Lembaga Dakwah Kampus Online
- Ummat islam sekarang ini di gambarkan tidak lagi padu atau saling
berhadapan satu sama lain. bahkan ada kelompok yang agendanya adalah
mencaci maki dan mengolok-olok gerakan dakwah lain yang menunjukkan hasil
yang baik.
perilaku semacam ini
tentunya bertolak belakang dengan apa yang digambarkan oleh Rasulullah
saw. dalam haditsnya "seorang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan
satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan." (Al-Bukhari dan
Muslim) " perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan
berjaga dan merasakan demam."(HR. Muslim)
dari kedua hadits itu kita
dapat melihat sekurang-kurangnya empat karakteristik ideal ummat islam.
pertama, ummat islam bagaikan bangunan yang utuh dan kokoh atau bagaikan
tubuh manusia. setiap potensi semakin menambah kuatnya bangunan atau tubuh
itu.
Kedua setiap komponen saling memelihara kebaikan fisik atau nonfisik
seperti budaya malu yang dimilikinya dan membuang hal yang merugikan.
Ketiga dari bagian tubuh ummat islam ada yang selalu mencari solusi bagi
problem yang dihadapi masyarakat, bukannya menambah persoalan.
keempat satu sama lain saling menjaga, memelihara, dan mendukung sehingga
tercipta soliditas sosial.
mencita-citakan itu sah dan
sesuai dengan realitas. kondisi ini pernah tercapai dengan sangat gemilang.
tapi. semua tetap akan menjadi mimpi jika kita hanya berbicara tentang
persatuan dan kesatuan tanpa 'melahirkan' orang yang layak mengisi
persatuan dan kesatuan ini. mereka adalah orang yang memiliki syakhsiyyah
islamiyah atau kepribadian muslim.
Hasan Al-Banna, ulama dari
mesir, menggambarkan sosok syakhsiyyah islamiyah itu atas dasar pemahaman
dan kajiannya terhadap quran dan sunnah sebagai orang yang memiliki
karakteristik berikut:
1. Salimul-'Aqidah (aqidah
yang bersih)
Aqidah Islamiyah yakni tauhidullah pengesaan Allah) adalah fondasi
keyakinan dan perbuatan. dorongan untuk melakukan sesuatu berangkat dari
aqidah ini. aqidah yang benar akan mwelahirkan muraqabatullah yaitu
kesadaran bahwa diri selalu dipantau oleh Allah swt. kesadaran ini membuat
seseorang menjadi orang jujur tanpa perlu pengawas. dia tidak akan merasa
rugi menegakkan keadilan sendirian. juga melahirkan jiwa yang terbebas
dari kultus individu, rasa takut kepada selain Allah dan penghambaan
kepada manusia.
2. Shahihul-'ibadah (Ibadah
yang benar)
bukti paling penting dari aqidah adalah ibadah yang benar yang sesuai
dengan Quran dan Sunnah. Allah swt. Berfirman, "Dialah yang telah
menjadikan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa yang lebih baik
amalnya." Rasulullah saw. menjelaskan betapa pentingnya ibadah yang
benar dengan hadits qudsinya, "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengatakan,
'siapa yang memusuhi waliku maka sungguh aku mengumumkan perang kepadanya.
dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-ku dengan sesuatu yang
lebih aku cintai selain dari apa yang kuwajibkan kepadanya. dan seorang
hamba terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah nawafil
hingga aku mencintainya."(Al-Bukhari).
3. Matinul-khuluq (Akhlaq
yang kokoh )
Akhlaq terpuji adalah pantulan lain dari aqidah yang baik. karenanya
Rasulullah saw. mengaitkan akhlaq dengan aqidah atau keimanan. misalnya
saja Rasulullah saw, bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya maka hendaklah ia menghormati tetangganya."
Islam menghendaki seorang muslim menjadi penyebar rahmat dan kabaikan
Allah. kebaikan itu hanya akan dirasakan bila dibawa oleh orang berakhlaq
mulia. oleh karena itu Rasulullah saw bersabda, " Menjalar
ditengah-tengah kalian penyakit ummat terdahulu : iri dengki dan kebencian.
itulah penyakit yang akan mencukur kalian. maksudku bukan mencukur rambut
akan tetapi mencukur agama. demi dzat yang diriku ada ditangannya,
tidaklah kalian akan masuk surga hingga kalian beriman. dan tidaklah
kalian beriman hingga kalian saling mencintai." (HR. Tirmidzi).
4. Mutsaqqaful-fikri (pemikiran
yang terasah )
akhlaq yang baik lebih indah bila disertai intelektualitas tinggi dan
pemikiran cerdas. akhlaq yang baik membuat orang jujur dan pemikiran yang
cerdas membuat orang tidak mudah ditipu.
Allah swt. dalam banyak ayatnya memerintahkan agar selalu melakukan proses
berpikir tentang alam semesta. Firman-Nya, "(Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam kedaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :
"Ya Tuhan kami, tiadalak engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha
suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."(QS. 3 : 191).
5. Qawiyul-jismi (tubuh yang
kuat)
Rasulullah saw. bersabda, " Orang mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih Allah sukai dari pada mukmin yang lemah." Allah memerintahkan
kita menjauhi hal yang merusak tubuh. Firman-Nya, " Hai anak Adam,
pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. 7 : 31). Rasulullah saw juga
melarang kita melakukan hal yang mendatangkan penyakit. sabdanya, "
Hindarilah tiga hal buruk, buang hajat di sumber-sumber air, di jalan, dan
ditempat teduh." (Al-Bukhari dan Muslim).
6. Qadirun 'alal-kasbi (
mampu berusaha mencari rezeki )
muslimyang mampu membangun ummat adalah yang memiliki daya saing tinggi,
bukan menjadi beban. ia mampu mencari rezeki yang halal. islam menghargai
orang yang bersungguh-sungguh mencari rezeki bagi diri dan keluarga, dan
yang berinfaq di jalan Allah. "Tidaklah seseorang memakan sesuatu
yang lebih baik daripada hasil kerjanya sendiri." (Al-Bukhari) dalam
hadits lain Rasulullah saw, menggambarkan, " Tidaklah seorang Muslim
menahan tanaman lalu (tanaman itu) sebagiannya dimakan manusia, atau
binatang, atau apapun, melainkan baginya menjadi shadaqoh." (Muslim).
7. Mujahidun linafsihi (mengendalikan
hawa nafsu)
Imam ibnul Qoyyim menyebutkan, salah satu kendaraan syetan untuk
mengendalikan manusia adalah hawa nafsu. bila manusia tidak
mengendalikannya. Rasulullah saw. mengingatkan kita dengan sabdanya,
"Tidaklah seseorang beriman kepadaku hingga hawa nafsunya menjadi
pengikut terhadap apa yang kubawa."
8. Munzhzhamun fi syuunih (tertata
rapi segala urusannya)
hal yang sangat diperhatikan islam namun sering dilupakan adalah
ketertiban, keteraturan dan kerapihan. " Allah itu indah dan
mencintai keindahan" kata Rasulullah saw. menata dan mengatur
memerlukan ketekunan dan waktu. namun, bila dilakukan dapat menghemat
waktu lebih banyak. bayangkan, betapa pusing dan menghabiskan waktu
mencari peralatan yang diletakkan sembarangan. keteraturan yang lebih
besar adalah ketertataan dalam aktifitas. sering kita merasa super sibuk
karena penataan kerja yang buruk. akhirnya kerja keras kita tidak optimal.
9. Harishun 'ala waqtihi (menjaga
waktunya)
Waktu, kata ustadz Yusuf Qordhawi, begitu murah dikalangan kaum muslimin.
padahal, menurut Hasan Al-Banna, waktu adalah kehidupan. pantas saja jika
tingkat produktifitas ummat islam menjadi rendah. ironis, ummat yang
diturunkan surah Al-'Ashri, paling mudah membuang waktu. Ustadz Hasan Al-Banna
mengingatkan ,"Kewajiban lebih banyak dibandingkan waktu yang ada".
10. Nafi'un Lighairihi (bermanfaat
bagi orang lain)
Terakhir, bukanlah muslim yang baik jika ia hanya menikmati kenikmatan
islam sendirian. Rasulullah saw bersabda. "Orang yang paling baik
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." manfaat minimal
adalah menahan diri dari menyakiti dan merugikan orang lain. Muslim sejati
adalah orang yang menahan tangan dan lidahnya dari menyakiti Muslim
lainnya.
Itulah pekerjaan pertama
tarbiyah: Membentuk Syakhsiyyah Islamiyah.
|