Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Ragam Pesan (2)

1| 2| 3| 4| 5

 

Perolehan Suara "Indonesian Idol"

Kami mengikuti Indonesian Idol di RCTI dan mengucapkan selamat kepada Joy sebagai juara pertama dan Delon sebagai runner up yang menerima kekalahan dengan simpatik. Indonesian Idol sebagai acara spektakuler yang meraup keuntungan miliaran rupiah hanya memberi hadiah uang Rp 50.000.000 kepada juara I plus satu unit mobil, dan Rp 25.000.000 kepada juara dua. Finalis lain mendapat lebih sedikit lagi.

Dengan sekitar empat juta suara, anggap saja suara itu SMS (padahal sebagian dengan premium call yang lebih mahal), maka bisa dihitung 4 juta SMS x Rp 2.000 = Rp 8 miliar, tentu penyelenggara mendapat keuntungan besar, belum lagi perolehan dari iklan. Bagaimana kalau pendukung para finalis tidak mengirim SMS, tetapi mengirimkan dananya kepada rekening finalis idolanya? Berapa yang akan didapat Joy dan Delon, dan apa yang akan didapat penyelenggara?

Kepada penyelenggara di masa datang agar secara transparan menayangkan hasil perolehan suara, berapa persen perolehan masing-masing peserta sehingga tidak ada kecurigaan, dan jangan-jangan direkayasa. Cara seperti itu dapat menimbulkan kecurigaan. Seperti AFI dan KDI, perolehan suara setiap saat ditayangkan, sedangkan Indonesian Idol sepertinya disembunyikan.


Platinum Card Bikin Kecewa

Saya kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Platinum Card dari PT Tri Tunggal Telemasindo. Menjadi anggota Platinum Card tanggal 13 Oktober 2004. Saya merasa kecewa dengan penjelasan dari Marketing Platinum Card karena apa yang dijelaskan pada awal penawaran dengan apa yang diterima setelah menjadi anggota ternyata berbeda, misalnya soal diskon tiket pesawat yang awalnya dijanjikan (oleh Regiawan, Indah, dan Cecilia) 30 persen ternyata menjadi 15 persen pada saat saya mencoba pesan tiket pesawat tanggal 18 Oktober 2004 (untuk tanggal 13 November 2004). Alasan pengurangan diskon, yaitu masa liburan. Padahal, pada awal penawaran dijelaskan, pemberian diskon tidak dipengaruhi oleh masa liburan.

Saat memberi penjelasan, Marketing Platinum Card harus benar dan jelas sehingga nasabah tak merasa dibohongi. Yang lebih mengecewakan, saat ingin meminta penjelasan mengenai perbedaan diskon itu tanggal 18 Oktober 2004, saya menelepon dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB, selama selang waktu itu tidak ada orang yang mau melayani. Saya mencoba berbicara dengan Regiawan (orang yang pertama menawarkan card), tetapi dia seakan menghindar dengan alasan sibuk, sedang online, ada tamu, dan sebagainya. Saya hanya disuruh menceritakan keluhan oleh orang yang menerima telepon, dan telepon saya dioper sana sini, disuruh tunggu, telepon di-hold (tetapi tidak ada yang angkat) sampai saya putuskan dan telepon ulang lagi.

Saya diberi nomor telepon yang berbeda-beda (31541117, 3905911, 3903579, 3156211, 3901042) untuk dihubungi dan setiap kali dihubungi saya harus menceritakan keluhan yang sama berulang-ulang dengan orang-orang yang berbeda dan tak ada tanggapan (ada yang bernama Sherlly, Diva, Berry, Rudi, dan beberapa lagi yang saya tidak ingat karena sudah sangat kesal). Akhirnya kira-kira pukul 15.30 WIB baru ada yang melayani saya (Jordy dan Maya). Saya bingung, seperti itukah pelayanan yang diberikan oleh pihak Platinum Card kepada nasabahnya, padahal untuk menjadi anggota harus membayar Rp 997.000? Bukan gratis. Saya berharap manajemen Platinum Card bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah.


Produk Eiger Mengecewakan

Saya termasuk penggemar fanatik produk-produk Eiger, terutama produk backpack dan clothing. Selama lebih kurang lima tahun, saya setia dengan produk Eiger karena saya terkesan dengan kekuatan, kenyamanan, dan pilihan model yang sangat beragam. Tetapi saya sangat kecewa dengan produk backpack paling baru yang saya beli. Belum satu bulan digunakan, jahitan pegangan sebelah kiri backpack itu ambrol dan terlepas. Padahal saya sangat yakin menggunakan backpack tersebut tidak melebihi beban. Untung backpack tersebut tidak terlepas dari punggung saya. Kalau sempat terjatuh, saya tidak bisa membayangkan nasib laptop yang saya simpan di dalamnya.

Produk backpack itu saya beli di konter Eiger di toko buku Gramedia Depok pada tanggal 9 April 2004. Saya tidak tahu tipe backpack tersebut karena tidak ada brand name yang tertera pada backpack. Yang ada hanya logo Eiger di bagian depan saja. Yang saya ketahui hanya kode (semacam nomor seri) yang tertera pada kaitan pegangannya, yaitu: JA8804S dan PAT.ZL0030355 06.

Kepada para pelanggan produk Eiger agar lebih teliti memeriksa produk yang akan dibeli. Sementara kepada produsen Eiger agar lebih memperkuat proses quality control semua produknya. 


Servis Piano

Tanggal 3 Maret 2004 saya memperbaiki piano yang rusak kepada Saudara Febri dari Vistra Music Service, Jalan Multi Karya III No 26 A, Utan Kayu, Jakarta Timur. Saya menghubungi yang bersangkutan setelah melihat iklan baris di salah satu koran terbitan Ibu Kota. Setelah tawar-menawar disepakati perbaikan piano sebesar Rp 3.000.000, dan ongkos angkut ke tempat tinggal saya sebesar Rp 250.000 dengan uang muka sebesar Rp 1.500.000. Dijanjikan jangka waktu perbaikan selesai dalam tiga minggu. Sekitar dua minggu kemudian Saudara Febri menghubungi untuk meminta tambahan uang dengan alasan hendak membeli senar, tetapi saya tolak. Saya ingin membayar lunas setelah semua perbaikan selesai.

Ternyata keraguan saya beralasan sebab hingga lima bulan kemudian perbaikan belum selesai juga. Tanggal 8 Agustus saya mendatangi alamat di atas, tetapi Saudara Febri tak berada di rumah dan meminta kepada istrinya agar uang muka dan bagian dari piano yang akan diperbaiki dikembalikan. Pada 10 Agustus 2004, Saudara Febri menyuruh orang lain untuk mengembalikan bagian piano yang semula akan diperbaiki (tuts, mekanik piano, senar yang sudah putus) dan uang muka hanya dikembalikan Rp 1.000.000. Ongkos angkut yang di kuitansi hanya sebesar Rp 250.000, ternyata diambil sebesar Rp 500.000 dan piano tetap dalam keadaan rusak seperti semula.

Beberapa minggu kemudian, saya membaca iklan baris di harian yang sama, namun Saudara Febri telah menggunakan nama Metro Music Service. Harap berhati-hati apabila hendak memperbaiki alat musik (terutama piano dan organ) melalui iklan baris di koran. Lebih baik memperbaiki kepada orang yang sudah dikenal atau melihat referensi orang yang sudah dikenal baik.


Pengalaman Buruk Indovision

Tertarik iklan Indovision yang menawarkan layanan tanpa beli parabola mini + dekoder, saya menghubungi call center 08001 589988 dan dilayani oleh Ibu Ratu yang dengan manisnya meminta untuk mengefaks KTP dan kartu kredit (tanggal 14 September 2004 pukul 19.30 WIB). Yang bersangkutan menjanjikan pemasangan empat hari kerja dengan mendebet kartu kredit sebesar Rp 200.000 + Rp 295.000. Keesokan harinya (15/9) bagian pemasangan (Ibu Desy) mengonfirmasi bahwa pemasangan akhir September karena tidak tahu kapan barang akan tersedia dan dikenakan tambahan biaya Rp 100.000.

Tidak terima dengan perlakuan demikian, saya menghubungi Ibu Ratu untuk membatalkan pemasangan dan meminta merefund pembayaran. Namun, sampai sekarang uang belum kembali ke rekening kartu kredit saya (30/9), dengan alasan yang menjengkelkan yaitu sudah melaksanakan proses refund. Kepada pemilik kartu kredit harap berhati-hati jangan tergiur penipuan semacam itu. Tidak cocok slogan yang digembar-gemborkan: "Hanya Indovision yang Bisa Begini." Ternyata pengalaman buruk yang saya peroleh dari Indovision.


Korban Bengkel Atrium Senen

Tanggal 25 Oktober 2004 mobil saya, BMW tahun 1995, mengalami rembes/kebocoran power steering. Untuk praktisnya saya pergi ke pusat suku cadang Atrium Senen, Jakarta, lantai V. Sebuah toko di lantai V menyarankan saya untuk langsung naik ke lantai VI untuk diperbaiki di bengkel resmi Atrium Service Point. Ternyata, saya dikerjai dan diperdaya montir-montir resmi yang bekerja di bengkel tersebut yang menyatakan bahwa selang harus di-press dengan biaya Rp 500.000 dan harus dibayar saat itu juga kepada mereka Rp 450.000 (bukan pembayaran ke bengkel resmi). Kepada bengkel saya membayar Rp 50.000 (dengan kuitansi resmi Atrium Service Point), dan uang sejumlah Rp 450.000 dikantongi montir-montir resmi tersebut di dalam area bengkel.

Ternyata dua hari kemudian bocor dari power steering tidak membaik malah semakin parah. Kami coba komplain ke bengkel tersebut karena montir-montir itu memberikan jaminan perbaikan satu bulan. Namun ternyata mereka hanya ingin mengambil uang saja. Para montir tersebut menyatakan bahwa saat ini kerusakan terjadi pada rack power steering dan harus diganti seal dengan ongkos kerja Rp 350.000 (tidak termasuk seal). Saya kecewa dengan ulah dari montir-montir resmi itu, padahal datang ke bengkel tersebut untuk perbaikan power steering, bukan untuk press selang dengan biaya yang sangat mahal, yaitu Rp 500.000.

Apabila ingin memperbaiki mobil di tempat itu agar berhati-hati dengan cara-cara dan modus dari bengkel tersebut, serta tidak menjadi korban selanjutnya seperti saya.


Kartu Kredit Amex Telkom

Saya bekas pemegang kartu kredit American Express (Amex) Telkom (Nomor 3769 209222 81006). Tagihan tertanggal 9 Mei 2004 sebesar Rp 7.440.152 dengan jatuh tempo tanggal 24 Mei 2004, dan telah dibayar melalui ATM BCA tanggal 18 Mei 2004 sebesar Rp 7.440.152. Tagihan bulan berikutnya 9 Juni 2004 sebesar Rp 591.029 dengan jatuh tempo 24 Juni 2004, dan juga telah dibayar melalui ATM BCA tanggal 19 Juni 2004 sebesar Rp 591.029. Tetapi pada tagihan Juni 2004 ada beban bunga sebesar Rp 71.544. Tagihan bulan berikutnya 10 Juli 2004 sebesar Rp 626.996 dengan jatuh tempo 25 Juli 2004, dan juga telah dibayar melalui ATM BCA tanggal 15 Juli 2004, tetapi pada tagihan Juli 2004 ada lagi beban bunga sebesar Rp 241.

Yang membingungkan saya sebagai pemakai jasa kartu kredit, rekening tagihan Mei 2004 sebesar Rp 7.440.152, Juni 2004 sebesar Rp 591.029, dan Juli 2004 sebesar Rp 626.996 telah dibayar sesuai dengan nilai tagihan dan sebelum tanggal jatuh tempo. Seharusnya tidak ada biaya bunga. Mengapa bunga bisa timbul pada tagihan bulan berikutnya? Kartu kredit telah saya tutup langsung pada bulan Juni 2004, dan langsung menukar Membership Rewards yang menjadi hak saya, tetapi sampai saat ini penukaran Rewards belum saya terima (lupa dengan siapa saya bicara).

Pada tanggal 14 Juli 2004 saya menanyakan kembali perihal rewards, beban bunga, dan penutupan kartu kredit saya dengan Saudari Eli-Customer Service dan disampaikan bahwa belum ada penukaran rewards dan akan diproses saat ini juga. Mengenai beban bunga, jawaban dari Saudari Eli kurang memuaskan. Kapan rewards akan saya terima? Sepengetahuan saya apabila rekening tagihan kartu kredit dilunasi sebelum tanggal jatuh tempo sesuai dengan nilai rekening tagihan, tidak dikenakan beban bunga. Apakah Amex mempunyai keistimewaan lain perihal bunga kartu kredit di mana rekening tagihan yang dikirim kepada customer masih berupa prakiraan tagihan, jadi bunga pasti akan timbul lagi pada tagihan bulan berikutnya walaupun telah dilunasi sesuai dengan nilai rekening tagihan.


MLM, Tidak Bertanggung Jawab

Saya adalah salah satu anggota MLM Syariah Persada dengan No ID 7295-004389 dan peserta Asuransi Sehat Keluarga (Asy Sega) dengan No A-002472 yang masa berlakunya Asy-Sega dari tanggal 7 April 2003 s/d 6 Maret 2004.

Pada tanggal 2 Februari 2004 saya sebagai peserta Asy-Sega mengajukan klaim kepada PT NBP. Melalui stokis Jakpus 02 Kemayoran No ID: ST - 0056 dengan membawa syarat-syarat klaim rawat inap (lengkap) seperti yang diminta. Sebagaimana dalam perjanjian disebutkan uang pertanggungan dibayarkan selambat-lambatnya 15 hari kepada tertanggung/yang ditunjuk melalui PT NBP. Ternyata setelah kami menunggu sekian lama bahkan sudah 7 bulan kami menunggu belum ada berita dari pihak PT NBP. Dengan ini kami mohon pertanggungjawaban PT NBP yang membawa label MLM Syariah tapi kok tidak menjalankan syariah.


GE Finance Mengecewakan

Saya mengalami peristiwa yang sangat mengecewakan dan mengganggu disebabkan oleh GE Finance, dalam hal ini GE Extra Master Card. Bermula dengan dikeluarkan dan diki- rimkannya kartu GE Extra Master (nomor kartu 5439- 7280-5461-6806) ke rumah tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan hanya karena saya mempunyai kartu Sumber Kredit (nomor 8888.9910.0498. 1304). Saya menginformasikan kepada pihak GE Card bahwa tidak tertarik dengan kartu GE Extra Master Card dan tidak mau mengaktifkan kartu itu.

Ternyata hal ini berbuntut panjang dengan diaktifkannya kartu tersebut tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan dari saya sehingga akhir bulan Januari 2004 saya menerima tagihan kartu kredit itu dengan total tagihan sebesar plafon kredit yang diberikan. Dengan adanya masalah itu, saya sudah beberapa kali komplain kepada GE Card Centre melalui telepon (diterima antara lain oleh Bapak Imam/Iman dan Ibu Yola) maupun membuat surat tertulis. Bahkan datang sendiri ke GE Card Centre (20 Februari 2004) untuk menanyakan hal tersebut.

Oleh Ibu Ifa dari customer service, saya dijanjikan bahwa masalah tersebut akan secepatnya diselesaikan dalam 45 hari. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan. Selama proses pengusutan, pihak debt collector GE masih sering menelepon saya ke rumah, kantor, maupun ke HP tanpa mengenal waktu sehingga saya dan keluarga merasa diteror, apalagi dengan menggunakan kata-kata tidak bersahabat seperti yang diucapkan Bapak Rinto dan Ibu Anti. Terakhir (2 Mei 2004) saya menelepon GE Card, diterima oleh Bapak Herry, untuk menanyakan hal tersebut dan tetap tidak mendapatkan kejelasan. Dari sini terlihat tidak ada komunikasi antara customer service dan pihak penagih/collector dan tidak ada keseriusan serta tidak ada itikad baik dari GE Card untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Pihak GE Card dalam hal ini melakukan kecerobohan karena melakukan aktivitas tersebut tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan dari saya, yang mengakibatkan saya sangat dirugikan atas peristiwa ini, serta pihak GE Card dengan mudahnya mengaktifkan kartu kredit tersebut tanpa memverifikasi dahulu data-data yang hanya diketahui oleh saya.

Kualitas buruk lainnya yang jelas diperlihatkan oleh GE adalah dengan masih ditagihnya saya untuk smart guard Sumber Kredit pada tanggal 13 Maret 2004, padahal semua pembayaran sudah saya lunasi pada tanggal 20 Februari 2004 dan kartu kredit tersebut sudah digunting oleh Ibu Ifa dari customer service pada hari yang sama.


Pelayanan Buruk Galaxy 21

Saya ingin memberikan laporan mengenai pelayanan yang sangat amat tidak memuaskan yang telah diberikan pihak Galaxy 21 kepada sebagian besar pelanggannya. Pada hari Sabtu (10/1), saya berniat untuk membeli tiket midnite 'Lord Of The Rings'. Sebagian besar orang sudah mengantri mulai pukul 11.30, padahal pintu masuk Galaxy 21 baru dibuka pada pukul 12.15.

Setelah pintu dibuka, orang-orang pada berlarian masuk menuju ke loket. Anehnya, sudah ada seorang pemuda dengan ciri-ciri berkulit hitam, pendek sudah mengantri pada barisan terdepan. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, orang tersebut membeli tiket tidak tanggung-tanggung jumlahnya, sebanyak 58 tiket dia borong, alias dia menghabiskan uang Rp.1.160.000,00. Masuk akal tidak?

Saya tidak tahu apakah dia calo atau bukan. Yang pasti, orang-orang yang lain pada mengomel dengan mengatakan bahwa itu orang dalam, karena orang tersebut tidak ikut mengantri di luar, tapi tiba-tiba sudah ada di depan loket. Anehnya lagi, setelah membeli tiket, dia langsung masuk ke dalam kantor Galaxy 21.

Saya berharap pihak manajemen Galaxy 21 mau memperhatikan dan mengambil tindakan atas kejadian ini. Karena hal ini sangat amat merugikan pelanggan yang lain. Dan yang saya dengar, kejadian ini sudah terjadi berulang-ulang kali, bukan cuma sekali ini saja. Tolong diberikan kebijaksanaan pembatasan jumlah tiket yang dapat dibeli secara langsung oleh seorang pelanggan.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws