| |
MONOGRAFI SENI
BUDAYA DI BOLAANG MONGONDOW
Sama seperti daerah lain di Indonesia,
Bolaang Mongondow juga mengenal jenis-jenis kesenian sejak dahulu
kala. Beberapa diantaranya adalah :
1. Seni
Musik vokal dan instrumental
2. Seni Tari
3. Seni sastra
4. Seni Rupa
Seni
Musik Vokal
Odenon
: dinyanyikan pada waktu sedang memetik padi (mokoyut),
biasanya oleh kaum wanita untuk menghilangkan rasa penat saat bekerja.
Odenon juga biasa dinyanyikan sebagai salah satu lagu pada acara aimbu
atau pada acara-acara gembira lainnya. Contoh odenon :
Layugdon iko tansibi', alai odenon
= terbanglah hai burung pisok, alai odenon
Bo lumayug tumonsi-tonsi'
= terbang mengedar-edar
Yo pantowai im baloi limagi'
= tinjaulah rumah sebelah sini
Sing kon tua ing ki mamai adi'
= karena disana si jantung hati
Isi sastranyanya bersajak dinyanyikan
secara solo, lalu disambut oleh orang lain bersama-sama yang merupakan
refreinnya, yaitu : alai odenon, yang dapat berarti ber-odenon-lah
bersama-sama. Lagu odenon ini dinyanyikan secara sahut menyahut
berbalas-balasan.
Totampit : dinyanyikan oleh orang-orang tua
masa lampau untuk mengisahkan tentang perjalanan mereka pada saat
pergi ke rantau memasak garam (modapug) atau ketika mereka masuk hutan
mencari damar (monalong) dan sebagainya. Contoh :
|
Kado-kadok I Nuangan = burung hutan dari
Nuangan |
|
Motundu' dalan pongayow = menuntun
perjalanan panglima |
| Kiditoin
libuton laga' = menyusur pulau laga' |
| Bura'
dongkain pobotoyan = buihlah tempat mendayung. |
| Bondit :
biasanya dinyanyikan oleh seorang bolian, yaitu seseorang yang dalam
keadaan intrans (kesurupan) dalam acara pengobatan tradisional.
Dapat juga dinyanyikan pada acara mogaimbu misalnya dalam aimbu
ponondeagaan (inisiasi). Contoh : |
| Ki landangon
I molandang = teruna lincah yang perkasa |
| Akuoi ing kon
tudu ambang = aku di puncak ambang |
| Abitku ing
kede' ing gayang = senjataku pedang kecil |
| Nokodongog
noko ningal = mendengar dan dapat berita |
| Kon oyu-oyut
ing gimbal = sayup bunyi gendang |
| Inonag bo
inontongan = kuturun lalu melihat |
| Na'anta
boki' im bulan = ternyata putri bulan.
|
Tolibag
: lahu gembira, biasanya dinyanyikan dalam acara suka
cita antara muda mudi atau pada waktu seseorang sedang menari joke'
yang diselubungi selendang oleh para gadis. Dapat dinyatakan
berbalasan. Dapat pula berarti lagu pujian atau pujaan. Contoh :
| Koina
dolo-dolomea = tadi ketika pagi
|
| Limitu'
mako ko na'a = sedang duduk ditempat ini
|
| Kinotaliban
im paloma = lewatlah seekor merpati |
| Bai'ku maya'I
onda = putriku kemana pergi |
| Nogilambung
in sutara = memakai baju sutra |
| Nogikokudu'in
kaja = berselubung kain kasa |
| Simindog mako
ko ngara = berdiri di depan pintu |
| Nokogagar
kong gina = hatiku tergila-gila |
| Dondong :
lagu gembira antara muda mudi. Ada juga yang menyanyikan waktu
menidurkan anak.
Contoh : |
| Burowdon
sindulak bangka' = baliklah perahu tumpangan |
| A baya'an kon
Bintauna' = akan pergi ke Binatuna |
| Naanta kom
bubu' im buta' = ternyata didalam tanah |
| A burowon
dia'bi' maya' = diputar tidak berjalan |
Yungkagi
: dinyanyikan dengan suara sayup karena sedih mengenang
seseorang yang dirindukan. Contoh :
| Akuoi
ing koina subu = aku diwaktu subuh
|
| Dinapatmai im
pongoibu = hatiku sangat terharu |
| Polat
nolabu'I lua'ku = berlinang air mataku |
| Nokotanob ko
inimu = merindukan kau seorang. |
| Dete-dete :
lagu yang dinyanyikan pada kematian seorang raja. Contoh :
|
| Langit
lumogod lumentang = langit guruh gemuruh |
| Sinumobang I
utuan = turunlah dari kayangan |
| Takin
ende-endeawan = disertai hujan panas |
|
Kinogapangan I mobangkang = karena
kematian yang dipertuan. |
Dende'
: lagu yang menyenangkan hati raja yang sedang
bersantap. Contoh :
| Dika
basi'dolandangon = jangan hanya dianggap
gampang |
| Sin
dau'tonga'ropakon = karena kayu besar hanya dipatahkan
|
| Dika
bsai'lolibogon = jangan hanya main-main |
|
Minangain tonga'lampangon = muara sungai
hanya dilangkahi. |
Tantak
: dinyanyikan pada akhir pelaksanaan suatu acara do'a
tertentu untuk menanyakan kepada Ompu Duata apakah ada yang kurang
tertib dalam pelaksanaan acara itu, agar terhindar dari sesuatu
petaka.
Buyak ; dinyanyikan
dalam acara aimbu pada pengobatan tradisional monayuk. Biasanya
dinyanyikan jauh malam menjelang pagi.
Lolibag : biasanya
dinyanyikan sesudah totampit dalam acara aimbu oleh orang-orang tua
masa lampau.
Ondo-ondo : sama
dengan dende' yang dinyanyikan pada saat raja sedang bersantap. Juga
dinyanyikan pada saat menjemput raja yang baru kembali dari perjalanan.
Tangkil : lagu
dalam rangkaian lagu-lagu aimbu yang mengandung kiasan atau teka-teki.
Pantung : dilagukan
sambil memetik gambus. Pantung termasuk lagu yang berasal dari daerah
Melayu yang telah merakyat sehingga tidak terasa bahwa lagu tersebut
berasal dari luar daerah. Dilagukan pada acara-acara gembira, biasanya
dihadiri muda-mudi sampai semalam suntuk. Banyak mengandung kias
bahkan yang lucu sehingga sangat menarik. Bagian akhir pantun yang
disebut hayun, misalnya :
| Iaka
ule im bolai = lihatlah sikera
|
| Moka'an kon
toigu = sedang makan jagung |
| Iaka ule im
bobai = lihatlah wanita |
| Mo ibog
ko inimu = suka kepadamu
|
Seni
Musik Instrumental
Dari sekian banyak musik tradisional
yang pernah dikenal di daerah ini, banyak yang telah punah dan tidak
pernah lagi dimainkan. Ada musik instrumental yang berasal dari luar
daerah yang juga telah merakyat seolah-olah musik asli daerah,
misalnya : gambus, rebana, kulintang dan lain-lain. Alat musik
tradisional sebagai permainan rakyat, antara lain :
Kantung
: terbuat dari tempurung kelapa sebagai resonansi,
diberi berdawai satu dan dimainkan sebagai pelepas rindu. Termasuk
alat petik. Pemetik biasanya membuka baju, karena resonansi tempurung
diletakkan dekat perut agar bunyi bergaung.
Rababo : dapat
disamakan dengan rebab di daerah lain. Alat musik gesek, juga
resonansinya tempurung, berdawai satu, dimainkan dengan menggesek.
Tantabua' : dibuat
dari seruas bambu, kulitnya dijadikan sebagai dawai yang lebarnya
kira-kira 1 cm. Dekat dawainya dibuat lubang sebesar 3 x 3 cm, lalu
dipukul dengan sepotong kayu atau bambu.
Bansi' atau
tualing : bambu berlubang satu dan empat. Ditiup pada ujungnya
untuk melagukan odenon, bondit, tolibag dan lain-lain sebagai pengisi
waktu sengggang, di dangau di tengah ladang padi yang sedang menguning
atau di tempat-tempatlain waktu istirahat.
Oli-oli' : dibuat
dari kulit pelepah enau hutan, pakai lidah-lidah, pada ujung kiri
diikatkan tali penahan dan pada ujung kanan tali yang ditarik-tarik
agar lidahnya bergetar dan meninmbulkan bunyi. Dimainkan di depan
mulut menganga sebagai resonansinya.
Dadalo' : adalah
dua kerat bambu kering ukuran 15 x 3 x 1/2 cm, dimainkan dengan tangan
kanan (diantara jari-jari) yang berfungsi sebagai alat perkusi
(mengatur irama).
Bonsing : dibuat
dari bambu sedang atau besar, berbuku satu di ujung dan dibuat dua
pancungan (bonsing) pada ujung lain. Bonsing dipukul-pukulkan pada
telapak tangan atau di lutut, juga dimainkan sebagai pengiring
perkusi.
Bolontung : dari
bambu satu atau beberapa ruas, berbuku pada satu ujung dan terbuka
pada ujung lain. Nada-nada tinggi atau rendah terdengar bila pangkal
bambu itu dihentakkan pada tanah, menurut panjang pendeknya ruas dan
menurut besar kecilnya bambu.
Gimbal : dari kayu
kolong, kedua ujungnya ditutup dengan kulit kambing atau sapi, lalu
dibunyikan dengan cara menabuh pada kulit. Gimbal biasanya bulat
panjang sampai satu meter. Ditabuh mengiringi tari tayok.
Gandang : juga dari
kayu bolong, lebih pendek dari gimbal, dan hanya satu ujungnya yang
ditutup dengan kulit. Ditabuh untuk mengiringi tari mosau dan tari
tuitan.
Gulintang : dari
kayu bulat sebesar pergelangan tangan dibelah dua, lalu digantung dan
ditabuh dengan sepotong kayu. Setiap kerat kayu menimbulkan nada yang
berbeda-beda, sehingga dapat dimainkan sebagai alat musik melodi.
Kulintang : dari
logam (bahan import), perangkatnya terdiri dar mungmung 5 sampai 7
buah berderet, gandang 1 atau 2 buah, golantung 1 buah. Dimainkan
dengan mengetuk, biasanya pada pesta nikah kaum ningrat atau pada
penjemputan tamu terhormat. Semacam gamelan di Jawa.
Disamping alat-alat musik
tradisional, juga terdapat alat musik transisi, yang berasal dari luar
daerah antara lain :
| Gambus :
perangkatnya terdiri dari gambus, ruas 2 buah atau lebih. Gambus
dipetik sambil melagukan pantung mengiringi tari dana-dana.
|
| Rebana :
dimainkan untuk mengiringi tari hadrah atau zamrah, zikir, buruda,
dan lain-lain kesenian yang berhubungan dengan agama Islam.
|
Juga terdapat alat musik modern atau
kreasi baru yang banyak digemari dan populer dalam kehidupan seni
masyarakat, antara lain :
1. Musik bambu : terdiri dari musik tiup bambu seng dan musik tiup
bambu klarinet. Perangkatnya terdiri dari : alat tiup melodi, yaitu
suling kecil, sedang, klarinet, saxofon. Alat pengiring harmonis
seperti : korno c, e, g, piston, selo atau tuba, contrabas. Alat bantu
pengiring seperti : trombon, overton. Alat pengiring ritmis seperti :
trom sedang, trom besar, dilaengkapi cimbal.
2. Orkes biola : perangkatnya terdiri dari : fluit, biola, selo,
yukelele, banyo, contrabas atau stringbas, gitar. Biasanya dimainkan
mengiringi lagu-lagu keroncong.
3. Kolintang kayu : dikreasikan dari musik tradisional. Perangkatnya
terdiri dari : melodi 1 buah, pengiring yukelele 2 buah, pengiring
gitar 2 buah, pengiring banyo 1 buah, pengiring selo 1 buah dan bas 1
buah. Satu unit biasanya terdiri dari 7 kotak.
4. Band mutahir : perangkatnya terdiri dari : melodi gitar, bas gitar,
gitar ritmis atau harmonis, drum set, keyboard atau organ. Sering
dilengkapi dengan trompet, saxafon, trombon dan lain-lain.
Seni Tari
Seni tari dapat dibedakan atas tari tradisional dan tari kreasi baru.
Tari Tradisional
| Tari
Tayo : biasanya ditarikan oleh seorang
bolian atau burangin, seorang wanita dalam intrans (kesurupan),
diiringi tabuhan gimbal dan golantung (kecil dan besar). Sambil
menari, menyanyikan lagu-lagu bondit diselang-selingi tenden yang
dinyanyikan oleh bebrapa orang wanita atau pria. Pada awalnya tari
tayok dimainkan pada upacara pengobatan tradisional atau upacara
ritual lainnya. |
| Tari
Joke' : biasanya ditarikan oleh pria satu orang atau bersama-sama
pada gembira. Sambil menari diiringi lagu
bondit, tolibag, odenon. Penari yang lincah dapat menimbulkan tawa
ria, apalagi karena saat menari diselubngi selendang atau sapu
tangan warna warni oleh gadis- gadis. |
| Tari
Mosau : biasanya ditarikan oleh pria saat
mengawal raja atau pengantin menuju ke rumah pengantin wanita.
Penari memakai pedang kayu dan perisai (kaleau) diiringi tabuhan
gandang. |
| Tari
Rongko atau tari ragai : sejenis
tari silat untuk memperlihatkan keperkasaan atau kelincahan.
|
| Tari
Tuitan : ditarikan oleh barisan pengawal
raja (kolano), diiringi tabuhan gandang. Penari berselempang sikayu,
ikat kepala dan membawa tungkudon (tombak berhias bulu) dan kaleaw
(perisai ). Tuitan dapat juga dimainkan pada saat penjemputan tamu
agung, diiringi tabuhan kulintang besi. |
Tari
Kreasi Baru
| Tari
Kabela : dikreasikan dari adat kebiasaan
menjemput tamu dengan menyuguhkan sirih pinang yang diletakkan dalam
kabela. Ditarikan berkelompok oleh wanita. Setiap penari
masing-masing memegang sebuah kabela. |
| Tari
Kalibombang : dikreasikan berdasarkan
ceritra perjodohan antara pria Oyotan dari Bolaang dan wanita
Kalibombang dari Mongondow. Penarinya berkelompok pria dan wanita
berpasang-pasangan dengan memegang selendang. |
| Tari
Pomamaan : dikreasikan dari adat kebiasaan
menjemput tamu dengan menyuguhkan sirih pinang yang diletakkan dalam
pomamaan (sejenis bakul tempat sirih pinang). Ditarikan secara
berkelompok oleh wanita sambil menyandang bakul. |
| Tari
Monugal : dikreasikan dari cara penanaman
padi ladang dengan memakai totugal (alat pelubang tanah), pria
memegang totugal sedangkan wanita memegangi bakul tempat benih padi,
dilengkapi dengan penari yang menutupi lubang dengan sapu (mogibu).
|
| Tari
Mokoyut : dikreasikan dari cara memetik
padi ladang dengan memakai langkapa (ani-ani) dan kompe (bakul).
Dalam tari mokoyut nampak gerakan memetik, melepaskan padi dari
bulirnya (molidok), menjemur, menumbuk, menampi hingga menjadi
beras. Ditarikan oleh wanita secara berkelompok. |
| Tari
Kikoyog : dikreasiakan dari cara memetik
padi dengan menuruti kepercayaan leluhur, bahwa padi memiliki dewi
yang harus dihormati agar dapat memberi hasil banyak. Juga ditarikan
secara berkelompok. |
| Tari
Mokosambe : sebuah sendra tari yang
dikreasikan brdasar ceritera tentang seorang pangeran bernama
Mokosambe kawin dengan putri bungsu dari kayangan bernama Poyondi'.
Konon seorang bernama Bangkele' memiliki tujuh buah sumur dekat
sebuah gua di tepi pantai. Satu saat seorang putra raja bernama
Mokosambe datang memancing di laut dekat gua dan sumur bangkele'.
Pada waktu ia menarik pancingnya, nampak sehelai rambut yang
panjangnya tujuh depa berbau harum. Diambilnya rambut itu,
diperlihatkannya kepada Bangkele' pemilik sumur. Bangkele'
menceritakan bahwa sumurnya biasa didatangi oleh tujuh putri
kayangan kakak beradik untuk mandi. Mengertilah Mokosambe bahwa
rambut panjang itu milik salah seorang putri kayangan yang biasa
datang mandi di sumur Bangkele'. Pada malam Jumat, sementara
Mokosambe menjaga sumur-sumur itu, tiba-tiba nampak olehnya
putri-putri kayangan sedang menuju ke bumi untuk mandi. Dihitungnya,
hanya enam orang. Mereka melepas sayap lalu mandi. Tak lama datang
menyusul putri ke tujuh, putri bungsu yang selalu terlambat tiba.
Benar dugaan Mokosambe, rupanya si bungsu inilah pemilik rambut
panjang, karena rambut si bungsu ini nampak panjang sekali. Selesai
mandi keenam putri yang datang terdahulu bersiap-siap untuk pulang
ke kayangan, sedang si bungsu yang bernama Poyondi' masih asyik
mandi. Hati-hati Mokosambe mengambil sayap Poyondi lalu
disembunyikan. Selesai mandi Poyondi mencari sayapnya tapi tidak
ada. Ia menangis menyesali kelalaiannya. Perlahan Mokosambe
mendekatinya, sambil memperkenalkan diri dan berusaha membujuk
Poyondi yang sedang menangis. Namun Poyondi' tetap menangis dan
ingin kembali ke kayangan, tapi tak dapat karena sayapnya telah
hilang. Akhirnya Poyondi' menyerah dan bersedia dinikahi pangeran
Mokosambe. Terjalin cinta kasih yang membuahkan seorang putra yang
montok. Lama kelamaan Mokosambe mulai melalaikan kewajibannya
sebagai suami. Ia sering meninggalkan Poyondi dan putranya sampai
berbulan-bulan. Persediaan padi mulai habis. Pada suatu hari ketika
Mokosambe pergi meninggalkan isteri dan putranya, Poyondi mengambil
padi di lumbung. Karena padinya makin berkurang, tiba-tiba nampak
oleh Poyondi' ujung sayapnya ditengah timbunan padi. Diambilnya
sayap itu, dibersihkan, lalu terbang pulang ke kayangan meninggalkan
putranya yang sedang menangis. Di rantau teringatlah Mokosambe akan
anak dan isterinya yang telah ditinggalkannya selama ini. Ia pulang,
didapatinya putranya sedang menangis sedang isterinya Poyondi' tidak
ada lagi. Sadarlah Mokosambe akan kelalaiannya selama ini. Sayap
yang disimpannya telah ditemukan oleh pemiliknya. Dengan perantara
seekor burung raksasa, Mokosambe dan putranya terbang menuju
kayangan. Pintu kayangan kecil, tak dapat dimasuki oleh burung
raksasa dengan Mokosambe yang membawa putranya. Dilihatnya Poyondi
sedang bermain-main dengan kakak-kakaknya di kayangan. Karena
kesalnya, Mokosambe bersama putranya menjatuhkan diri ke bumi lalu
pecah berkeping-keping. Pecahan daging-dagingnya mulai bersayap dan
terbang menjadi burung gagak. Itulah hukuman bagi Mokosambe sebagai
suami yang lupa akan kewajibannya terhadap isteri dan anaknya.
|
|
|
|
|
|
|