C M C Online
Tokoh2 Iman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
: 13
Hudson James Taylor
[ Masa Mudanya Dikorbankan Demi Keselamatan Tiongkok ]

Hudson James Taylor adalah salah seorang pekabar Injil terkenal yang berasal dari Inggris. Ia bekerja di Tiongkok pada abad ke-19. Ketika itu Tiongkok baru saja dipaksa untuk membuka dirinya terhadap kebudayaan Barat. Hudson Taylor dilahirkan pada tahun 1832.

Tayor diutus oleh Chinese Evangelization Society, suatu lembaga pekabaran Injil yang memusatkan perhatiannya pada negeri Tiongkok. Lembaga ini memilih daerah raksasa dengan penduduk yang raksasa pula sebagai daerah pekerjaannya, namun sayang tidak didukung dengan kekuatan finansial yang cukup sehingga seringkali menimbulkan kesulitan dan penderitaan bagi pekabar Injil yang diutusnya ke Tiongkok.

Taylor tiba di Tiongkok saat umurnya masih muda, yaitu 21 tahun. Ia mengadakan perjalanan mengelilingi seluruh Tiongkok bersama-sama dengan seorang pekabar Injil lainnya, yaitu William Burns, yang telah berada lebih dahulu di Tiongkok. Banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapinya di Tiongkok, namun semuanya dihadapinya dengan tabah serta penyerahan diri kepada Kristus.

Setelah Hudson Taylor menikah, ia keluar dari Chinese Evangelization Society. Hudson James Taylor kemudian bekerja sendiri dan menggantungkan kebutuhan finansialnya kepada tangan Tuhan saja. Taylor belajar bahasa Tionghoa bahkan ia juga berpakaian Tionghoa. Pendekatan yang dilakukan oleh Taylor ini mendapat kritik yang cukup pedas dari pekabar Injil Barat lainnya. Tetapi Taylor tidak mempedulikan semuanya itu dan tetap melanjutkan usahanya. Ia mampu memberitakan Injil dan berkhotbah dalam bahasa Tionghoa.

Hudson Taylor adalah seorang pietis, yaitu golongan orang percaya yang memiliki sikap yang ekstrem terhadap dunia dalam perjuangan untuk hidup kudus. Ia berkeinginan kuat sekali supaya rakyat Tionghoa, yang belum pernah mendengar berita keselamatan, dapat mendengarnya. Ia sangat sedih sekali jika rakyat Tiongkok yang besar jumlahnya itu akan binasa karena hukuman Allah. Oleh karena itu Taylor bekerja dengan keras dan giat sekali di Tiongkok. Karena menghabiskan tenaga dan pikiran yang terlalu berlebihan dalam usahanya, Taylor kurang memperhatikan kesehatannya sehingga membuat kesehatannya terganggu yang pada akhirnya tidak memungkinkan baginya untuk bekerja terus di Tiongkok. Pada tahun 1860, ketika ia berusia 46 tahun, Taylor meninggalkan Tiongkok dan kembali ke negerinya, Inggris. Ia membawa seorang Tionghoa ke London untuk membantunya dalam menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Tionghoa. Taylor sudah tidak mengharapkan lagi bahwa ia masih dapat menginjak bumi Tiongkok lagi, negeri di mana ia telah menghabiskan masa mudanya. Sekalipun Taylor sudah berada di tanah airnya, perhatiannya untuk pekerjaan pekabaran Injil di Tiongkok masih belum berkurang. Dalam ruang kerjanya terdapat peta negara Tiongkok yang besar, yang setiap saat dapat dipandang olehnya untuk menetapkan suatu strategi pekabaran Injil yang tepat di Tiongkok.

Ia sungguh jatuh cinta dengan rakyat Tiongkok, dan ia merasa berhutang kepada rakyat Tiongkok, karena dari 18 propinsi yang ada, ia belum berhasil mengunjungi dan memberitakan Injil di 11 propinsi. Karena itu Taylor kemudian merencanakan rencana pekabaran Injil yang baru, dan untuk mewujudkan rencananya ini, Taylor mendirikan sebuah lembaga pekabaran Injil yang baru, yang bernama China Inland Mission (Pekabaran Injil China Daratan). Biasa disingkat dengan CIM. Ketika para pekabar Injil CIM diusir dari Tiongkok pada tahun 1949, CIM mengubah namanya menjadi Overseas Missionary Fellowship (OMF : Persekutuan Pekabaran Injil Seberang Lautan). Dengan nama baru tersebut, wilayah pekerjaan OMF tidak lagi terbatas pada wilayah Tiongkok saja, tetapi sudah mencakup seluruh dunia, terutama di Asia. OMF menjadi lembaga yang sangat terkenal di dunia. Beberapa gereja di Indonesia pun mempunyai hubungan kerjasama dengan lembaga ini, dan pada gereja-gereja tersebut bekerja pula beberapa tenaga pekabar Injil OMF.

Hudson Taylor menetapkan beberapa prinsip pekabaran Injil bagi lembaganya ini, yang dalam banyak hal berbeda dengan lembaga-lembaga pekabaran Injil lainnya. Pekerjaan pekabaran Injil oleh OMF ini sangat berhasil, mereka didukung oleh banyak pekabar Injil. Banyak di antara para pekabar Injil tersebut yang menjadi ahli dalam bahasa dan kebudayaan Tionghoa, yang disebut Sinolog. Melalui OMF, semua propinsi, yang dulu belum sempat diberitakan Injil oleh Hudson Taylor, dapat dikunjungi dan diberitakan Injil keselamatan.

Taylor tidak mementingkan batas-batas gereja (baca : interdenominasi - red). Pendidikan theologia juga kurang dipentingkan, asal seseorang memiliki iman yang hidup itu sudah dianggap cukup memadai. Seluruh pembiayaan pekabaran Injil digantungkan kepada Tuhan Allah melalui doa. Corak ini menyatakan kepada kita bahwa Taylor adalah seorang pietis. Taylor meninggal dunia pada 1905, di mana ia masih sempat melihat hasil usahanya di Tiongkok.


|Home|Buku Tamu|Topik|Tips|Humor|Galeri|Kisah Nyata!|Games|
|ns2lJC|Tokoh2 Iman|Ilustrasi|Direktori Kristen|About Us|
© 2001 by [email protected]
Hosted by www.Geocities.ws

1