-
Amadeus (Milos Forman) -- Oh,
kecemburuan!
-
Amistad (Steven
Spielberg) -- "I'm not pretending. I'm beginning to
understand it." Dan gambar-gambar itu pun berbicara kepada
Yamba....
-
Apocalypse Now (Francis Ford Coppola) -- Horor adalah ketika kita tidak tahu lagi untuk
apa berperang - dan berperang untuk apa.
-
Babe (Chris Noonan) dan Babe: Pig in the City
(George Miller) -- Pig of destiny! Jangan lewatkan Blue Moon dalam
cericit trio tikus di sudut layar itu, dan, hehe, ada "perjamuan
kudus" di Pig in the City.
-
Bambi (David
D. Hand) -- Circle of life -- an extended, majectic version than the one in The Lion King. (Berbagai segmen kartun-kartun awal Disney tidak jarang didaur ulang lagi dalam film yang muncul kemudian. Daun warna-warni yang bergulung tertiup angin dalam film ini, misalnya, muncul lagi dalam Pocahontas.)
-
Beauty and the Beast
(Gary Trousdale dan Kirk Wise) -- The best animation from Disney.
Paduan cerita, gambar dan lagunya paling pas.
-
Braveheart (Mel Gibson) -- "Freedom!"
-
A Bug's Life (John
Lasseter) -- Sirkus serangga.
-
Casablanca (Michael Curtiz) --
How colorful this
black-and-white film!
-
Chariots of Fire (Hugh
Hudson) --
"God made me fast, and when I run, I feel His pleasure.'
-
Children of Heaven (Majid Majidi) -- Oh, mata kanak-kanak
itu....
-
Crouching Tiger, Hidden Dragon (Ang Lee) -- Silat yang indah, silat yang balet. Chemistry antara Chow Yun-Fat (Li Mu Bai) dan Michelle Yeoh (Yu Shu Lien) elegan banget. Adegan paling romantis: Li memainkan pedang Green Destiny yang baru saja dicuri, dan Yu mengamatinya. Ucapan paling romnatis: "Akan kugunakan nafas ini untuk mengatakan, aku terus mencintaimu." (Wah, lema Valentine Flicks-ku nanti mesti ditambah lagi, nih!)
-
Dinosaur
(Ralph Zondag dan Eric Leighton) -- Paradise lost, paradise
regained. Sayang, film ini hanya menonjol dalam terobosan teknik
baru animasi. Untuk kisah dinosaurus yang lebih mencekam, simak
"The Rite of Spring" dalam Fantasia (1940).
-
Dumbo (Ben
Sharpsteen) -- Ketika Dumbo ditimang sang induk....
-
The Elephant Man (David Lynch) -- Ketika dunia ini dengan keji
menjadikannya komoditi tontonan, John Merrick menemukan penghiburan dari
Mazmur. (Ketika menontonnya untuk pertama kali, saya tidak sadar kalau
ada Anthony Hopkins di situ. Ternyata, ia memang tidak berperan sebagai
si manusia gajah.)
-
The Emperor's New
Groove (Mark Dindal) -- Ceritanya bagus, gambarnya simpel.
Lumayan.
-
E.T. -- The Extra-Terrestrial (Steven Spielberg) -- "Be
good."
-
Fantasia (Samuel
Armstrong, James Algar, Bill Roberts, Paul Satterfield, Hamilton
Luske, Jim Handley, Ford Beebe, Walt Disney, Norman Ferguson,
Wilfred Jackson) - WOW! Segmen favorit: Dance of the Hours.
-
Fantasia 2000
(James Algar, Hendel Butoy, Pixote Hunt, Gaetan Brizzi, Paul Brizzi, Eric
Goldberg, Francis Glebas, Don Hahn) -- FANTASTIS! Segmen favorit: Rhapsody
in Blue dan Donal sebagai asisten Nuh.
-
Finding Forrester (Gus
Van Sant) -- Kecintaan terhadap dunia tulis-menulis ternyata bisa
diolah menjadi film yang manis dan tidak membosankan. Rob Brown
sebagai Jamal Wallace berhasil mengimbangi Sean Connery dalam drama
mentor-murid ini.
-
Gattaca (Andrew Niccol)
-- Teknologi
itu memuliakan manusia atau merobotkan manusia?
-
The Godfather dan The Godfather, Part II (Francis Ford Coppola) -- A
harrowing tale of sin revisited. (Ketika keluarga ditepiskan oleh
kejahatan: mulai dari "I'm gonna make him an
offer he can't refuse" hingga "you disapoint me.")
-
Gone With the Wind (Victor
Fleming) -- Sebuah opera sabun, nyatanya, tak mesti kacangan.
-
The Great Mouse
Detective (John
Musker, Ron Clements, Dave Michener and Burny Mattinson) --
Kejar-kejaran di Big Ben itu....
-
The Hurricane (Norman Jewison) -- * Di film inilah
Rina dan saya
menemukan nama "Lesra" - kependekan dari Lazarus, artinya 'Tuhan
akan menolong' atau 'Tuhanlah Penolongku.' Suasana film ini terbelah dua:
separuh bagian pertama penuh kepahitan dan keinginan membalas dendam ("Hate
got me into this place"); separuh bagian terakhir manis-getir
persahabatan dan penebusan ("Love got me out"). ** Nonton lagi, kutemukan aspek baru:
kekuatan tulisan. Tulisanlah yang "menyelamatkan" Hurricane, dan kemudian "menyelamatkan" Lesra. Berarti, tulisan itu lebih ampuh daripada tonjokan tinju....
-
Indiana Jones and the Temple of Doom (Steven
Spielberg) --
Pengaruhnya bagi saya bisa jadi mirip pengaruh The Wizard of Oz
terhadap Salman Rushdie. Kelas 2 SMP, di bioskop Ngadirejo, saya
ternganga oleh keliaran petualangan Indy. Bermalam-malam berikutnya
kepala saya dipenuhi berbagai petualangan olahan sendiri. Belut-belut
yang meluncur dari perut ular besar itu! (Akibatnya pula, ketika dua
tahun kemudian saya nonton Raiders of the Lost
Ark, film orisinal ini jadi terasa agak pucat. I love it anyway!) Bedanya: saya belum jadi pengarang sekaliber Rushdie, hehe....
-
The Insider (Michael Mann) -- Harga sebuah
kejujuran. A quiet rebuke for tobacco corporations.
-
Life is Beautiful (Roberto Benigni) -- Indeed! (Untung
Joshua tidak suka mandi.)
-
The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring
(Peter Jackson) -- Membaca bukunya, kita seperti naik
dokar, singgah dari satu tempat ke
tempat lain, dan selalu sempat makan-makan dan bernyanyi di tengah
segala krisis dan ancaman yang hendak menghancurkan Dunia Tengah.
Menonton filmnya, kita dinaikkan ke roller coaster....
-
Lorenzo's Oil (George
Miller) -- Faith in action.
-
Metropolis (Rintaro) -- The tower of Babel in
a futuristic setting. Riveting. Dalam bahasa 'Jepang'-nya: rrruuuaarr
biaasa! Jangan lewatkan adegan runtuhnya Ziggurat yang dibarengi Ray
Charles melantunkan "I Can't Stop Loving You".
-
Minority Report (Steven Spielberg) -- Enam tahun
tanpa kejahatan, untuk menutupi SEBUAH kejahatan, yang meletupkan
serangkaian kejahatan lain. Hm. "You can choose."
-
North by Northwest (Alfred Hitchcock) -- Sebelum
zaman special effect canggih berkembang, thriller klasik bisa seheboh ini. Adegan naik mobil,
misalnya, jadi "mengharukan": aktornya berperan sangat
meyakinkan, dan kita menyadari latar belakangnya hanyalah tempelan (back
projection).
-
Not One Less (Zhang Yimou) -- Murid yang
hilang.
-
Planes, Trains and Automobiles (John Hughes) -- Kalau orang
Amrik mudik, kalau dua orang berkepribadian kontras bertemu. Geli dan
haru. Jangan lewatkan adegan di motel itu: Neal mencerca-mengamuk
panjang-lebar, Del membik-membik - kaget, menyesal, malu, sedih.
-
The Prince of Egypt (Brenda Chapman, Steve
Hickner dan Simon Wells) -- "Though hope is frail / It's hard to kill...."
-
Raise the Red Lantern (Zhang Yimou) -- Perut saya
dingin saat isteri ketiga diseret ke "sel" kecil di sudut
kompleks rumah si orang kaya.
-
Ran (Akira Kurosawa) --
Ini film Kurosawa yang sempat saya tonton di layar lebar, nonton
sendiri, mengejar penayangan terakhir di Empire 21 (sebelum
terbakar dulu). Superb!
-
Rhapsody in August (Akira Kurosawa)
-- Ini juga saya tonton di layar lebar, di Regent (sebelum
terbakar juga, tentunya). Puitis, namun tak sedahsyat Ran.
-
The Road Home (Zhang
Yimou) --
Mangkuk yang pecah, jepit rambut yang jatuh....
-
Scent of a Woman
(Martin Brest) -- Hm. Tango itu....
-
Seven (David Fincher)
-- Tujuh dosa maut, tujuh alasan untuk membunuh. Pertanyaannya,
siapa sebenarnya si pembunuh: seorang psikopat atau seorang farisi?
Sayang, ending-nya terlalu muram.
-
Shadowlands (Richard Attenborough) -- Hannibal, eh Anthony Hopkins,
menjadi C.S. Lewis.
-
The Sound of Music (Robert Wise) -- Ceritanya kacangan ala opera sabun. Tapi, lanskap dan
lagu-lagunya, oh...
"And
I'll sing once more."
-
Star Wars (seluruh episode) -- Sanjungan, atau
gerutuan, apa lagi yang belum dilontarkan untuk opera ruang angkasa ini?
Saya ingin menulis tentang Darth Vader
saja....
-
Titan A.E. (Don
Bluth dan Gary Goldman) -- Animated star wars.
-
Tjoet Nja' Dhien (Eros Djarot) -- Eros Djarot
at his (only) best, Christine Hakim at her best. "Yang
kutakuti adalah kebimbangan hati
orang-orang di sekitarku," kata Tjoet Nja'. (Film pertama yang
saya tonton di Yogya. Sampai dua kali saya menontonnya di Mataram
Theatre!)
-
Toy's Story
dan Toy's Story 2 (John Lasseter) -- Dulu sih,
mainan-mainan kita disposable, misalnya mobil-mobilan dari
kulit jeruk bali, senapan dari tangkai daun pisang.... (Subplot
menarik dalam Toy Story 2: Kalau kau sudah pernah menghadapi
yang asli, baru kau tahu betapa tidak serunya yang palsu itu!)
-
The Wizard of Oz (Victor Fleming) -- Salman Rushdie, yang besar di
Bombay, melihatnya pertama kali pada umur 10 tahun dan menyatakan
film ini "made a writer of me.''
-
Yojimbo
(Akira Kurosawa) -- Film-film sang empu dari Jepang ini selalu mengusik saya
dengan damba: kapan ya ketoprak-ludruk-lenong Indonesia itu bisa diolah
menjadi adikarya semacam ini (ah, kayak Dick Doang, aja!).