EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

RONA#14

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan
PEJANTAN KAMPUNG

Oleh : Ara

Minggu sore, 14 Desember lalu warga Dusun Kebon Kelapa, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Bekasi nyaris mengeksekusi Bajul (25) yang buron hampir sebulan lalu. Kenapa Bajul buron, dan mengapa warga berang. Tarik napas sebentar, kita lanjutkan kisah pejantan kampung pemilik ilmu pelet ini.

Penampilan Bajul biasa saja. Duitnya pun pas-pasan. Tetapi dia bisa menggaet Ijah (19), bunga desa yang kalau berjalan bokongnya bergetar mirip balon. Konon kabarnya, Bajul sudah lama ngincer Ijah. Tetapi wanita itu emoh lantaran Bajul bukan tipe cowok idamannya.

Sekitar dua tahun silam, setelah dua minggu menghilang, tiba-tiba Bajul sudah bisa menggandeng Ijah nonton layar tancap. Mereka pulang hampir pagi dan sempat mampir di kebon milik jawara kampung. Di kegelapan malam, Bajul berhasil memeras dua  ‘kelapa’ Ijah yang ranum. Sementara Ijah tidak jijik ‘mengupas  pisang’ Bajul.

Kencan pertama yang sangat berkesan bagi mereka itu terus berlanjut disela-sela cemooh keluarga Ijah dan beberapa tetangga, terutama tukang ojek yang juga tertarik dengan Ijah. “Pasti Si Bajul pake ilmu pelet. Kalo nggak mana mungkin Ijah mau sama dia,” kira-kira begitu celoteh para tukang ojek di ujung jalan menuju rumah Ijah.

Baju yang rasa pede-nya terlalu tinggi tidak perduli orang tua Ijah kurang suka padanya. “Gua seneng sama anaknya, bukan sama ibunya, apalagi Bapaknya,” itulah jawabannya jika disinggung tentang sikap keluarga Ijah yang kurang kooperatif.

Lantaran tidak memiliki kerjaan tetap sehingga selalu berkantong cekak, pria paling anti gosok gigi itu lebih senang ‘mojokin’ Ijah di samping sekolah SD yang sepi. Sekali waktu punya uang lebih, Bajul ngajak Ijah bobo siang di hotel murah meriah di kota Bekasi. Sekali kena suntik, Ijah lupa diri. Mereka sering mesum beralas koran di kebon milik tetangga.

Hasilnya, Ijah sering mual dan pusing. Begitu dua bulan tidak ‘bocor’, Ijah bingung. Dia segera lapor ibunya tentang perutnya yang sudah berisi Bajul junior. Keluarga Ijah tidak bisa menentang lagi hubungan mereka. Belum digertak, Bajul sudah berikrar akan menikahi Ijah. Meskipun nikah terpaksa lantaran ‘kecelakaan’, namun resepsinya lumayan meriah dan tetap nanggap layar tancap.

Semua wanita yang sedang hamil muda umumnya ngidam. Ijah ngidam sesuatu yang tidak muluk-muluk. Dia selalu mau muntah jika dekat dengan Bajul. Akibatnya, sejak saat itu, Bajul tidak dapat jatah ‘menggali sumur’ istrinya. Sampai bulan ketiga, dia masih tahan. Namun di bulan ke lima, pria itu jadi sering uring-uringan. Mau ‘jajan’ di Rawamalang –tempat pelacuran—tidak punya uang, mau ‘main tangan’ takut lecet.

Suatu malam, Bajul kembali merengek minta dilayani, namun sang istri tetap emoh. Akhirnya pria itu melirik Rani, adik Ijah yang baru berusia 14 tahun dan tinggal bersama mereka. Begitu Ijah pulas, bajul langsung masuk kamar adik iparnya sambil komat-kamit baca mantera pelet. Ajian yang dipakainya ternyata jitu. Tanpa banyak cakap, Ijah angkat rok dan pasrah diperawani Bajul.

Karena keenakan, Bajul mengungsikan istrinya ke rumah seorang famili yang masih tinggal di Bekasi dengan alasan agar ada yang merawat sampai melahirkan. Padahal dalam hatinya bilang, buat apa punya ‘lubang’ tapi ngak boleh ‘dilongok’.

Rani yang sudah kecantol Bajul  akhirnya jadi bulan-bulanan seks kaka iparnya. Karena bawah udelnya terus ‘diacak-acak’, akhirnya Rani bunting. Hari Jumat pagi 8 November lalu dia melahirkan. Bajul yang bingung harus berbuat apa kemudian kabur. Djaya, ayah Ijah sekaligus bapak kandungnya Rani kelabakan mengetahui ulah Bajul yang celamitan dan bergaya sebagai ‘pejantan kampung’. Dia segera lapor polisi, namun Bajul keburu raib entah kemana.

Biar nyambung dengan cerita di atas,  hari Minggu sore, 4 Desember lalu, seorang warga memergoki Bajul sedang mengendap-endap dekat jendela. Rupanya pria itu kangen dengan dua wanita yang sudah melahirkan anaknya. Namun, amarah warga sudah tidak terbendung lagi, terutama Djaya yang sangat geram begitu melihat menantu celamitan itu sedang dikerumuni warga.

Djaya bergegas menyedot bensin dari tangki motor seorang tukang ojek dan dimasukkan botol plastik. Bajul yang sudah ditelanjangi disiram bensin. Sedetik kemudian Djaya mengeluarkan korek api zippo made in Tangerang. Juss... zippo menyala. Warga memberi semangat, “Bakar... bakar... bakar...”.

Sebelum tubuh Bajul dilalap api, beberapa  anggota polisi dari Polsek Tarumajaya tiba di lokasi dan segera mengamankan Bajul yang ketakutan sambil menutupi ‘pisang’nya yang mengkerut disiram bensin. Ijah dan Rani ikut diperiksa polisi. Sambil memberi keterangan, dua wanita itu sibuk menyusui anak mereka.

Kepada polisi Bajul mengaku merasa kesal dengan istrinya yang tidak mau melayaninya lagi. “Saya tidak mau karena ngidam. Eh dia malam pelet dan perkosa adik saya,” hardik Ijah kesal. Sambil menundukan kepala, Bajul membantah kalau dirinya memiliki ilmu pelet. “Dia memang suka sama saya, dia juga ngaku ikut enak waktu digituin,” ujar Bajul sambil melirik Rani yang melotot.

Karena warga tetap ngotot dan sempat datang ke polsek, akhirnya Bajul digiring ke Mapolres Bekasi untuk diamankan. “Kalau saya dipenjara, siapa yang urus Ijah sama Rani. Kalau saya bebas, Rani mau saya nikahi,” tantang Bajul yang belum dijawab Djaya sebagai pemegang keputusan nasib dua putrinya.*

***

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Nojii
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=>
Bintang Exo
Free Web Site Counter

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1