Kalau
Aku Menamakan
Oleh : Maya Hayati
Kau namakan
apakah
perasaan yang datang
padaku, ketika kulihat sosokmu
dan mulai kubayangkan
hari-hari kita bersama
saling mengisi,
bercerita dan berbagi
dalam untaian kata
suka, dan lantunan kata duka
dan kala itu,
perasaan ini, selalu
ingin mendampingimu,
menemanimu,
menguatkanmu,
menggenggammu dalam
hangatku
dan menghapus air
matamu
kemudian ku 'kan
menatap senangmu
dalam keceriaan
yang mewarnai perjalanan kebersamaan kita
dan gelora itu,
akan jadi milik kita bersama
kau namakan
apakah
perasaan cemas,
ketika kutahu waktu yang berjalan akan mengantarkan kita pada
ujung pertemuan
dan itu, membuatku
selalu berharap dalam kesendirian
agar tak pernah
terjadi, seperti yang kubayangkan
berada dalam kesepian,
dan harapan atas kerinduan
kau namakan apakah
semua itu ?
kalau aku, menamakannya...cinta...
kendal,
Februari 2003
Biarku
Merenung
Oleh Maya
Hayati
Masih menikmati hidup, 21 Desember 2002
Sejenak
hari kuberhenti...
sambil
berangin di debur ombak
matahari
yang baru saja bergeliat
sambaran
lapar camar di permukaan
layar penangkap
angin para nelayan
kecipak
kecil pengumpul karang
sesuatu,
yang coba kumaknai
maka, di
sini, hariku mengumpulkan diri kembali
jenuh yang
tak kuakui, masih berharap tak kutinggalkan
jadi, berilah
aku waktu
menyendiri
dengan hari yang tak biasa kulalui
sampai
aku siap kembali
dari sini,
di hari
sejenak kuberhenti...
>> puisi
- Seribu
satu pelangi bercahaya dalam dadaku, Syuhada,
Palestina Menjadi Cahaya:
Wida Sireum Hideung
- Pada
Penggalan Masa, Syair Burung Rawa-rawa, Tafakur
Diri :
Prakoso Bhairawa Putera
- Ketika
Kau Sakiti Lagi Hati Kami, Narasi Pembantaian dan Nisan
Tanpa Nama, Wisata ke Bukit Tengkorak : Nanang
Suryadi
- Sajak
Untuk Sang Ustadz, Renungan hari Lahir
: Doni
Riadi
- Ayah
: Hida
- Kalau Aku Menamakan,
Biarku Merenung :
Maya Hayati
- Dalam
Suaranya, Mengharap Abadi, Cahaya Rumah Kami : Maya
Hayati
- 2001-01-01 :
Imam Nur Azis
- Riskannya Aku Mencintai-Mu, Harakiri Bimbang, Hilang:
Alqawmany
|