C M C Online
Tokoh2 Iman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
: 9
Martin Luther
[ Allah "Menyambarnya" dengan Kilat ]

Gereja tidak mungkin begitu saja melupakan nama Marthin Luther. Hamba Tuhan berkebangsaan Jerman ini dikenal sebagai seorang tokoh reformator dalam sejarah gereja. Gerakan reformasi yang diperjuangkannya telah menyebabkan berdirinya sebuah gereja lain di samping Gereja Katolik Roma, yaitu Gereja Lutheran, yang kita kenal sebagai cikal bakal gerakan Protestan.

Luther dilahirkan pada tanggal 10 November 1483 dalam sebuah keluarga petani di Eisleben, Thuringen, Jerman. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margaretta. Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh, seperti biasanya golongan petani di Jerman. Dan tentu saja Martin Luther dibesarkan dalam suasana seperti itu. Namun pada tahun 1484, keluarga Luther pindah ke Mansfeld. Di kota ini ayahnya terpilih menjadi anggota Dewan Kota Mansfeld, suatu jabatan yang terhormat. dengan demikian keluarga Luther dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan baik. Luther kecil menempuh pendidikan dasar di kota Mansfeld, sedangkan pendidikan menengahnya di Magdeburg.

Pada tahun 1501, dalam usia 18 tahun, Luther memasuki Universitas Erfurt, universitas terbaik di Jerman saat itu. Di sini ia belajar filsafat dan teologia. Di universitas inilah untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama yang ditemukannya dalam perpustakaan universitas itu. Orang tuanya menyekolahkan Luther pada sekolah ini untuk mempersiapkan dirinya memasuki Fakultas Hukum. Mereka menginginkan Luther menjadi seorang ahli hukum. Studi persiapannya ini diselesaikan pada tahun 1505, ketika ia berusia 22 tahun.

Allah Membelokkan Hidupnya

Sebagai seorang muda yang terdidik dan dari keluarga cukup terhormat, Luther pun sudah siap-siap untuk memasuki pendidikan ilmu hukumnya, yang tampaknya amat cocok dengan posisi keluarganya di tengah masyarakat. Namun pada tanggal 2 Juni 1505 terjadi suatu peristiwa yang membelokkan arah kehidupannya. Dalam perjalanan pulang dari rumahnya di Mansfeld ke kampusnya di Erfurt, tiba-tiba turun hujan lebat disertai guntur dan kilat yang hebat. Suasana amat mencekam, dan Luther pun sangat ketakutan. a merebahkan dirinya ke tanah sambil memohon keselamatan dari bahaya kilat. Luther berdoa kepada Santa Anna, yaitu orang kudus yang dipercayai sebagai pelindung dari bahaya kilat. Entah apa yang ada di dalam hatinya, tiba-tiba dia berkata, "Santa Anna yang baik, tolonglah aku. Aku mau menjadi biarawan."

Doa anak muda ini tentu saja salah alamat, sebab seharusnya dia daat berdoa langsung kepada Tuhan Yesus. Tetapi rupanya Tuhan mengerti maksud hatinya yang tulus, dan ketulusan itu memang dibuktikannya. Tidak sampai dua bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 16 Juli 1505, Luther memasuki biara Serikat Eremit Augustinus di Erfurt. Ia diantar oleh sahabat-sahabatnya. Sementara orang tuanya tidak ikut mengantarnya, karena mereka tidak menyetujui keputusan Luther itu.

Pencarian Akan Kebenaran

Luther terbukti tidak main-main dengan keputusannya. Di dalam biara Luther berusaha memenuhi peraturan-peraturan biara melebihi para biarawan lainnya. Ia banyak berpuasa, berdoa, menyiksa diri, sehingga nampaknya Lutherlah yang paling saleh dan rajin di antara semua biarawan yang ada. Ia mengaku dosanya di hadapan imam sekurang-kurangnya sekali seminggu. Pada setiap waktu ibadah doa, Luther mengucapkan 27 kali Doa Bapa Kami dan Ave Maria. Luther membaca Alkitab dengan rajin dan teliti. Semua itu dilakukannya untuk mendapatkan kepastian tentang keselamatannya. Sebenarnya Luther mempunyai pergumulan yang berat, yaitu bagaimana Luther dapat menemukan Allah yang Rahmani.

Gereja waktu itu mengajarkan bahwa Allah adalah hakim yang akan menghukumkan orang tidak benar dan melepaskan orang yang benar. Luther merasa tidak mungkin ia menjadi orang yang benar. Ia pasti mendapat hukuman dari Allah yang akan bertindak sebagai hakim itu. Ia telah menjadi biarawan, namun di biara pun pergumulan rohaninya tidak kunjung selesai. Pergumulan rohani itu diceritakannya kepada pimpinan biara di Erfurt, yaitu Johann von Staupitz. Pimpinan biara ini memberi nasehat agar Luther tidak memikirkan apakah ia diselamatkan atau tidak. Yang penting adalah percaya kepada rahmat Kristus dan memandang kepada luka-luka Kristus. Sementara Luther bergumul mencari Allah yang Rahmani itu, pada tanggal 2 Mei 19507, ketika usianya hampir 24 tahun, Luther ditahbiskan menjadi imam. Orang tuanya mau hadir bersama beberapa sahabatnya pada upacara pentahbisan tersebut. Mereka menerima ekaristi pertama yang dilayani oleh Martin Luther.

Mengalami Kelahiran Baru

Johann von Staupitz mengirimkan Luther muda untuk belajar teologia di Wittenberg sambil mengajar filsafat moral di sana. Itulah sebabnya Luther dipindahkan ke biara Augustinus di Wittenberg pada tahun 1508, namun pada tahun berikutnya ia kembali lagi ke erfurt untuk mengajar Dogmatika. Di biara Erfurt, Luther mendapat kepercayaan dari para pimpinan biara di Jerman untuk membahas soal peraturan-peraturan serikatnya di Roma pada tahun 1510. Luther sangat gembira, karena dengan demikian ia akan berhadapan muka dengan Bapa Suci atau Paus di Roma, serta berziarah ke tempat-tempat kudus dan berdoa di tannga Pilatus untuk pembebasan jiwa kakeknya dari api penyucian.

Luther ditemani seorang biarawan serta seorang bruder berjalan kaki dari Erfurt ke roma. Di Roma Luther tinggal selama empat minggu. Luther mengunjungi tempat-tempat kudus dan dengan lutut yang telanjang ia merangkak naik Scala Santa sambil mendoakan jiwa kakeknya di api penyucian. Scala Santa adalah sebuah tangga yang terdiri dari 28 anak tangga, yang dipercayai sebagai "Tangga Pilatus", yang dipindahkan dari Yerusalem ke Roma.

Di Roma, Luther melihat keburukan-keburukan yang luar biasa. Para klerus hidup seenaknya. Nilai-nilai kekristenan sangat merosot di kota sucu ini. Dalam kekecewaannya Luther berkata, "Seandainya ada neraka, maka Roma telah dibangun di dalam neraka !" Luther sebelumnya mempunyai kesan bahwa Roma merupakan kota tersuci di dunia, namun kini Roma menjadi kota terburuk baginya. Roma dibandingkannya dengan Yerusalem pada zaman nabi-nabi. Sekalipun demikian kepercayaan Luther terhadap Gereja Katolik Roma tetap tidak tergugat.

Sekembalinya dari Roma, Luther pindah ke biara Wittenberg pada tahun 1511. Atas dorongan Johann von Staupitz, luther belajar lagi untuk memperoleh gelar doktornya. Pada tahun 1512, pada waktu ia berusia 29 tahun, Luther memperoleh gelar doktornya. Johann von Staupitz meluhat bahwa Luther adalah seorang yang sangat pandai, sehingga ia cocok untuk menjadi mahaguru. Di Wittenberg telah dibuka sebuah unuversitas baru oleh Frederick III yang Bijaksana pada tahun 1502. Frederick bersimpati pada Luther tatkala Frederick mendengar khotbah Luther, sehingga ia mau mengangkat Luther menjadi mahaguru pada universitanya itu. Di samping itu Luther diangkat menjadi pengawas dan pengurus dari 11 biara serikatnya di Jerman.

Di Universitas Wittenberg Luther mulai menguliahkan tafsiran Kitab Mazmur, kemudian Surat Roma, Galatia, dan Surat Ibrani. Sementara itu pergumulan rohaninya berjalan terus, yaitu mencari Allah yang Rahmani. Barangkali pada tahun 1514 Luther menemukan jalah keluar dari pergumulannya itu. Ia menemukan pengertian yang baru tentang perkataan-perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Luther mengartikan kebenaran Allah adalah tidak lain dari "rahmat Allah, yang menerima orang-orang berdosa serta berputus asa terhadap dirinya, tetapi yang menolah orang-orang yang menganggap dirinya baik." Ia mendapatkan pandangan baru bahwa "kebenaran Allah adalah sikap Allah terhadap orang-orang berdosa yang membenarkan manusia berdosa karena kebenaran-Nya. Allah mengenakan kepada manusia berdosa sebagai orang-orang benar". Tentang "penemuannya" itu Luther menulis, "Aku mulai sadar bahwa kebenaran Allah tidak lain daripada pemberian yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk memberi hidup kekal kepadanya; dan pemberian kebenaran itu harus disambut dengan iman. Injillah yang menyatakan kebenaran Allah itu, yakni kebenaran yang diterima oleh manusia, dan bukan kebenaran yang harus dikerjakannya sendiri. Dengan demikian Tuhan yang Rahmani itu membenarkan kita oleh rahmat dan iman saja. Aku seakan-akan diperanakkan kembali dan pintu Firdaus terbuka bagiku. Pandanganku terhadap seluruh Alkitab berubah sama sekali, karena mataku sudah celik sekarang." Luther menyampaikan penemuannya itu dalam kuliah-kuliahnya.

Munculnya Reformasi

Penemuan Luther di atas belumlah merupakan titik meletusnya gerakan reformasi Luther. Titik meletusnya gerakan reformasi Luther adalah masalah pernjualan Surat Indulgensia (penghapusan siksa) pada masa pemerintahan Paus Leo X. Hasil penjualan surat "pengampunan dosa" itu digunakan untuk pembangunan gedung gereja Tasul Petrus di Roma dan untuk pelunasan utang Uskup Agung Albrecht dari Mainz. Dengan membeli Surat Indulgensia, seseorang yang telah mengaku dosanya di depan imam tidak dituntut lagi untuk membuktikan penyesalannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan para penjual surat indulgensia berani "melampaui batas-batas pemahaman teologis yang benar" dengan mengatakan bahwa pada saat mata uang berdering di peti, jiwa akan melompat dari api penyucian ke surga, bahkan dikatakan juga kalau Surat Indulgensia itu dapat menghapuskan dosa.

Luther tidak dapat menerima praktek seperti itu dengan berdiam diri saja. Hatinya memberontak. Itulah sebabnya ia mengundang para ahli intelektual Jerman dan mengadakan perdebatan teologis mengenai Surat Indulgensia. Untuk maksud itulah Luther merumuskan 95 dalilnya dan kemudian ditempelkannya rumusan itu di pintu gerbang gereja Istana Wittenberg, pada tanggal 31 Oktober 19517. Tanggal ini, oleh gereja-gereja Protestan diperingati sebagai Hari Reformasi.

Dalam tempo sebulan saja, dalil-dalil Luther sudah tersebar di seluruh Jerman. Surat Indulgensia tidak laku lagi dan Luther dianggap sebagai penyebabnya. Paus Leo X menuntut agar Luther menarik kembali ajarannya yang dianggap sesat itu. Luther membalas permintaan Paus dengan penjelasan mengenai maksud setiap dalilnya dengan penuh penghormatan. Namun Paus memerintahkan kepada Luther untuk menghadap hakim-hakim Paus di Roma dalam waktu 60 hari. Itu berarti Luther akan dibunuh.

Beruntunglah Frederick yang Bijaksana melindungi mahagurunya. Frederick meminta kepada Paus agar Luther diperiksa dalam wilayah Jerman dan permintaan ini dikabulkan. Paus mengutus Kardinal Cajetanus untuk memeriksa Luther pada tahun 1518. Cajetanus meninta Luther menarik kembali dalil-dalilnya, namun Luther tidak mau. Cajetanus gagal dalam misinya.

Gerakan Reformasi Luther berjalan terus. Banyak kota dan wilayah Jerman memihak kepada Luther dan nama Luther mulai terkenal di luar Jerman. Kaum humanis, para petani Jerman, bersimpatik kepadanya. Namun perdebatan teologis mengenai Surat Indulgensia sebagaimana dimaksudkan dengan dalil-dalilnya tidak terjadi. Perdebatan itu barulah terjadi pada bulan Juni 1519, di Leipzig. Dalam perdebatan ini Luther berhadapan dengan Johann Eck yang disertai oleh Carlstadts, rekan mahagurunya di Wittenberg. Luther mengatakan bahwa paus-paus pun tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Konsilipun tidak luput dari kekeliruan-kekeliruan. Luther menunjuk pada Konsili Constanz yang memutuskan hukuman mati dibakar atas Johanes Hus. Johann Eck menuduh Luther sebagai pengikut Johanes Hus. Kini, pokok permasalahan telah bergeser dari Surat Indulgensia ke masalah kekuasaan Paus. Menurut Luther, yang berkuasa di kalangan orang-orang Kristen bukanlah Paus atau Konsili, tetapi firman Allah saja ! Dengan melontarkan argumennya itu, tentu saja Luther sudah siap menerima kutuk dari Paus.

Insiden 10 Desember 1520

Pada tanggal 15 Juni 1520, surat resmi dari Paus keluar. Paus menyatakan bahwa dalam pandangan-pandangan Luther terdapat 41 pokok yang sesat. Ia meminta kepada Luther untuk menarik kembali dalil-dalilnya dalam waktu 60 hari, dan jika tidak akan dijatuhi hukuman gereja.Namun Luther membalas surat resmi Paus itu dengan suatu karangan yang berjudul Widder die Bullen des Endchrists (Melawan Surat Resmi yang Terkutuk dari Si Antikris). Bukan hanya itu saja, pada tanggal 10 Desembe 1520, Luther membakar surat resmi dari Paus tersebut bersama-sama dengan Kitab Hukum Kanonok Gereja Katolik Roma di depan gerbang Kota Wittenberg, disaksikan oleh sejumlah besar mahasiswa dan mahaguru dari Universitas Wittenberg. Tindakan ini merupakan tanda pemutusan hubungannya dengan gereja Katolik Roma. Kemudian keluarlah surat kutuk secara resmi dari Paus pada tanggal 3 Januari 1521. Maka secara resmi Luther pun berada di bawah kutuk gereja.

Kendati sudah dikutuk, penghakiman untuk ganjaran lebih berat bagi Luther terus diupayakan. Sampai bulan Mei 1521 dia masih diminta untuk menarik kembali ajaran-ajarannya, namun Lutner tidak mau. Puncaknya, pada tanggal 26 Mei 1521 dikeluarkanlah ketentuan mengenai hukuman, bahwa Luther dan para pengikutnya dikucilkan dari masyarakat, segala karangan Luther dan para pengikutnya harus dibakar dan Luther dapat ditangkap dan dibunuh oleh siapapun, kapanpun dan di manapun juga. Ia sempat disergap oleh pasukan berkuda dan bersenjata ketika sedang melintasi hutan, lalu dibawa dan disembunyikan di istana Wartburg atas perintah raja Frederick yang Budiman. Dia bersembunyii di sana selama sekitar 10 bulan dengan nama samaran Junker Georg. Di tempat persembunyiannya ini, Luther mengerjakan terjemahan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani (naskah asli Perjanjian Baru) ke dalam bahasa Jerman.

Ternyata Allah tetap memelihara hidup Martin Luther. Ia sempat menikah dengan Katharina von Bora, seorang bekas biarawati, pada tahun 1525. Dari waktu ke waktu, perkembangan reformasi Luther berkembang dengan pesat. Nama Luther bukan hanya terkenal di Jerman, tetapi juga di dunia internasional. Pada tahun 1537, Luther mengarang buku berjudul Pasal-pasal Smalkalden yang menguraikan pokok-pokok iman gereja reformatoris. Untuk keperluan jemaat dan pemimpin gereja (pendeta), Luther menyusun Katekismus Kecil dan Katekismus Besar. Allah memanggil pulang hamba-Nya ini pada tanggal 18 Februari 1546, dalam usia 62 tahun, ketika ia sedang berada di Eisleben, Jerman.


|Home|Buku Tamu|Topik|Tips|Humor|Galeri|Kisah Nyata!|Games|
|ns2lJC|Tokoh2 Iman|Ilustrasi|Direktori Kristen|About Us|
© 2001 by [email protected]
Hosted by www.Geocities.ws

1