EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

MODUS #14

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan

Terbongkar dari cerita sopir mikrolet

KETUA RT DALANGI PERAMPOKAN SADIS

Oleh : Yadi

Sebagai Ketua RT, Ruyat (45) sangat ‘kooperatif’.  Tetapi sayang dia melakukan kerjasama perampokan hingga menewaskan pengusaha konveksi. Selama sebulan polisi melakukan penyelidikan. Kasusnya terungkap lantaran seorang sopir mikrolet kelepasan omong di depan anggota polisi.

Tiga bulan lalu Ruyat bertemu Musmulyadi (35) alias Mus, seorang pedagang segala jenis barang. Saat itu Mus ‘menantang’ Ruyat, dia bersedia membeli peralatan dan mesin untuk buka usaha konveksi. Sejak pertemuan itu, saban malam benak Ruyat selalu terbayang tawaran yang dinilainya sangat mengiurkan itu.

Bapak tiga anak yang dipercaya menjabat Ketua RT 04/03 Kampung Baru, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini teringat temannya, Muhasim alias Kucing yang mempunyai kenalan seorang pengusaha konveksi di Jalan Meruya Ilir Blok B10 Nomor 15, Jakarta Barat. Namanya Johan  Nofianto (23).

Untuk lebih cepat mewujudkan apa yang ‘mengganggu’ pikirannya, Ruyat menyambangi Muhasim, sekaligus menyuruh Kucing mengajak ketiga temannya, masing-masing Slamet alias Memet (25), Johan   alias Kopral (40), dan Suhadiyono alias Gondrong (24). Mereka merencanakan  perampokan di tempat usaha Nofianto. Modusnya, mereka memanfaatkan Muhasim yang kebetulan kenal dekat dengan Nofianto.

Sebagai otak dari rencana jahat itu,  Ruyat tidak ikut dalam operasi tersebut. Jumat sore (21/11), Muhasim, Selamet, Suhadiyono, dan Johan   mengunjungi rumah sekaligus tempat usaha Nofianto. Kala itu tampak sepi. Para karyawannya sudah mudik lebaran meningalkan sang majikan.

Karena tidak curiga, Nofianto menyambut kedatangan para tamunya yang dianggap sudah menjadi teman dekat itu. Setelah berbincang-bincang cukup lama, situasi yang semula tenang mendadak menjadi tegang lantaran Nofianto  menolak keinginan Muhasim yang meminta paksa beberapa unit mesin jahitnya.

Akhirnya, Nofianto menjadi bulan-bulanan keempat tamunya itu. Puas menganiaya korban, para pelakumenyumpal mulut dan mengikat tangan lelaki malang itu dengan lakban. Kemudian dihajar berkali-kali dengan balok kayu hingga tewas. Kawanan perampok itu menggondol sebelas unit mesin jahit, satu unit mesin pembuat kancing, dan satu unit mesin potong.

Beberapa saat kemudian, seorang karyawan korban bernama Zudin (50) datang ingin membetulkan mesin jahit yang rusak. “Ketika pintu saya ketuk, dari dalam tidak ada jawaban. Karena pintu rumah tidak dikunci, saya langsung masuk. Saya kaget ternyata mesin jahit sudah tidak ada,” terang Zudin yang ditemui Exo pada Rabu siang (10/12).

Lebih kaget lagi, lelaki yang sudah bekerja selama 15 tahun sebagai teknisi di perusahan itu menemukan tubuh korban tergeletak dilantai tak bernyawa. Saat itu kondisi mengenaskan. “Tangan terikat dan mulut masih dilakban. Dari mulut dan telingannya keluar darah,” terangnya.

SOPIR MIKROLET--Satu minggu kemudian, ditengah upaya polisi berupaya keras mengungkap kasus ini, tanpa sengaja, seorang anggota reserse Polsek Kembangan mendengar cerita dari seorang sopir Mikrolet M-11 jurusan Tanah Abang-Kebon jeruk bernama Sumako.

Kala itu Sumako sedang istirahat setelah ‘narik’ seharian. Kepada teman-temannya, dia cerita, suatu malam, mobilnya pernah dicarter seharga Rp 60 ribu oleh beberapa orang untuk mengangkut beberapa mesin jahit.

“Saat itu, salah satu anggota saya ada di warung tersebut mendengar apa yang diceritakan. Sumako tidak sadar, kalau orang-orang yang mencarter mikroletnya, adalah yang selama ini sedang kami cari,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kembangan, Iptu Djudjun W kepada Exo pada Rabu (10/12).

Untuk memperjelas info tersebut, Sumako dibawa ke Mapolsek Kembangan untuk dimintai keterangannya. Dari mulut Sumako inilah akhirnya titik terang pembunuhan Nofianto mulai terkuak.

Polisi akhirnya melakukan pengejaran. Mus sebagai penadah yang pertama ditangkap berikut barang bukti hasil curian yang belum sempat. Selanjutnya menyusul Ruyat, dalang perampokan disertai pembunuhan tersebut. Hingga berturut, tiga tersangka lainnya. Hanya saja Muhasim berhasil melarikan diri dan hingga berita ini diturunkan masih buron.

“Selain Ruyat, Muhasim juga kami nilai sebagai pelaku utama dan juga otak dalam kasus ini. Pasalnya, Muhasim kenal dekat dengan korban,” tegas Djudjun.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, para tersangka tersebut diancam pasal 365 ayat empat dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun penjara.

MASIH TRAUMA--Sementara itu Saridi, ayah korban yang sangat berperan mendirikan usaha konveksi yang kini digarap korban, mengaku masih trauma. Bapak enam anak ini, awalnya adalah pemilik usaha konveksi tersebut. Lantaran usianya mulai menua, Saridi memutuskan ‘pensiun’ dari usaha yang telah dirintisnnya selama 20 tahun.

Untuk menggantikan posisinya, ia mempercayakan kepada korban sebagai anak sulungnya. Saridi memilih untuk tinggal bersama istri dan anak-anaknya di kampung halamannya, di daerah Pekalongan, Jawa Tengah.

“Ketika mendengar kabar dari Zudin tentang kematian Nofianto, saya sempat nggak percaya. Sama sekali saya ngga menyangka hal itu akan terjadi pada keluarga kami,” ujar Saridi dengan nada parau.

Hingga kini, ia sendiri belum bisa memikirkan bagaimana kelanjutan usahanya. “Nggak tahu ya mas. Saat ini saya masih trauma dengan kejadian ini. Jangankan untuk menjalankan usaha, untuk melihat rumah itu saja saya tidak kuat,” jawabnya pelan.

Saridi hanya bisa pasrah, sekaligus berharap bahwa para pelakunya akan diganjar dengan hukuman setimpal. Sementara itu, Musmulyadi membantah tudingan sebagai penadah barang hasil curian. Pria berperawakan kurus ‘bisnis’nya lumayan banyak. Sebagai pedagang, ia tak pilih kasih soal jual beli barang.          

“Saya nggak kalau itu barang tersebut. Saya juga nggak pesan barang itu sama Ruyat. Saya mau beli karena hargnya murah cuma enam juta,” dalih Mus.

Selain murah, ia cukup lama kenal dengan Ruyat. Selain itu, ia juga mengenal Ruyat sebagai tokoh masyarakat, sehingga apa yang dilakukan Ruyat tidak akan menyebabkan masalah, apalagi ada kaitannya dengan masalah hukum. Namun dugaannya melenceng.*

***

Ruyat (45), Otak Perampokan

MINTA THR

Oleh : Yadi

Perampokan yang dilakukan bersama teman-temannya, ternyata ditampik oleh Ruyat. Kepada Exo yang menemuinya di ruang pemeriksaan, Ruyat mengaku kalau pada saat itu, dirinya hanya ingin meminta uang THR dan mengutus para tersangka. Namun, permintaannya itu ditolak Nofianto dengan alasannya, uangnya telah habis untuk membayar THR karyawannya.

Atas penolakan itu muncul inisiatif Muhasim, yaitu minta satu mesin obras sebagai penggantinya. Permintaan itu tetap saja ditolak, hingga akhirnya mereka marah dan memukuli korban hingga tewas. Selain itu, mereka juga menguras barang-barang di rumah tersebut.

Meskipun demikian, Ruyat mengelak bahwa ia yang menganjurkan untuk menguras barang-barang milik korban apalagi untuk membunuhnya. “Saya tidak pernah merencanakan untuk melakukan perampokan, apalagi untuk membunuh. Saya hanya meminta sumbangan hari raya,” jawabnya dengan nada meninggi.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai hubungannya dengan Mus, Ruyat tak langsung menjawab. Matannya menerawang ke arah langit-langit ruangan. Entah apa yang sedang dipikirkannya.

Sejurus kemudian, bibirnya bergerak dan dari mulutnya meluncur ucapan,” Saya dengan Mus memang sudah kenal lama, dia saya kenal sebagai penjual barang-barang bekas,” tukasnya seraya menundukkan kepala.*

>>>Baca Juga : TABIB DUA KALI GAGAHI PASIEN...
>>>Baca Juga : CINTA SEGI TIGA BERAKHIR MAUT...

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Nojii
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=>
Bintang Exo
Free Web Site Counter

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1