| |
Seni Sastra
Dalam kehidupan
bermasyarakat, para leluhur sejak zaman dahulu telah mengenal
jenis-jenis sastra yang diucapkan pada acara dan upacara tertentu.
Sejak dikenalnya guman (peminangan) dalam pernikahan maka para guhanga
atau penguasa adat, dalam acara peminangan, penetapan besarnya
maskawin atau dalam pembicaraan-pembicaraan adat lainnya, senantiasa
menggunakan bahasa sastra yang halus, bersajak yang berisi petua dan
petunjuk dalam menjalankan kehidupan rumah tangga yang baru. Beberapa
jenis seni sastra yang dapat kami sampaikan antara lain :
Salamat
: sejauh sanjak bersajak yang diucapkan pada upacara
tertentu, misalnya pada acara pesta pernikahan atau sesuatu pesta
sukacita dan lain-lain. Salamat biasanya berisi harapan, do'a, nasehat
dan adapula yang bersifat humor. Contoh :
| Salamat kon
pinopo ande kom payo |
| Bungainya
nosimpu-simpungoi |
| A dungu'on
indam ing gogoi |
| Na'a kamunda
aindon notuoi |
| Nobali'don in
tonibuloi |
| Yo poigumon
doa mobiag mononoi |
| Moyayu' I
rogenggeng bo ropatoi |
| Bo rijiki mo
anto I motampoi |
| Tabe' takin
salamat |
Artinya :
| salam yang
diandaikan pada padi |
| buahnya
berbulir-bulir |
| ditanak pengobat
lapar |
| kini kamu berdua
telah jadi |
| pernikahan telah
terlaksana |
| minta doa umur
panjang |
| jauh dari silang
sengketa |
| rezeki banyak
yang didapat |
| tabik bersama
salam |
Itu-itum
: sejenis sanjak yang berisi doa permohonan kepada Ompu
Duata (Yang Maha Kuasa) agar apa yang diharapkan dapat diperkenankan
dan dikabulkan. Contoh :
| Ompu', ompu',
ompu' tumbolan taian |
| Pokodongog
iko buta' onom nogaip ko pitu apad |
| Pokodongog
iko langit onom nogaip takin maruatoi |
| Balangon
takin tombonunya |
| Yo singgai
na'a I ai I tobang |
| Ki kolano in
totabuan |
| A modugu' kom
popobaya'an |
| Im bontat
bobok in dalan, dst.- |
Artinya :
| Ompu' ompu'
ompu', berkenanlah kiranya |
| Dengarkan wahai
bumi enam lapis ketujuh dasarnya |
| Dengarkan wahai
langit enam lapis dan bentengnya |
| Lautan serta
isinya |
| Hari ini telah
tiba |
| Pemerintah
daerah kita |
| Meresmikan
rintisan |
| Pembukaan jalur
jalan, dst.- |
Odi-odi
: sejenis sumpah yang diucapkan pada upacara tertentu,
misalnya pada penetapan dan pengesahan suatu adat yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh pemerintah dan seluruh rakyat. Juga
diucapkan pada pelantikan seorang pejabat, agar dalam menjalankan
tugas, tetap betindak jujur dan setia agar tidak memakan sumpah.
Odi-odi dapat berfungsi sebagi do'a, tapi juga sebagai sumpah. Ada
odi-odi in tayuk, yaitu do'a untuk kesembuhan anak yang diobati
melalui monayuk. Odi-odi in le'ad, do'a bagi gadis yang diratakan
giginya. Ada "bondit odi-odi", yaitu lagu do'a. Ada "salamat odi-odi",
yaitu do'a keselamatan. Mopongodi-ngodimai, berarti menyumpahi ; awal
dari odi-odi hampir sama dengan itu-itum, yaitu mengucapkan ompu' tiga
kali, kmudian dilanjutkan dengan sastra yang mengandung do'a
permohonan atau sumpah.
Seni Rupa
Daerah Bolaang Mongondow juga
mengenal jenis-jenis seni rupa, seperti : seni patung, seni pahat,
seni ukir, seni lukis, seni kerajinan dan lain-lain.
Seni Patung
: pada sekitar abad ke -17 pada masa pemerintahan raja Tadohe (raja
yang ke-8), didirikan tempat-tempat penyembahan kepada Ompu Duata di
setiap desa yang disebut : sigi. Pada sigi-sigi tersebut biasanya
dibuatkan dua buah patung yang melambangkan raja dan permaisuri.
Dengan demikian penduduk pada masa lampau sudah mengenal adanya seni
patung.
Seni Pahat :
rumah-rumah penduduk masa lampau adalah rumah panggung, yang didirikan
di atas tiang yang tinggi. Pada jendela dan pintu dibuatkan silibok
(ventilasi) yang dipahat dengan motif-motif tertentu khas daerah. Juga
pilar-pilar sepanjang galur pada tangga rumah dan hiasan dekat cucuran
atap yang dibuat dari kayu, dipahat dengan motif tertentu.
Seni Ukir : tangkai
ungkudon (tombak pasukan pengawal raja) diukir dengan motif
kotak-kotak, lingkaran dan sebaginya. Demikian juga dengan kaleaw
(perisai) diukir dengan motif manusia, binatang atau daun
tumbuh-tumbuhan. Bahkan tiang-tiang rumahpun sering diukir sehingga
nampak lebih menarik. Tosisiran (pemantik api dari bambu) juga diukir
dengan memanaskan paku besi.
Seni Lukis ; untuk
lebih menambah indahnya kaleaw (perisai) yang dipakai oleh pasukan
pengawal raja, maka dibuatlah lukisan-lukisan bermotif manusia,
binatang atau daun tumbuh-tumbuhan dengan warna-warni; warna yang
dominan adalah : merah, hitam, putih, kuning.
Seni Kerajinan :
sejak masa boki' ki Salamatit, isteri Manggopa' kilat, maka telah
dikenal beberapa jenis ketrampilan khusus wanita yang diajarkan oleh
Boki' Salamatiti. Manggopa' kilat adalah salah seorang pimpinan
pemerintahan sebelum Mokodoludut. Ketrampilan yang diajarkan oleh
Salamatiti antara lai : memintal benang (moningkoi) dan menenun
(mogabol). Sebelum ditenun, benang diberi warna, sehingga kain hasil
tenunan nampak indah dan menarik. Adanya ketrampilan memintal benang
dan menenun ini, tercantum dalam sastra sebuah lagu dalam aimbu yang
dinyanyikan untuk mengenang jasa Salamatiti sebagai seorang perintis
pendidikan bagi wanita di Bolaang Mongondow. Tempat mendidik kaum
wanita di istana kediaman Salamatiti disebut : sila'ad, yang pada masa
kini dapat disamakan dengan sekolah atau taman pendidikan.
Beberapa jenis seni kerajinan yang sudah ada sejak masa lampau, adalah
antara lain :
| Menganyam tikar
rotan, yang dikerjakan biasanya oleh pria. (tikar rotan = patang)
|
| Menganyam tikar
pandan (bolad) oleh wanita. Tikar pandan diberi warna-warni (merah,
hijau, kuning, biru, ungu dll). |
| Membuat tempat
sirih pinang (kabela') dari pada gabus pelepah rumbia (kumbai) yang
dihiasi manik-manik halus berwarna-warni, dengan motif manusia,
binatang, atau daun tumbuhan. Bentuk kabela seperti kotak berukuran
panjang kira-kira 20 cm, lebar kira-kira 14 cm dan tinggi kira-kira
12 cm. Kerajinan membuat kabela biasanya oleh wanita sebagai
industri rumah. |
| Membuat tudung
saji (kokusadi) dari pada kumbai (gabus pelepah rumbia) berbentuk
kotak, silinder terpancung, piramida terpancung atau prisma.
Dibungkus dengan daun silar yang diberi warna-warni sama seperti
warna pada kabela. |
| Membuat
alat-alat pelengkap kebutuhan rumah tangga dan pribadi, seprti :
digu = nyiru, karansi = keranjang, kuyon buta' =
belanga tanah, pingku' = piring dari pelepah rumbia, uka'
= mangkuk tempurng, dodangoian = alat masak sagu,
dulang = loyang kayu, kalalusu = tapisan, abito =
alat angkut yang didukung, kompe' = bakul, kobisi' =
bakul besar dari daun pandan, kampi' = tempat temabakau
rokok, tosisiran = pemantik api, bolusu = gelng lokan,
simban = cincin lokan, pomamaan = bakul tempat sirih
pinang, lotung = lesung, kokikigan = parutan, loto
= bakul besar, potolo' = bambu untuk menyimpan tembakau,
tolatak = tempat menjemur tembakau, kodapa = tempat
sampah dan lain-lain. |
Juga kerajinan membuat alat penagkap
ikan : bubu, singkop = belat, bobolit = anyaman bilah
bambu ukuran sedang, pole' = belat besar, tomoing =
anyaman bilah bambu besar, kalenda' = jala, keambu =
jala bersimpai, lala = jala besar.
Juga kerajinan menempa besi membuat : pitow = parang,
lolapa' =penggali, popaked = parang kecil, tosilad =
pisau, o i'i = pembersih rumput, dsb.
Masih banyak jenis kerajinan yang belum sempat tertulis seperti :
membuat siripu (alas kaki), menganggit atap rumbia (momaod) dan
seterusnya.
Permainan Rakyat :
Ada kaitan dengan seni
kerajinan, beberapa alat permainan termasuk kerajinan tangan, seperti
membuat gasing, pinsikan, langkadan dan lain-lain. Sebab itu kami
merasa perlu menambahkan jenis-jenis permainan rakyat yang kini hampir
tidak pernah nampak dalam kehidupan masyarakat. Ada permainan yang
memakai alat, ada juga yang tidak. Permainan dengan alat :
Mominsikan
: menggunakan tempurung bentuk segi tiga dengan sebilah
bambu ukuran sekitar 30 cm panjang, lebar 2,5 cm sampai 3 cm,
dimainkan oleh 2 orang atau lebih, untuk menguji ketepatan menembak
pisikan lawan dengan pinsikan sendiri dari jarak sekitar 50 m.
Momaki'an : main
gasing, juga oleh 2 orang atau lebih untuk melihat gasing mana yang
lebih lama berputar. Untuk meguji ketrampilan menembak gasing lawan
yang sedang berputar.
Molangkadan :
menggunakan dua bambu panjang sekitar 2 sampai 3 meter, memakai pedal
bambu tempat menginjakkan kaki. Tinggi pedal 30 cm sampai 1 sampai 2
meter. Langkadan dipakai untuk berpacu atau untuk berjalan biasa
dengan langkah panjang, bila pedalnya tinggi.
Mokumbengan :
memainkan dua tongkat ukuran sekitar 30 cm panjang. Tongkat yang satu
diletakkan di atas batu, tongkat dari tanah itu dipukul sampai
beberapa kali, untuk menguji berapa lama tongkat itu melayang dan
berapa kali dipukul.
Jenis permainan yang tidak
menggunakan alat, misalnya :
Mogogadopan
: main sembunyi-sembunyian. Satu orang ditutup matanya,
yang lain bersembunyi untuk dicari.
Mosimba'ungan :
mandi di sungai sambil bermain bersembur-semburan. Sambil mandi di
sungai, juga dapat bermain mosibunian, yaitu menyembunyikan batu di
dasar sungai untuk dicari oleh teman. Yang mula-mula menemukan batu
yang disembunyikan, dialah pemenangnya.
Mobinsi'an : umumnya dimainkan oleh pria,
untuk menguji kekuatan menendang betis lawan. |
|
|
|
|
|