Home | Film Favorit | |||
Dalam suasana Valentinan kemarin,
saya nonton Baran. Dan, what a surprise! Saya mendapatkan
suguhan kisah kasih-sayang tanpa romantika ala Hollywood atau "pemerasan"
air mata model sinetron-sinetron kita. Garapan Majid Majidi (Children
of Heaven) ini berlatar kehidupan pekerja ilegal Afghanistan di
Iran. Dikisahkan, Rahmat bekerja menggantikan ayahnya, yang jatuh di
sebuah proyek pembangunan gedung. Ketika didapati tidak becus bekerja
berat, ia pun disuruh menjadi penyedia teh, beralih tugas dengan Lateef.
Tentu saja Lateef, seorang pemuda Iran, marah-marah karena itu berarti
dia yang harus bekerja lebih keras. Sikapnya baru berubah saat diam-diam
ia memergoki bahwa Rahmat sebenarnya adalah seorang perempuan (peraturan
di sana melarang perempuan kerja berbaur dengan laki-laki). Kelanjutannya tidak akan saya
ceritakan di sini. Yang jelas, Anda tentu terperangah menyimak bagaimana
kasih dan pengurbanan Lateef hanya terpancarkan lewat tatapan mata,
tanpa sempat bertukar kata dengan si dia. |
|||
Home | Film Favorit | Email |
© 2003 Denmas Marto