TINJAUAN BUDAYA DALAMA BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Asal Mula penduduk
Penduduk Bolaang Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan
Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat. Tempat tinggal mereka
di gunung Komasaan (wilayah Bintauna). Makin lama turunan kedua
keluarga itu semakin banyak, sehingga mereka mulai menyebar ke timur
di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan. Ke pedalaman di
tempat bernama tudu im Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu in
Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain. Peristiwa perpindahan ini
terjadi sekitar abad 8 dan 9. Pokok pencaharian adalah berburu,
mengolah sagu hutan, atau mencari sejenis umbi hutan, menangkap ikan.
Pada umumnya mereka belum mengenal cara bercocok tanam.
Pimpinan kelompok Masyarakat
Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang
bogani, pria atau wanita, yang dipilih dari anggota kelompok
dengan persyaratan tertentu, antara lain : memiliki kemampuan fisik, (kuat),
berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap
kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. Berlaku
sistem demokrasi. Bogani-bogani itu didampingi oleh para tonawat,
yaitu orang-orang yang mengetahui perbintangan, ahli penyakit dan
pengobatannya, disamping bertugas sebagai penasehat pimpinan. Setiap
pekerjaan diselesaikan bersama untuk kesejahteraan seluruh anggota
kelompok (gotong royong). Sebelum memulaikan
sesuatu pekerjaan besar, dimusyawarahkan untuk mencapai kesepakatan.
Pada saat-saat tertentu seluruh pimpinan kelompok para bogani)
berkumpul untuk musyawarah. Merka sudah mengenal Ompu Duata
(Yang Maha Kuasa ), yang berkuasa atas segala sesuatu dan mengadakan
upacara ritual sebelum mengerjakan pekerjaan besar. Pada setiap
permulaan suatu usaha, kegiatan atau pada saat upacara pengobatan,
selalu Mongompu', menyebut nama Ompu Duata agar usaha mereka
berkenan dan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Berdasarkan kepercayaan
mereka itu, maka pantang bagi setiap anggota masyarakat untuk
melakukan hal-hal yang jahat, yang tidak berkenan kepada Ompu Duata.
Juga mereka sudah memiliki semacam peraturan yang harus dipatuhi.
Setiap pelanggar dikenakan sanksi antara lain dikucilkan atau
disisihkan dari masyarakat.
Adat Perkawinan
Setiap rencana perkawinan diatur oleh orang tua. Anak masih patuh pada
keinginan orang tua. Seorang pemuda yang sudah dewasa diberi bekal
ketrampilan oleh orang tuanya, sebagai persiapan memasuki jenjang
perkawinan, berupa ketrampilan mengolah sagu hutan, berburu, memasak
garam (modapug), dan lain-lain. Bila sudah cukup persiapan, orang tua
akan memberi tahu calon isteri dari keluarga tertentu. Diadakanlah
musyawarah antara keluarga kedua belah pihak. Dan pada saat yang baik,
calon suami disertai kaum keluarga membawa hasil-hasil olahan calon
suami menuju ke rumah calon isteri. Perkawinan diresmikan dan direstui
orang tua kedua belah pihak bersama sanak saudara, maka resmilah
perkawinan itu.
|