William Franklin Graham, yang lebih dikenal dengan nama Billy Graham, merupakan seorang penginjil yang besar dan berhasil dalam pelayanannya. Dengan talenta yang dimilikinya, Billy berhasil memenangkan jutaan jiwa bagi Kristus. Ia telah mengelilingi dunia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus sampai ke negara-negara yang membenci dan menolak Injil sekalipun.

Masa Muda dan Obsesi Billy

Billy Graham dilahirkan di tanah pertanian Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat pada tanggal 17 November 1918. Ketika di sekolah lanjutan ia meminati bola basket dan base ball. Billy berharap suatu hari nanti ia akan menjadi bintang base ball di klub yang terkenal. Ia berobsesi bisa bermain di Wrigley Field, Chicago dan Yankee Stadium atau di tempat terkenal lainnya. Karena itu ia membaca semua bacaan yang berkaitan dengan olahraga.

Sekalipun Billy setiap minggu pergi ke gereja bersama orang tuanya yang saleh, ia begitu malas untuk mengikuti kebangunan rohani. Meskipun ia tampak saleh karena tidak merokok dan minum, ia tidak tertarik mengenai hal-hal yang berbau rohani. Kalaupun ia ke gereja, itu karena ia cuma mau menyenangkan orang tuanya. Apalagi untuk menjadi penginjil, tidak pernah terlintas dalam benaknya. Bagi Billy, jika ia gagal menjadi atlet terkenal, ia bertekad akan menjadi petani saja, seperti ayahnya. Tetapi rencana Billy bukanlah rencana dari Tuhan. Sekalipun ia selalu berusaha menghindar karena tidak mau ikut kebangunan rohani, tanpa diduganya kalau hidupnya telah diarahkan oleh Tuhan untuk menjadi pelayan-Nya.

Pertobatan Billy Graham

Pada waktu Billy berusia 16 tahun, setelah ia menyelesaikan suatu pertandingan, ia diundang ke sebuah gereja. Awalnya ia tidak tertarik, tetapi karena diberi tahu bahwa orang yang akan berkhotbah adalah seorang pengkhotbah "jagoan", Billy menjadi tertarik juga. Menurut pengakuan Billy, kata "jagoan" itulah yang membuatnya tertarik, sebab segala sesuatu yang berhubungan dengan perkelahian merupakan kegemarannya. Karena itu Billy membolos dari sekolah dan pergi ke gereja. Di sana ia menjadi kaget sebab ada sekitar 5.000 orang yang berkumpul. Terpaksa Billy menyelinap dan duduk di bagian belakang, dan dengan heran ia melihat segala kejadian aneh dalam kebangunan rohani itu. Namun ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Berada di tengah suasana kebaktian seperti itu sungguh merupakan siksaan bagi Billy. Ia menganggap kegiatan kerohanian itu tidak lebih dari kegiatan banci saja. Baginya, seorang laki-laki perkasa yang memiliki cita-cita untuk menjadi olahragawan terkenal sepertinya, rasa-rasanya amat rugi untuk membuang waktu untuk hadir di acara seperti itu, "Toh sekali-kali saya pergi juga ke gereja. saya rasa itu sudah lebih dari cukup.", katanya.

Khotbah yang disampaikan oleh pengkhotbah berperawakan besar itu sungguh tidak berkesan bagi Billy. Namun saat pengkhotbah itu mengacungkan jari menunjuk ke arah Billy Graham sambil berteriak : "Kamu berdosa!" Ia menjadi terkejut dan sangat gelisah. setelah beberapa malam mengikuti acara tersebut, akhirnya Billy bertobat di bawah bimbingan pendeta Mordecai Ham. Tentang pertobatannya itu, ia berkata : "Segalanya tampak berbeda. Untuk pertama kalinya saya merasakan sukacita dilahirkan kembali."

Awal Mula Pelayanan Billy Sampai Menjadi Mendunia

Setelah bertobat, pertumbuhan rohani Billy berkembang demikian pesatnya, sehingga ia dinobatkan sebagai gembala sidang Southern Babtist Church. Setelah lulus dari Wheaton College, pada tahun 1943 Billy menikahi Ruth Bell, putri dari seorang misionaris yang melayani di China. Tiga tahun kemudian ia menjadi pendeta di First Babtist Church, Illnois. Kemudian ia menjadi penginjil kaum muda dalam gerakan Youth for Christ International. Tahun 1974 ia diangkat menjadi pimpinan Northwestern College, Minneapolis dan dua tahun kemudian namanya mulai menonjol, terutama setelah berhasil memimpin kebaktian kebangunan rohani di Los Angeles. Apalagi setelah Randolp Hearst, raja surat kabar Amerika, menginstruksikan jaringan korannya untuk mengekspose pelayanan Billy. Namanya makin dikenal dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Tahun 1950, Billy mendirikan Billy Graham Evangelistic Programme, yang melayani melalui radio dan terkenal dengan program The Hour of Decision. Kemudian Billy mengembangkan lagi pelayanannya di bawah bendera Billy Graham Evangelistic Association, yang melayani banyak bidang, antara lain : penerbitan buku, majalah, film, radio, televisi, dan menggelar kongres-kongres penginjilan sedunia. Pelayanan ini mencapai hasil yang luar biasa.

Sekalipun Billy sangat berhasil dalam pelayanannya, ia tak kebal kritik. Ketika ia menerima undangan untuk berbicara di Seminari Liberal dan menerima undangan dari The Protestant Council of New York untuk mengadakan kebangunan rohani di Madisson Square Garden pada tahun 1957, ia mendapat kecaman keras. Namun Billy hanya mengatakan : "Gerakan oikumene telah memperluas sudut pandang saya dan saya mengenali bahwa Allah memiliki umat di semua gereja. Kekristenan tidak terbatas pada gereja tertentu saja."

Billy termasuk penginjil yang sangat berani. Ia tidak hanya berani merangkul pendeta-pendeta kulit hitam seperti Howard Jones dan Martin Luther King, Jr, ketika krisis rasial berkecamuk di Amerika, tetapi ia juga berhasil menerobos sampai ke kubu komunis di Eropa Timur.

Billy adalah orang yang sangat diberkati dalam pelayanannya, namun ia tetaplah rendah hati. Kredibilitas dan integritas serta komitmen pelayanannya tetap terjaga sejak ia bertobat. Padahal pemuda yang bermimpi menjadi seorang bintang olahraga terkenal itu tak pernah bermimpi bahwa suatu hari kelak ia akan menjadi penginjil yang sangat terkenal bahkan mendunia. Karena itu tak heran kalau Hollywood pun memberikan penghargaan sebagai seorang bintang kepadanya. Bahkan Gedung Putih pun mempercayakan kepada Billy untuk memimpin acara-acara rohani dan pentahbisan presiden baru, sejak Eisenhower sampai dengan Bill Clinton.