Pesan Dari Konsumen

Asuransi

Bank

Telepon & Ponsel

Perjalanan

Mobil & Motor

Toko & Restoran

Properti & Hotel

Jasa Pengiriman

Penerbangan

Elektronik

Listrik & Air

Kesehatan

Ragam Pesan

 

SITUS MITRA

Daftar Alamat

Punya Masalah?

Logo Bisnis

Biografi Anda

Pustaka eBook

Kliping Media

Mailing List

Kliping Surat Pembaca Dari Berbagai Media Massa

 

 

Elektronik (4)

1| 2| 3| 4

 

VCD Pecah di Disctara

Kami membeli 8 buah VCD di Disctara Plaza Bintaro, Tangerang, 16 November. Saat dibeli VCD dalam keadaan tersegel (terbungkus plastik). Keesokan harinya, ketika hendak dipasang, VCD dalam keadaan retak/pecah. Karena khawatir keadaan VCD yang lain, 7 sisa VCD segelnya kami buka. Ternyata ada 1 lagi VCD yang pecah. Keesokan harinya (17/11) sekitar pukul 18.00, kami membawa 2 buah VCD rusak tersebut ke Disctara untuk ditukar dengan disertai nota pembayaran. Ternyata pihak Disctara hanya mengganti 1 buah VCD yang rusak dengan alasan penggantian hanya diberikan pada 1 buah VCD. Hal itu dilontarkan oleh kasir (Ima) dan seorang karyawan pria (mengaku bernama Azuardi) dengan nada bicara tidak menyenangkan.

Selain enggan mengganti VCD yang rusak, mereka juga menyalahkan kami tentang segel tidak dibuka terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran. Saya berpikir hal itu adalah alasan yang berlebihan karena di toko mana pun segel tidak boleh dibuka sebelum melakukan pembayaran dan barang yang sudah dalam keadaan disegel seharusnya dengan kualitas yang baik. Daripada bersitegang memperebutkan VCD yang tidak seberapa harganya (begitu mereka mengatakan), maka kami pulang dengan kesal. Semoga kasus itu dapat dijadikan pelajaran. Sebaiknya sebelum melakukan pembayaran di kasir, segel VCD (plastik pembungkus) dibuka terlebih dahulu sehingga jika ada kerusakan dapat diganti segera.


Kualitas Jam Tangan Casio

Saya datang ke ruang pamer Casio di Jalan Ir H Juanda, Jakarta Pusat, untuk servis jam tangan Casio yang mati dan belum pernah ganti baterai sejak beli tanggal 31 Maret 2000. Namun, tiga hari kemudian, jam mati lagi dan saya kembali. Setelah satu minggu menunggu untuk diperbaiki dinyatakan, IC jam sudah rusak dan jika ingin mengganti IC baru, harganya sangat mahal. Lalu juga dijelaskan bahwa IC jam tangan Casio (tipe 1827) IC sudah tidak ada lagi. Mendengar penjelasan itu, saya menyesal membeli jam tersebut, yang memang tidak semahal range Baby-G atau G-Shock, tetapi mempunyai fasilitas yang kurang lebih sama. 

Apakah usia jam Casio hanya mampu bertahan dua tahun, karena pihak dealer saat itu dengan ringan mengatakan bahwa jam itu sudah tidak lagi dalam masa garansi. Seandainya masa garansi jam tangan saya belum habis, apakah pihak Casio akan tetap bertanggung jawab tersedianya suku cadang yang dimaksud. Atau ada unsur kesengajaan, dengan membiarkan mutu produknya hanya dapat bertahan selama 1 tahun sesuai masa garansi, agar konsumen selalu membeli jam tangan baru setiap tahun. Mohon tanggapan yang berwenang.


Awas Garansi LG

Saya membeli sebuah televisi LG yang bergaransi (tipe CA-20G80 dan bernomor seri 10112542), di Carrefour, Mega Mal Pluit, Jakarta Utara, melalui Sumber Kredit (20/5/01). Pada tanggal 18 April 2002, saya melaporkan ke Customer Information Center LG lewat telepon (021) 597-7777, karena menu pada televisi bergetar. Kemudian LG pusat memberikan wewenang kepada CV Selkom (agen servis resmi LG), untuk memperbaiki. Teknisi LG datang 19 April sekitar pukul 16.30 (No WO: TNG 2040028 dan tanda terima WO a/n Lita, kakak saya), untuk mereparasi. Sampai pukul 18.30, teknisi memutuskan untuk membawa unit chasis dan remote control. 

Teknisi berjanji untuk memberi kabar paling lambat empat hari, namun sampai waktu yang dijanjikan tidak ada kabar. Tanggal 24 April, saya menghubungi pihak LG kembali lewat telepon (021) 597-7777. Tanggapannya agar langsung menghubungi pihak CV Selkom. Dari pihak CV Selkom mengatakan, bahwa sepeda motor teknisi telah dicuri dan meminta pengertian, kemudian berjanji memberi kabar paling lama tanggal 27 April 2002. Sampai 30 April, belum juga menerima kabar baik dari pihak LG dan CV Selkom. Besoknya (1/5) saya kembali menghubungi LG, dan disarankan kembali menghubungi CV Selkom. Sementara pihak CV Selkom menyarankan untuk menghubungi LG. Terus ke mana lagi saya harus menghubungi.


Memakai "Notebook" ACER

Bulan Maret 2001, saya membeli notebook ACER TravelMate 739TLV di Harrisma Purwokerto. Belum genap tiga bulan digunakan, kabel power bermasalah. Menurut teknisi Harrisma, serabut kabel putus di tengah. Kabel kemudian dipotong dan disambung secara manual, dan dililit dengan tape isolasi. Setelah urusan kabel selesai, giliran DVD-ROM drive bikin ulah, tidak mau membaca CD. Karena teknisi Harrisma Purwokerto tidak bisa menangani, notebook dikirim ke Pusat ACER, Jakarta. Dan notebook itu pun "mondok" di Jakarta selama hampir tiga minggu.

Sepulang dari Jakarta, saya bisa memakai notebook itu dengan agak tenang. Celakanya, ketenangan itu tidak berlangsung lama karena komputer itu kemudian kerap mati mendadak. Awalnya muncul pesan di layar "Kernel unable to....." Sisanya tidak terbaca karena kemudian mati. Tetapi lama-kelamaan komputer itu mati, tanpa ada peringatan terlebih dahulu ketika sedang dipergunakan. Entah berapa kali dibuat kecewa pada saat presentasi, karena komputer tiba-tiba mati. Entah sudah berapa kali, komputer itu bolak-balik dari dan ke Harrisma Purwokerto.

Mengingat masa garansi di Harrisma sudah habis, maka dikenakan biaya servis ketika komputer itu dibawa berulang-ulang. Saat ini kondisi notebook itu sangat parah, tidak bisa booting. Karena kesal, akhirnya komputer itu saya onggokkan saja di Harrisma. Hitung-hitung hanya menggunakan komputer itu selama tahun 2001, dan itu pun tidak penuh, dan pada tahun 2002 hanya beberapa bulan saja. Bagaimana tanggung jawab ACER?


Televisi Sony di Pameran

Tanggal 30 Juni 2002, istri saya membeli TV Sony digital (29 inch tipe KV-EX29 M61) di Pameran Electronic-JCC. Tanggal 2 Juli 2002 petang, barang dikirim. Setelah diamati ternyata yang dikirim tipe KV-XJ29 M61, bukan digital. Setelah klaim, barangnya diganti sesuai pesanan. Keesokan harinya saya mencoba menghidupkan, tapi baru hidup setelah tombol power ditekan 4 sampai 5 kali. Begitu juga untuk mematikan. Pagi itu juga tanggal 3 Juli, saya sampaikan ke Sony Kelapa Gading, Jakarta Utara (Bapak Hardi), dan minta untuk dilakukan pengecekan. Setelah menunggu 12 hari dan tidak ada tanggapan, saya menghubungi kembali dan diterima oleh Ibu Elly. 

Saya menanyakan tindak lanjut atas klaim sebelumnya. Karena belum juga ada tanggapan, tanggal 16 Juli, saya datang ke Sony Kelapa Gading. Disarankan oleh Bapak Hardi, untuk menghubungi sendiri bagian servis Sony, atau tukar tambah dengan yang 34 inch. Layanan yang mengejutkan dan saya keberatan karena membeli dari dia. Akhirnya menyanggupi untuk memperhatikan. Tapi, baru tanggal 22 Juli, teknisi datang. Menurut teknisi, memang posisi tombol power tidak pas dengan body TV, sehingga kadang bisa menyangkut dan kadang tidak. Saya sudah beberapa kali minta barang ditukar atau uang dikembalikan, tapi belum ada jawaban.


Mengecewakan "Notebook" Toshiba

Tanggal 3 Agustus, kami membeli dua notebook Toshiba Satellite 5100/5-S501 seharga Rp 42.910.000, saat pameran di JHCC, Jakarta. Toko Imperial, di Mangga Dua Mal (lantai 3), Jakarta, mengaku sebagai distributornya, dan berkantor pusat di Wisma Eka Jiwa, Jakarta. Tanggal 5 Agustus sekitar pukul 16.00, barang dikirim ke rumah. Baterai (sebagai persyaratan barang baru) harus dicharge selama lima jam. Sekitar pukul 20.00, kami coba menghidupkan untuk mencoba, namun untuk notebook (S/N NB: 62089721PU) tidak dapat dimatikan, dan harus dilepas baterainya baru bisa. 

Keesokan harinya (6/8), kami ke toko tersebut untuk klaim, namun bagian servis dengan arogan mengatakan, karena salah pemakaian maka kabel displai rusak/ kendur (sering dibuka-tutup dengan kasar). Padahal kami hanya menghidupkan dan membuka sebanyak dua kali. Salah seorang karyawan Bapak Ryco menjanjikan, akan diganti dengan yang baru pada tanggal 10 Agustus. Namun, baru pada tanggal 12 Agustus, kami ditelepon oleh Bapak Ryco yang beralasan, bahwa bosnya dan pihak Toshiba, tidak akan mengganti, dan hanya bersedia memperbaiki. 

Tanggal 13 Agustus, kami datang mengambil, ternyata barang yang katanya sudah diperbaiki, masih tetap bermasalah (kerusakan bertambah, selain tidak bisa dimatikan, juga hang). Ketika keesokannya (14/8) kami telepon kembali, agar diganti atau dikembalian uang, karena barang rusak dijual. Namun, jawaban dari pihak toko, yaitu bahwa barang tidak dapat ditukar dengan yang baru dan tidak bisa dikembalikan uang. Jika rusak, maka diperbaiki saja, karena ada garansi satu tahun. Jadi bisa bolak balik saja ke toko. Jawaban yang mengecewakan, dan seperti ini layanan purna jual dari Toshiba, yang merupakan merek besar bertaraf internasional.


Pembayaran Mesin Cuci Lux

Kami didatangi Saudara A dari PT Luxindo Raya Cabang, Jambi (29/4), untuk mengadakan demo mesin cuci Lux. Dengan bicara panjang lebar yang bersangkutan meyakinkan kami bahwa mesin cuci itu listriknya 450 watt (kenyataan 1.900 watt) serta bisa dry clean, namun kenyataan tidak. 

Mesin cuci kami bersedia dibeli Rp 1.800.000, serta menjanjikan untuk memberi hadiah bonus berupa dispenser bisa panas dan dingin. Kami setuju untuk menukar dengan mesin cuci Lux seharga Rp 8.775.000 dikurangi Rp 1.800.000 (harga mesin cuci kami). Ketika kami bertanya tentang pembelian kontan, sales itu tetap pada pendapatnya agar membeli secara kredit 18 bulan. 

Pada waktu itu kami tetap bersikeras untuk membeli tunai dan akhirnya diharuskan membayar Rp 6.250.000, (13/6). Rinciannya, uang tanda jadi Rp 200.000, uang muka Rp 1.425.000, tukar tambah mesin cuci lama Rp 1.800.000, sisa yang harus dibayar (13/6), Rp 6.250.000. Total Rp 9.675.000, dikurangi harga mesin cuci Lux Rp 8.775.000. Jadi, dalam jangka waktu sekitar satu bulan (uang muka 1 Mei 2001) kami rugi Rp 900.000. 

Di samping itu dispenser yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan, yaitu bisa panas dan dingin, tetapi yang diterima hanya dispenser yang bisa panas. Ketika kami klaim ke Kantor Luxindo Raya hingga kini belum direalisasikan.


AC Split Merk Mitochiba Tidak Handal

Karena kesalahan salah satu anggota keluarga kami untuk memilih Merk AC yang baik seperti Panasonic, National, dll, pada bulan Maret 2002, kami membeli AC Split merk Mitochiba type-25GW, 1 HP dari CV Mitra Alam Sejuk telp 5843650-5851861 (Faktur No.0000709). Kami memutuskan pemasangan merk ini meskipun saya sendiri (suami) menentang keras pembelian barang yang belum teruji kehandalannya di lapangan.

Enam bulan terakhir, AC tidak beroperasi dengan baik. Setiap dihidupkan, AC hanya dapat beroperasi selama 20 menit, lalu mati. Indikator di sistim displaynya menunjukkan E4. Perkiraan saya dan teknisinya berarti Error-4. Teknisi dari penjual AC tersebut tidak dapat mengetahui maksud dari E4 tersebut dan juga tidak dapat memperbaiki system control tersebut.

Kami disarankan untuk membeli system control secara utuh sebanyak dua set, salah satunya untuk cadangan. Alat system Control tidak tersedia di Indonesia, harus dipesan ke Pabrik di Luar Negeri dengan harga mahal. Penjual tidak dapat menyebutkan harganya maupun lama pemesanan.

Yang kami sesalkan dari Dealer AC Mitochiba, tidak dapat melakukan jaminan purna jual suku cadang khususnya untuk unit System Control Merk AC Mitochiba. Ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.


Kecewa atas Service Agis Elektronik

Saya membeli sebuah TV dengan Garansi Agis Elektronik selama dua tahun, namun baru satu tahun digunakan TV tersebut rusak. Karena masih bergaransi saya klaim ke Agis Elektronik Service, Jalan Wahid Hasyim Jakarta, tetapi sudah delapan bulan lamanya tidak ada kepastian akan TV saya, dan hanya janji-janji yang tak pasti! sangat super kecewa sekali! Mohon perhatian.


Layanan Epson Mengecewakan

Beberapa hari yang lalu saya membeli Epson C63 di Mangga Dua Mal, baru dipakai sebentar tinta kuning tidak keluar. Lalu saya bawa ke Epsindo Service Center di Harco Mangga Dua, dijanjikan akan selesai satu minggu oleh Sdri Ratna, karena terdesak pekerjaan, saya memohon ada penggantian/'backup' epson c63, ternyata tidak bisa.

Terpaksa saya beli lagi epson c63 di Pertokoan HARCO Mangga Dua. Ternyata sama dengan yang pertama, baru dipakai beberapa hari tinta kuning tidak keluar lagi. Saya bawa lagi ke Epsindo, dan diterima lagi oleh Sdri Ratna.

Besoknya salah seorang karyawan saya menelepon menanyakan apakah sudah selesai, dan dijawab, teknisi sedang menunggu 'printhead' dari Epson Indonesia dan akan dikirim pada hari yang sama. Besoknya lagi ditelepon, dikatakan 'printhead' tidak ada stok, baru ada tiga minggu lagi. Gimana nih EPSON INDONESIA? Pekerjaan saya tidak dapat ditunda tiga minggu lagi.


 

Sumber Kliping: Kompas - Media Indonesia - Suara Pembaruan - Republika - Suara Karya - TEMPO interaktif - Gatra - Kompas Cyber Media - Bisnis Indonesia

Bahan Kliping: Forum Pemerhati Masalah Konsumen

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws