Seribu
Satu Pelangi Bercahaya dalam Dadaku
Oleh Wida Sireum Hideung
malam yang
kelabu dalam dadaku menjadi terang ketika engkau datang membawa
nyala lilin memenuhi sudut-sudut ruang jiwaku.
aku kembali terbakar kalimat cintamu yang suci. aku kembali
terbang mengangkasa dalam langit cinta yang biru.
bidadari
kecilku
: untuk sebuah cinta yang dibangun di atas tanah kepercayaan
nyanyian
rindu yang didendangkan seekor semut pada perjalanan panjangnya
menempuh hidup dan kehidupan, mencari makna cinta yang sejati
dan hakiki ternyata mampu menemukan sebuah tempat persinggahan
yang teramat nyaman. persinggahan yang mampu memberikan kesejukan
dalam setiap detikdetik yang dibangunnya. menjadi oase pada
padang kehidupannya yang gersang.
mencintaimu adalah menyimpan hari esok pada halaman depan
kebahagiaan. merindukanmu adalah menanam setangkai mawar kepercayaan
dalam tanah rindu paling hijau.
tak ada kebahagiaan selain setiap detiknya adalah canda dan
senyummu. rindu yang dibangun tak lagi gersang.
mari satukan hati kita dalam baitbait cinta. agar tak ada
lagi luka yang akan membakar seluruh resah dan kecemasan.
sebab engkau bidadari kecil dalam duniaku yang hampa.
BumiAllah,
02 Juni 2002
Syuhada
Oleh Wida Sireum
Hideung
:
kepada pejuang palestina
kupuja
engkau wahai cahaya abadi, bukan
karena aku takut siksa atasku, namun aku tak
ingin ada cahaya lain yang membutakanku.
engkau tempat seluruh rinduku berlabuh,
menghantarkan baitbait syahadat pada puncak
maghfirahmu.
kerlip
lilin dalam gua kesadaranku senantiasa
menyala, bersama tetes air mata dzikir yang
tak henti, dari bening bola mata para bidadari.
patahpatah lidahku mengucapkan asmamu,
meraih damai yang memancar dari sembilan
puluh sembilan nama.
tak ada
kematian, selain kematian dengan
memegang teguh panjipanjimu, ruhku masih
menyebut asmamu, ketika jasad tak lagi
mampu menggerakkan rakaat rakaat panjang
keikhlasan.
BumiAllah,
03 Mei 2002
Palestina
Menjadi Cahaya
Oleh Wida Sireum
Hideung
rakaat
panjang yang kubangun,
menitipkan sepotong hati agar slalu suci.
ribuan bayonet memburu dada syahadatku
yang tegak mengusung dua kalimat suci.
bom waktu memburu kepala dzikirku yang
tengadah dalam do'a suci.
puluhan senjata angkara menyerbu seluruh
tubuhku yang setia memikul panjipanji suci,
dimana Tuhan menurunkan malaikatnya
pada jantung keimananku.
dalam dadaku,
palestina menjadi cahaya.
>> puisi
- Seribu satu pelangi
bercahaya dalam dadaku, Syuhada,
Palestina Menjadi Cahaya:
Wida Sireum Hideung
- Pada
Penggalan Masa, Syair Burung Rawa-rawa, Tafakur
Diri :
Prakoso Bhairawa Putera
- Ketika
Kau Sakiti Lagi Hati Kami, Narasi Pembantaian dan Nisan
Tanpa Nama, Wisata ke Bukit Tengkorak : Nanang
Suryadi
- Sajak
Untuk Sang Ustadz, Renungan hari Lahir
: Doni
Riadi
- Ayah
: Hida
- Kalau
Aku Menamakan, Biarku Merenung :
Maya Hayati
- Dalam
Suaranya, Mengharap Abadi, Cahaya Rumah Kami : Maya
Hayati
- 2001-01-01 :
Imam Nur Azis
- Riskannya Aku Mencintai-Mu, Harakiri Bimbang, Hilang:
Alqawmany
|