Dicekoki
minuman keras
Gadis
Kampung Digilir
Dua Preman Kampung
Yuni --sebut
saja begitu—terpaksa mencicipi minuman keras karena menghargai
teman. Akibatnya, justru tubuh dan kegadisannya ‘dicicipi’ dua
pria yang tidak menghargainya.
Sudah
menjadi ‘hukum adat’ warga Kampung Purwajaya, Subang, Jawa Barat,
lebih baik menunda hajatan ketimbang tidak menyuguhkan panggung
hiburan atau layar tancap. Jika memaksakan gelar hajatan tanpa
hiburan, hanya akan melahirkan aib.
Seperti
yang terjadi pada Selasa malam (16/09) lalu. Salah seorang warga di
Rt 18/05 Kampung Purwajaya, Desa Prapatan, Kecamatan Purwadadi,
Subang menikahkan putrinya. Selain mengundang hampir seluruh kampung,
si empunya hajat juga mendirikan panggung lumayan besar di depan
rumahnya. Grup Jaipong ternama pun dihadirkan.
Suasana
hiburan gratis itu sudah pasti menyedot perhatian dan minat penduduk
sekitar untuk datang menghibur diri atau sekedar cuci mata. Diantara
ratusan penonton, terselip Yuni, gadis ABG yang tidak tak jauh dari
arena panggung tersebut.
Yuni
malam itu mengenakan kaos ketat dan celana jens yang barus seminggu
dibelikan ayahnya. Sejak sore hari gadis itu sudah bersolek dan
janjian dengan beberapa teman sebaya untuk hadir dan menikmati
hiburan gratis itu. Meskipun pertunjukan jaipong itu baru dimulai
pukul delapan malam, selepas maghrib Yuni sudah pergi dari rumahnya.
Sudah
jadi kebiasaan, jika jaipong yang tampil, kaum pria yang bersemangat
turun arena, begjoget dan nyawer. Sementara kaum wanitanya, terutama
janda dan gadis memilih menjadi penonton di pinggir arena atau
‘sembunyi’ di dekat penjaja makanan sambil melirik kir-kanan,
siapa tahu dapat cantolan.
Di
arena goyang yang berdesakan, tampak Ade (20), warga Kampung
Kalipace Desa Prapatan yang malam itu bergabung bersama Sahidin
(19), Wacam (23), Calim (20), dan Ujang (20). Keempat pemuda itu
sangat hot bergoyang karena sebelumnya sudah kena doping berupa
miniman keras kelas kambing bermerk Anggur Rajawali dan Katoas.
Sambil meliukan tubuh mengikuti irama gendang dan sulit, mata
Ade jelalatan menyapu sekeliling. Pria itu berhenti bergoyang sesaat
setelah melihat sosok Yuni berdiri diantara penonton lain. Karena
sudah kenal, Ade menghampiri gadis hitam manis itu.
Yuni
yang kebetulan hidup dari keluarga kurang mampu, merasa tersanjung
disapa jejaka. Dia menyambut sapaan Ade, kemudian mereka terlibat
obrolan hangat. Dasar Ade sudah punya niat jahat. Dia mengajak Yuni
bergabung dengan teman-temannya yang sedang pesta miras tidak jauh
dari arena keramaian tersebut.
Semula
Yuni menolak. Dia tidak biasa kumpul dengan pria, terlebih di saat
mereka sedang mabuk. Tetapi, lantaran tidak enak hati menolak ajakan
Ade, gadis lugu itu mau saja bergabung. Lima pemuda dan seorang
gadis belia itu memilih kumpul di teras sebuah rumah tidak jauh dari
panggung.
Setelah
mengoplos minuman, Ade menyodorkan segelas kepada Yuni. “Ayo minum.
Ini tanda persahabatan kita,” bujuk Ade yang matanya sudah merah
dan mulutnya bau naga. Yuni menolak dengan halus, namun Ade cs
mengejeknya. “Kamu kayak anak kampung, minum aja nggak mau,”
ujar Ade.
Entah
karena tidak mau dijuluki kampungan atau karena sebab lain, dengan
sangat terpaksa gadis hitam manis itu menyeruput sedikit oplosan
alkohol yang disodorkan. Karena tidak terbiasa, Yuni sempat meludah.
Perbuatannya itu mengundang tawa yang lain. Pada tegukan berikutnya,
nyaris satu gelas masuk kerongkongannya.
Selang
lima belas menit kemudian, mata Yuni terasa berat, namun tubuhnya
terasa ringan. Lidah dan tenggorokan gadis itu jadi kebal, gelas
kedua dan ketiga ditenggaknya. Melihat calon mangsanya sudah teler,
Ade cs hanya senyum-senyum. Karena kurang, mereka membeli sebotol
lagi dan mencekoki Yuni hingga gadis bertubuh montok itu mulai
bicara melantur.
Di
saat yang mulai ‘panas’ itu, Wacam, Calim dan Ujang beranjak
mendekati panggung untuk berjoget lagi. Sementara Ade, Sahidin dan
Yuni masih meneruskan menenggak sisa minuman. Tiba-tiba Yuni muntah.
Sahidin dan Ade bangkit memapah Yuni ke sebuah kebun di belakang
rumah.
Di
kebun itu, Yuni yang sudah mulai kehilangan kontrol bukannya
ditolong, namun malah ditelentangkan di tanah. Dibawah buaian
alkohol, Sahidin membuka paksa celana panjang Yuni. Sementara Ade
memegangi tangan teman wanitanya itu. Di dekat rimbunan pohon bambu
itulah akhirnya gadis malang ini digilir bergantian
Erangan
korban yang memang sudah kehilangan kontrol tak dihiraukan. Dalam
benak mereka yang ada hanya kenikmatan. Sahidin menggarap duluan dan
mendapatkan keperawanan Yuni, selanjutnya jatah Ade. Begitu mau
menuntaskan birahinya yang sudah sampai diujung, tiba-tiba Yuni
muntah lagi. “Dia muntah, saya jadi nggak nafsu lagi,” cerita
Ade.
Celana
Robek -- Satu jam dari ‘tragedi’ yang menimpa Yuni
terjadi, Warjo, kepala dusun Kampung Purwajaya Desa Prapatan
Kecamatan Purwadadi Subang Jawa Barat, bersama Manto, wakilnya, kala
itu kebetulan sedang patroli di sekitar tempat hajatan.
Saat
melewati kebun tersebut, keduanya kaget melihat seorang gadis dalam
kondisi terlentang tak sadarkan diri. Kaos
yang dikenakannya masih menempel lengkap. Sementara bagian
‘bawahnya’ sudah polos. Celana dalamnya ditemukan dalam keadaan
robek berantakan.
Korban
segera digotong ke rumah warg terdekat dengan dibantu dua warga yang
kebetulan lewat. Mereka kaget, lantaran korban tak lain adalah warga
kampungnya sendiri. Setelah berunding, akhirnya diputuskan bahwa
malam itu juga korban diantar ke rumahnya.
Petugas
dari Polsek Purwadadi yang menerima laporan warga, segera meluncur
ke lokasi kejadian. Berdasarkan bukti-bukti dari lapangan, berikut
keterangan para saksi, polisi menduga bahwa pelakunya Ade dan
Sahidin.
Rabu
dinihari keduanya diciduk, saat sedang tidur lelap di rumahnya untuk
kemudian digiring ke Polsek Purwadadi untuk diperiksa secara
intensif. Di depan petugas Ade alias Badul dan Sahidin alias Benguk,
tersangka utama kasus perkosaan yang menimpa Yuni, mengakui semua
perbuatannya.
Ditemui
Exo, usai menjalani pemeriksaan di ruang tahanan Polsek Purwadadi
pada pagi Rabu itu (17/09), tersangka mengaku menyesal. Perbuatan
bejat itu dilakukan akibat menenggak minuman keras. “Tadinya cuma
mau nonton jaipongan. Nggak ada niat kayak gitu,” tutur Ade. Sementara
korban pagi harinya, diantar keluarganya ke Rumah Sakit Ciereng
untuk divisumd an mendapat perawatan. Baru keesokan harinya, bisa
dimintai keterangan.
Hukuman
Setimpal -- Kepada
polisi kedua pemuda bejat itu mengaku sempat kerepotan ketika
menelanjangi korban. Akibatnya celana dalam korban ditarik paksa
hingga robek. Saking kebeletnya, mereka tidak sempat lagi membuka
kaos korban. “Nggak usah dibuka juga bisa,” papar Wahidin yang
mengaku belum pernah berhubungan seks tetapi sudah lama jadi pecandu
film porno.
Kasat
Reskrim Polres Subang, Iptu Junaidi Umar yang mendampingi Kabag Bina
Mitra AKP Iyus Sumiarsa membenarkan kejadian tersebut. Kedua
tersangka kini sedang dalam proses. Keduanya akan dijerat dengan
Pasal 285 yo 293 dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Beban
duka yang mendalam tampak terpancar dari wajah Supena (40), ayah
korban. Ketika dimintai komentar sekitar kejadiaan yang menimpa
anaknya, Supena memilih tutup mulut.
“Bapak bicara jika
ditanya. Ia jarang mau menceritrakan hal yang lain. Paling banter ia
bicara seperlunya, apalagi dengan adanya kejadian ini” ujar Cicih
(35), ibu korban. Hal itu dibenarkan para tetangganya, yang
kebetulan siang itu terlihat bergerombol di rumah korban.
Atas
kejadian ini keluarga Supena mengaku tercemar. Meskipun hanya
seorang pengrajin ayakan dari bambu yang hidup dengan beban berat
lantaran harus menghidupi istri dan tiga anaknya, mereka menyerahkan
semua persoalan ini kepada pihak yang berwajib. Dirinya tak tahu
harus berbuat bagaimana.
“Nonton
jaipongan malah begini jadinya. Mudah-mudahan pelakunya dapat
dihukum yang setimpal dengan perbuatannya itu,” pinta Cicih.*eddy
sm
TIDAK
INGAT APA-APA
Rumah
sederhana berdinding bambu dan berlantaikan tanah di RT 16/05
Kampung Purwajaya Desa Prapatan Kecamatan Purwadadi Subang Jawa
Barat siang itu terlihat sepi. Saat Exo bertandang pada Jumat
(19/09), korban terlihat masih trauma.
Dengan
ditemani kedua orang tuanya, beserta beberapa tetangganya, korban
bertutur tentang kisah pahit yang dialaminya. Malam itu korban
diajak Iwan (18), temannya dari kampung Pagon untuk nonton jaipong.
Saat asyik menikmati jaipong, keduanya dipanggil Ade yang
mengajaknya minum minuman keras.
Dikira
cuma minum sedikit, korban menuruti ajakan itu. Tak tahunya ia malah
disuruh menghabiskan minuman tersebut. Bahkan saat kali kedua
membeli minuman, ia masih dipaksa ikut minum dan dicekoki hingga
membuatnya mabuk.
“Awalnya saya menolak, namun karena katanya hanya sekedar
mencicipi, saya akhirnya mau. Saya merasa tidak enak, karena yang
mengajak adalah teman. Tidak tahunya saya malah dipaksa minum banyak,”
ungkap Yuni
Saat
itulah, ia lepas kontrol. Saking banyaknya nenggak minuman keras,
korban bahkan sampai muntah-muntah. Kesempatan itu tak disia-siakan
kedua tersangka untuk memperkosa korban. “Saya nggak ingat apa-apa,
jadi nggak tahu rasanya gimana,” ungkap korban.*eddy sm
>>Siswi
SLTP Digilir Sembilan Pemuda
>>Habis
Memperkosa
Tewas
Dibantai
|