Ingin kebal dan cepat kaya
WAJIB PERKOSA DELAPAN WANITA
Oleh : Baroq
Lantaran ingin cepat kaya dan punya ilmu kebal tubuh, Martaleo
(38), nglakoni tapa dua hari dua malam di makam Nyi Mas Ganda Sari,
Kanuragan, Cirebon, Jawa Barat. Disana residivis jebolan LP
Tangerang ini mengaku mendapat bisikan ghaib. Isinya ia harus
menyetubuhi delapan wanita agar niatnya terkabul.
Semasa mendekam di
Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang, Martaleo mendapat info dari
teman sesama tahanan. Intinya jika ingin cepat kaya dan punya ilmu
kebal harus bertapa di makam keramat di Cirebon.
Merasa tertarik,
saat bebas sebulan lalu Martaleo ingin membuktikan kebenaran omongan
temannya. Ia berangkat ke Cirebon dan mencari makam Nyi Mas Ganda
Sari. Dua hari dua malam ia bersemedi.
“Saat bertapa di
hari kedua, saya mendengar bisikan ghaib. Saya harus meniduri
delapan wanita baik-baik agar berhasil menguasai ilmu kebal dan bisa
cepat kaya,” ungkap Martaleo, saat ditemui Exo dibalik jeruji besi
Polsek Cipondoh, Tangerang.
Martaleo mulai
menyusun strategi. Dalam pikirannya tentu lumayan sulit memenuhi
persyaratan itu. Namun tekat bulatnya tak bisa dibendung. Sabtu
malam (20/9), warga Kampung Kelapa, Panunggangan Timur, Cipondoh,
Tangerang ini mulai beraksi. Sasarannya adalah Sal (25), istri Jupri
(29) Ketua Rt. 002/01, Panunggangan Timur, Cipondoh.
Martaleo hafal
betul tiap Sabtu malam Sal ditinggal kerja suaminya yang berprofesi
sebagai Satpam di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Panunggangan
Induk.
Menjelang tengah
malam, Martaleo mendatangi rumah korban, yang terletak tak jauh dari
tempat tinggalnya. Ia masuk dengan mencongkel jendela rumah korban.
Di dalam rumah yang sepi dia mengendap-endap masuk kamar korban yang
tengah tidur lelap.
Martaleo langsung
mengalungkan clurit yang telah dipersiapkan ke leher korban. Korban
terbangun dan kaget, namun tak sanggup berbuat apa-apa, lantaran
takut dengan ancaman Martaleo yang akan menghabisi nyawanya bila
berteriak.
Melihat korban tak
berdaya, Martaleo menjamah seluruh tubuh korban secara paksa dan
melucuti pakain korban. Dibawah ancaman itulah korban diperkosa.
Puas menuntaskan hasratnya, sejumlah perhiasan emas korban turut
digasak. Lagi-lagi korban tak bisa berbuat apa-apa, lantaran clurit
Martaleo terus menggantung di lehernya. Martaleo kemudian kabur
lewat jendela yang sama.
Sukses dengan
korban pertama, hanya terpaut beberapa jam Martaleo mengincar korban
kedua yang rumahnya tak jauh dari korban pertama.
Tanpa kesulitan
Martaleo masuk ke rumah yang dihuni Ny. Suari (35) dan anak gadisnya
Wat (23). Dengan modus yang sama, yakni dibawah ancaman clurit,
keduanya dibuat tak berkutik. Kali ini sasaran Martaleo adalah Wat.
Selanjutnya Wat
digiring menuju pematang sawah di belakang rumah korban. Saat
melihat anak gadisnya dibawa pelaku, Ny. Suari yang saat itu masih
ketakutan, hanya terbengong, lantaran takut terjadi apa-apa dengan
anaknya.
Di tanah lapang
pinggir sawah, Wat digarap dengan ancaman celurit. Saat itu gadis
malang ini hanya bisa menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya. Selesai merengut keperawanan gadis tersebut, Martaleo
masih sempat mengantarkan korbannya yang masih lemas pulang ke
rumahnya. Mengetahui anaknya pulang dengan pakaian lusuh, Ny. Suari
tetap tak bergeming. Namun begitu pelaku kabur barulah wanita itu
berteriak minta tolong.
Teriakannya
mengundang perhatian tetangganya. Malam itu juga, warga memburu
pemerkosa biadab itu, namun nihil. Hingga pagi hari, Martaleo tak
berhasil ditemukan. Atas inisiatif beberapa warga, akhirnya Ny.
Suari dan Wat diminta melapor ke Polsek Cipondoh.
Sesaat setelah
menerima laporan, petugas segera meluncur ke lokasi kejadian
Sementara Wat dilarikan ke RSU Tangerang untuk di visum. Kapolsekta
Cipondoh AKP Sudaryo, mengaku, saat menerima kasus ini, awalnya
sempat kesulitan. Karena korban tidak bisa memberikan dengan jelas
ciri-ciri pelaku.
ASAL BUKAN
PELACUR--Selama
seminggu, para petugas melakukan penyelidikan dengan menggandeng
beberapa komponen masyarakat yang kemudian membuat sebuah jebakan
terhadap pelaku yang pernah sesumbar kepada beberapa teman-temannya
seputar ilmu yang sedang dipelajarinya.
“Dari informasi itulah,
diketahui siapa pelakunya,” papar Sudaryo. Selanjutnya petugas
membuat perangkap, hingga akhirnya Martaleo ditangkap tanpa
perlawanan saat bersembunyi di rumah tetangganya.
Saat ditemui di ruang
pemeriksaan Mapolsek Cipondoh Tangerang pelaku pemerkosa dua wanita
itu nampak tenang. Dalam pengakuannya semua yang dilakukan atas
desakan sebuah bisikan gaib yang diterima pada hari kedua bertapanya
di daerah Kanuragan.
Menurut lelaki yang pernah mendekam di LP Tangerang selama 1,5 tahun,
dirinya nekat melakukan tapa di salah satu makam keramat untuk
menghilangkan kesulitan yang selama ini menghimpitnya.
“Itu
pun atas saran teman saya waktu masih di dalam penjara. Katanya
kalau saya mau cepat kaya dan punya ilmu kebal harus pergi ke
Cirebon,” jelasnya dengan wajah dingin dan kaku.
Mengenai korbannya, Martaleo memilihnya secara acak. “Asal dia (korban
–red) bukan pelacur, boleh gadis atau istri orang,” lanjut
Martaleo.
Tentang manjur atau tidaknya apa yang dilakoni, Martaleo mengaku tak
tahu. Alasannya, ia sendiri baru mencoba tahap awal alias baru dua
wanita yang diperkosa. “Karena semua persyaratan belum terpenuhi,
saya belum tahu hasilnya. Tapi kalau semua terpenuhi, mingkin saya
bisa kebal dan cepat kaya,” ucapnya tanpa dosa.*
***
Jupri (29), suami korban
TIDAK
MENDUGA
Oleh : Baroq
Beberapa tahun belakangan, Jupri memang bekerja sebagai Sekuriti di
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Panunggangan Induk, yang jam
kerjanya terbagi menjadi beberapa shif. Saat kejadian menimpa
istrinya, ia sedang dapat tugas malam.
“Saat kejadian saya pas dapat jatah shift malam. Saya nggak merasa
ada firasat buruk. Minggu pagi (21/9) saya saya belum tahu kalau
istri saya habis diperkosa. Baru setelah ikut mengantar Wat ke
Polsek Cipondoh, saya baru tahu kalau istri saya katanya juga
diperkosa,” ungkap Jupri.
Saat itulah, Jupri tersentak kaget dan langsung menanyakan perkosaan
itu pada isterinya. “Awalnya ia nggak mau mengaku kalau habis
diperkosa. Mungkin lantaran takut. Ia hanya bilang kalau dirampok,”
lanjutnya.
Jupri tak percaya. Apalagi saat di Polsek, orang-orang kampung sudah
pada membicarakan bahwa istrinya juga diperkosa. Ia terus mendesak
istrinya. Akhirnya sambil menangis, istrinya mau buka mulut dan
menceritakan kejadian yang dialaminya.
“Saya kesal, tapi nggak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya saya melapor
juga ke Polsek Cipondoh,” ujarnya lagi. Selanjutnya Jupri hanya
bisa pasrah dan menyerahkan masalah tersebut pada pihak polisi.*
***
Wat (23), korban
DARAH
DI CELANA
Oleh : Baroq
Ketika
bertandang ke
rumah Wat, korban kedua yang berada di Rt. 002/03, Kel. Panunggangan
Timur, Kec. Cipondoh, Tangerang, suasananya lumayan sepi. Dari dalam
rumah semi permanen itu, Exo disambut seorang pria setengah tua dan
Wat yang mengenakan kaos biru dan rok.
Dari wajah wanita muda
berambut panjang, berkulit putih itu, masih terlihat trauma akibat
pemerkosaan yang dialaminya.
Ketika ditanya tentang
naas yang dialaminya, karyawati pabrik di Tangerang itu masih tetap
bungkam. Setelah beberapa kali dibujuk, barulah gadis periang itu
mengatakan bahwa ia bingung apa yang mau diceritakannya.
Menurutnya saat
peristiwa laknat itu terjadi, dirinya merasa dihipnotis. Yang ia
ingat kala itu hanya mengantarkan pelaku ke belakang rumahnya.
“Saya tidak ingat peristiwa malam itu, yang terakhir saya ingat
saat itu dia (pelaku) memeluk pundak saya. Saya baru tersadar ketika
diantar pulang. Saya kaget, banyak darah di celana saya. Saya
menangis karena sakit waktu jalan,” kenang korban.
Seorang anggota
keluarganya turut menimpali. Menurutnya malam itu setelah pelaku
berhasil masuk, ia sempat melihat. Namun lantaran melihat Ny. Suari
dikalungi clurit, ia memilih diam. Saat itu korban terbangun dan
tak mampu berbuat banyak.
Korban dipeluk pelaku
dan dibawa ke lahan sawah kering di belakang rumah mereka. Satu jam
kemudian, korban kembali ke rumah diantar pelaku yang kemudian kabur
melalui sawah.*
>>>Baca
Juga:
KULI BANGUNAN KECANDUAN BOKEP...
>>>Baca Juga:
SPERMA MUNCRAT DI ATAS PERUT... |