Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Toko & Restoran (4)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7|

 

Total Belanja di Carrefour

Saya salah satu pembeli di hipermarket Carrefour ITC Cempaka, Jakarta (16/11). Saya kecewa karena total nilai belanja yang tertera pada struk lebih besar daripada harga belanja yang sebenarnya. Di struk tertulis total belanja Rp 140.980, sedangkan seharusnya Rp 136.680 sehingga terjadi selisih Rp 4.300 dengan keterangan pada struk st: 07 Rg: 56 Ch: 616 Tr: 42748 jam 13:13 WIB tanggal 16-11-03. Selisihnya tidak besar, namun dalam sebuah hipermarket ternama itu cukup besar. Dengan menggunakan teknologi mesin hitung yang cukup canggih, bagaimana kesalahan tersebut bisa terjadi?

Jika seandainya kesalahan itu tidak hanya terjadi kepada saya seorang, berapa banyak kerugian yang dialami masyarakat yang berbelanja di tempat tersebut?

Saya sudah meminta keterangan melalui telepon kepada pihak Carrefour. Namun, penyelesaian tidak diperoleh. Saya dioper dari satu line ke line yang lain, sampai akhirnya telepon diputuskan secara sepihak oleh pihak Carrefour. Konsumen agar lebih teliti dalam berbelanja dan menjadi perhatian bagi manajemen Carrefour.


"Mega Sale" Kidz Station

Sepulang kantor, Jumat (11/4), saya menemani teman yang akan membeli kado di Kidz Station Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Iseng-iseng saya melihat barang yang ada di boks, karena saat itu sedang ada Mega Sale Up To 70 Percent. Akhirnya saya membeli dua potong baju bayi merek Disney dengan diskon 50 persen, yang rencananya akan diberikan untuk keponakan.

Sesampainya di rumah, saat akan melepas label harga, pada label baju itu terdapat stempel dengan kode "B", yang sepengetahuan saya, tanda itu merupakan kode untuk barang rejected atau barang yang ti- dak lolos Quality Control. Awalnya saya merasa hal ini merupakan suatu ketidaksengajaan, tetapi hal serupa juga saya temukan di Kidz Station Pluit, dan Kelapa Gading Mall, Jakarta Utara.

Saya tidak meminta pihak Kidz Station mengganti barang yang saya beli, tetapi hanya mempertanyakan tanggung jawab moral kepada masyarakat, dari pihak Manajemen Kidz Station, dan Lesenphant(s) Marketing Pte.Ltd, selaku pemegang lisensi dari merek Disney. Bagaimana dengan Disney yang terkenal selektif dalam memberikan lisensi, mengapa bisa kelolosan dalam hal ini?


Informasi Menyesatkan Superindo

Informasi Superindo dalam program ASIAN Fair saya lihat sebagai salah satu sumber menyesatkan bagi konsumen secara terselubung. Saya yang kebetulan sering membeli kebutuhan sehari-hari di Superindo menjadi salah satu korban informasi tersebut. Struk belanja dengan jumlah minimal yang ditentukan dalam program dapat ditukarkan dengan kupon (lima lembar), yang nantinya dapat ditukar dengan alat olahraga + Rp 19.500. Saya kebetulan pada hari itu mempunyai nilai struk belanja yang berhak atas lima kupon. Tetapi, karena dalam struk tertulis periode berlaku antara 5 Juni-2 Juli, maka saya tidak langsung menukarkan struk tersebut.

Kira-kira 2 minggu (22 Juni 2003) setelah pembelanjaan tersebut, saya berminat untuk menukarkan struk tersebut ke konter Superindo. Namun, jawaban yang saya terima adalah struk belanja tersebut sudah tidak berlaku lagi karena tidak ditukar pada tanggal pembelanjaan. Saya tanyakan, mana aturan dan informasi mengenai penukaran kupon itu harus ketika transaksi belanja, dan kenapa di struk belanja tersebut tertulis "masa berlaku 5 Juni s/d 2 Juli". Dengan enaknya, dan sepertinya sudah sering dilakukan oleh karyawan Superindo, dijawab, memang tidak tertulis; dan cukup dengan kata-kata setelah konsumen tertipu.


Dikecewakan Optik Melawai

Beberapa waktu lalu saya membeli kacamata di Optik Melawai Cabang Jalan Salemba Raya, Jakarta. Saya menginginkan jenis lensa plastik, dengan tingkat kejernihan tinggi dilengkapi antiradiasi. Kepada saya ditawarkan dua pilihan, masing-masing lensa plastik impor total dari Jepang dengan kejernihan lebih baik, atau lensa plastik impor (dari Jepang juga) dengan proses coating dalam negeri. Saya memilih yang kedua, karena perbedaan harga yang cukup signifikan. 

Persoalan muncul ketika saya menemukan cacat di salah satu sudut lensa, yang menurut petugas optik, akibat proses coating yang tidak sempurna. Optik sudah memperbaiki. Tapi setelah itu timbul persoalan lain, ketika melihat satu obyek (juga ketika membaca tulisan pada buku atau monitor komputer) di luar (kira-kira) diameter 1 cm dari titik focus lensa, obyek penglihatan menjadi berbayang. 

Juga hasil coating yang kurang baik sehingga lensa memantulkan warna-warna pelangi ketika ditentangkan pada cahaya. Persoalan itu mengganggu, terlebih lagi karena pekerjaan saya berkaitan dengan membaca dan menulis. Setelah lensa diperiksa ulang, petugas tidak menemukan kesalahan pada lensa. Setelah petugas optik berkonsultasi dengan bagian Customer Care and Service (memakan waktu dua hari) dinyatakan, lensa harus diganti dengan jenis impor total dari Jepang, dan untuk itu saya harus membayar selisih harganya. Alasan itu bukan kesalahan pihak optik, karena ukuran lensa sudah tepat. Tentu saya keberatan karena tidak merasa kesalahan ada di pihak saya. Sebagai pelanggan Optik Melawai, saya kecewa dengan pelayanannya.


Hati-hati Belanja Bikitara

Anak saya berniat untuk belanja pernak-pernik di Bikitara (PT Bingkisan Kiriman Nusantara) yang beralamat di Jalan Marsekal Surya Dharma, Kawasan Pergudangan Bandara Mas Blok E No 8 Selapanjang Jaya, Kecamatan Neglasari, Tangerang, telepon 5504291, faksimile 5504395. Ia mendapatkan katalog Bikitara sebagai sisipan sebuah majalah remaja terkenal.

Karena tidak ingin mengecewakan anak saya, disertai kekhawatiran saya, akhirnya saya order dengan nilai pesanan Rp 56.850 ditambah ongkos kirim Rp 3.000. Total pembayaran yang saya transfer melalui ATM BCA Alfa Pasar Minggu sebesar Rp 59.850 pada 7 April 2003.

Beberapa kali terjadi kontak telepon antara saya dan Bikitara yang diterima Sdr Fitri dimulai dari fax order pertama saya, yang menurut janji mereka akan dikirim dalam dua minggu.

Tunggu punya tunggu, barang tidak juga dikirim sehingga kemudian pada awal Mei saya menelepon mereka kembali. Mereka menjawab barang-barang tersebut dikirim dari Taiwan dan ada masalah dengan bea cukai sehingga baru diproses tanggal 10 Mei 2003.

Karena barang tidak juga dikirim, saya telepon lagi tanggal 23 Mei, dan dengan seenaknya mereka menjawab tidak ada data pemesanan dari saya. Setelah terjadi perdebatan melalui telepon dengan Sdr Fitri dan saya faks ulang semua yang pernah saya faks kepada Bikitara mulai dari form order, kopi buku tabungan sebagai pengganti bukti transfer, surat saya tertanggal 11 April 2003 dan surat tanggal 23 Mei 2003, akhirnya mereka menjanjikan barang akan segera dikirim.

Ternyata, sampai surat ini dibuat saya tidak mendapat barang pesanan maupun kabar apa pun dari Bikitara. Bagi saya, bukan masalah uang yang hilang, tetapi hak saya sebagai konsumen yang telah dipermainkan dengan seenaknya oleh Bikitara. Terlebih lagi perasaan kecewa anak saya yang setiap hari dengan sabar menanti kedatangan barang pesanannya.


Waspada di Giant Cimanggis

Untuk pertama kali kami belanja di Supermarket Giant Cimanggis, Depok, Kamis (22/5), sekitar pukul 20.00. Total belanja Rp 767.000 (struk kami pegang). Namun, saat akan keluar, seorang petugas berseragam safari hijau memeriksa dan mengacak-acak belanjaan karena menurut dia kami mencuri. Dengan arogan petugas itu membawa kami untuk menunjukkan di kasir mana membayar sehingga semua pengunjung memperhatikan kami yang dikira maling.

Setelah kami tunjukkan struk pembayaran, semua benar dan tidak satu pun barang yang kami bawa tidak terbayar. Petugas itu pergi meninggalkan kami. Yang kami sesalkan seolah-olah dijebak. Apakah begini pelayanan Supermarket Giant Cimanggis? Kepada warga Cimanggis, Depok, waspada jika belanja di situ. Carilah tempat serupa yang lebih nyaman. Betapa malunya ditonton orang karena dituduh mencuri.


Pelayanan Buruk Katering

Pada resepsi pernikahan (5/10) di sebuah gedung daerah TMII, Jakarta Timur, ternyata katering yang saya gunakan, Permata Catering dari Jl Raya Bambu Duri, Jakarta Timur, telah merugikan dan menjelekkan nama baik keluarga. Tidak sesuai janji saat mempromosikan, dan sudah melunasi seluruh pembayaran satu minggu sebelum acara. Acara resepsi dimulai pukul 19.00, tetapi pukul 19.15 makanan belum juga datang. Padahal, sesuai janji, satu jam sebelum acara dimulai makanan sudah siap. Sekitar pukul 19.20, makanan datang dan dihidangkan, tetapi tidak sesuai dengan yang dipesan untuk buffet 650 porsi dan gubuk 2.800 porsi.

Adapun mobil yang datang membawa makanan hanya dua mobil Kijang, dan semua makanan itu disajikan tanpa pemanas, bahkan sebagian basi. Ketika para petugas katering ditanya oleh panitia, mereka saling melempar tanggung jawab. Bahkan, ada saudara saya yang melihat para petugas katering menyembunyikan makanan yang masih utuh dan seharusnya dihidangkan karena makanan yang dihidangkan di luar sudah habis. Jumlah piring sesuai dengan yang dipesan, tetapi pukul 20.00 makanan sudah habis dan piring masih tersisa cukup banyak.

Jumlah tamu yang hadir di buku tamu hanya dua per tiga dari 600 undangan yang disebarkan. Belum lagi kesalahan dalam pelaminan, standing flower, janur yang tidak dipasang, ice carving yang bukan inisial nama pengantin, dan piring-piring berdebu yang tidak diberi tisu. Setelah mengonfirmasi pemilik katering, mereka berdalih bahwa hari itu memegang enam acara sekaligus dan alasan- alasan lain mengenai keterlambatan, seperti terjebak macet, dan lain-lain yang tidak masuk akal. Padahal, kami telah memesan sekitar 10 bulan sebelum acara.


Keluhan Untuk Toko Grand Arloji

Kira-kira tiga bulan yang lalu saya membeli arloji di Grand Arloji di Melawai lt dasar, tetapi tiga hari kemudian jam saya berhenti berputar. Kemudian saya kembali ke toko tersebut untuk service dan hal yang sama kembali berulang sampai 4 kali dan waktu service yang keempat pelayan toko bicara kalau terjadi lagi hal yang sama dia akan mengganti jam saya dgn unit yang lain.

Saya kembali kesana setelah jam saya mengalami kerusakan lagi, tetapi pelayan toko sepertinya tidak mau mengangapi. Saya minta dia untuk mengganti dengan jam lain yang lebih murah, dan dia memberi saya jam murahan, tapi saya disuruh menambah Rp300.000 untuk jam murahan tersebut dan dia menghargai jam lama saya sebagai barang rongsokan.

Dengan kesal saya tinggalkan toko tersebut, dan melalui media ini saya ingatkan kepada para konsumen untuk lebih berhati hati kalau ada niat beli jam di toko tersebut. Lebih baik membeli di toko lain yang agak mahal, tapi layanan memuaskan dan toko yang lain lebih 'welcome' menerima keluhan dari pelanggannya.

Saya tidak melihat di toko grand arloji motto pembeli adalah raja. Berhati-hatilah, terimakasih atas dimuatnya keluhan saya ini.


Pembayaran Iuran Kartu Makro

Kami pemegang kartu Makro (No 04-174865-22), dan diperpanjang pada tanggal 17 Maret 2002, langsung ditagih dan dibayar iuran tahunan. Tanggal 31 Maret, kami belanja dan ditagih lagi iuran tahunan dengan alasan belum membayar berdasarkan data komputer. Tanggal 2 April, kami bawa slip pembayaran. Ternyata menurut pegawai Makro komputernya salah, dan tagihan iuran yang ditagih tanggal 31 Maret dikembalikan (slip tagihan masih ada). 

Tanggal 14 April, kami belanja lagi di Makro dan ternyata data di komputer tetap mau "makan" lagi uang iuran tahunan kartu dengan 2 kali transaksi yang berbeda. Iuran tahunan mau disuruh bayar 2 kali lagi. Kami protes dengan petugas yang mengaku Manajer Makro Bapak Dominggus, dan kami malah ditanya kartu kapan diperpanjang? Ternyata apa yang tertera di kartu tidak bisa dibacanya, malah kami yang ditanya. Kepada yang sering berbelanja di Makro harus waspada tentang iuran kartu anggota Makro.


Belanja di Valus

Tanggal 28 Agustus, sambil menunggu anak kuliah, saya belanja di Valus Thamrin (belakang Sarinah), Jakarta. Ketika akan membayar, ternyata dompet saya hilang. Saya kaget dan langsung mengatakan ke kasir (karena mau membayar), tapi petugas kasir tenang-tenang saja, tidak ada reaksi, namun tetap menghitung belanjaan konsumen lain. Kemudian saya mengatakan, blokir atau tutup pintunya, tapi kasir hanya mengatakan: "Bilang saja sama Satpam di luar." Tapi sama saja. Petugas Satpam pun hanya berdiri diam. Tidak lama kemudian ada karyawan wanita datang dan saya ceritakan apa yang terjadi, dia menjawab bahwa di sini memang sering terjadi kecopetan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. 

Mengapa tidak lapor ke manajer atau pasang kamera untuk menghindari pencurian, dia bilang sudah pernah dilaporkan tapi tidak ada tanggapan apa-apa. Ketika saya mau bertemu dengan manajer atau staf yang lain, dia bilang sedang tidak ada. Dua hari kemudian, sambil menunggu anak kuliah, saya diberitahu kalau pada saat kejadian dua hari lalu, manajer Valus sebetulnya ada di tempat. Jika berbelanja di Valus harus ekstra hati-hati, karena sering terjadi pencurian dompet, dan tidak ada yang bisa bertindak apa-apa.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws