Home | Film Favorit

FILM FAVORIT

Kelompok #1

  1. Amadeus (Milos Forman) -- Oh, kecemburuan!

  2. Amistad (Steven Spielberg) -- "I'm not pretending. I'm beginning to understand it." Dan gambar-gambar itu pun berbicara kepada Yamba....

  3. Apocalypse Now (Francis Ford Coppola) -- Horor adalah ketika kita tidak tahu lagi untuk apa berperang - dan berperang untuk apa.

  4. Babe (Chris Noonan) dan Babe: Pig in the City (George Miller) -- Pig of destiny! Jangan lewatkan Blue Moon dalam cericit trio tikus di sudut layar itu, dan, hehe, ada "perjamuan kudus" di Pig in the City.

  5. Bambi (David D. Hand) -- Circle of life -- an extended, majectic version than the one in The Lion King. (Berbagai segmen kartun-kartun awal Disney tidak jarang didaur ulang lagi dalam film yang muncul kemudian. Daun warna-warni yang bergulung tertiup angin dalam film ini, misalnya, muncul lagi dalam Pocahontas.)

  6. Beauty and the Beast (Gary Trousdale dan Kirk Wise) -- The best animation from Disney. Paduan cerita, gambar dan lagunya paling pas.

  7. Braveheart (Mel Gibson) -- "Freedom!"

  8. A Bug's Life (John Lasseter) -- Sirkus serangga.

  9. Casablanca (Michael Curtiz) -- How colorful this black-and-white film!

  10. Chariots of Fire (Hugh Hudson) -- "God made me fast, and when I run, I feel His pleasure.'

  11. Children of Heaven (Majid Majidi) -- Oh, mata kanak-kanak itu....

  12. Jen (Zhang Ziying) terbang di sela-sela rumpun bambuCrouching Tiger, Hidden Dragon (Ang Lee) -- Silat yang indah, silat yang balet. Chemistry antara Chow Yun-Fat (Li Mu Bai) dan Michelle Yeoh (Yu Shu Lien) elegan banget. Adegan paling romantis: Li memainkan pedang Green Destiny yang baru saja dicuri, dan Yu mengamatinya. Ucapan paling romnatis: "Akan kugunakan nafas ini untuk mengatakan, aku terus mencintaimu." (Wah, lema Valentine Flicks-ku nanti mesti ditambah lagi, nih!)

  13. Dinosaur (Ralph Zondag dan Eric Leighton) -- Paradise lost, paradise regained. Sayang, film ini hanya menonjol dalam terobosan teknik baru animasi. Untuk kisah dinosaurus yang lebih mencekam, simak "The Rite of Spring" dalam Fantasia (1940).

  14. Dumbo (Ben Sharpsteen) -- Ketika Dumbo ditimang sang induk....

  15. The Elephant Man (David Lynch) -- Ketika dunia ini dengan keji menjadikannya komoditi tontonan, John Merrick menemukan penghiburan dari Mazmur. (Ketika menontonnya untuk pertama kali, saya tidak sadar kalau ada Anthony Hopkins di situ. Ternyata, ia memang tidak berperan sebagai si manusia gajah.)

  16. The Emperor's New Groove (Mark Dindal) -- Ceritanya bagus, gambarnya simpel. Lumayan.

  17. E.T. -- The Extra-Terrestrial (Steven Spielberg) -- "Be good."

  18. The Sorcerer's ApprenticeFantasia (Samuel Armstrong, James Algar, Bill Roberts, Paul Satterfield, Hamilton Luske, Jim Handley, Ford Beebe, Walt Disney, Norman Ferguson, Wilfred Jackson) - WOW! Segmen favorit: Dance of the Hours.

  19. Fantasia 2000 (James Algar, Hendel Butoy, Pixote Hunt, Gaetan Brizzi, Paul Brizzi, Eric Goldberg, Francis Glebas, Don Hahn) -- FANTASTIS! Segmen favorit: Rhapsody in Blue dan Donal sebagai asisten Nuh.

  20. Finding Forrester (Gus Van Sant) -- Kecintaan terhadap dunia tulis-menulis ternyata bisa diolah menjadi film yang manis dan tidak membosankan. Rob Brown sebagai Jamal Wallace berhasil mengimbangi Sean Connery dalam drama mentor-murid ini.

  21. Gattaca (Andrew Niccol) -- Teknologi itu memuliakan manusia atau merobotkan manusia?

  22. The Godfather dan The Godfather, Part II (Francis Ford Coppola) -- A harrowing tale of sin revisited. (Ketika keluarga ditepiskan oleh kejahatan: mulai dari "I'm gonna make him an offer he can't refuse" hingga "you disapoint me.")

  23. Gone With the Wind (Victor Fleming) -- Sebuah opera sabun, nyatanya, tak mesti kacangan.

  24. The Great Mouse Detective (John Musker, Ron Clements, Dave Michener and Burny Mattinson) -- Kejar-kejaran di Big Ben itu....

  25. The Hurricane (Norman Jewison) -- * Di film inilah Rina dan saya menemukan nama "Lesra" - kependekan dari Lazarus, artinya 'Tuhan akan menolong' atau 'Tuhanlah Penolongku.' Suasana film ini terbelah dua: separuh bagian pertama penuh kepahitan dan keinginan membalas dendam ("Hate got me into this place"); separuh bagian terakhir manis-getir persahabatan dan penebusan ("Love got me out"). ** Nonton lagi, kutemukan aspek baru: kekuatan tulisan. Tulisanlah yang "menyelamatkan" Hurricane, dan kemudian "menyelamatkan" Lesra. Berarti, tulisan itu lebih ampuh daripada tonjokan tinju....

  26. Indiana Jones and the Temple of Doom (Steven Spielberg) -- Pengaruhnya bagi saya bisa jadi mirip pengaruh The Wizard of Oz terhadap Salman Rushdie. Kelas 2 SMP, di bioskop Ngadirejo, saya ternganga oleh keliaran petualangan Indy. Bermalam-malam berikutnya kepala saya dipenuhi berbagai petualangan olahan sendiri. Belut-belut yang meluncur dari perut ular besar itu! (Akibatnya pula, ketika dua tahun kemudian saya nonton Raiders of the Lost Ark, film orisinal ini jadi terasa agak pucat. I love it anyway!) Bedanya: saya belum jadi pengarang sekaliber Rushdie, hehe....

  27. The Insider (Michael Mann) -- Harga sebuah kejujuran. A quiet rebuke for tobacco corporations.

  28. Life is Beautiful (Roberto Benigni) -- Indeed! (Untung Joshua tidak suka mandi.)

  29. The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (Peter Jackson) -- Membaca bukunya, kita seperti naik dokar, singgah dari satu tempat ke tempat lain, dan selalu sempat makan-makan dan bernyanyi di tengah segala krisis dan ancaman yang hendak menghancurkan Dunia Tengah. Menonton filmnya, kita dinaikkan ke roller coaster....

  30. Lorenzo's Oil (George Miller) -- Faith in action.

  31. Metropolis (Rintaro) -- The tower of Babel in a futuristic setting. Riveting. Dalam bahasa 'Jepang'-nya: rrruuuaarr biaasa! Jangan lewatkan adegan runtuhnya Ziggurat yang dibarengi Ray Charles melantunkan "I Can't Stop Loving You".

  32. Minority Report (Steven Spielberg) -- Enam tahun tanpa kejahatan, untuk menutupi SEBUAH kejahatan, yang meletupkan serangkaian kejahatan lain. Hm. "You can choose."

  33. North by Northwest (Alfred Hitchcock) -- Sebelum zaman special effect canggih berkembang, thriller klasik bisa seheboh ini. Adegan naik mobil, misalnya, jadi "mengharukan": aktornya berperan sangat meyakinkan, dan kita menyadari latar belakangnya hanyalah tempelan (back projection).

  34. Not One Less (Zhang Yimou) -- Murid yang hilang.

  35. Planes, Trains and Automobiles (John Hughes) -- Kalau orang Amrik mudik, kalau dua orang berkepribadian kontras bertemu. Geli dan haru. Jangan lewatkan adegan di motel itu: Neal mencerca-mengamuk panjang-lebar, Del membik-membik - kaget, menyesal, malu, sedih.

  36. The Prince of Egypt (Brenda Chapman, Steve Hickner dan Simon Wells) -- "Though hope is frail / It's hard to kill...."

  37. Raise the Red Lantern (Zhang Yimou) -- Perut saya dingin saat isteri ketiga diseret ke "sel" kecil di sudut kompleks rumah si orang kaya.

  38. Ran (Akira Kurosawa) -- Ini film Kurosawa yang sempat saya tonton di layar lebar, nonton sendiri, mengejar penayangan terakhir di Empire 21 (sebelum terbakar dulu). Superb!

  39. Rhapsody in August (Akira Kurosawa) -- Ini juga saya tonton di layar lebar, di Regent (sebelum terbakar juga, tentunya). Puitis, namun tak sedahsyat Ran.

  40. The Road Home (Zhang Yimou) -- Mangkuk yang pecah, jepit rambut yang jatuh....

  41. Scent of a Woman (Martin Brest) -- Hm. Tango itu....

  42. Seven (David Fincher) -- Tujuh dosa maut, tujuh alasan untuk membunuh. Pertanyaannya, siapa sebenarnya si pembunuh: seorang psikopat atau seorang farisi? Sayang, ending-nya terlalu muram.

  43. Shadowlands (Richard Attenborough) -- Hannibal, eh Anthony Hopkins, menjadi C.S. Lewis.

  44. The Sound of Music (Robert Wise) -- Ceritanya kacangan ala opera sabun. Tapi, lanskap dan lagu-lagunya, oh... "And I'll sing once more."

  45. Star Wars (seluruh episode) -- Sanjungan, atau gerutuan, apa lagi yang belum dilontarkan untuk opera ruang angkasa ini? Saya ingin menulis tentang Darth Vader saja....

  46. Titan A.E. (Don Bluth dan Gary Goldman) -- Animated star wars.

  47. Tjoet Nja' Dhien (Eros Djarot) -- Eros Djarot at his (only) best, Christine Hakim at her best. "Yang kutakuti adalah kebimbangan hati orang-orang di sekitarku," kata Tjoet Nja'. (Film pertama yang saya tonton di Yogya. Sampai dua kali saya menontonnya di Mataram Theatre!)

  48. Toy's Story dan Toy's Story 2 (John Lasseter) -- Dulu sih, mainan-mainan kita disposable, misalnya mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, senapan dari tangkai daun pisang.... (Subplot menarik dalam Toy Story 2: Kalau kau sudah pernah menghadapi yang asli, baru kau tahu betapa tidak serunya yang palsu itu!)

  49. Dorothy and the Wicked Witch of the WestThe Wizard of Oz (Victor Fleming) -- Salman Rushdie, yang besar di Bombay, melihatnya pertama kali pada umur 10 tahun dan menyatakan film ini "made a writer of me.''

  50. Yojimbo (Akira Kurosawa) -- Film-film sang empu dari Jepang ini selalu mengusik saya dengan damba: kapan ya ketoprak-ludruk-lenong Indonesia itu bisa diolah menjadi adikarya semacam ini (ah, kayak Dick Doang, aja!).


Home - Puisi - Fiksi - Renungan - Film - Buku - Artikel

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1