EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

CLOSE UP #07

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan

Beriklan di koran dan internet
JAJANAN SEKS WANITA ‘GATAL’

Oleh : wan/bud/nr

Bisnis beraroma kepuasanan bawah perut bukan hanya monopoli lelaki. Para wanita dengan beragam latar belakang turut hanyut memburunya. Modusnya nyaris mirip.

Sore mulai merangsek ke pukul 16.00 WIB. Denting musik mengalun lembut, menyeruak dari CB Cafe di lantai dasar pusat perbelanjaan elit di jantung Jakarta, Sabtu pekan lalu. Nyaris tak ada meja yang melompong.

Rata-rata tamu yang berkunjung di kafe itu datang bersama pasangannya. Meskipun tetap ada yang memilih sendiri. Uniknya mereka yang datang sendiri  didominasi lelaki muda.

Dari tampilannya, rata-rata terkesan elegan dan trendy. Namun siapa sangka, dari semua itu berbagai misteri tersimpan. Tidak sekedar dari tampilannya, namun juga caranya duduk, caranya memilih tempat hingga caranya memandang orang yang melintas disekitar kafe tersebut, khususnya para wanita.

Bagi yang tidak terbiasa, tentu akan keheranan. Namun bagi mereka yang sering menghabiskan waktu di kafe tersebut, tentu hafal betul. Usut punya usut, ternyata mereka adalah lelaki yang sengaja datang untuk memburu wanita yang ingin mendapatkan kepuasan seks. Profesi mereka kerap disebut gigolo alias pelacur jantan.

Keberadaannya pada dasarnya hanya datang untuk memburu rupiah. Namun demikian dalam modusnya, para gigolo ini lebih rapi ketimbang wanita penjaja cinta yang buntutnya sama-sama ‘jual tubuh’.

Dengan kata lain meskipun faktanya sama-sama memburu ‘konsumen’, namun untuk membedakan para gigolo ini agaknya lebih sulit. Mereka berbaur dan menyatu dengan pengunjung lain. Meskipun demikian ada beberapa ciri-ciri khas untuk mendeteksi sepak terjang kaum gigolo ini.

Dari cara bicaranya, mereka terlihat lebih luwes dan cerdas. Tampilannya selalu terlihat parlente dan macho, berpakaian yang menunjukkan keperkasaannya, dan biasanya berparfum menyengat hidung. Terhadap wanita yang menjadi calon mangsanya, mereka terlihat lebih agresif.

Yang paling menonjol mereka kerap kumpul dengan dua atau tiga rekan seprofesi. Mata mereka ‘jalang’ memandang wanita, khususnya wanita yang usianya lebih tua dan terlihat ‘tajir’ (kaya-red) agak berbeda. Kadang berlama-lama, atau sesekali melayangkan kerlingan menggoda.

Bahkan untuk memilih tempat duduk pun, para gigolo ini pintar menentukan tempat strategis, sehingga jarak pandangnya luas. Umumnya, mereka datang dan duduk di tempat yang itu-itu saja, sekaligus suka berlama-lama sebelum mendapatkan ‘klien’. 

Bahkan ketika mangkal di kafe atau food court, terkesan bahwa mereka sedang membicarakan suatu bisnis. Padahal matanya terus memburu wanita yang melintas atau mereka yang singgah di kafe tersebut.

Cara lama yang masih ampuh dipakai mendeteksi keberadaan gigolo adalah kebiasaannya memainkan sendok atau garpu. Mereka memberikan tanda dengan jalan memadukan sendok dan garpu tersebut secara bersilang berlawanan arah pada mata sendok dan garpunya, sambil sesekali memutar-mutar sendok dan garpu tersebut.

Sementara cara lama yang telah dianggap usang untuk mendeteksi mereka adalah dengan kode koran yang ditaruh disaku celana bagian belakang. Dalam perkembangannya, kode semacam ini sudah tidak begitu lazim, lantaran para gigolo lebih memilih kafe atau food court, tidak seperti di tahun 1980-an, dimana mereka kebanyakan menggaet calon mangsanya dengan jalan mejeng di tempat terbuka.

Wanita penyuka gigolo –selanjutnya disebut Tante Girang --, tentu hafal dengan kode tersebut. Sebaliknya kode yang sama dilakukan gigolo maupun tante girang adalah dengan menggunakan puntung rokok yang usai dihisap, tidak sekedar dimatikan, namun dihancurkan hingga berantakan. Kode ini yang paling umum dan banyak diketahui para gigolo maupun tante girang.

Selain di CB Cafe, yang terletak di pusat perbelanjaan PI ini, masih ada beberapa kafe lain di lantai yang sama kerap dijadikan ruang pamer gigolo Jakarta. Diantaranya Kafe SB dan Kafe Do. Tentu saja dengan modus nyaris serupa. Entah kenapa hingga kini kafe-kafe atau food court masih menjadi lahan empuk untuk berburu transaksi seks para gigolo.

Meskipun tak sedikit yang mejeng di tempat strategis seperti di sandaran pagar pengamanan pusat perbelanjaan atau disekitar eskalator, sehingga lebih mudah dalam menarik perhatian wanita-wanita yang kebetulan lewat di sekitarnya.

SUKA BERGEROMBOL
D
alam aksinya, meskipun kini gigolo marak mengiklankan diri di media cetak, di internet atau hingga ‘dirumahkan’, namun perburuan langsung di arena mangkalnya tetap diminati. Hal ini lantaran masih banyak tante girang yang membutuhkan jasa gigolo, langsung ingin melihat fisik ‘pejantan bayaran’ itu.

Beberapa pusat perbelanjaan berkelas selain PI yang menjadi arena bursa gigolo diantaranya, BM Plaza, Plaza S, dan Sar Plaza. Para gigolo ini sengaja mengincar tempat berkelas lantaran kebanyakan yang berkunjung ke sana berasal dari kalangan menengah ke atas. “Nggak ada tante girang yang dompetnya tipis,” kelakar seorang gigolo yang biasa mangkal di PI.

Di BM Plaza misalnya, mulai siang saat jam istirahat kantor hingga sore hari, beberapa kafe dibanjiri gigolo dan tante girang. Sebut saja Cafe OLL, Restoran Mar, dan TBF yang terletak di lantai LG. Sementara di lantai satu Cafe Ex juga ‘dikuasai’ gigolo. Pemandangan tak lazim yang kemudian telah mengakar dan sepertinya menjadi hal biasa.

Keberdaan gigolo ini meskipun sudah kasat mata, namun mereka mencoba bersikap ‘cuek bebek’. “Biasanya mereka suka berlama-lama di kafe tersebut. Kebanyakan berpakaian rapi, dan terlihat gelisah, seperti ada yang dicari dan ditunggu.  Sebentar-sebentar lihat jam tangan dan memainkan ponselnya,” tutur seorang pramuniaga yang mengaku bernama Vera.

Vera yang counter-nya tak jauh dari kafe tersebut menambahkan, rata-rata pramuniaga di sana sudah hafal sepak terjang para gigolo tersebut. Namun entah kenapa, sepertinya para lelaki penjaja cinta ini terlihat tak terusik.

Menurutnya, pemandangan yang paling kentara adalah tiap hari orangnya itu-itu saja, Sementara teman wanitanya sering berganti-ganti. Yang patut dicatat, para gigolo tersebut suka sok akrab dengan orang-orang yang bekerja di sekitar Cafe Ex, termasuk dengan dirinya.

Sejauh ini gigolo-gigolo itu memang tidak pernah menyebut apa tujuannya datang ke kafe tersebut. Namun demkian ada beberapa diantaranya yang terang-terangan sambil setengah bercanda mengatakan bahwa mereka sedang berburu wanita haus seks.

Berbeda dengan di CB Cafe PI yang rata-rata mejeng bergerombol. Di kafe-kafe BM Plaza, rata-rata gigolonya memilih ‘operasi’ sendiri-sendiri. Jika ada yang bergerombol, kapasitasnya sangat kecil. Entah apa alasannya, namun sumber Exo di sana menyebutkan, umunya tante girang sudah paham keberadaan mereka. Sehingga, tanpa bergerombol pun para gigolo itu sudah laku keras.

ARISAN MESUM
Gigolo identik dengan tante girang. Namun hal itu adalah persepsi keliru. Sebab yang menjadi konsumennya ternyata tidak hanya para tante girang, wanita-wanita hypersex atau istri simpanan pejabat, namun mereka ternyata kerap melayani gay, dan kadang-kadang pasangan suami istri yang ingin mendapatkan ‘variasi’ seks.

Seperti dituturkan Dedy (29) --nama disamarkan--, gigolo yang ditemui Exo pada Selasa siang (07/09), di salah satu rumah makan di bilangan Jakarta Pusat. “Kadang saya diminta bercumbu dengan istrinya, sedangkan suaminya asyik nonton,” tutur Dedy sambil menyeruput orange juice kegemarannya.

Lebih jauh diakui Dedy, profesi gigolo belakangan makin marak. Kondisi itu dipicu banyaknya permintaan. Pangsa pasar mereka cukup tinggi. Seperti dilakukan diatas, bahwa mereka tidak lagi sekedar dijadikan pemuas atau cuma dijadikan lelaki simpanan wanita berduit.

Lebih berkembang keberadaan gigolo juga sebagai pemijat hingga sebagai sarana ‘kursus’ seks. Hal itu tak lain lantaran masih banyak wanita, gay atau para pasangan suami istri yang menganggap bahwa gigolo memiliki tehnik bercinta yang prima. Di luar itu, dari segi stamina mereka benar-benar maksimal.

Sesungguhnya gigolo bukanlah barang baru dalam dunia prostitusi. Dulu mereka bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi kini ada semacam ‘organisasi’ yang menaunginya, bahkan ada semacam tempat khusus melakukan kursus seks.

Di beberapa titik seperti di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sudah ada tempat khusus untuk menikmati jasa gigolo. Mereka seperti dirumahkan layaknya ‘gadis panggilan’. Modus operandinya sama, melanyani pelanggan via telepon. Untuk melebarkan sayap dan menjaring pelanggan, banyak ‘pengelola’ gigolo memasang iklan terselubung di media cetak dan di situs-situs internet. Tentu promosi dari mulut ke mulut tetap utama.

Menyoal tarif, sangat bervariasi. “Ada yang bayar saya Rp 500 ribu sekali kencan, kadang pernah sampai sejuta. Tergantung pelayanan. Saya tidak menentukan tarif karena pelanggan sudah tahu harga pasaran. Nah, jika pelayanan lebih, mereka bayar lebih,” terang Dedy.

Gigolo yang menjaring mangsa di tempat umum, menurut Dedy memasang tarif relatif. “Kalau ceweknya masih sayik (muda dan menarik –red) dibayar cepek (Rp. 100 ribu-red) saya ambil,” tambah lelaki yang suka pilih-pilih pelanggan ini.

Inilah keuntungan mangkal di tempat umum, mereka bisa langsung membidik target. Jika order lewat telepon, mereka masih ‘meraba-raba’. “Order lewat telepon tidak bisa memastikan siapa oranganya, tapi untungnya nggak perlu repot cari kesana-kemari,” ungkapnya.

Sebagai ‘barang dagangan’ gigolo tidak punya hak menolak perlakukan apa saja, termasuk dijadikan ‘hadiah’ dalam arisan mesum. Arisan gigolo diikuti beberapa wanita gatal dengan mengumpulkan sejumlah uang untuk memboking satu atau lebih gigolo.

Kemudian mereka mengundi dengan cara mengocok nama seperti arisan. Siapa yang beruntung bisa ‘menguasai’ gigolo yang sudah dibuking. Proses arisan itu biasanya dilakukan di kediaman salah seorang pesertanya.*

>>>Baca juga: GIGOLO CYBER MEDIA......

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Noji
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=>
Bintang Exo
Free Web Site Counter

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1