Misteri
Jalan Pengantin Ali
CALON
PENGANTIN DILARANG LEWAT
Jika
Anda sudah bertunangan, apalagi segera menikah, jangan coba-coba
melintas di Jalan Pengantin Ali.
Sekitar
tahun 1940-an warga di
sekitar kawasan Tanah Merdeka, Ciracas, Jakarta Timur tengah
mengiringi rombongan pengantin Ali dan Ema. Sudah menjadi kebiasaan,
setelah melakukan ijab kabul, kedua mempelai diarak keliling kampung
menggunakan tandu terpisah.
Ketika
rombongan melalui jembatan di atas Sungai Cipinang, tiba-tiba tandu
yang mengusung Ema oleng. Wanita yang baru saja resmi melepas masa
lajangnya itu terlempar ke sungai yang kebetulan airnya sedang
tinggi dan arusnya deras.
Melihat
istrinya hanyut, Ali segera loncat dari tandu. Pria itu langsung
terjun ingin menyelamatkan Ema. Namun takdir berkata lain, kedua
mempelai itu justru hilang ditelan arus sungai. Seluruh
warga kampung dikerahkan untuk mencari jasad mereka. Namun, sejak
itu warga tidak pernah menemukan jasad keduanya.
Mereka
hilang ditelan ganasnya Suangi Cipinang saat itu. Tidak lama
kemudian warga dikejutkan dengan munculnya dua batu berukuran
sekitar 50 cm di tempat hilangnya pengantin tersebut. Masyarakat
percaya, batu itu merupakan jelmaan jasad Ali dan Ema. Hingga
sekarang, cerita itu masih tersimpan apik di benak warga sekitar.
Menurut
cerita M. Yasin (62), seorang tokoh masyarakat setempat,
dahulu ada beberapa warga yang melihat seorang pria misterius
berpakaian mirip raja. Makhluk halus itu duduk bersila di atas batu
yang saat itu masih bersebelahan. “Biasanya orang suka lihat raja
itu didampingi pengawalnya. Orang di sini percaya dia itu penunggu
Kali (sungai-red) Cipinang,” ungkap Yasin.
Kemungkinan,
kata Yasin, raja mahluk halus itu penghuni Sungai Cipinang itu tidak
senang dengan perkawinan Ali dan Ema dan takut posisinya akan
diambil alih oleh Ali. Raja mahluk halus itu ‘iri’ melihat kedua
mempelai diarak melewati Jembatan Cipinang seperti seorang raja yang
didampingi pemaisuri nan jelita. “Dengan murka, raja lalu mengutuk
kedua mempelai menjadi batu. Dan sampai sekarang banyak calon
pengantin yang takut lewat jembatan itu. Mungkin mereka takut cerita
itu terulang,” terang Yasin.
Namun
uniknya, di kawasan itu jalan-jalannya banyak yang mengunakan nama
Pegantin Ali. Ketika Exo menelusurinya,
lebih dari 10 jalan yang menggunakan nama tersebut. Yasin
mengaku, dia tidak tahu persis mengapa jalan-jalan di daerah itu
menggunakan nama Pengantin Ali. “Dulunya sih, di sini malah banyak
rawa-rawa yang dijadikan warga untuk bikin empang. Buat miara ikan
air tawar. Tapi itu ‘kan dulu, sekarang lihat aja kalinya kotor
begitu,” terang Yasin.
DISENTUH
PENGANTIN -- Kini
di tempat kedua batu itu muncul telah berdiri
Musollah Al Barokah. Tempat ibadah itu menyatu dengan rumah warga
Rohayah (55) juru kunci batu keramat tersebut. Selintas tak ada yang
menyangka tempat itu bagian penting dari legenda
Jalan. Pengantin Ali.
Salah
satu rumah tampak seperti rumah yang tak terurus. Bentuknya pun
seperti rumah gubuk
yang kerap dilihat di pingir-pinggir kali dan jalan di tempat
itu pun terlihat sepi. Berbeda dengan jalan-jalan Pengantin Ali
lainnya.
Rumah
yang menyatu dengan musollah itu dihuni keluarga
Rohayah, janda penunggu batu keramat Pengantin Ali. Ketika
diwawancarai Exo, perempuan berputra tiga orang ini mengatakan, batu
keramat itu masih banyak didatangi pengunjung dari Jakarta dan
daerah lain yang ingin minta berkah agar disembuhkan dari
penyakitnya. “Banyak juga yang
mengaku sembuh setelah bertapa di batu kramat itu,”
jelasnya.
Lebih
jauh perempuan setengah baya itu menjelaskan, para pertapa rela
berminggu-minggu nyekar di dalam musollah tempat batu kramat itu
berada. “Nggak tahu juga kenapa, tapi orang-orang itu rela sampai
berminggu-minggu nyekar di sini. Malah dulu pernah ada pertapa yang
ketakutan karena melihat ada yang aneh. Katanya sih, orang itu
ngelihat ada air bah yang bergulung-gulung datang ke dia, makanya
dia teriak,” terang Rohayah.
Perempuan
berbadan subur ini menjelaskan, sudah lama warga setempat tidak
pernah lagi melihat kejadian-kejadian aneh di sana. Hanya saja dia
pernah disentuh Pengantin Ali. Saat itu, dia baru pulang berbelanja.
Karena merasa letih dia
duduk istirahat. Tak lama kemudian dia merasa tangannya
seperti disentuh seseorang.
Lama
kelamaan badannya terasa dingin tak tertahankan. Meski sudah
diselimuti dengan kain tebal, Rohayah tetap kedinginan. “Padahal
waktu itu saya sehat-sehat saja. Baru setelah mendekati adzan Dzuhur
dinginnya reda. Waktu ada orang pinter yang datang ke sini, dia
bilang saya sama Wanda disentuh mempelai pria,” terang Rohayah.
BULAN
MADU -- Banyak
warga yang melihat hal aneh di rumah Rohayah. Seperti dialami Yusuf
(26) dua tahun lalu. Dia melihat sepasang pengantin bercengkerama di
depan rumah sederhana itu. Saat ituYusuf baru pulang dari kantornya
di karena lembur hingga pukul 01.30 dini hari.
Dia
naik ojek, namun karena tukang oejknya takut, Yusuf diturunkan di
dekat jembatan yang sepi. Dan ketika melawati rumah nomor
86 yang dihuni Rokayah, dia melihat sepasang pengantin sedang
duduk di depan rumah.
Pengantin
wanita menyisir rambutnya yang panjang, sementara pengantin pria
duduk di teras memperhatikan pasangannya. Yusuf tidak menghiraukan
pemandangan itu. Namun, tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Dia merasa
ada sesuatu yang aneh setelah melihat hal tersebut. Namun begitu dia
terus saja melangkah menuju rumahnya dan segera beristirahat.
Keesokan
harinya Yusuf bertanya kepada Rohayah tentang apa yang dilihatnya.
Rohayah kemudian menjelaskan bahwa tempat itu adalah rumah pengantin
Ali. “Lah iya, ini ‘kan rumah pengantin,” katanya menjawab
pertanyaan Yusuf. Sontak pria itu terkejut mendengarnya. Dan sejak
itu Yusuf malam itu Yusuf menghindari rumah itu dan memilih jalan
lain.
Yanto
(35), sopir angkot jurusan Cililitan-Centek, Yatno (35) juga pernah
juga mengalami kejadian aneh di jalan itu. Waktu itu, Yatno
mengantar penumpang wanita yang tidak berani jalan angker itu.
Menurutnya
penumpangnya itu waktu itu pulang malam. Karena kasihan,
Yatno mengantar wanita tersebut.
Saat
mengemudikan mobil tiba-tiba sejoli mengenakan pakaian pengantin
menyeberang mendadak. Untung
waktu itu dirinya sigap hingga tidak menabrak dua orang itu.
Anehnya, pasangan itu hilang entah kemana.*zul |