Kepala
Dihajar Linggis, Perut Dicacah Pisau
HABIS
MEMPERKOSA TEWAS DIBANTAI
Januariston
Situmorang marah besar setelah tahu adiknya diperkosa Barita
Pangaribu, kakak iparnya. Sopir angkot itu mengancam menghabisi
tukang tambal ban yang sudah berkali-kali menggagahi adiknya.
Ancaman itu malah ditantang balik. Konflik keluarga itu berakhir
tragis, Barita tewas dibantai hingga ususnya terburai.
Empat
hari sebelum pembunuhan terjadi, Januariston Situmorang alias Januar
(25), yang sehari-hari bereprofesi sebagai sopir angkot K-10
mendapat laporan masalah rumah tangga kakak perempuannya dan perihal
perkosaan yang dilakukan Barita Pangaribuan (30), terhadap Jenis
(19), adik perempuanya.
Untuk
memastikan, dia menanyakan kebenaran berita itu. Sambil menangis,
Jenis mengaku sudah beberapa
kali digagahi Barita. Kebetulan korban tinggal serumah dengan Barita.
Emosi Januar langsung
meledak. Menurutnya, tindakan itu adalah kesalahan yang tidak dapat
diampuni.
“Kalau
masalah rumah tangga mereka, saya masa bodo. Tapi saya sangat marah
adik perempuan saya dia perkosa. Saya langsung mengancam membunuhnya,”
ujar Januar yang ditemui Exo di balik jeruji besi Polsek Cakung pada
Sabtu (20/09).
Ancaman
itu, membuat isteri Barita yang juga kakak kandung
Januar panik. Selanjutnya wanita itu mengingatkan Barita dan
menyarankan untuk berhati-hati terhadap ancaman serius adiknya.
Bukannya
takut dan merasa bersalah. Barita yang tinggal di Rawa Selang, Rt.
06/06, Kaliabang Tengah, Pondok Ungu, Bekasi Utara ini malah
mengirim SMS ke ponsel Januar. Isinya dia menantang Januar bertemu
secara jantan dan menyelesaikan masalah tersebut.
Mendapat
SMS tersebut, niat Januar menghabisi adik iparnya makin bulat.
Selama tiga hari dia mencari Barita. Hari Jumat (19/09) lalu Januar
melihat Barita sedang duduk sendirian dekat tukang nasi goreng di
depan pintu masuk PT. Srikandi, sebuah Showroom mobil di Jalan Raya
Bekasi KM 25, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Utara
Dinihari
itu Januar dan dua temannya menghampiri Barita setelah sebelumnya
cukup lama mengamati pria itu dari seberang jalan. Januar datang
dari arah belakang sambil menenteng sebatang besi. Tanpa banyak kata,
dia langsung menghantamkan potongan besi tersebut ke kepala Barita
Mendapat
pukulan keras dan tiba-tiba, Barita langsung tersungkur dengan luka
di kepalanya. Melihat peluang emas,
Januar mencabut sebilah pisau dari balik bajunya dan menikam tubuh
adik iparnya. Saat itu, pisau mengenai lempengan logam pelindung
yang dikenakan korban. Rupanya sudah melindungi perut dan lengannya
dengan lempengan logam.
Dengan
kasar Januar menyingkirkan pelindung dari balik baju korban. Sejurus
kemudian dia kembali menghujamkan pisaunya berkali-kali ke paha dan
perut korban, sehingga ‘jeroan’ ayah dari dua anak itupun
terburai keluar.
Menurut
Sugianto (24), Satpam PT. Srikandi, sebelum kejadian tersebut ia sempat bermain gitar bersama Barita. Namun ketika sedang
melakukan patroli keliling di lingkungan kerja terjadilah pembunuhan
itu.
Tidak
Menyesal -- Setelah
puas melampiaskan dendamnya dan melihat korbannya telah terkapar
bersimbah darah. Januar lantas menyerahkan diri ke Mapolsek Metro
Cakung dengan naik angkot. Sementara dua rekannya yang sejak tadi
hanya menyaksikan peristiwa tersebut dari seberang jalan, melarikan
diri ke arah Bekasi.
Di
depan petugas piket, Januar kemudian menyerahkan barang bukti yang
digunakannya menghabisi nyawa korban, sekaligus membuat pengakuan
yang sempat mengagetkan petugas. “Saya baru saja membunuh kakak
ipar saya. Saya mau menyerahkan diri,” ujarnya didepan petugas
jaga.
Mendengar
pengakuan tersebut, aparat Polsek Cakung langsung mengamankan pelaku
dan meluncur ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Setelah
menemukan bukti-bukti, mayat korban langsung dilarikan ke RSCM untuk
visum. Sedangkan pelaku sendiri, saat di interogasi petugas, tanpa
ragu menceritakan secara lengkap peristiwa pembunuhan tersebut. Ia
mengaku terpaksa menghabisi kakak iparnya lantaran dendam.
Menurut
Kanit Reskrim Polsek Cakung Inspektur Polisi Agus Setiawan HP,
pembunuhan tersebut dilatar belakangi dendam karena korban telah
memperkosa adik perempuannya. “Tapi kami tidak menindak lanjuti
tindak perkosaan itu, karena tidak ada hubungan dengan pembunuhan
ini,” tegasnya.
Menurut
Januar, pembantaian yang dilakukan terhadap kakak iparnya terkait
sakit hati. “Pertama kali kakak saya mengadu kalau suaminya sudah
tidak pernah pulang dan tak memberi nafkah kepadanya,” tutur
Januar. Lantaran masalah intern kakaknya, ia tak terlalu menanggapi.
Tapi
saat kakaknya datang kembali dan memberitahu suaminya juga telah
memperkosa adik perempuannya yang selama enam bulan ini tinggal
bersama mereka, Januar langsung terkejut. “Pengaduan yang kedua
tidak langsung saya tanggapi. Saya konfirmasi dulu ke adik saya.
Pertama kali saya tanya, adik saya tidak mengaku. Setelah saya paksa,
akhirnya ia mengakui kalau ia diperkosa Barita,” ujar pelaku saat
ditemui di ruangan unit III, Polsek Cakung.
Ditambahkan
kala itu, setelah memperkosa adiknya, Barita juga mengancam akan
membunuh adik dan kakaknya, beserta anak-anaknya kalau perbuatannya
dibocorkan kepada Januar. “Karena ancaman itulah mereka berdua
tidak berani mengadukan hal itu kepada saya” tegas pelaku.
Tengah
malam itu kebetulan ketemu dia melihat korban Saat itulah dia turun
dari angkot menghampiri korban yang sedang duduk sendirian sambil
membawa pisau dan linggis. Saat mendekat, korban yang ternyata juga
sudah mengetahui kedatangannya langsung berdiri. Saat akan berdiri
itulah langsung menggetok kepala korban dengan linggis hingga korban
terjatuh., menyusul dengan menusukkan pisaunya yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
“Tapi
saat tusukkan kedua, pisau saya mentok seng pelindung yang
diselipkan diatas perutnya. Karena penasaran, seng itu saya copot,
kemudian korban saya tusuk lagi berkali-kali,” tegasnya. Merasa
puas Januar lantas menyetop sebuah angkot dan minta diantarkan ke
Polsek Cakung.
Januar
sendiri mengaku menyesal telah melakukan pembunuhan. “Saya
melakukan itu, karena setelah menyengsarakan kakak dan keponakan
saya. Dia menghancurkan masa depan adik perempuan saya. Buat saya,
kalau sudah terlanjur begini mau diapakan. Menyesal itu sudah tidak
ada artinya lagi,” tegas pelaku.*
baroc
Insp.
Pol Agus Setiawan HP, Kanit Reskrim Polsek Cakung
PELAKUNYA
LEBIH DARI SATU
Saat
ditemui diruang kerjanya. Agus Setiawan HP membenarkan adanya
peristiwa pembunuhan tersebut. Bahkan menurutnya, dari hasil
penyelidikan para anggotanya dilapangan, pihak Polses Cakung menduga
pembunuhan tersebut dilakukan oleh dua orang. “Karena saat
pembunuhan tersebut, pelaku dalam kondisi mabuk berat. Dari situ
saja kami bisa mengambil kesimpulan pasti ada pelaku lain yang ikut
membantu menghabisi nyawa korban,” tegasnya.
Ditambahkan
bahwa sebelum pembunuhan itu terjadi. Pelaku yang berniat
mengklarifikasi terhadap korban, sempat cek-cok mulut. Bahkan korban
sendiri sempat melakukan perlawanan, sebelum kepalanya diketok
linggis sampai akhirnya dibunuh. “Melihat kondisi pelaku, mungkin
kalau dia jatuh sudah tidak mungkin bisa bangun,” terang Agus
sambil membuka berkas kasus tersebut.
Menurutnya,
saat pelaku menyerahkan diri kapada petugas piket, ia tidak bisa
memberikan keterangan dengan jelas. “Malam itu, omongan pelaku
tidak dapat didengar dengan jelas oleh petugas piket. Ngomongnya
ngelantur,” lanjutnya. Apalagi beberapa saksi ada yang mengatakan
pelaku datang ke lokasi dengan berboncengan motor. “Hanya saja
saat ini, pelaku masih mengatakan kalau pembunuhan itu dilakukan
sendiri olehnya”.
Analisa
yang dilontarkan Kanit Reskrim tersebut sangat beralasan. Karena
korban sendiri memang telah mempersiapkan dirinya menghadapi
serangan pelaku dengan melapisi tangan dan perutnya dengan lempengan
besi. Apalagi menurut keterangan seorang Satpam PT. Srikandi Sandri
(26), saat kejadian pelaku ditemani dua rekannya. “Mereka bertiga
memang sudah mengamati korban dari seberang jalan,” tuturnya.
Sementara
dari hasil visum yang diperoleh serta keterangan saksi yang
memberatkan, Agus menambahkan bahwa perbuatan pelaku menghilangkan
nyawa orang lain, pelaku akan dikenakan Pasal 338, subsider 351
dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.*baroc
|