/7), di Telkom Temporer Outlet Sarinah Thamrin, Jakarta. Menurut penjual, dengan menggunakan Telkom Flexi bisa akses ke Internet-sehingga saya membeli juga kabel untuk Internet yang ditawarkan-bisa SMS, dan biaya telepon seperti telepon rumah. Lalu diberikan penawaran pembelian nomor berikut pesawatnya. Ada beberapa pilihan pesawat yang ditawarkan, saya memilih Nokia 3585i. Tetapi sejak tanggal pembelian sampai saat ini, saya mengalami banyak masalah. Misalnya, sering muncul analog roaming serta digital roaming, dan saat muncul tanda itu, saya tidak bisa menelepon dan tidak bisa menerima. Tidak bisa diapa-apakan. Tidak bisa akses ke Internet, sering terputus tiba-tiba pada saat sedang berbicara (sinyal masih bagus), dan tidak bisa SMS.

Saya sudah minta bantuan ke kantor Telkom, dan para petugas yang dihubungi cukup berniat membantu. Tetapi sayang, mereka tidak bisa memberikan solusi yang memuaskan. Jawaban yang diberikan adalah, analog roaming dan digital roaming tidak seharusnya terjadi, mungkin kesalahan pada pesawat. Tidak bisa akses ke Internet. Menurut informasi, hal ini disebabkan oleh pesawatnya. Nokia 3585i bukan asli Nokia. Sebagai orang awam, saya tidak mengerti mengenai hal itu. Yang saya tahu, pesawat tersebut adalah salah satu pesawat yang ditawarkan sebagai paket berikut nomornya. Kalau ternyata bermasalah, tidak seharusnya saya diberikan penawaran. Apalagi saya membeli di outlet resmi Telkom dan yang menjual adalah orang Telkom. Saya percaya penuh kepada apa yang ditawarkan oleh pihak Telkom.

Tentang sering terputus, belum ada penjelasan yang pasti mengenai penyebabnya. Mengenai tidak bisa SMS, jawaban yang diberikan adalah, untuk saat ini Telkom Flexi bisa SMS ke sesama Flexi, Simpati, dan IM3. Akan tetapi, saya telah mencoba dan tidak semua Simpati bisa terima-masih acak-ada yang bisa, dan juga ada yang tidak.

Saya mengharapkan pihak Telkom dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada pelanggan mengenai sampai di mana fasilitas yang dapat dinikmati pelanggan. Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk mencari solusi dari masalah itu, tetapi permasalahan tidak terselesaikan juga.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws