Mabit,
Sebagai Akhlak 'Ibaadurrahmaan
Al-Ustadz Saiful
Islam Mubarak, Lc, MA
Tadzkir, ta'lim, dan tazkiyah adalah warisan para nabi bagi
orang yang mampu menjaga agama tetap utuh dan sempurna,
melaksanakannya dan menunaikan hak-hak Allah. Allah telah
memberikan sarana untuk memenuhinya seperti yang telah
dicontohkan para nabi dan sholihin. Mabit merupakan sarana
efektif untuk hal itu dan merupakan akhlaq hamba Tuhan Yang
Maha Rahman ('ibadurrahman). Berikut adalah tulisan yang akan
menjelaskan makna semuanya.
Makna
Mabit
Mabit
merupakan mashdar mimi dari kata baata yabiitu yang berarti
bermalam. Menurut istilah, mabit berarti bermalam di Mina dan
Muzdalifah. Istilah ini popular dan dikenal dalam ibadah haji,
karena merupakan salah satu rangkaian kegiatan berhaji yang
berlangsung sejak malam pertama (9 Zulhijjah) hingga selesai
(13 Zulhijjah).
Penggunaan
kata mabit yang terbatas pada ibadah haji membuat mayoritas
muslimin yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji seolah
menjadi jauh dari sifat ibadurrahman yang mesti mereka capai,
karena salah satu sifatnya tidak bisa mereka penuhi, yaitu
mabit. Untuk itu, perlu kiranya istilah mabit ini dipopulerkan
di tengah masyarakat muslimin dalam arti luas sesuai dengan
apa yang tercantum dalam firman-Nya:
"Dan ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang)
itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mareka
mengucapkan kata-kata yang baik, dan orang yang melalui
malamnya (mabit) dengan bersujud dan berdiri untuk
Tuhanmereka."
(Al-Furqan:63-64)
Ayat tersebut menjelaskan, bahwa mabit tidak terbatas pada
salah satu bagian dari perjalanan haji saja yang hanya dapat
dicapai oleh sebagian kecil muslimin, akan tetapi merupakan
sebuah ibadah yang dapat dilakukan oleh semua muslimin yang
ingin mendapat predikat ibadurrahman di manapun mereka berada,
termasuk fuqara wal masakin.
Mabit adalah salah satu kegiatan ibadah yang dilakukan hamba
Allah yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada-Nya. Mabit dalam kontek ini memiliki beragam kegiatan,
sebagaimana kegiatan mabitnya para hujjaaj di Mina dan
Muzdalifah. Selama kegiatan-kegiatan itu tidak keluar dari
ajaran Allah dan Rasul-Nya dan diniatkan semata karena mencari
ridha-Nya, semua kegiatan yang berlangsung pada acara mabit
adalah ibadah termasuk istirahatnya (tidur), karena istirahat
sebentar pada acara mabit hanyalah untuk mengembalikan
semangat beramal, taqarrub kepada-Nya berupa qiyamullail,
tadabbur al-Quran, berdo'a, dll.
Makna
Akhlaq
Kata
akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang diambil dari kata
dasar khalaqa yakhluqu khalqan, yang berarti mencipta. Kata
akhlaq juga merupakan isim mashdar dari kata kerja takhallaqa
yang artinya berprilaku atau berbudi pekerti. Maka yang
dimaksud dengan akhlaq dalam bahasan kita meliputi semua
kegiatan yang berlangsung selama mabit, termasuk di dalamnya
ibadah ritual dan non ritual.
Makna
'Ibadurrahman.
Kata
'ibadurrahman
terdiri dari dua kata yaitu ibaad dan arrahman. Kata ibaad
adalah bentuk jamak dari kata 'abdu yang berarti hamba. Dan
arrahman adalah kata khusus untuk mensifati Allah Swt. dan
sering diartikan dengan Yang Maha Pengasih. Jadi,
'ibadurrahman
adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa menyadari pentingnya
merendahkan diri, layaknya seorang hamba.
Mereka adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada Zat
Yang Maha Pengasih yang telah mencurahkan segala kenikmatan
tanpa batas dan hitungan. Mereka adalah orang-orang yang
selalu berupaya mensyukuri ni'mat dan amanah yang dikaruniakan
kepada dirinya demi tercapainya kedudukan mulia di
hadapan-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang selalu sadar bahwa semua yang
ada pada dirinya adalah amanat yang mesti dijaga dan
dipelihara serta dimanfaatkan sesuai dengan petunjuk Allah
SWT.
Mereka selalu merasa bahwa segala perilakunya diawasi oleh
Yang Maha Mengetahui, sehingga, tidur mereka hanyalah sekadar
melepas lelah untuk mengembalikan semangat
|