EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

P O T R E T

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan

Mangkal Di Halte dan Bioskop
‘AYAM KAMPUS’ SANTAPAN CUKONG

Sebuah gedung bioskop di bilangan Jakarta Pusat berfungsi ganda. Tempat nonton, bermesraan sekaligus berburu ‘ayam’ kampus.

Minggu sore pekan lalu, Jakarta diguyur gerimis. Lalu lintas sepanjang jalan PR Jakarta Pusat terlihat padat. Meskipun hari libur, jalanan sekitar kawasan itu sepertinya tak kenal sepi.

Maklum, selain terdapat sebuah komplek pertokoan --dikenal dengan sebutan komplek M-- yang dilengkapi gedung bioskop berkelas, di kawasan tersebut juga di kelilingi beberapa kampus. Tak perlu heran jika hari libur, kondisinya malah makin bergeliat. Apalagi dengan kehadiran tempat biliar yang beroperasi hingga pukul 02.00 dinihari.

Di mana ada keramaian disitu muncul fenomena. Hal itu tampaknya turut mewarnai suasana komplek M. Nyaris tiap hari komplek tersebut tak pernah sepi. Wanita-wanita berusia belia hampir tiap hari menyesaki kawasan tersebut.

Mereka menyebar dalam tiga titik dan terbagi dalam waktu yang berbeda. Sepanjang bibir halaman komplek hingga ke halte, warung-warung yang ada dideretan ruko dan di gedung bioskop. Di pagi dan sore hari, umumnya didominasi anak kuliahan, lantaran memang rata-rata kampusnya berada tak jauh dari komplek M.

Dengan dandanan modis plus tampilan yang jelas menggambarkan bahwa mereka adalah mahasiswi, para ‘anak kuliahan’ ini ibarat ‘mesin penggoda’ yang akan menggoda dan menggoyahkan lelaki yang melihatnya. Umumnya mereka biasa mejeng di warung-warung makan yang bertengger dideretan pertokoan komplek M.

Tak jarang mereka cuma nongkrong di bibir pagar luar halaman komplek M hingga ke halte yang tersedia di depannya. Tentu saja, alasan mereka cuma sekedar ‘cari angin’, bergerombol bersama rekan-rekan sekampusnya. Namun tak sedikit diantara mereka, sengaja mejeng untuk menggaet lelaki hidung belang bermobil yang kebetulan melintas di depannya.

 Biasanya mereka tidak sendiri alias selalu bergerombol. Tentunya ini sebuah trik. Persoalannya, ketika ada mobil melintas dan mencoba menggodanya, tak jarang mereka akan balik menggoda.

Sementara di malam hari, kebanyakan dari ‘anak kampus’ ini mangkal di dalam gedung bioskop yang berada dalam komplek tersebut. Sama seperti yang konkow di warung-warung atua di halte, mereka tidak sendiri alias selalau bergerombol. Barangkali ini yang membedakan dari anak-anak yang bukan mahasiswi.

Seorang hidung belang yang kerap memburu ‘ayam kampus’ di komplek M buka kartu pada Exo. Menurutnya, awalnya ia memburu ‘anak kulihan’ di sana secara tak sengaja. Kala itu, sebut saja namanya Boy (36), seorang manager salah satu hotel bintang tiga di kawasan Jakarta Pusat cuma mau nonton film.

Saat sedang menunggu loket tiket dibuka, matanya tertuju pada segerombol wanita muda yang jumlahnya tiga  orang. Iseng-iseng dia menggoda dengan mengedipkan mata. Tanpa diduga, ia mendapatkan respon. Tanpa canggung ke tiga wanita tadi langsung merapat ke sofa dimana Boy duduk.

Obrolan dimulai sekitar jenis film, status mereka hingga tempat-tempat hiburan di Jakarta. Mengetahui ‘narasumbernya’ menyentuh omongan tempat hiburan, Boy makin tertarik. Selanjutnya Boy ganti memancing-mancing dengan mencoba mengajaknya jalan.

Lagi-lagi Boy terhenyak. Ketiganya ternyata setuju. Malam itu akhirnya berempat ‘take off’ ke sebuah diskotik tak jauh dari komplek M. Tidak hanya itu, satu diantaranya malah tidak keberatan di ajak ‘check in’ ke hotel yang juga dekat dengan komplek M.

Pengalaman pertama itulah yang akhirnya membuat Boy ketagihan. Selanjutnya nyaris tipa waktu luangnya digunakan untuk berburu ‘ayam kampus’ di komplek tersebut. “Mungkin sudah ngga kehitung deh anak kampus yang pernah jalan sama aku,” papar Boy yang ditemui Sabtu malam pekan lalu disebuah diskotik di bilangan Gondangdia Jakarta Pusat.

Diburu menyoal tarif, sayang lelaki berkaca minus itu enggan berkomentar. “Sekali-kali cobain aja biar tahu,” jawabnya sambil tersenyum. Apa yang di katakan Boy, ternyata bukan pepesan kosong.

Saat Exo bertandang Senin malam (22/09), pemandangan seperti yang diceritakan Boy benar adanya. Bahkan tentang ‘anak kampus’ yang bisa ‘dibawa’ dari komplek tersebut, bukan isapan jempol.

Lewat keterangan, seorang tukang parkir yang hampir 5 tahun mangkal di sana, keberadaan ‘ayam kampus’ makin kentara. Bahkan menurutnya, tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Asalkan sanggup merogoh kocek tak kurang dari Rp. 1 juta, mereka siap diajak ‘terbang’. Tentu saja, jika melongok tarifnya, ‘ayam kampus di komplek M adalah buruan para cukong.

SERAGAM ABU-ABU --Ternyata di komplek tersebut tidak hanya ‘anak kampus’ yang menjadi buruan hidung belang. Disiang dan sore hari, siswi SMU yang juga memadati kawasan tersebut turut ambil bagian. Mereka nampak masih mengenakan seragam abu-abu, atau dengan mengenakan kaos oblong, namun bawahannya tetap berseragam.

Berbeda dengan ‘anak kuliahan’, siswi SMU tersebut kebanyakan hanya mangkal di luar sekitar komplek alias di bibir halamannya. Namun demikian tak perlu heran jika mereka ternyata bisa  ‘dibawa’.

Bahkan kabarnya untuk oknum pelajar, tidak ada tarif khusus yang dipatok. “Kalau di disini AS (sebutan akrab menyebut anak sekolah-red), nggak usah dibayar juga mau. Paling banter diajak jalan, makan atau nonton sudah bisa dibawa,” terang pria berusia sekitar 35 tahun yang mengaku bernama Nano.

Dikatakan oleh lelaki yang tiap hari menggantungkan hidup dari mengatur parkir di halaman komplek M ini, bahwa AS disana kebanyakan adalah mereka yang bolos sekolah. Sama seperti anak kuliahan, AS-AS disana juga mejeng dengan bergerombol.

Cara paling gampanmg untuk mendapatkannya, menurut Nano hanya dengan modal mobil. Tentu saja hal ini akan berbeda dengan anmak kuliahan yang kata Nano lebih memburu rupiah.

Pada gilirannya, komplek M selain menjadi lahan buruan lelaki hidung belang, banyak pula pasangan-pasangan muda mudi yang akhirnya memanfaatkan kesempatan tersebut. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari fasilitas yang memang memadai, hingga ujungnya mau tidak mau telah memuluskan pasangan tersebut bermesraan ditempat umum.

 Gedung bioskop adalah ladang empuk tempat mereka bebas bermesraan. Sialnya, bukan hanya di dalam gedung saat pertunjukan. Di sofa-sofa yang ada di lobby gedung bioskop tersebut, dengan mata telanjang tiap sore hingga malam hari bisa kita temui berpasang-pasang muda mudi asyik bercengkerama.

Di lobby itu pila mereka tak merasa risih. Belum lagi hidung-belang yang betebaran, yang selalau siang menerkam mangsa yang kebetulan datang tanpa pasangannya. Tentunya ini menyisakan kisah yang teramat pilu.

Hal itu masih ditambah arena bilar yang beroperasi hingga pukul 02.00 dinihari. Semakin semarak dengan kehadiran score girl yang rata-rata berwajah lumayan cantik. Tentu tidak menutup kemungkina bila masalah yang terkait dengan keberadaan yang terjadi di komplek M saat ini tetap dibiarkan, ‘penyakit masyarakat’ bernafaskan prostitusi akan menjamur dan makin menggurita. Ini yang patut dicermati.*nr

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Noji
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=> Gallery

 
liquid len
Free Web Counter
liquid len

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1