C M C Online
Tokoh2 Iman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
: 6
Joan of Arc
[ Gadis Remaja Pejuang Kebenaran ]

Joan of Arc seorang wanita remaja yang gigih dalam mencari keadilan, mempertahankan kebenaran dan kekudusan. Demi ketaatannya pada Allah, dia rela dibakar hidup-hidup. Lahir 6 Januari 1412 di Domremy, Perancis dari keluarga petani miskin., Joan kecil – meski wanita – juga ikut menggembalakan kambing. Ia tak dapat sekolah, sebab waktu itu anak gadis tidak diizinkan ikut pendidikan formal. Namun Joan tidak menyerah. Ia mengisi hari-harinya dengan belajar menjahit dan memasak dari ibunya. Namun, Joan tak pernah lupa berdoa kepada Tuhan. Walau buta huruf, ia sangat rajin ke gereja dan memuji Tuhan.

Pada usia 13 tahun, Joan mulai merasakan adanya dorongan batin untuk menyelamatkan bangsanya. Tapi, panggilan itu diabaikan karena ia merasa tak layak melakukan pekerjaan besar dan mulia. Tetapi ketika sedang berdoa, Joan mendengar suara yang mengatakan, “Joan, jadilah anak yang baik. Sebab di kemudian hari kelak engkau akan berguna bagi negerimu, Perancis.” Awalnya suara itu sangat membingungkan Joan sebab di sekelilingnya tidak ada orang. Namun setelah suara itu datang berkali-kali, Joan yakin bahwa suara itu datang dari Tuhan, karena itu Joan menyanyi memuji Tuhan sambil berdoa mengucap syukur.

Tak lama setelah Joan mendengar wahyu itu, Perancis mengalami kerusuhan dahsyat. Dalam pertempuran, raja tewas dan praktis Perancis kehilangan pemimpinnya. Sebenarnya putera raja dapat mengganti ayahnya, tetapi hal itu tidak mungkin karena musuh-musuh raja masih berkeliaran di sekitar istana. Kematian sang raja membuat Perancis dilanda kesengsaraan dan kesulitan yang hebat. Melihat keadaan yang parah itu Joan merasa sedih. Saat merenungkan nasib bangsanya, Joan teringat “suara-suara” yang pernah didengarnya. Ia tidak ragu lagi dan berkata pada ayahnya, ia akan membantu Dauphin, putera sulung raja untuk naik tahta. Mendengar tekad itu, ortu dan saudara-saudaranya menganggap Joan bercanda. Joan tidak menjadi surut apalagi kecewa, meski tidak mendapat dukungan dari orang-orang yang sangat ia harapkan bantuannya. Pada awalnya, Joan meyakinkan, Tuhan telah menetapkan untuk membantu bangsanya. Jadi, ia minta restu ayahnya untuk menjalankan panggilan itu.

Melihat Joan serius, ayahnya mengizinkan Joan berangkat ke medan perang asal ditemani sepupunya, Durrand. Restu ayahnya membuat Joan bersyukur dan makin bersemangat. Sebelum berangkat, ia berdoa di kebun. Setelah usai berdoa, ia bergegas kembali ke rumah. Tetapi di tengah jalan ia dengar musuh telah masuk dan mengepung kota Domremy. Semua orang menyelamatkan diri. Kota Domremy dihancurkan dan isi kota dijarah serta dibakar, tidak terkecuali gereja. Melihat itu, Joan langsung menjumpai Durrand. Ia mengungkapkan maksudnya. Meski heran, Durrand tidak mau mengecewakan Joan, sehingga ia ikut saja.

Mereka menjumpai komandan pasukan yang masihsetia kepada negara. Tetapi usaha itu tidak mudah. Setelah berulang kali, barulah mereka berhasil menjumpai komandan. Mulanya komandan tak dapat percaya sebab saat itu situasi sangat genting. Tetapi karena situasi semakin buruk, akhirnya keinginan Joan untuk mencari putera mahkota untuk dinobatkan menjadi raja diizinkan juga. Dengan begitu Joan dilengkapi dengan sepasukan kecil tentara yang mengawalnya.

Mencari Dauphin memang sangat sulit. Setiap kampung digeledah walau dijaga ketat oleh tentara Inggris. Joan yakin Tuhan membimbingnya. Ia pasrah pada pimpinan Tuhan semata. Dalam pencarian itu, Joan terpaksa terlibat perang dengan tentara Inggris. Ajaibnya, Joan dan pasukan kecilnya mampu memporakporandakan pertahanan tentara Inggris yang sedang mengepung kota Orleans. Bahkan Joan berhasil merebut kemenangan di Patay dan Trotes. Keberhasilan itu ternyata membangkitkan semangat nasionalisme penduduk.

Tempat persembunyian Dauphin diserang Joan dengan menggunakan taktik yang hebat. Dauphin dibawa ke istana untuk dinobatkan sebagai raja. Sayang, kesempatan itu tidak dimanfaatkan oleh tentara Perancis. Tahun 1429 Joan membawa Dauphin ke Reims untuk dinobatkan sebagai Raja Charles VII, tetapi sekali lagi kesempatan itu tidak dimanfaatkan. Malah tahun berikutnya Joan dikhianati dan ditangkap. Tahun 1431, Joan diadili seorang diri secara tidak adil, namun Joan tetap tegar dan tak mengharap pertolongan manusia. Menghadapi pengadilan itu Joan tetap berharap dan berserah kepada Allah saja.

Selama 15 kali sidang, Joan menolak sebutan tukang tenung yang dituduhkan padanya. Kata Joan, apa yang dilakukannya adalah atas perintah Allah untuk membebaskan penderitaan bangsanya. Dengan tidak adil, pengadilan gereja menjatuhkan hukuman mati kepada Joan. Ia akhirnya dibakar hidup-hidup di depan umum di kota Rouen.


|Home|Buku Tamu|Topik|Tips|Humor|Galeri|Kisah Nyata!|Games|
|ns2lJC|Tokoh2 Iman|Ilustrasi|Direktori Kristen|About Us|
© 2001 by [email protected]
Hosted by www.Geocities.ws

1