EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

POTRET #14

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan

Obral Kehangatan Nuansa Dangdut

DOBEL GOYANG ABG SS

Oleh : Budi/Noer

Lokasinya lumayan tersembunyi. Mungkin hanya warga sekitar dan hidung belang yang hobi petualang seks yang tahu. Selain menyajikan alunan musik dangdut pengiring bergoyang, para gadis belia yang tersedia tak menolak ‘digoyang’.

Sebuah bangunan sederhana di antara deretan perkampungan penduduk di Jalan Raya Lenteng Agung, sekitar 200 meter arah kiri Stasiun UP, sedikit menjorok ke dalam menyimpan ‘nilai lebih’.

Selain berfungsi sebagai kafe yang menyajikan musik-musik dangdut, SS-demikian nama kafe yang berdiri sejak 15 tahun silam ini, turut menyediakan gadis-gadis belia sebagai pramusaji sekaligus teman kencan. Tentu saja, untuk urusan yang satu ini perlu fase-fase khusus yang ujungnya apalagi kalau bukan urusan duit.

Saat Exo bertandang Sabtu malam dua pekan lalu, suasana kafe lumayan ramai. Deretan sepeda motor terparkir rapi di depan kafe yang letaknya sedikit lebih tinggi dari jalan yang melintang di depannya.

Sebelum melewati pintu utama atau satu-satunya pintu yang tersedia, alunan musik dangdut telah menyapa. Ruangannya tak terlalu luas atau kira-kira berukuran 6 x 3 meter dan hanya muat tak lebih dari empat pasang sofa itu nampak terlihat ‘akrab’ dengan adanya gadis-gadis belia yang sibuk melayani tamunya.

Apalagi, lampu ruangan didisain lumayan gelap, menambah suasana makin hangat. Gelak tawa, canda ria, sambil bergoyang ria adalah pemandangan khas, yang bisa ditemui.

Melangkah ke dalam, ruangannya tak jauh berbeda dengan ruang depan. Barangkali yang membedakan hanya dinding ruangan itu dihiasi lukisan-lukisan berbau erotis.

Meski berbeda ruangan, namun di SS tak mengenal istilah perbedaan servis. Tiap pengunjung mendapatkan layanan sama. Bahkan, untuk pelanggan baru sekalipun.

Setelah ‘mengistirahatkan’ pantat di sofa lumayan empuk, seorang paramusaji dengan dandanan seksi --belakangan mengaku bernama ET--, berusia sekitar dua puluh tahun, menyambut kedatangan Exo dengan senyum ramah menggoda.

Berbasa-basi adalah senjata gadis-gadis yang menjadi binaan kafe SS. Setelah menawarkan minuman yang dikehendaki sang tamu, dengan gaya profesional ET berlalu untuk mempersiapkan pesanan tersebut.

Namun ada yang unik. Tanpa harus dipesan, gadis-gadis lain di kafe SS yang ngakunya adalah para freelance tiba-tiba muncul dan menyambangi setiap tamu, jumlahnya sesuai tamu. Dalam hal ini, praktis tak bisa dipungkiri bahwa stok ABG di kafe SS lumayan banyak.

“Tapi kalau sudah terlalu malam, mungkin nggak kebagian mas,” tutur salah satu freelance, atau sebut saja namanya Asti (25), menjawab keheranan Exo, tentang banyaknya gadis-gadis belia mangkal di sana.

‘MAIN’ DI LUAR--Menurut Asti, gadis-gadis tersebut tidak semuanya datang ke SS tiap hari. “Kalau malam libur atau malam Minggu biasanya mereka pada datang. Kalau pas hari biasa, paling cuma berapa orang saja. Jadi kalau ke sini enak pas malam Minggu,” lanjut Asti.

Lantas, servis apa yang ditawarkan? Ternyata selain menemani para tamu yang sedang nenggak minuman keras (miras) --berikut bebas diajak bergoyang-- kabarnya gadis-gadis yang rata-rata berasal dari Bogor ini tak menolak untuk ‘digoyang’.

Faktanya, ketika Exo mencoba memancing ke arah itu, seorang freelancer bernama Novi (25) --nama samaran--, mengaku tak keberatan.

Meskipun tak keberatan, namun gadis berkulit putih dengan rambut ikal sebahu dan berdada super size,  nampak malu-malu ketika diajak bicara soal tarif. Usut punya usut, meskipun mau ‘digoyang’, rata-rata gadis di SS memang sengaja tidak mematok tarif khusus. Dengan kata lain, mereka bukan gadis yang datang dengan tujuan utama menjual tubuh, meskipun kenyatannya tak sedikit yang tidak menolak jika ada ajakan ‘bergoyang’.

Namun demikian bukan berarti mereka gadis gratisan. Terbukti, ketika Exo membuka harga yang mungkin tak disetujuinya, mereka akan menolak diajak pergi. Sebuah penolakan halus. Namun ketika rupiah dinaikkan, mereka tersenyum tanda setuju.

Lalu, dimana mereka biasa digoyang? Lantaran lokasinya lumayan jauh dari hotel atau penginapan, umumnya para tamu yang ingin menggoyang gadis kafe SS membawa mereka ke daerah Depok, Sawangan, atau Bogor. “Nggak ada tempat ‘main’ di sini,” ujar Novi.

Sekilas melihat Kafe SS, tak lebih dari sebuah warung remang-remang. Tak ada kilatan lampu, suara musik pun hanya terdengar dari radio tape dengan sound sistem ala kadarnya. Begitu juga dengan menu minuman yang disediakan, tidak sekomplit layaknya Kafe-kafe kebanyakan.

Parahnya, soal pelayanan yang diberikan oleh ‘pramusajinya’, terkesan tradisional sekali. Mulai cara penyajian minuman, mendekati mangsa atau sekedar mengajak melantai. Sepertinya, tidak ada aturan khusus atau didikan yang mengajarkan pada mereka untuk ke arah itu.

Untungnya, semua itu tertutupi oleh wanita-wanita molek yang siap malayani para tamu yang datang itu. Dengan senyum manis dan rayuan genit, membuat para tamu tak menghiraukan dengan layanan ‘sadis’ tadi.*

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Nojii
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=>
Bintang Exo
Free Web Site Counter

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1