Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Ragam Pesan (3)

1| 2| 3| 4| 5

 

IndosatM2 (Internet Cable)

Saya seorang pelanggan (Internet Cable) IndosatM2. Sejak hari Jumat, 19 Desember 2003 yang lalu, saya mengalami kesulitan dalam melakukan akses atau browsing ke situs-situs besar, seperti Yahoo, Hotmail, dan lain-lain.

Menurut infomasi dari Customer Service (CS) IndosatM2, hal ini terjadi karena terputusnya kabel sambungan IndosatM2 dengan luar negeri. Dengan demikian untuk aktifitas browsing internet ke situs-situs di luar negeri menjadi sangat lambat, karena jalur (apabila saya tidak salah, sebutannya bandwith) yang digunakan adalah jalur cadangan.

Memang seperti yang juga diinformasikan CS IndosatM2 bahwa untuk akses ke situs-situs lokal (seperti Media Indonesia Online, detik.com, dan lain-lain) dapat dilakukan dengan normal. Namun perlu diingat bahwa keunggulan internet adalah karena keistimewaannya yang global atau mendunia.

Sayangnya CS IndosatM2 tersebut tidak dapat memberikan informasi sampai kapan atau estimasi lamanya perbaikan jalur utama untuk dapat digunakan kembali. Bahkan mereka mengatakan belum ada keputusan atau kebijakan dari pihak manajemen mengenai kompensasi bagi para pelanggan yang dirugikan.

Jadi hingga saat ini, 23 Desember 2003, nasib saya dan para pelanggan internet IndosatM2 lainnya terkatung-katung tanpa informasi yang jelas dari IndosatM2.

Saya menyadari bahwa IndosatM2 merupakan salah satu pemasang iklan di Media Indonesia Online, namun saya yakin bahwa Media Indonesia merupakan media yang objektif. Untuk semuanya saya ucapkan terima kasih.


Teror Telepon Kabelvision

Kami sekeluarga sekarang sangat terganggu dengan seringnya telepon berdering di rumah. Hampir 2-3 kali sehari seseorang-yang pada suatu saat saya pancing mengaku bernama Bapak Robby-menelepon dan acap kali berganti-ganti nama. Awalnya adalah saat kami baru pindah ke rumah yang kami tempati ini. Orang tersebut menelepon dan mencari seseorang (Bapak X), dan saya jelaskan bahwa kami baru saja pindah dan mungkin bapak X tersebut adalah orang yang dulu menempati rumah yang kami tempati sekarang ini. Ini dilakukan berulang kali dan pernah mencari bapak (suami saya).

Akhirnya orang tersebut menawarkan produk Kabelvision kepada saya. Dengan sopan saya katakan bahwa saya sangat tidak berminat. Lalu saya berinisiatif menelepon customer service Kabelvision. Pihak Kabelvision mengatakan, kemungkinan besar Bapak X mempunyai tunggakan dan karena terdorong oleh tugas dari atasannya, mereka (debt collector?) melakukan apa saja agar berhasil menjalankan tugasnya.

Keluhan saya kepada Kabelvision ternyata tidak mendapat tanggapan yang baik karena tetap saja kami sering menerima telepon yang terkadang terjadi pada malam hari di saat saya sedang menidurkan anak saya yang baru berumur 2 tahun. Meskipun saya dan suami telah mengancam akan mengadukan ke polisi atau menulis ke suara pembaca harian umum, teror telepon tetap terjadi. Tolong dengan segala hormat kami memohon agar pihak Kabelvision dapat bekerja secara profesional. Jika ingin mencari pelanggan baru, jangan dengan cara meneror seperti ini.


Studio XXI Plaza ex

Saya bersama teman berniat menonton film Troy yang saat itu premier di bioskop-bioskop Jakarta, Rabu (2/6). Tertarik penawaran program Buy 1 Get 1 Free dari Citibank Clear Card tiap Rabu untuk menonton di Studio XXI-Plaza ex, Jakarta, saya mencoba kesempatan itu. Setelah menghubungi Plaza Indonesia (021) 3107272, saya diberi tahu untuk menghubungi Studio XXI dengan nomor telepon (021) 3149921.

Saat itu saya menelepon dari kantor menjelang istirahat makan siang. Setelah menghubungi nomor yang dituju, telepon dijawab pegawai pria (lupa namanya) dengan nada tidak ramah. Saya menanyakan, apakah tiket nonton untuk jadwal tayang pukul 20.15 dapat dibeli beberapa jam sebelumnya. Jika bisa, saya akan membeli langsung ke loket tiket Studio XXI saat istirahat makan siang agar malam menjelang pertunjukan tidak perlu mengantre lagi. Dengan ketus dijawab, Ibu datang langsung ke sini.

Ketika ditanyakan berapa lama loket tiket dibuka sebelum jam pertunjukan, petugas itu menjawab, setengah jam sebelum pertunjukan. Pulang kerja pukul 17.00, saya langsung menuju Plaza ex. Setelah menempuh perjalanan dari daerah Jalan Kebon Sirih ke Jalan Thamrin yang cukup panjang dan macet (menghindari 3 in 1), saya baru tiba di Plaza ex sekitar pukul 18.30.

Berdua dengan teman yang sudah menunggu di Plaza Indonesia, saya segera menuju Studio XXI di Plaza ex. Begitu sampai di loket tiket khusus pemegang kartu Citibank Clear Card, saya diberi tahu petugas bahwa tiket hanya tersisa satu bangku di baris terdepan paling pinggir kanan. Saya kecewa dan memarahi petugas di sana, yang terdiri beberapa staf wanita dan pria mengenakan hiasan telinga tokoh kartun Shrek di kepalanya. Mereka menjelaskan bahwa informasi yang saya terima itu keliru. Sebenarnya tiket bisa dibeli sejak pukul 13.00 atau siang itu juga untuk jam pertunjukan kapan pun. Dengan kecewa dan marah saya dan teman keluar dari Studio XXI.


PT Trihamas Finance Arogan

Perkenankanlah saya menyampaikan cerita sedih dan mengharukan betapa sakitnya jadi 'orang kecil' yang dizalimi oleh PT Trihamas Finance (TF) Jl Dewi Sartika Jakarta Timur.

Awal ceritanya adalah pada bulan Januari 2002 orangtua kami PS melakukan perjanjian Fiducia dengan TF dengan nomor perjanjian 08.02385 dan subjectnya adalah kendaraan Suzuki Carry ST 150/2001 yang digunakan sehari-hari sebagai sumber mata pencaharian (mikrolet).

Pembayaran cicilan perbulan berjalan lancar dengan sesekali keterlambatan dimana bunga dan denda keterlambatan tetap dibayar.

Entah karena apa pada tanggal 29 April 2004 mikrolet kami ditarik (diambil secara paksa dan tidak ada bukti tanda terima) oleh saudara Helmi meskipun kami sudah menjelaskan bahwa kami sudah membayar melalui ATM, namun dengan arogannya Sdr Helmi berkata bahwa TF sengaja tidak menginput ke system mereka karena terlambat bayar!

Sampai hari ini melalui seorang pengacara baik hati yang tidak mau dibayar jasanya, komunikasi dilakukan antara PS dengan TF namun dari pihak perusahaan tetap beranggapan bahwa kalau PS hendak mengambil mikroletnya maka harus melunasi pembayaran cicilan yang ke 27-36 plus biaya tarik dan biaya sewa pool.

Kalau tidak mikrolet akan dilelang pada tanggal 20 Juni 2004! Dengan susah payah kami mengumpulkan uang dan mencoba kembali negosiasi dengan TF untuk paling tidak diizinkan membayar cicilan sampai bulan Juni 2004 saja namun ditolak mentah-mentah malahan mengatakan, 'kalau saudara keberatan silahkan ke pengadilan saja'. Padahal kami kan orang kecil, mana mungkin mampu membayar biaya gugatan ke pengadilan.

Oleh karena itu kami mohon kepada pembaca budiman atau bapak-bapak pejabat yang berkaitan dengan pembinaan perusahaan leasing seperti TF supaya kasus kami ini dapat diselesaikan secara 'win win solution' dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kami heran kok sudah mencicil 26 kali tapi tidak dipertimbangkan sedangkan sisa cicilan adalah 10 kali lagi. Bukankan perjanjian kreditnya adalah pembayaran melalui cara mencicil bukannya dipaksa harus membayar lunas!


Fuji Film Jual Kamera Produk Gagal?

Tanggal 29 April 2004, saya membeli kamera digital jenis Q1 produksi Fuji Film di Carrefour Puri Mall, kondisi kelihatannya OK saat dites.

Tapi hanya dalam waktu tiga minggu pemakaian normal, (tidak pernah jatuh dll), kamera tersebut sudah rusak, dalam hal ini tombol kualitas gambar dan tombol 'zoom in' sangat susah untuk mengubahnya. Bayangkan baru TIGA MINGGU, kamera sudah mengalami kerusakan yang lumayan mengganggu.

Apakah Fuji Film dalam hal ini, PT Modern Photo Tbk, telah memasarkan produk gagal? Kesan ini saya peroleh ketika bertanya pada salah seorang pegawai Fuji Film PT Modern Photo Tbk di jalan Matraman Raya 12 Jakarta, yang mengaku bernama Fadilah, apakah ada kasus kerusakan pada Q1 dalam waktu sebulan sesudah konsumen bersangkutan membeli? Ia menjawabnya, memang ada pak. Sayangnya saya tidak menanyakan lebih lanjut apakah kasus rusaknya sama dengan kamera saya atau tidak.

Bisa dibayangkan setidaknya beberapa produksi Q1 yang cacat, karena pemakaian belum satu bulan saja sudah ada gangguan. Jadi bagi anda hati-hati saja bila ingin membeli produksi ini.

Pada hari Minggu, 16 Mei 2004 saya bawa kamera itu ke pusat garansi Fuji Film PT Modern Photo Tbk di jalan Matraman Raya 12. Sekitar pukul 12.30 WIB saya diterima oleh salah seorang pegawainya, kemudian dia menyerahkan pada pegawai lain bernama Fadilah itu. Singkat kata, Kamera akan direparasi dalam waktu seminggu. Saya bilang OK. Mau bagaimana lagi..

Tapi yang membuat saya tambah kecewa adalah ketika foto-foto yang sudah ada dalam memori kamera tersebut mau saya cetak di Pusat Fuji Film tersebut, (karena katanya harus direset dulu memorinya), ternyata Modern Photo tidak menyediakan kabel USB.

Menurut Fadilah, ia memang selalu menyarankan pelanggannya yang mau mencetak foto digital harus membawa kabel USBnya. Terang saja saya nggak membawa kabel USB tersebut, terpaksalah saya membawa kembali kamera itu ke rumah untuk lain kali direparasinya...

Bayangkan perusahaan sekelas Tbk tidak menyediakan device yang urgen seperti itu, bahkan untuk barang yang diproduksinya sendiri. Sebelum pulang itulah, saya sempat bertanya pada Fadilah, apakah sebelum saya ada juga konsumen Q1 yang mengalami kerusakan. Jawabannya anda sudah tahu sendiri..


Anggota dan Non-Anggota

Suatu kali ada seorang teman yang mau berlibur ke Bali. Terus dia buka-buka situs internet untuk reservasi penginapan. Maka jatuh hatilah dia pada Club Bali Family Suites (Club Bali lebih suka menyebut Jayakarta Bali Residence) yang berada di Jl Werkudoro, Legian, Bali. Saat itu situs yang dia buka adalah www.paketrupiah.com. Teman tersebut kemudian tanya ke saya karena dia tahu saya anggota Club Bali apakah bisa orang umum melakukan reservasi di Club Bali. 

Saya jawab tidak bisa, karena keanggotaan Club Bali sifatnya eksklusif sehingga pemakaian fasilitas juga hanya diberikan kepada anggota. Tapi teman tersebut ngotot, setidaknya ngotot untuk memastikan apakah memang orang umum tidak bisa reservasi di tempat Club Bali Family Suites. Agar semua bisa jelas, saya lantas kirim e-mail ke Club Bali. Saya tanya apakah umum boleh memakai hotel itu karena banyak situs internet yang menjual kamar milik Club Bali. 

Dari pengelola Club Bali, bpk/ibu Nunu, saya peroleh jawaban bahwa Club Bali tidak bekerja sama dengan situs manapun untuk penjualan kamar. Sekali lagi ditegaskan oleh dia bahwa Club Bali Family Suites hanya untuk anggota. Berdasarkan e-mail tersebut saya lantas kirim e-mail ke pengelola www.paketrupiah.com (sebuah portal reservasi kamar yang bonafid yang berafiliasi ke indo.com).

Dari ibu Lina, salah seorang tim pengelola, saya memperoleh jawaban bahwa pesanan kamar bisa langsung acc karena paketrupiah merupakan partner dari hotel tersebut (maksudnya Club Bali Family Suites). Saya tidak tahu mana yang benar, yang jelas teman saya tidak jadi pesan kamar karena ragu. Saya pun jadi bertanya-tanya: Kalau benar nonmember bisa memakai fasilitas Club Bali Family Suites berarti selama ini member sudah dikelabui. Tapi kalau benar bahwa hotel itu hanya untuk member, bagaimana pertanggungjawaban www.paketrupiah.com dan juga situs reservasi lainnya? 


Waspada jika Beli XDA 02

Saya pengguna PDA jenis XDA 02 (IMEI: 350312010818941) yang dibeli di salah satu distributornya di toko CPalm Ratu Plaza, Jakarta. Saat itu pihak penjual menjanjikan kemudahan dan kecepatan pelayanan perbaikan. Pada tanggal 26 Oktober 2003, PDA saya mengalami kerusakan di bagian layar kemudian tanggal 28 Oktober 2003 saya servis ke toko CPalm Ratu Plaza, tetapi yang menjadi permasalahan adalah hingga saat ini (tiga bulan) belum ada kepastian kapan selesainya PDA tersebut. Menurut keterangan dari pegawai toko tersebut, PDA itu diperbaiki di Singapura.

Kekhawatiran saya PDA itu merupakan barang ilegal yang masuk ke Indonesia tanpa prosedur sehingga pihak perusahaan tidak mengakui barang tersebut. Disayangkan di tengah gencarnya promosi XDA 02, perusahaan tidak memberitahukan penunjukan distributor mana yang resmi dan yang tidak resmi sehingga masyarakat tidak merasa tertipu. Kepada pengguna XDA yang akan memperbaiki pesawatnya, dengan mempertimbangkan harga purnajual yang semakin menurun. Mungkin lebih murah dengan mengkanibal dengan XDA 02 bekas lainnya dari pada menunggu sampai berbulan-bulan sampai pesawat itu tidak berharga.


Manajemen YBK

Trenyuh, gusar, dan kaget, itu yang saya rasakan, saat membaca iklan permintaan maaf Yayasan Bunga Kamboja (YBK) di Kompas (24/1), menanggapi kekecewaan keluarga Mutiara Sani saat mengurus jenazah ayahandanya almarhum Asrul Sani. Trenyuh, karena saya da pat membayangkan betapa dalam kekecewaan, mengingat peristiwa kematian hanya sekali, ditambah rasa duka karena wafatnya orangtua tercinta.

Gusar dan kaget, karena pengalaman pahit yang sama pernah menimpa keluarga saya saat nenek meninggal (medio 2002). Sederet komplain saya sampaikan secara tertulis ke manajemen YBK. Yang paling parah saat sopir ambulans setengah memaksa agar jenazah begitu selesai dirawat dan dishalati segera dimakamkan, padahal pekerjaan penggalian lubang kubur belum usai.

Akibatnya, sesampai di pemakaman, jenazah belum dapat diturunkan dan harus menunggu di dalam ambulans di tengah terik matahari. Ketidaksabaran sopir sebenarnya gara-gara kesalahan YBK sendiri, yang telah mendatangkan timnya ke rumah duka lebih awal dari waktu yang telah disepakati, sehingga dirasakan terlalu lama menunggu. Menanggapi keluhan dan protes itu, sebulan kemudian YBK mengirim surat permintaan maaf kepada keluarga kami.

Bertolak dari dua pengalaman itu saya khawatir manajemen yayasan yang tergolong tua itu juga melakukan perubahan dan tidak pernah ada niat untuk memperbaiki, apalagi meningkatkan layanan kepada anggota, selain mungkin hanya menyiapkan draft redaksional permohonan maaf apabila sewaktu-waktu mendapat keluhan atau protes dari anggota.

Saya menduga masih banyak anggota yang dikecewakan dengan layanannya. Mungkin mereka terpaksa hanya bisa bersungut-sungut karena tak mau "mengotori" jalan bagi yang meninggal. Mungkinkah manajemen maaf ala Kamboja itu terjadi karena sebagian besar pengurusnya saya amati memang terdiri dari orang-orang yang sudah lanjut usia? Kalau sudah begini, dan di zaman edan seperti sekarang ini, kepada siapa dan kepada lembaga apa masalah ini dapat diharapkan perhatiannya?

Yayasan seperti YBK sebenarnya sangat dibutuhkan, terutama oleh masyarakat perkotaan, karena memang meringankan dan sangat membantu, dengan catatan tidak bekerja asal-asalan. Saya hanya bisa mengimbau dan mengingatkan kepada para anggota jika masih berminat melanjutkan keanggotaannya agar mengantisipasi seperlunya dan jangan sepenuhnya mengandalkan layanan mereka.


Adira Finance, Kredit Motor

Memiliki sebuah sepeda motor abad ini adalah sebuah keinginan hampir sebagian besar masyarakat kita, sehingga sampai yang memiliki uang muka 1 juta pun dapat pulang membawa motor baru, namun dari sebagian besar debitur sepeda motor jarang memikirkan berapa sesungguhnya uang yang akan dikeluarkan selama masa krieit tersebut, terlebih jika melalui sistem perkreditan yang dilakukan oleh Adira Finance sebuah leasing penyandang dana kredit sepeda motor. Misal, harga sebuah sepeda motor Honda Kharisma cash sebesar Rp 13,5 juta. Jika melalui kredit selama 17 bulan dengan uang muka Rp 4 juta, dan cicilan Rp 773 ribu per bulan maka jumlah uang yang disetor kurang lebih Rp 17,141 juta. 

Dengan demikian akan ada keuntungan bagi pihak leasing sebesar Rp 3,641 juta. Hal itu, menurut sebagian orang adalah hal yang wajar. Tetapi tidak hanya itu masalahannya, seperti yang saya dan kawan-kawan alami yang berjumlah sekitar 230 orang. Ketika lima bulan lagi masa kredit akan berakhir, pihak Adira Finance akan menarik sepeda motor dengan alasan penyelesaian BPKB dan administrasi. Hal ini sesungguhnya adalah meminta supaya pelunasan kredit dipercepat lebih awal dan membayar biaya denda dan lain-lain yang mencapai sebesar Rp 8 juta. Dengan demikian, harga sebuah motor kredit bisa mencapai Rp 22,049 juta. Selain hal itu teknis pembayaran dan administrasi sangat merugikan sebagian besar konsumen, seperti yang kini terjadi di Adira Finance cabang Jatibarang/Cirebon ada kurang lebih 500 motor disita oleh pihak Adira Finance, ketika upaya penyelesaian/pelunasan akan dilakukan maka akan dikeluarkan lagi macam-macam jurus yang dikeluarkan untuk hal tersebut seperti membayar denda, bunga, biaya penalti administrasi, dan lain-lain yang kalau dihitung harga jual motornya pada saat ini tidak akan cukup membayar kekurangan kreditnya. 

Bahkan seorang yang sudah lunas pun BPKB-nya akan tidak mudah didapatkan. Dia harus bolak-balik sampai lima kali ke kantor untuk mengambilnya dengan alasan yang bermacam-macam juga. Bahkan ketika ada konsumen yang merasa dirugikan oleh salah seorang oknum Adira, salah seorang pimpinannya mengatakan ini adalah keputusan tim dan kami siap untuk memakai jalur hukum kalau tidak puas terhadap keputusan tersebut. Ini adalah 'jargonnya', oleh karena itu wajar kalau sampai saat ini tidak ada orang yang mau menyelesaikannya ketika Adira menarik secara paksa motor konsumen dengan alasan uang, waktu, tenaga, dan pikiran. Dari sisi uang Anda akan kaget ketika tunggakan dua bulan sebesar Rp 1,5 juta harus didenda sebesar Rp 2,5 juta sehingga harus membayar Rp 4 juta dan biaya lainnya Rp 400 ribu. Dari sisi waktu Anda akan dipingpong seperti tenis meja dengan alasan pimpinan tidak ada, sedang rapat, dinas luar, dan lain-lain. Sedangkan dari sisi pikiran tidak masuk akal kalau ada denda dibungakan dan terus dibungakan sementara motor sudah ditarik oleh pihak Adira. Saat ini, ada 500 motor yang telah ditarik Adira.


Aqua Galonan Berlumut

Saya adalah pedagang Aqua botol dan galon. Beberapa hari lalu, saya membeli Aqua galon dari mobil sales asal Klaten. Awalnya, tak menunjukkan keanehan apapun dalam Aqua tersebut. Satu per satu, Aqua galon dibeli para pelanggan.

Namun beberapa hari kemudian, dua Aqua galon yang tersisa tiba-tiba isinya keruh. Di bagian bawah galon muncul gumpalan warna hijau seperti lumut. Keruh sekali dan menjijikkan. Sampai-sampai, pelanggan urung membeli di toko saya. Padahal masih ada beberapa galon Aqua yang isinya jernih. Pikir saya, aneh, Aqua kok ada lumutnya? Padahal Aqua sudah punya nama. Katanya, Aqua jernih, segar dan selalu terjamin mutunya, mana buktinya?

Untuk diketahui, penutup galon tersebut juga ada tulisannya Aqua. Di bagian tutup juga disegel pakai plastik warna biru tua bertuliskan Aqua. Hanya saja, plastik segel itu tidak rapi dan sudah sobek-sobek.

Pertanyaan saya, apa Aqua yang saya jual itu palsu? Soalnya, saat ini banyak depot isi ulang air kemasan. Lalu, dimana tanggungjawab pihak Aqua selaku produsen minuman kemasan ini? Demikian keluhan saya, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws