Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Toko & Restoran (3)

1| 2| 3| 4| 5| 6| 7|

 

Tagihan Kartu Belanja Carrefour

Saya pemegang Kartu Belanja (KB) Carrefour sekitar Januari 2004. Selama Januari tidak ada masalah, karena tagihan selalu datang tepat waktu dan pembayaran sesuai aturan. Hingga Februari 2004, terjadi persoalan yang bermula dari tidak adanya tagihan kartu kepada saya (berlangsung hingga Juni 2004). Hal ini mengakibatkan keterlambatan saya membayar tagihan. Otomatis beban yang harus saya bayar bertambah, karena harus ditambah biaya keterlambatan pelunasan tagihan. Setelah beberapa kali menghubungi dan meminta penjelasan, penerbit kartu akan mengecek ke pihak kurir. Janjinya, jika kesalahan pada kurir, saya akan dibebaskan dari bunga.

Selanjutnya saya tidak pernah dihubungi kembali untuk konfirmasi kasus itu. Akhirnya saya mengambil tindakan membayar pokok tagihan penggunaan (tidak termasuk denda keterlambatan). Ternyata biaya denda masih ditagihkan kepada saya pada tagihan kartu bulan berikutnya. Saya sudah berkali-kali meminta penjelasan atau keputusan mengenai hal ini, tetapi selalu dioper kepada staf-staf lain. Anehnya tidak ada satu pun staf yang dapat memutuskan masalah ini, dan saya selalu mendapat jawaban yang sama, sedang diproses.

Sampai sekarang beban keterlambatan ini masih belum diputuskan, dan pasti tetap ditagihkan kepada saya pada tagihan mendatang. Sebagai pemegang kartu, saya merasa dirugikan karena harus membayar biaya keterlambatan yang bukan sepenuhnya kesalahan saya. Mohon penjelasan dari penerbit Kartu Belanja Carrefour.


Makro Pasar Rebo, Mohon Ketelitian Kasir

Saya adalah pelanggan setia makro dengan nomor kartu 0121329791, saya biasa berbelanja di Makro Pasar Rebo. Pada tanggal 22 April 2004, saya melakukan transaksi di kasir 023 dengan nomor kassa 12 sekitar pukul 13.20 WIB. Saya kecewa dengan hasil kerja kasir tersebut.

Pada saat itu, saya berbelanja dengan 2 faktur. Pada faktur belanja I tidak ada masalah, tetapi pada faktur II, setelah dilakukan scanning pada barang-barang, kasir tersebut mengulang kembali scanning-nya. Saya heran dan langsung menegur karena khawatir akan terjadi dobel harga. Namun si kasir dengan santai menjawab hal itu tidak akan terjadi, karena data yang tadi di-scanning hilang dan kembali ke harga 0. Saya pun diam walaupun pada saat pembayaran curiga karena sepertinya uang yang saya keluarkan membengkak dari anggaran yang seharusnya.

Setelah melewati pemeriksaan (check yang biasa dilakukan di Makro), barang belanjaan saya terlihat tidak ada masalah. Ketika di tempat parkir, saya heran karena pada faktur terdapat barang belanja saya yang tertulis dobel, yaitu Yahui coklat 6x125 ml (TWA) (78832). Seketika itu saya langsung kembali ke kasir dan mempertanyakan masalah tersebut, kasir 023 tadi memerintahkan saya untuk mengambil barang (berupa Yahui tersebut) dengan alasan bahwa uang tidak dapat dikembalikan. Saya pun menuruti walaupun dengan hati kesal.

Dalam perjalanan pulang ketika saya teliti kembali, ternyata masih beberapa barang belanjaan lagi yang tertulis dobel, di antaranya, Nescafe 3in1 Creme SIC 36x20G (386165), Milo 3in1 plus Actigen Susu 20x35 GNI (542529), Yes UHT Kotak Coklat 6x200 ML (759629).

Dalam keadaan lelah saya harus kembali lagi untuk menghubungi petugas, terima kasih saya telah diterima petugas dengan baik namun bukan oleh kasir 023 karena sudah ganti petugas yang lain.

Pada saat itu saya berharap uang saya bisa kembali karena itu bukan kesalahan saya, ternyata saya diharuskan mengambil barang yang tertulis dua kali yang berarti saya belanja pada saat itu melebihi kebutuhan saya, yang seharusnya uang tersebut untuk keperluan yang lain. Saya juga kecewa, karena pada waktu klaim saya yang pertama, kasir terlihat cuek dan tidak mengecek faktur lagi, padahal masih beberapa barang yang tertulis dobel.

Saya berharap kejadian ini tidak terjadi lagi mohon perusahaan Makro dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pada bagian kasir. Semoga pimpinan Makro Pasar Rebo dapat membaca keluhan pelanggannya untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.


Harga Menentukan Segalanya

Saya seorang pelanggan setia Matahari(PT Matahari Putra Prima Tbk), mulai sejak saya kecil sampai saat ini. Kalau ditanya kenapa saya senang berbelanja di tempat tersebut? dengan yakin saya akan menjawab harganya lebih murah dan kualitas barang yang layak dipakai.

Tapi semua kelayakan Matahari Group sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman untuk golongan menengah sepertinya sudah tidak layak lagi diberikan untuk mereka. Pada tanggal 29 Mei 03 saya seperti biasanya berbelanja di Matahari cab Senen, dengan jumlah perbelanjaan yang tidak sedikit dan barang-barang belanjaan yang banyak sekali saya menyelesaikan belanja di Matahari super market dan hendak melanjutkan perbelanjaan saya ke Deparment Store nya.

Adalah suatu hal yang normal ketika suatu pusat perbelanjaan memberikan sebagian dari pada service mereka kepada pelanggannya, seperti sarana tempat penitipan barang, itu kedengarannya memang hal yang kecil tapi ini merupakan awal dari kekesalan saya terhadap manajemennya, masak untuk jumlah barang belanjaan yang banyak karyawan penitipan barang disitu tidak mau menerima/membantu menjaga barang tersebut.

Yang lebih membuat saya kecewa lagi alasan yang diberikan karyawan tersebut, awalnya dia hanya menunjukan papan yang bertuliskan tidak menerima penitipan barang untuk keluar. Apa maksudnya dengan kata keluar, sedangkan kami mau melanjutkan perbelanjaan kami ke Matahari Deptstore (Which is Matahari Group). Setelah itu dia mengatakan bahwa hari ini hari libur dan dia harus segera berganti shift dengan yang lain.

Pertanyaan saya apakah para karyawan Matahari Group itu tidak dibayar dengan layak sehingga pelayanaan mereka yang terkesan sembarangan itu saya dapat, dan yang lebih parah lagi penjaga barang menyarankan kami membawa barang tersebut ke atas dimana kami harus menggunakan tangga jalan untuk itu.

Tapi apa yang saya dapat setelah bersusah payah mendorong trolley tersebut, salah seorang dari pegawai disana (mengenakan seragam yang sama)menghampiri saya dengan memaki saya dan mengatakan bahwa kami tidak boleh membawa barang sebanyak ini ke Dept Store dengan menggunakan Trolley tersebut. Saya menjelaskan bahwa barang-barang tersebut tidak bisa dititipkan di bawah sedangkan kami masih harus berbelanja lagi di Dept Store. Saya menanyakan, apakah masih ada lagi tempat penitipan brg di sini? Dia bilang "tidak."

Inikah yang saya dapat dari berbelanja dengan harga murah? Apakah harga benar-benar menentukan pelayanan. Kalau memang begitu bagaimana nasib orang-orang seperti saya yang hanya mampu berbelanja dengan harga murah dan mengharapkan pelayanaan yang lebih manusiawi tentunya. Mungkin Rp1-2 Juta sekali perbelanjaan adalah nilai yang kecil buat beberapa orang tapi bagi kami itu merupakan bagian dari kepercayaaan kami kepada pihak PT Matahari Putra Prima Tbk.


Kupon Matahari Menyesatkan

Di Kompas (29/5), Matahari Department Store mengiklankan promosi Kupon Belanja. Disebutkan dalam iklan, untuk setiap belanja semua produk (kecuali produk kosmetik) di atas Rp 100.000 akan mendapatkan Kupon Belanja dengan nilai tertentu, berlaku dari tanggal 29 Mei 2003 sampai 1 Juni 2003. Tertarik dengan iklan itu, tanggal 30 Mei, kami berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari di Matahari Department Store Depok Mal, Depok.

Kenyataannya, saat kami membayar di kasir dan mencapai nilai rupiah yang telah ditentukan untuk mendapatkan Kupon Belanja, kami mendapat penjelasan bahwa Kupon Belanja hanya dapat diperoleh jika melakukan pembelian hanya untuk produk fashion. Padahal dalam iklannya tidak disebutkan ketentuan Kupon Belanja hanya untuk produk fashion. Sebagai pelanggan Matahari Department Store, kami kecewa dengan iklan yang merugikan dan menyesatkan konsumen.


Tukar Barang Lama Carrefour

Tanggal 26 Januari, saya ke Carrefour Lebak Bulus dan tertarik dengan Crystal Fair 2003, yaitu tukar barang lama mendapatkan barang baru (elektronik). Sesuai brosur yang didapat, VCD player milik saya dihargai Rp 200.000 dan dapat ditukar dengan DVD baru seharga Rp 799.000. Namun, kekecewaan yang didapat, karena VCD Crystal milik saya ditolak teknisi di Carrefour dengan alasan model lama. Ketika saya menjelaskan bahwa yang dipersyaratkan dalam brosur tercetak yaitu buatan tahun 1990 ke atas, teknisi itu mengatakan, apa yang dicetak dalam brosur tidak sesuai persyaratan.

Tidak jelas, siapa yang membuat brosur tersebut apakah Carrefour atau Crystal, yang pasti sebagai konsumen saya dikecewakan.


Beli Nasi di McDonald's

Saya ke McDonald's Depok Mal (28/9) untuk membeli 12 porsi paket Chicken McD 1 yang dalam display disebutkan harga Rp 17.400 (setelah PPN). Saya meminta struk sebagai bukti pembelian. Ternyata dalam struk tertera item RiceUP sejumlah Rp 500 per porsi. Ketika ditanyakan hal ini kepada karyawan berinisial AW, yang mengaku sebagai manajer, bukankah nasi sudah termasuk dalam paket sehingga tidak perlu menambah sejumlah uang lagi, dijelaskan bahwa sudah sejak lama di McDonald's tersedia dua macam nasi, yaitu ukuran besar untuk umum dan kecil untuk paket ulang tahun. Jadi, kalau konsumen umum memesan nasi, maka akan diberikan nasi yang besar. Saya tanya lagi, bukankah harga Rp 17.400 adalah untuk umum sehingga saya ngotot minta nasi yang besar, namun yang bersangkutan bersikukuh tidak bisa dapat nasi besar kecuali menambah uang.

Selama ini bila konsumen memesan apa pun yang ada nasinya (kecuali paket ulang tahun), pihak McDonald's secara otomatis memberi nasi ukuran besar, dan otomatis menagih tambahan Rp 500. Saya yakin sebagian besar konsumen tidak pernah mengetahui hal tersebut karena tidak tahu ada sistem seperti itu, percaya saja pada McDonald's, apalagi memang konsumen tidak pernah diberikan struk bukti pembelian kecuali meminta. Seharusnya McDonald's menyosialisasikan kebijakan tersebut. Bila saja di Indonesia ada 100 outlet dan dalam sehari terjual 1.000 porsi nasi dari setiap outlet, maka ada pemasukan "terselubung" sebesar Rp 50.000.000 dalam sehari. Saya tidak mempermasalahkan kelebihan Rp 6.000 yang sudah dibayarkan, tetapi sungguh tidak etis perusahaan sebesar McDonald's melakukan praktik seperti itu. Apakah ini namanya bukan menipu.


Harga Diskon Watch Gallery

Tanggal 7 Agustus 2004 sekitar pukul 20.30, saya membeli jam tangan Swiss Army (tipe HCC 8389 SA 307) di Watch Gallery Mal Taman Anggrek lantai UG/U 45, Jakarta Barat. Dengan bangganya toko menawarkan diskon tinggi hingga 30 persen dari harga normal Rp 1.475.000. Setelah terjadi tawar-menawar, diskon ditambah menjadi 40 persen sehingga harga Rp 885.000 untuk jam tangan itu. Saya menegaskan kembali kepada karyawan toko bahwa harga normal itu wajar karena rata-rata toko sudah mau tutup, dan saya tidak sempat mengecek harga ke tempat lain. Karyawan toko berjanji, apabila mendapatkan harga yang lebih murah di tempat lain maka bisa mengembalikan jam tangan tersebut.

Sekitar dua minggu kemudian, saudara saya membeli jam tangan dengan tipe yang sama di Mega Mall dengan harga Rp 350.000 dan dengan garansi yang sama. Setelah mengetahui hal itu, saya coba mengecek harga di toko-toko lain sekitar Watch Gallery Mal Taman Anggrek dan saya benar-benar marah karena harga yang saya dapat di tempat lain sebelum diskon jauh lebih murah dari harga yang saya beli (Rp 885.000). Kemudian saya mendatangi toko Watch Gallery untuk meminta pertanggungjawaban atas selisih harga tersebut. Tetapi penjaga toko dengan nada sinis mengejek dan mengatakan, "Kami sebagai penjual selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya. Mengapa kamu tidak mengecek dulu ke toko lain sebelum membeli."

Saya marah dan tertipu di toko jam tersebut karena beranggapan toko yang berada di Mal Taman Anggrek tidak mungkin semena-mena melakukan penipuan dengan menaikkan harga di atas 200 persen dibandingkan dengan harga di mal lain. Bagaimana tanggung jawab pemilik Wacth Gallery, distributor Swiss Army, dan pengelola Mal Taman Anggrek? Hati-hati belanja di Watch Gallery Mal Taman Anggrek, jangan sampai kejadian yang sama terulang kembali.


Carrefour, Pelayanan Counter

Melalui media ini saya akan mengutarakan kejadian yang tidak menyenangkan yang suami saya alami ketika membayar tagihan Kartu Belanja Carrefour (KBC).

Pada Jumat, 27 Februari 2004, sekitar pukul 16.30 saya dan suami mengunjungi Carrefour Cempaka Mas untuk membayar tagihan KBC sekaligus berbelanja rutin. Suami saya mendatangi counter KBC yang ketika itu dalam keadaan tidak terlalu ramai. Petugas customer hanya sedang melayani satu customer. 

Ketika saya menyatakan hendak membayar tagihan, petugas counter tersebut (wanita, bisa dicek siapa yang bertugas dari data waktu yang sudah saya berikan) menyerahkan form dengan menggunakan tangan kiri dan menyuruh suami saya mengisi di atas tumpukan berkas-berkas tanpa dia berusaha untuk menyingkirkan atau membereskan pekerjaannya tersebut. 

Selain itu suami saya pun tidak dipersilakan duduk untuk mengisi form tersebut (jadi mengisi sambil berdiri) padahal di counter tersebut banyak bangku tetapi diduduki oleh karyawan-karyawan laki-laki yang tidak sedang mengerjakan apa-apa (hanya mengobrol). 

Yang menjadi keberatan saya sebagai pelanggan setia Carrefour, beginikah pelayanan kepada pelanggan? Pelanggan diminta mengisi form dengan tidak sopan dan tanpa satu pun petugas yang dengan kesadarannya sendiri memberikan duduk karena harus mengisi form. 

Dengan sikap karyawan tersebut, suami saya yang saya tahu sangat penyabar menjadi sangat kecewa. Atas kekecewaan tersebut suami saya mengajak saya pulang dan membatalkan rencana belanja tersebut. Kelihatannya dia tidak menerima atas pelayanan Carrefour yang seperti itu. 

Dari kejadian itu suami dan saya mendapat pandangan baru tentang pelayanan Carrefour. Ternyata pelayanan yang baik tidak menjadi prioritas utama Carrefour.


"TV Sale" di Carrefour

Tanggal 13 November 2004 sekitar pukul 18.00 di Carrefour Mangga Dua Square, saya berniat membeli televisi 14 inci merek Founder dengan harga sale Rp 449.000. Ketika akan mengambil dus TV itu, beberapa penjaga berkaus biru dengan logo Carrefour mengatakan, tumpukan dus TV sudah dibeli semua (diborong) oleh seseorang dan sedang dalam proses pengangkutan ke mobil. Tidak ada satu pun tersisa di gudang, TV sebanyak 41 unit diborong semua. Ironis, sementara ditumpukan dus biskuit kalengan dan sirop tertulis: Maksimum 5 dus.

Untuk apa Carrefour mengadakan sale. Ditujukan untuk siapa sale tersebut, untuk orang-orang bisnis atau untuk orang-orang yang mampu membeli dalam jumlah besar. Padahal, barang itu merupakan barang murah untuk golongan menengah ke bawah. Ketika disampaikan ke bagian pengaduan, tidak ada tanggapan baik yang saya terima. Bahkan, dijawab sambil lalu dan kemudian ditinggal. Bukankah Carrefour perusahaan dengan manajemen asing, dan seharusnya memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.


Waspada Belanja di Petra Toys

Tanggal 4 Oktober kami membeli mainan anak berupa key- board mini seharga Rp 199.000 di toko mainan anak Petra Toys, Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara. Setelah dicoba, kami putuskan untuk membeli mainan tersebut. Setelah itu, kami berbelanja dan menitipkan barang itu di toko tersebut sampai sore hari sebelum kami pulang. Sesampainya di rumah, kami langsung mencoba mainan itu dan ternyata tidak bisa berbunyi sama sekali. Kami langsung menghubungi toko tersebut untuk menanyakan. Pertama, telepon diangkat oleh seorang laki-laki yang diperkirakan pemilik toko, lalu dialihkan kepada karyawan yang melayani kami pada saat itu (Yuli).

Dalam pembicaraan dengan karyawan itu, hal yang diucapkan adalah: "barang sudah dicoba dan kami tidak memberikan garansi". Apa pun pertanyaan dan penjelasannya, jawabannya begitu seperti answering machine. Pada saat kami meminta berbicara dengan atasannya, jawaban yang muncul adalah atasannya sedang pergi. Sepanjang pembicaraan telepon tersebut kami mendengar ada orang di belakang yang selalu mengatur pembicaraan dari karyawan tersebut.

Sangat mengecewakan pelayanan yang diberikan. Padahal, kami sudah beberapa kali membeli barang elektronik di tempat ini-di mal yang sama maupun tempat lain-dan semuanya selalu memberikan garansi minimal 1 x 24 jam barang bisa ditukar apabila ada masalah. Memang dari segi legal posisi kami kalah karena barang tersebut sudah diterima dan dibayar. Namun, yang kami sesalkan, tidak adanya tanggung jawab moral dari toko tersebut untuk membantu penyelesaian masalah. Waspada jika berbelanja di Petra Toys.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws