Merdeka!
Berapakah harga
sebuah kemerdekaan? Kalau Anda menanyai Sir William Wallace, yang
dikenal denngan julukan Braveheart (sudah nonton filmnya yang dibintangi
Mel Gibson?), ia akan menjawab: lebih daripada nyawa. "Kalian boleh
menghabisi nyawa kami," tantangnya pada tentara Inggris yang
menyerobot tanah bangsanya, "tapi tidak kemerdekaan kami."
Maka, ketika akhirnya ia menghadapi hukuman pancung, dan para algojo
mendesaknya untuk minta ampun pada raja, agar siksaan terhadap dirinya
diperingan, patriot Skotlandia ini memilih mengerahkan tenaga untuk
mengeluarkan suara parau menggelegar, "Merdekaaa!!" Meskipun
kepalanya terpenggal dan tubuhnya dicincang-cincang, keberaniannya telah
menyulut api dalam diri orang-orang sebangsanya. Salah seorang yang
terbakar karenanya adalah Bruce, tuan tanah yang semula bimbang, namun
akhirnya membulatkan hati untuk berdiri bersama-sama rakyat mendepak
pasukan Inggris. Kalau orang
menganggap kemerdekaan lebih berharga daripada nyawa, ia harus berbekal
keberanian hati. Saraf baja yang tidak mempan gertakan. Itulah sebabnya
Tjoet Nja' Dhien, dengan kondisi tubuh yang kian memburuk, bertahan
dalam gubuk persembunyiannya di tengah hutan Aceh. "Yang kutakuti
adalah kebimbangan hati orang-orang di sekitarku," geramnya ketika
Pang Laot membujuknya untuk menyerah saja pada Belanda. Bagaimana orang membayar harga dalam upayanya merebut kemerdekaan tak ayal merupakan adegan yang heroik dan sekaligus menggigilkan. Kita serta merta disadarkan, bahwa untuk mempertahankannya dituntut harga yang sama. Dalam kata pengantarnya untuk penerbitan kembali The Story of Liberty (Riwayat Kemerdekaan), Rose Weiner menulis, "Kemerdekaan direbut melalui keberanian, pengorbanan diri, dan kewaspadaan yang tak kunjung padam dalam diri orang Kristen. Hanya dengan kekuatan inilah kita dapat mempertahankannya. Kita, oleh anugerah Allah, harus membulatkan hati untuk melindunginya sebagaimana para pendahulu kita telah merebutnya. 'Supaya kita benar-benar merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan' (Galatia 5:1). Saudara, berapakah harga kemerdekaan Anda? *** (1995)© 2003 Denmas Marto |