Home | Film | Buku

J.R.R. Tolkien's The Lord of the Rings

Tak terasa, tiga tahun sudah mengikuti perjalanan Frodo dan kawan-kawan. Setelah menuntaskan bukunya dan menikmati film pamungkasnya, aku memutuskan menyusun halaman khusus ini. Seperti halnya Narnia, Dunia Tengah akan menjadi tempat yang terus-menerus kukunjungi -- bertemu dengan "kawan-kawan" lama, menyusuri tempat-tempat persinggahan serba ngangeni, sambil memetik pelajaran dan hikmat berharga. Di sini aku ingin mencatat kesan-kesan dari kunjungan-kunjungan itu, baik melalui novel maupun filmnya, mundur mulai dari Mordor....

Thanks to Prof. Tolkien and Mr. Jackson!

Daftar singkatan:

  • B1 = Buku The Fellowship of the Ring

  • B2 = Buku The Two Towers

  • B3 = Buku The Return of the King

  • F1 = Film The Fellowship of the Ring

  • F2 = Film The Two Towers

  • F3 = Film The Return of the King


09/06:

Gollum adalah Wajah Kita. Adegan pembuka F3 sungguh menyengat: Proses Smeagol malih menjadi Gollum. Rute yang ditempuh hobbit malang ini secara gamblang menggambarkan degradasi akibat pencobaan dan dosa.

"My precious!"

Yakobus menguraikan secara ringkas, "Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Di tempat lain ia melanjutkan, "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi."

Karenanya, sungguh ganjil, Gollum merupakan sosok paling menjijikkan [Kalau gerombolan orc itu sih sudah di luar batas menjijikkan! 8-)], namun sekaligus paling gampang mengundang simpati, sepanjang kisah epik ini. Memandang wajahnya, kita memandang kebobrokan yang menunggu kita bila kita terus menuruti bujukan dosa. Menyimak kepribadiannya yang belah, kita menyimak pergumulan yang tiap-tiap hari juga mesti kita hadapi, pergumulan untuk "menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa."

Kata-kata Gandalf tentang Gollum dalam B3: "Tapi dalam hati aku sudah menduga bahwa Frodo dan Gollum akan bertemu sebelum akhir cerita. Demi kebaikan, atau demi kejahatan. Tapi aku tak mau membahas Cirith Ungol malam ini. Aku mengkhawatirkan pengkhianatan; pengkhianatan oleh makhluk malang itu. Tapi apa yang harus terjadi biarlah terjadi. Ingat saja bahwa seorang pengkhianat bisa mengkhianati dirinya sendiri dan berbuat suatu kebaikan tanpa sengaja. Kadang-kadang hal semacam itu bisa terjadi."

Dua kata yang paling mengerikan: "Mine!" dan "My precious!" Kedengaran seperti desis ular....

 
"Aku tidak bisa membawakannya untukmu, tapi aku bisa membawamu." Seperti Yohanes, satu-satunya murid yang mengiringi Yesus sampai ke kaki salib, Sam mendampingi Frodo sampai ke bibir kawah Mordor. Sam mengingatkan berbagai hal yang baik tentang persahabatan. "Memiliki sahabat baik adalah salah satu sukacita terbesar dalam hidup ini. Namun, menjadi sahabat baik adalah salah satu tugas yang paling mulia dan paling sulit," kata seorang bijak.

Smiling Sam

Reuni Rombongan Pembawa Cincin. Setelah cincin melebur di kawah Mordor, Frodo terbangun di tempat tidur empuk di Ithilien, wajah pertama yang dilihatnya adalah Gandalf. Kemudian muncul Merry dan Pippin, Gimli, Legolas, Aragorn, dan akhirnya, sahabat terbaik, Samwise Gamgee. Rombongan pembawa cincin -- minus Boromir -- berkumpul kembali setelah tugas rampung, dalam selubung cahaya terang putih lembut. What a joy!

Mercusuar Dinyalakan! Pippin menyalakan mercusuar di Minas Tirith, dan bukit-bukit mercusuar lainnya menanggapi, menyala satu demi satu. Megah!

Kembali ke Keluarga. Aku senang F3, seperti halnya B3, diakhiri di lubang hobbit, dengan wajah-wajah cerah keluarga Sam. Menurut Tolkien, semua peperangan, heroisme dan perbuatan yang penuh keberanian tidaklah seberharga apa yang berlangsung dalam keseharian kita yang bersahaja.

Ia percaya bahwa keluarga, rumah dan pekerjaan adalah jantung kehidupan kita. Pekerjaan berarti semua yang dilakukannya, bukan hanya yang mendatangkan penghasilan. Baginya, keluarga, rumah dan pekerjaan adalah hal-hal saleh yang lebih menyenangkan hati Allah daripada “perbuatan baik” lainnya.

Hidup keluarga!


Simak juga:

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1