Media Putra Totabuan Untuk Membangun Daerah
Index
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Penutup

 

 

 

Totabuan
Sekitar abad 20 Bolaang Mongondow terdiri dari beberapa distrik, yaitu : Mongondow (Passi dan Lolayan), serta onder distrik Kotabunan, Bolaang dan Dumoga. Penduduk pedalaman yang memerlukan garam atau hasil hutan, akan meninggalkan desanya masuk hutan mencari damar atau menuju ke pesisir pantai memasak garam (modapug) dan mencari ikan. Dalam mencari rezeki itu, sering mereka tinggal agak lama di pesisir, maka disamping masak garam, juga mereka membuka kebun. Tanah yang mereka tempati itulah yang disebut Totabuan, yang dapat diartikan sebagai tempat mencari nafkah. Karena sejak pemerintahan raja Tadohe penduduk sudah mengenal padi, jagung, kelapa, yang dibawa oleh bangsa Spanyol, amak penduduk pedalaman yang berkebun di pesisir itu juga menanam kelapa yang lebih banyak hasilnya dibandingkan dengan bila hanya ditanam di dataran tinggi. Bila mereka telah betah tinggal di pesisir, maka keluarga dijemput lalu menetap di Totabuan. Semakin lama semakin banyak kepala keluarga yang membawa anggota keluarganya ke tempat baru di Totabuan, sehingga merekapun mulai membentuk pedukuan. Sebab itu maka di tempat baru biasanya tidak terdapat sigi sebagai perlambang kesatuan desa seperti yang ada di desa-desa pedalaman. Beberapa desa di dataran tinggi (pedalaman Mongondow) yang memiliki Totabuan di pesisir (Bescchrij ving van het adatrecht in Bolaang Mongondow oleh R.P Notosoesanto), adalah antara lain :
bulletPoyowa besar mempunyai Totabuan di Nuangan
bulletKobo kecil mempunyai Totabuan di Nuangan
bulletKobo besar mempunyai Totabuan di Molobog
bulletKopandakan mempunyai Totabuan di Buyat
bulletOtam mempunyai Totabuan di Nonapan
bulletMoyag mempunyai Totabuan di Motongkad
bulletPobundayan mempunyai Totabuan di Motandoi
bulletMolinow mempunyai Totabuan di Tolog dan Kotabunan
bulletPassi mempunyai Totabuan di Poigar
bulletBiga mempunyai Totabuan di Tombolikat
bulletMotoboi Besar mempunyai Totabuan di Alot, Oyuod, Matabulu
bulletTabang mempunyai Totabuan di Tobayagan
bulletPoyowa Kecil mempunyai Totabuan di Pinolosian
bulletMongondow mempunyai Totabuan di Ayong, sampaka, Babo.

Menjemput Tamu
Bila ada tamu yang bertandang, biasanya disuguhi sirih pinang, tamu pria atau wanita terutama orang tua. Sirih pinang diletakkan daam kabela' (dari kebiasaan ini diciptakan tari kabela sebagai tari penjemput tamu). Laki-laki biasa juga dijemput dengan menyuguhkan rokok dalam bako' atau kampi' (tempat temabakau dan daun rokok dari daun enau) bersama tosisiran (pemantik api). Tamu terhormat terutama pejabat di jemput dengan upacara adat. Barisan adat tuitan menjemput dengan tari tuitan dan musik gulintang logam bersama perangkatnya gong dan gandang (sementara gamelan di Jawa). Diucapkan itu-itum oleh tokoh adat, yaitu do'a untuk keselamatan dan kesejahteraan pejabat yang dijemput.
Suatu adat kebiasaan dalam pergaulan umum, seeorang yang berpapasan dengan orang lain di jalan, saling sapa menyapa (mogimbalu'). Imbalu' atau sapaan ini menandakan bahwa seorang dengan yang lain saling menghormati, entah orang itu sudah dikenal atau belum. Imbalu' ini juga merupakan tanda salam, yang sama maknanya dengan "selamat pagi" dan lain-lain. Hampir di setiap desa, bila seseorang berpapasan dengan orang lain dijalan, akan mengucapkan : mopo untag atau mamuntag, bila yang disapa menuju barat, sedang penyapa menuju timur.

bulletMopo uik atau mauik, bila yang disapa menuju timur sedang penyapa menuju barat.
bulletMopo onik atau mamonik, bila yang disapa menuju utara sedangkan penyapa menuju selatan.
bulletMopo onag atau mamonag, bila yang disapa menuju selatan sedangkan penyapa menuju utara.

Adapula yang menyapa : maya'bi'i onda atau mopobaya'i onda, yang berarti : hendak kemana. Yang akan di sapa akan menjawab : a mopo untag atau mopo uik, yang berarti : hendak ke bawah atau ke atas.
Seseorang yang bertandang ke rumah orang lain, akan mengucapkan : oi, oi, bila tuan rumah belum nampak. Sebelumnya ia mendehem atau batuk-batuk kecil, untuk memberi isyarat bahwa ada seseorang yang hendak bertamu. Suara panggilan atau deheman didengar oleh tuan rumah yang datang menjemput sambil mengatakan : poponik, yang brarti : naiklah, bila rumah itu rumah panggung atau tu'ot pa yang berarti : masuklah, bila tamu sudah berdiri di depan pintu. Tuan rumah mempersilahkan tamunya duduk : litu'pa (silahkan duduk). Kemudian menyapa lagi : nongkon omuik don atau nongkon omuntag don, yang berarti : dari atas atau dari bawah (sapaan ini disesuaikan dengan arah datangnya tamu, entah dari timur, barat, utara, atau selatan. Ingat sapaan saat jumpa di jalan). Tuan rumah akan bertanya : dega' oyu'on bi' im paralu (mungkin ada perlu) dan seterusnya ; tamupun disuguhi sirih pinang atau rokok. Bila tamu seseorang yang sudah tua tak bergigi lagi, disuguhi dodokan, yaitu tempat sirih pinang yang sudah ditumbuk lumat.

bulletBila seseorang diundang menghadiri suatu acara maka penjemput tamu akan menyapa : niondon yang berarti selamat datang.
bulletSeorang tamu yang hendak pamit akan mengucapkan : mobuipa (mohon diri). Bila tuan rumah adalah keluarga terhormat, tamu mengucapkan : dega' umundokpa (saya mohon diri). Tuan rumah akan menjawab : o, o, mopia (ya, baiklah).
bulletBila tamu yang datang melihat sudah ada tamu yang baru datang itu menyapa sesama tamu : koinapa (sejak tadi). Tamu yang datang terdahulu menjawab : o, o, iko doman (ya, engkau juga). Bila seorang tamu hendak pamit sedangkan masih ada sesama tamu yang ditinggalkannya, maka tamu yang hendak pergi itu menyapa tamu yang masih tinggal : tala unadon (saya hendak duluan); atau bai mo I dudimai (nanti menyusul). Tamu yang masih duduk menjawab : o, o, intadon (ya, silahkan).
bulletSapaan-sapaan seperti itu biasanya ditambah dengan kata : ule, bila yang sapa menyapa itu laki-laki, misalnya : koina pa ule =sejak tadi kawan. Kalau sesama wanita memakai isi', misalnya : iko doman isi' = engakau juga kawan.
bulletSapaan seperti :ule, isi', nanu', uyo', eteng, oge' nau' dan lain-lain adalah sapaan tanda keakraban hubungan atau tanda kesayangan. Bagi wanita biasanya dipakai : anu', nanu', nau', oge ; bagi anak laki-laki biasanya dipakai : uyo', ule' udul, eteng, dll.

Contoh :

bullet Indongogaipa udul = dengarkanlah sayang
bullet Tumompiabi eteng = hati-hatilah sayang
bulletDika mongombal anu = jangan menangis sayang.
 
 
  

1
Hosted by www.Geocities.ws