Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Telepon & Ponsel (2)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7| 8| 9| 10| 11

 

Kartu Bebas XL Bohong

Pada pertengahan Agustus 2004, saya membaca di tabloid dan melihat di TV iklan Kartu Bebas dari PT Excelcomindo. Kartu ini menawarkan banyak kemudahan, di antaranya gratis bicara pada pukul 23.00 sampai dengan 05.00 WIB dari kartu Bebas ke kartu XL yang lain. Pada tanggal 24 Agustus 2004, saya membeli kartu dimaksud dan mencoba pada malam harinya, ternyata tidak ada nada sama sekali dan saya coba terus hingga beberapa kali. Saya sendiri pelanggan kartu XL reguler, yang anehnya, kartu reguler pada jam tersebut bisa dipergunakan untuk menelepon seperti biasa.

Pada tanggal 25 Agustus 2004 pada pukul 08.30 WIB, saya mencoba kembali kartu Bebas, dan pada jam tersebut kartu ini bisa aktif dipergunakan seperti biasa. Saya langsung menghubungi 818 dengan customer service (Ibu Willy), dan dia tidak memberikan solusi malah mengembalikan lagi masalah ini kepada pelanggan. Saya sangat kecewa dengan pihak customer service yang tidak bisa mencarikan solusi dan bersikap tidak mau tahu. Apakah ini trik dari produsen kartu agar kartunya laku tanpa mempedulikan konsumennya? Mohon penjelasan dan agar konsumen tidak terjebak iming-iming iklan dengan janji-janji yang bagus, tapi hanya bohong belaka.


Tarif Mentari ke Mentari

Saya kecewa terhadap iklan Indosat. InSiDe (Informasi singkat dan Edukatif) Indosat nomor 15, Mentari Lengkap Untuk Musik Asik (Kompas, 3/11/2004). Disebutkan, tarif Mentari hemat untuk menelepon pada malam dan sahur Rp 300/menit (turun 80 persen) bila pelanggan menelepon ke Mentari lain, atau lokal PSTN pada pukul 00.00-07.00, dan tarif berlaku sampai dengan 10 November 2004. Kenyataannya tidak benar, saya pengguna Mentari (0815984xxxx) tanggal 24 Oktober 2004 pukul 05.00 menelepon ke Mentari lain, tetapi berlaku tarif biasa. Saya kecewa dan tertipu oleh iklan itu. Saya harap Indosat jangan hanya mengejar keuntungan dengan menarik pelanggan sebanyak-banyaknya, tetapi iklannya tidak benar.


SMS IM3 Pulsa Nol

Sekitar dua bulan lalu saya mengikuti salah satu kuis di Metro TV, dan saat itu menggunakan IM3 (08561884722). Saat itu pulsa sekitar Rp 30.000-Rp 40.000. Hanya satu kali saya SMS kuis tersebut, tapi kemudian saya mendapatkan hampir 70 SMS balasan yang bertulisan, "Maaf program sedang dalam perbaikan". Sekitar 70 SMS itu datang bertubi-tubi dan keesokan harinya baru sadar bahwa pulsa saya tinggal Rp 0 (nol).

Seminggu kemudian saya mengisi pulsa IM3 dimaksud lewat ATM Mandiri sebesar Rp 75.000, dan ternyata IM3 saya tetap Rp 0. Setelah dicek lewat operator 388, saya kaget bahwa pulsa saya ternyata minus Rp 61.000 (-Rp 61.000), bukan hanya Rp 0.

Saya segera menghubungi operator dan ditanggapi oleh Saudara Irvan (2 Mei pukul 14.00), sesaat setelah saya mengisi pulsa di ATM Mandiri sebesar Rp 75.000. Pada waktu itu Saudara Irvan berjanji mengurus masalah itu dan permasalahan telah diproses ke bagian bersangkutan. Namun, sudah dua bulan berlalu tidak ada tanggapan dan penyelesaian. Sampai saat ini mungkin total lima kali saya sudah cek terus ke IM3. Yang ingin saya sampaikan bukan nominal yang saya kejar, tapi mutu pelayanan IM3. Saya sangat kecewa dan menyesal menggunakan IM3. Masa aktif IM3 hanya sampai Agustus 2004, dan sepertinya pihak IM3 menunggu sampai masa aktif terlewati dan setelah itu bebas tanggung jawab.


Siemens Bergaransi Mengecewakan

Beli handphone (HP) merek Siemens di gerai resmi dengan kartu garansi, bukan berarti terjamin mendapatkan pelayanan purnajual yang baik. Beberapa bulan lalu saya membeli Siemens S 55. Namun baru-baru ini keypad HP itu mrotol alias copot-copot. Merasa ada kartu garansi resmi dari PT Dian Graha Elektrika, saya mendatangi pelayanan purnajual Siemens Mobile di kawasan Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan. Menurut costumer service Siemens, copotnya keypad tersebut juga banyak dialami pengguna S 55. Dia bilang tidak ada persediaan suku cadang, dan meminta nomor telepon saya untuk dicatat. "Seminggu lagi nanti dihubungi jika suku cadangnya sudah ada," katanya.

Namun, setelah seminggu lewat tidak ada kabar berita. Minggu kedua saya kembali ke tempat tersebut. Ajaib! Ternyata suku cadang keypad yang dimaksud tidak ada juga. Alasannya, masih harus order ke Jerman. Semua pertanyaan saya, kapan bisa ada, berapa lama harus menunggu, dan bagaimana dengan jaminan Siemens, dijawab oleh costumer service dengan: "Tidak tahu". Sama sekali tidak memberi jalan keluar. Ketika saya mengatakan bahwa pesawat saya jadi rongsokan dan dibuang saja, dia pun tidak menjawab.

Semoga pengalaman saya menggunakan HP Siemens menjadi pertimbangan bagi konsumen lain yang akan memilih merek HP. Jangan terbujuk iklan, seolah-olah HP bandel, tahan banting. Kartu garansi 18 bulan dari Siemens bukan jaminan. Setidaknya, HP tipe itu nanti tidak menjadi bahan tertawaan karena beberapa keypad-nya copot. Seperti slogannya, "Siemens benar-benar be inspired" untuk menjadi bahan olok-olok. HP saya sekarang dikenal sebagai "Siemens Ompong".


Telkom "All You Can Call"

Oktober 2004 saya membeli paket HP TelkomFlexi (berlangganan nomor 70929139). Pada tagihan pertama (bulan November 2004) saya cek melalui 109 menu rincian tagihan. Saya menyadari bahwa ternyata total tagihan yang tercantum lebih besar dari jumlah yang seharusnya saya bayar. Ketika saya periksa kembali melalui 147, ternyata baru diketahui bahwa pemakaian pulsa lokal sebesar Rp 50.000, padahal ketika dicek melalui 109 pemakaian lokal hanya Rp 750.

Setelah data tagihan ditelusuri melalui Plasa Telkom Sentra Menteng Bintaro Jaya, diketahui bahwa TelkomFlexi tanpa konfirmasi telah mendaftarkan saya untuk ikut dalam program "All You Can Call". Apakah begini cara PT Telkom mengelabui pelanggannya untuk mencari keuntungan? Hal ini sangat sesuai dengan motto TelkomFlexi: "TelkomFlexi bukan telepon biasa" karena selain sinyalnya tidak bagus, juga melakukan penipuan terhadap pelanggan.


Telepon Flexi Bermasalah

Saya pengguna telepon Flexi (021-70142xxx) karena tergiur dengan promosi tarif telepon rumah, dan baru memakai Flexi sekitar dua minggu sebagai alternatif pengganti telepon seluler GSM. Tetapi telepon Flexi yang saya gunakan lebih sering tidak memenuhi harapan, tidak seperti ketika saya membaca brosur berisi "kata putus tak lagi sering terucap". Jangankan putus, nyambung saja sudah sulit, padahal lokasi saya termasuk coverage area BTS di wilayah Jatiasih, Bekasi. Telepon Flexi saya bermasalah, lebih sering tidak dapat dihubungi dan menghubungi.

Alasan lain menggunakan Flexi adalah faktor tarif yang murah dan coverage area yang luas, tetapi akhir-akhir ini kekecewaan semakin bertambah. Telepon Flexi yang pada awalnya dapat digunakan di wilayah Kota/Kabupaten Bogor menjadi bungkam. Apakah kebijakan Telkom mengurangi coverage area? Seharusnya pelayanan coverage area diperluas, bukan dipersempit. Untuk apa saya menggunakan Flexi kalau pada akhirnya hanya kekecewaan yang didapat.


Tertibkan Party Line Ilegal dan Amoral

Sebagai generasi muda yang peduli dengan peningkatan kualitas moral bangsa, saya sangat mendukung rencana PT TELKOM INDONESIA untuk menertibkan party line-party line (layanan yang menawarkan perbincangan mengenai ramalan, persahabatan, obrolan seks, dan sebagainya dengan pulsa premium).

Selain bukti tidak yang jelas, mereka juga memasang iklan dengan tampilan yang kurang bertanggungjawab (terutama yang bertema seks) di media-media cetak. Kemudahan akses yang ditawarkan akan memudahkan siapapun menggunakan layanan ini, termasuk generasi-generasi muda terutama yang masih dibawah umur. Hal ini secara tidak langsung dapat menjadi salah satu faktor semakin menurunnya kualitas moral bangsa Indonesia.

Rencana PT TELKOM tersebut menunjukkan tanggung jawab yang besar sebagai institusi yang tidak hanya menjalankan fungsi pokoknya, tapi juga memenuhi tanggungjawabnya sebagai institusi yang peduli terhadap kualitas bangsa Indonesia. Hendaknya langkah PT TELKOM ini dapat menjadi contoh teladan bagi institusi yang lain.


Telkom, Tagihan Siluman Premium Call

Saya pelanggan jasa telepon nomor (021) 86186xx, Div Re II Jakarta, segmentasi rumah tinggal (residence). Bagi para pelanggan telkom (rumah/kantor) harap waspada jika jumlah tagihan telepon Anda lebih besar dari biasa/normal dan dalam rincian jumlah terdapat tagihan untuk "Jasnita" alias "Japati" (Jaringan Pintar Nasional) alias "Premium Call" (biasanya merupakan telepon seks, kuis, dan s ebagainya seperti yang diiklankan di media massa) yang menggunakan kode awal 0809. 

Selama empat bulan berturut-turut sejak tagihan bulan Januari, Februari, April, dan Mei 2004 selalu muncul tagihan pemakaian "Japati 0809" dalam rekening telepon saya, padahal di rumah saya tidak seorang pun memakai atau suka menelepon ke operator 0809 atau ikut kuis yang menggunakan Premium Call. Besar tagihan "Japati" itu lumayan, sekitar Rp 100.000 s/d Rp 200.000. Setelah peristiwa bulan Januari, semua telepon (kecuali mesin faks dalam kamar tidur ibu saya) sudah saya kunci agar tidak bisa mengakses angka awal "0" (termasuk untuk SLJJ dan handphone) tapi ternyata siluman Premium Call itu tetap muncul di tagihan bulan berikutnya, terkecuali pada bulan Maret 2004 di mana sambungan telepon rumah saya biarkan terputus karena belum bayar tagihan telepon bulan Januari-Februari sehubungan dengan adanya tagihan "Japati" tersebut (yang akhirnya keburu dibayar ayah saya pada tanggal 10 Maret 2004 sebelum saya urus komplainnya ke Telkom).

Yang sangat mencurigakan, dari data print-out tagihan saya temukan sebagai berikut: pertama, pemakaian "Premium Call" itu muncul hanya pada waktu-waktu tertentu dalam rentetan panjang (sekitar 5-10 panggilan) pada hari/jam yang sama berturut-turut setiap pertengahan bulan antara 15 s/d 20, atau akhir/awal bulan antara tanggal 25 s/d 3 bulan berikutnya. Lepas dari tanggal tersebut pemakaian kembali normal (pemakaian pribadi).

Kedua, durasi setiap panggilan berkisar dari 10-30 detik untuk yang terpendek hingga ratusan detik untuk yang terlama. Jarak/selang waktu antar-panggilan yang muncul berurutan pada hari/jam yang sama berkisar antara 20 detik s/d 1:30 menit yang tercepat dan 3 s/d 10 menit untuk yang agak lambat setelah percakapan terakhir berakhir. Berarti panggilan dilakukan secara berkelanjutan, kontinyu, dan simultan pada nomor "operator" yang sama maupun berbeda.

Ketiga, panggilan ada yang dilakukan pada jam-jam sibuk antara pukul 09.00-17.00 atau pada malam hari sekitar pukul 20.00-00.00.

Sesuai anjuran petugas pada pusat informasi Telkom 147, pada tanggal 17 Mei 2004 saya mengajukan komplain ke kantor Telkom Jakarta Timur dan untuk sementara membayar tagihan telepon bulan Mei 2004 yang merasa saya gunakan, tidak termasuk tagihan "Japati" sebesar Rp 130.000, sambil menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga sebagai bahan penyelidikan Telkom ke pihak operator 0809 yang nomornya muncul dalam tagihan saya, juga meminta pemblokiran fasilitas "Japati 0809" untuk nomor telepon saya. Pihak Telkom meminta waktu 1 bulan untuk pemeriksaan komplain tersebut. Namun pada awal Juni telepon saya tetap diputus oleh Telkom karena mungkin dianggap belum bayar lunas tagihan bulan Mei 2004. Oleh karena itu pada tanggal 8 Juni 2004 saya kembali ke kantor Telkom untuk menanyakan hasil penyelidikan dan komplain, sekaligus meminta pembukaan isolasi telepon saya dan jumlah tagihan untuk bulan Juni 2004. Ternyata untuk tagihan bulan Juni saya masih sempat "kecolongan" tagihan Japati sebesar Rp 51.000 karena pada 27 April, 9 Mei, dan 13 Mei 2003 sudah keburu "masuk" pemakaian Premium Call, sedang pemblokiran baru saya minta pada 17 Mei 2004.

Saat antre untuk bertemu customer service, saya bertemu dan berbicara dengan beberapa pelanggan telepon lain yang ingin komplain untuk masalah yang sama yaitu tagihan Japati/Premium Call. Saya baca/lihat sendiri print out tagihan Premium Call orang tersebut jumlahnya sangat mengerikan hingga mencapai Rp 3 juta lebih!! Dari total tagihan Rp 4 juta (kebetulan itu sebuah telepon kantor). Durasi percakapan tiap panggilan tidak tanggung-tanggung hingga bisa ribuan detik dengan biaya percakapan ratusan ribu rupiah. Untuk yang satu itu, tagihan Premium Call muncul pada antara tanggal 27 s/d 3 bulan berikutnya, setelah itu menghilang alias hanya pemakaian normal (sebagian besar telepon lokal). Seorang teman saya di Bekasi juga pernah terkena tagihan "Japati" sekitar Rp 1,5 juta s/d Rp 2 juta selama dua bulan berturut-turut tanpa dia sadari karena dikira tagihan pemakaian internet yang memang khusus terhubung dengan nomor telepon tersebut.

Pada tanggal 11 Juni 2004 saya menerima surat pemberitahuan hasil pemeriksaan klaim dari Telkom no reg: TEL 243/YN/000/D020-300/2004 tertanggal 9 Juni 2004, dengan isi jawaban yang sudah dapat Anda tebak sendiri yaitu: "Dari hasil pemeriksaan Telkom ke pihak operator 0809, panggilan premium call benar dilakukan dari nomor telepon kami dengan nama penelepon Luky, yang bisa merupakan nama samaran (karena anggota keluarga kami tidak ada yang bernama Luky). Sehingga tagihan Japati tersebut tetap menjadi beban dan harus dibayar oleh pelanggan Telkom dalam waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak cap pos surat pemberitahuan dikirimkan. Surat ditandatangani oleh Djasmani (S.SPV layanan Pembayaran Telkom)."

Mungkin sebaiknya Telkom membuat nama samaran yang lebih pas lagi untuk siluman ini sebagai "Lucky" alias "si Untung" karena mendapat hibah dana tagihan Japati dari jutaan pelanggan Telkom di tanah air.

Melihat adanya suatu pola/modus yang teratur dan konsisten dalam kemunculan "Siluman Premium Call" ini dalam tagihan telepon saya selama empat bulan berturut-turut sejak bulan Januari s/d Juni 2004, juga pada tagihan telepon pelanggan lain, di mana "Siluman" ini hanya bilang saat sambungan telepon rumah saya biarkan terputus (isolasi) selama setengah bulan karena tidak saya bayar pada bulan Maret 2004 lalu, maka kesimpulan saya "Siluman Pulsa Premium Call" ini adalah hasil rekayasa untuk mengeruk keuntungan dari konsumen Telkom yang memang jelas-jelas selalu kalah posisi dengan Telkom (memang peraturan dan kondisinya memposisikan demikian).

Usaha mencegah atau mengatasi masalah "Siluman Pulsa" ini hanya ada satu cara yaitu "Blokir Fasilitas Japati 0809" pada nomor telepon Anda. Lakukan pemblokiran itu secepatnya!

Untuk pihak Telkom, Japati itu ditiadakan saja! Walau banyak mendatangkan uang bagi Telkom (tentu saja apalagi dengan adanya "Siluman Pulsa") tapi lebih banyak mendatangkan mudarat untuk pelanggan daripada keuntungan baiknya. Untuk pihak YLKI, mungkin bisa digalang masyarakat untuk mengajukan kolektif klaim atau tuntutan class action atas perilaku bisnis yang tidak benar ini.


Buruk, Layanan Mobile 8

Sejak 24 April 2004, saya menjadi pelanggan baru Mobile 8 Friend. Saya mengambil paket hemat dengan memilih paket satu tahun. Setelah memakai beberapa hari, saya baru menyadari kalau ternyata fasilitas SMS dari Mobile 8 ke operator Satelindo sering bermasalah, demikian juga sebaliknya. Sering SMS ke dan dari Satelindo tidak sampai dan tidak bisa diterima. Setelah saya tanyakan ke bagian customer care diakui memang masih ada masalah interkoneksi. Setelah satu bulan lebih fasilitas SMS masih bermasalah. Saya sudah berkali-kali menelepon menyampaikan keluhan ini dan pihak Mobile 8 sempat mengganti kartu (31/5), namun masalah tersebut tidak terselesaikan. Ternyata fasilitas SMS juga belum bisa dilakukan dengan operator Flexi, juga pengiriman kartu nama maupun MMS juga belum tersedia.

Semua jasa yang belum tersedia atau terlayani dengan baik baru saya ketahui setelah menjadi pelanggan. Karena kondisi ini, saya berniat mengembalikan dan membatalkan kontrak paket satu tahun yang telah saya ambil, tetapi pihak Mobile 8 tidak bisa mengabulkan dan melayani dengan alasan tidak bisa dibatalkan. Sebagai pelanggan, saya diminta menunggu dan bersabar tanpa kejelasan kapan interkoneksi tersebut terealisasi dengan sempurna.

Saya merasa dirugikan karena SMS kini bukan sekadar untuk hubungan hura-hura atau iseng, tetapi sudah menjadi bagian dalam pekerjaan sehari- hari. Bonus 200 SMS per bulan menjadi kurang berarti dengan kondisi ini dan akhirnya saya cenderung tidak memakai SMS untuk berhubungan dengan produk Satelindo. Namun, saya tak bisa atau sulit melarang nomor dari Satelindo (relasi/rekan/keluarga) mengirimkan SMS ke nomor saya sehingga relasi/rekan sering kesal karena saya tak merespons atau membalas SMS yang mereka kirim.


Servis Siemens Mengecewakan

Atas saran salah satu toko di ITC Roxy, Jakarta, kami membeli telepon genggam Siemens, yang katanya servisnya paling bagus, yaitu 18 bulan garansi. Ternyata fungsi getar HP kami bermasalah dan kami bawa ke servis resmi di ITC Roxy lantai 3 untuk diperiksa (24/1). Dibuatkan nota servis tertulis: "kerusakan vibra on terus (No Imei 350673395374242). Setelah ditunggu beberapa saat, perbaikan selesai dan saat itu kami coba, tetapi masih saja bermasalah. Pesawat diminta kembali dan beberapa saat kemudian kami mencoba lagi dan masih bermasalah.

Lalu untuk ketiga kalinya pesawat diminta kembali dan setelah melalui penantian cukup lama akhirnya kami dipanggil untuk mencoba kembali, tetapi tetap saja bermasalah fungsi getarnya. Akhirnya, kami dipertemukan dengan teknisi (Rolan). Dengan santai dan tanpa rasa bersalah, teknisi itu mengatakan, Siemens memang demikian.

Hal itu diperkuat petugas customer service (Nita), yang membenarkan pernyataan Rolan dengan menunjukkan HP Siemens lain yang sejenis. Mengapa tidak dari awal kami diberi tahu kalau spesifikasi Siemens demikian? Mengherankan, petugas customer service dan teknisi tidak tahu spesifikasi pesawat yang bermasalah itu. Jika spesifikasinya demikian, mengapa teknisi harus membuka segel HP? Mengapa harus sampai tiga kali pesawat dibongkar pasang? Apa perlunya kami disuruh menunggu dan dipanggil berulang-ulang? Apa gunanya garansi 18 bulan bila pelayanannya amatiran? HP kami tidak disegel kembali sebagai alasan untuk menghanguskan garansi.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws