Home | Film Favorit

FILM FAVORIT

Kelompok #3

  1. The Accidental Tourist (Lawrence Kasdan) -- Perjalanan meretas kebekuan emosional. It's not accidental, man. It's a choice.

  2. Anastasia (Don Bluth) -- Ketika cinta harus kehilangan....

  3. Baran (Majid Majidi) -- Ah, mata perempuan itu....

  4. Billy Elliot (Stephen Daldry) -- Krisfoto, teman saya, justru lebih tergugah oleh tokoh ayah Billy. Setelah saya pikir-pikir, betul juga. He is a strong man.

  5. Black Stallion (Carroll Ballard) -- Atawa: a horse and his boy. Adegan-adegan antara si anak dan kuda digarap lebih intensif daripada adegan-adegan antara anak itu dan orang-orang di sekitarnya. Tetapi, yang membuat mata saya panas adalah adegan antara anak dan ibu setelah si ibu tahu bahwa kuda misterius itu si Black dan Aleclah penunggangnya.

  6. The Blue Kite (Tian Zhuangzhuang) -- Kalau dipikir-pikir, ajaib film ini berhasil dirampungkan, berkelit dari sensor Negeri Tirai Bambu, dan beredar ke seluruh dunia.

  7. Changing Lanes (Roger Michell) -- Justru karena Gavin Banek (Ben Affleck) dan Doyle Gipson (Samuel L. Jackson) hanyalah orang-orang biasa, kita pun terhenyak melihat betapa jauh keegoisan menyeret mereka.

  8. A Christmas Story (Bob Clark) -- Oh masa kecil, oh mainan impian, oh imajinasi anak, oh si tukang gertak, oh tugas mengarang, oh kata-kata kotor, oh ... -- dan bebek "kalkun" itu pun tersenyum padaku! (Yang jelas, ayah -- kendatipun kelihatannya berjarak dan galak -- diam-diam mengendus apa yang paling diinginkan si anak.)

  9. City Lights (Charlie Chaplin) -- Chaplin benar, kata-kata kadang-kadang memang tidak diperlukan.

  10. The Color of Paradise (Majid Majidi) -- Ketika Tuhan, dan warna-warna, berpendaran di ujung jemari. Siapa yang buta, kalau begitu?

  11. Dial M for Murder (Alfred Hitchcock) -- Kena batunya.

  12. East of Eden (Elia Kazan) -- Father and sons. "It's awful not to be loved... makes you mean and violent and cruel."

  13. Fiddler on the Roof (Norman Jewison) -- Tradition! Tiga pernikahan, masing-masing dengan kadar benturan budaya tersendiri. Jangan lewatkan upacara khidmat pernikahan ala Yahudi dalam balutan tembang "Sunrise, Sunset." Sublim!

  14. Four Weddings and a Funeral (Mike Newell) -- A circle of friends.

  15. The French Connection (William Friedkin) -- Mungkin perlu mesin waktu untuk menikmati film semacam ini. Baru menontonnya setelah menonton film-film semacam Enemy of the State dan Speed, film ini memang jadi terkesan kurang canggih. Namun, di sisi lain, justru di situlah dia memperlihatkan kekokohan daya tahannya.

  16. Gandhi (Richard Attenborough) -- A great man, a great film. "When I despair, I remember that all through history the way of truth and love has always won. There have been tyrants and murderers, and for a time, they can seem invincible, but in the end, they always fall. Think of it. Always."

  17. Goldfinger (Guy Hamilton) -- Sst, jangan bilang-bilang, baru kali ini saya nonton Bond secara lengkap!

  18. Harry Potter and: the Sorcerer's Stone, the Chamber of Secrets (Chris Columbus) -- Buku dan filmnya sama-sama roll coaster, namun, dalam kasus ini, lebih nikmat naik roll coaster bukunya! (Untuk Chamber of Secrets, jangan lewatkan bonus di ujung kredit penutup, tepat sebelum logo Warner Bros. muncul.)

  19. High and Low (Akira Kurosawa) -- Surga dan neraka.

  20. Insomnia (Christopher Nolan) -- Ketika sang polisi mesti berhadapan dengan kejahatannya sendiri.

  21. The Iron Giant (Brad Bird) -- "Kau tidak perlu menjadi senapan." Dan dia memilih menjadi... Superman!

  22. Lagaan: Once Upon a Time in India (Ashutosh Gowariker) -- Braveheart ala Bollywood. Bukan dengan panah-kapak, namun dengan pentungan cricket - dan, uh, tanpa bokong!

  23. Lilo & Stitch (Dean DeBlois dan Christ Sanders) -- Ngapain Mas Elvis di sini?

  24. The Man Who Shot Liberty Valance (John Ford) -- Dengan apa menaklukkan daerah Barat yang liar? Hukum atau pistol?

  25. Martin Luther (Irving Pichel) -- Seperti membaca sebuah buku sejarah yang bagus, layaknya sebuah dokumentasi yang cermat dari abad ke-16, lengkap dengan grafis-grafis kuno sebagai ilustrasinya.

  26. Moonstruck (Norman Jewison) -- "You know, in that light, with that expression on your face, you look about 25 years old".

  27. Monsters, Inc. (Pete Docter) -- Bisa-bisanya membuat gumpalan berbulu itu jadi penuh ekspresi....

  28. Mutiny on the Bounty (Frank Lloyd) -- Ada dua pilihan untuk memimpin: by flaying their backs atau by lifting their hearts. (Saya menonton versi yang telah 'diwarnai', dan terus terang agak mengecewakan. Hitam-putih tidak jarang justru jauh lebih magis.) Dan, o ya, film ini berakhir di Pitcairn Island, namun sebenarnya justru di situlah dimulai sebuah petualangan lain yang tak kalah menarik.

  29. My Big Fat Greek Wedding (Joel Zwick) -- Kalau begini caranya, the Greeks will inherit the earth.

  30. My Life So Far (Hugh Hudson) -- Saya kutip Jeffrey Overstreet: "Its a clear portrayal of the power of lust and jealousy to disrupt a family's life, and the film tells its story with remarkable restraint."

  31. One Flew Over the Cuckoo's Nest (Milos Forman) -- Orang-orang ini sebagian dibiarkan gila, sebagian dipertahankan gila, sebagian lagi dibuat gila. So much for a system!

  32. Pinocchio (Hamilton Luske dan Ben Sharpsteen) -- Ajaibnya film kartun! Makin sering ditonton justru semakin memukau! Lihat saja adegan dengan ikan paus itu....

  33. Rashomon (Akira Kurosawa) -- Siapa yang kaupercayai?

  34. Rear Window (Alfred Hitchcock) -- Apa yang kita lihat memperlihatkan siapa diri kita -- begitukah? "What people ought to do is get outside their own house and look in for a change," sergah Stella. Kenapa Jeff lebih asyik mengamati tetangga apartemennya ketimbang menikmati kemolekan Lisa? Ketika misteri telah terbongkar, Jeff pun memilih terlelap....

  35. Remember the Titans (Peter Schneider) -- Nonton film ini saya jadi nelangsa. Rekonsiliasi bangsa ini memang tidak segampang memadukan sebuah tim football... atau benarkah begitu?

  36. The Ring (Hideo Nakata) -- Coba saja menontonnya tengah malam, seorang diri.... (Saya kutip Dave Canfiled dari Imaginarium: How far will we go to rescue each other? What are we willing to suffer?)

  37. Road to Perdition (Sam Mendes) -- Fathers and sons.

  38. The Score (Frank Oz) -- Mau menipu penipu, heh?

  39. Schindler's List (Steven Spielberg) -- Elie Wiesel, salah satu survivor holocaust dan pemenang hadiah Nobel, menyimpulkan pengalamannya: "Orang yang pada mulanya adalah seorang manusia menjadi tawanan dan tawanan itu menjadi nomor dan nomor itu menjadi abu." Dari manakah kekejian itu mengalir?

  40. Sense and Sensibility (Ang Lee) -- Bagaimana kau mengenali cinta sejati? (Saya suka dengan penampilan Alan Rickman. Ia berhasil menunjukkan perbedaan watak cukup dengan sorot mata -- silakan bandingkan mata Kol. Brandon dengan mata Prof. Snape di Harry Potter.) Sayang, teks terjemahannya mengecewakan; penerjemah tampaknya kelabakan menghadapi skenario Emma Thompson yang padat dialog itu.

  41. Seven Samurai (Akira Kurosawa) -- Ini mengilhami, antara lain, A Bug's Life.

  42. Singin' in the Rain (Gene Kelly dan Stanley Donen) -- "Doodedoo-doo."

  43. The Sixth Sense (M. Night Shyamalan) -- "I see dead people..."
  44. Superman: The Movie (Richard Donner) dan Superman II (Richard Lester) -- Flying high....

  45. Three Colors (Krzysztof Kieslowski): Blue -- Puisi tentang masa lalu yang tak bisa dikerat, aliran hidup yang tak bisa dicegat. Kemerdekaan adalah ketika kita leluasa untuk mencintai. "If I have not love, I am nothing"; White -- "Home at last." Adegan paling menyentuh: Karol "menembak" Mikolaj, dilanjutkan dengan adegan di hamparan salju itu; Red -- Hidup yang lalu-lalang seperti jaringan kabel telepon; perjumpaan-perjumpaan yang nyaris.

  46. Three Seasons (Tony Bui) -- Yang paling menyentuh bagi saya adalah segmen pelacur dan tukang becak. "Jangan kau paksa aku merasakan apa yang tidak mampu lagi kurasakan," kata si pelacur. Dan, tunggu saja, ke mana si pelacur berpakaian seputih teratai itu dibawa oleh si tukang becak....

  47. To Live (Zhang Yimou) -- Ketika keluarga ditepiskan oleh ideologi.

  48. Wallace and Gromit Trilogy: A Grand Day Out, The Wrong Trousers, A Close Shave (Nick Park) -- HEBOH!

  49. When Harry Met Sally (Rob Reiner) -- The most romantic 'I hate you.' (Satu lagi nyamikan untuk Valentinan).

  50. Willy Wonka and the Chocolate Factory (Mel Stuart) -- Oh, coklat, eh, ketamakan!


Home - Puisi - Fiksi - Renungan - Film - Buku - Artikel

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1