Mangkal
Di Halte dan Bioskop
‘AYAM
KAMPUS’ SANTAPAN CUKONG
Sebuah
gedung bioskop di bilangan Jakarta Pusat berfungsi ganda.
Tempat nonton, bermesraan sekaligus berburu ‘ayam’ kampus.
Minggu sore pekan lalu,
Jakarta diguyur gerimis. Lalu lintas sepanjang jalan PR Jakarta
Pusat terlihat padat. Meskipun hari libur, jalanan sekitar kawasan
itu sepertinya tak kenal sepi.
Maklum, selain terdapat
sebuah komplek pertokoan --dikenal dengan sebutan komplek M-- yang
dilengkapi gedung bioskop berkelas, di kawasan tersebut juga di
kelilingi beberapa kampus. Tak perlu heran jika hari libur,
kondisinya malah makin bergeliat. Apalagi dengan kehadiran tempat
biliar yang beroperasi hingga pukul 02.00 dinihari.
Di mana ada keramaian
disitu muncul fenomena. Hal itu tampaknya turut mewarnai suasana
komplek M. Nyaris tiap hari komplek tersebut tak pernah sepi.
Wanita-wanita berusia belia hampir tiap hari menyesaki kawasan
tersebut.
Mereka menyebar dalam
tiga titik dan terbagi dalam waktu yang berbeda. Sepanjang bibir
halaman komplek hingga ke halte, warung-warung yang ada dideretan
ruko dan di gedung bioskop. Di pagi dan sore hari, umumnya
didominasi anak kuliahan, lantaran memang rata-rata kampusnya berada
tak jauh dari komplek M.
Dengan dandanan modis
plus tampilan yang jelas menggambarkan bahwa mereka adalah mahasiswi,
para ‘anak kuliahan’ ini ibarat ‘mesin penggoda’ yang akan
menggoda dan menggoyahkan lelaki yang melihatnya. Umumnya mereka
biasa mejeng di warung-warung makan yang bertengger dideretan
pertokoan komplek M.
Tak jarang mereka cuma
nongkrong di bibir pagar luar halaman komplek M hingga ke halte yang
tersedia di depannya. Tentu saja, alasan mereka cuma sekedar ‘cari
angin’, bergerombol bersama rekan-rekan sekampusnya. Namun tak
sedikit diantara mereka, sengaja mejeng untuk menggaet lelaki hidung
belang bermobil yang kebetulan melintas di depannya.
Biasanya mereka tidak sendiri alias selalu bergerombol.
Tentunya ini sebuah trik. Persoalannya, ketika ada mobil melintas
dan mencoba menggodanya, tak jarang mereka akan balik menggoda.
Sementara di malam hari,
kebanyakan dari ‘anak kampus’ ini mangkal di dalam gedung
bioskop yang berada dalam komplek tersebut. Sama seperti yang konkow
di warung-warung atua di halte, mereka tidak sendiri alias selalau
bergerombol. Barangkali ini yang membedakan dari anak-anak yang
bukan mahasiswi.
Seorang hidung belang
yang kerap memburu ‘ayam kampus’ di komplek M buka kartu pada
Exo. Menurutnya, awalnya ia memburu ‘anak kulihan’ di sana
secara tak sengaja. Kala itu, sebut saja namanya Boy (36), seorang
manager salah satu hotel bintang tiga di kawasan Jakarta Pusat cuma
mau nonton film.
Saat sedang menunggu
loket tiket dibuka, matanya tertuju pada segerombol wanita muda yang
jumlahnya tiga orang.
Iseng-iseng dia menggoda dengan mengedipkan mata. Tanpa diduga, ia
mendapatkan respon. Tanpa canggung ke tiga wanita tadi langsung
merapat ke sofa dimana Boy duduk.
Obrolan dimulai sekitar
jenis film, status mereka hingga tempat-tempat hiburan di Jakarta.
Mengetahui ‘narasumbernya’ menyentuh omongan tempat hiburan, Boy
makin tertarik. Selanjutnya Boy ganti memancing-mancing dengan
mencoba mengajaknya jalan.
Lagi-lagi Boy terhenyak.
Ketiganya ternyata setuju. Malam itu akhirnya berempat ‘take
off’ ke sebuah diskotik tak jauh dari komplek M. Tidak hanya itu,
satu diantaranya malah tidak keberatan di ajak ‘check in’ ke
hotel yang juga dekat dengan komplek M.
Pengalaman pertama itulah
yang akhirnya membuat Boy ketagihan. Selanjutnya nyaris tipa waktu
luangnya digunakan untuk berburu ‘ayam kampus’ di komplek
tersebut. “Mungkin sudah ngga kehitung deh anak kampus yang pernah
jalan sama aku,” papar Boy yang ditemui Sabtu malam pekan lalu
disebuah diskotik di bilangan Gondangdia Jakarta Pusat.
Diburu menyoal tarif,
sayang lelaki berkaca minus itu enggan berkomentar. “Sekali-kali
cobain aja biar tahu,” jawabnya sambil tersenyum. Apa yang di
katakan Boy, ternyata bukan pepesan kosong.
Saat Exo bertandang Senin
malam (22/09), pemandangan seperti yang diceritakan Boy benar adanya.
Bahkan tentang ‘anak kampus’ yang bisa ‘dibawa’ dari komplek
tersebut, bukan isapan jempol.
Lewat keterangan, seorang
tukang parkir yang hampir 5 tahun mangkal di sana, keberadaan
‘ayam kampus’ makin kentara. Bahkan menurutnya, tidak terlalu
sulit untuk mendapatkannya. Asalkan sanggup merogoh kocek tak kurang
dari Rp. 1 juta, mereka siap diajak ‘terbang’. Tentu saja, jika
melongok tarifnya, ‘ayam kampus di komplek M adalah buruan para
cukong.
SERAGAM ABU-ABU --Ternyata di komplek tersebut tidak hanya
‘anak kampus’ yang menjadi buruan hidung belang. Disiang dan
sore hari, siswi SMU yang juga memadati kawasan tersebut turut ambil
bagian. Mereka nampak masih mengenakan seragam abu-abu, atau dengan
mengenakan kaos oblong, namun bawahannya tetap berseragam.
Berbeda dengan ‘anak
kuliahan’, siswi SMU tersebut kebanyakan hanya mangkal di luar
sekitar komplek alias di bibir halamannya. Namun demikian tak perlu
heran jika mereka ternyata bisa
‘dibawa’.
Bahkan kabarnya untuk
oknum pelajar, tidak ada tarif khusus yang dipatok. “Kalau di
disini AS (sebutan akrab menyebut anak sekolah-red), nggak usah
dibayar juga mau. Paling banter diajak jalan, makan atau nonton
sudah bisa dibawa,” terang pria berusia sekitar 35 tahun yang
mengaku bernama Nano.
Dikatakan oleh lelaki
yang tiap hari menggantungkan hidup dari mengatur parkir di halaman
komplek M ini, bahwa AS disana kebanyakan adalah mereka yang bolos
sekolah. Sama seperti anak kuliahan, AS-AS disana juga mejeng dengan
bergerombol.
Cara paling gampanmg
untuk mendapatkannya, menurut Nano hanya dengan modal mobil. Tentu
saja hal ini akan berbeda dengan anmak kuliahan yang kata Nano lebih
memburu rupiah.
Pada gilirannya, komplek M selain menjadi lahan
buruan lelaki hidung belang, banyak pula pasangan-pasangan muda mudi
yang akhirnya memanfaatkan kesempatan tersebut. Tentu saja hal itu
tidak terlepas dari fasilitas yang memang memadai, hingga ujungnya
mau tidak mau telah memuluskan pasangan tersebut bermesraan ditempat
umum.
Gedung
bioskop adalah ladang empuk tempat mereka bebas bermesraan. Sialnya,
bukan hanya di dalam gedung saat pertunjukan. Di sofa-sofa yang ada
di lobby gedung bioskop tersebut, dengan mata telanjang tiap sore
hingga malam hari bisa kita temui berpasang-pasang muda mudi asyik
bercengkerama.
Di lobby itu pila mereka tak merasa risih. Belum
lagi hidung-belang yang betebaran, yang selalau siang menerkam
mangsa yang kebetulan datang tanpa pasangannya. Tentunya ini
menyisakan kisah yang teramat pilu.
Hal
itu masih ditambah arena bilar yang beroperasi hingga pukul 02.00
dinihari. Semakin semarak dengan kehadiran score girl yang rata-rata
berwajah lumayan cantik. Tentu tidak menutup kemungkina bila masalah
yang terkait dengan keberadaan yang terjadi di komplek M saat ini
tetap dibiarkan, ‘penyakit masyarakat’ bernafaskan prostitusi
akan menjamur dan makin menggurita. Ini yang patut dicermati.*nr |