4
tahun disetubuhi 2 kali melahirkan
PECANDU
BOKEP ‘GARAP’ PUTRI KANDUNG
Oleh : Zul
Tak
kuat menahan libido
yang meninggi, lantaran kegemarannya nonton VCD porno, seorang ayah
‘menggarap’ putri kandungnya sendiri. Ulah bejadnya itu dilakoni
selama empat tahun hingga putrinya dua kali melahirkan.
Sejak akhir Februari 1999
Abdul Khoir (43), hidup sendiri bersama empat orang anaknya,
masing-masing sebut saja Oni (17), Diyah (14), Ami (10) dan Bowo
(8). Asmani (38), isterinya yang telah lama sakit hingga mengalami
lumpuh telah meninggal dunia. Kabarnya sakit yang diderita isterinya
lantaran tak kuat menahan kelakuan Khoir yang suka mabuk-mabukkan.
Praktis sejak saat itu,
kebutuhan biologis warga Depok I, Belakang Stasiun Lama Depok yang
mengontrak rumah di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur ini tak
lagi tersalurkan.
Sudah lama tak dilayani isteri, Khoir sering urung-uringan. Sebagai
pelampiasannya, ia kerap berlaku kasar kepada anak-anaknya, terutama
pada Oni sebagai putri sulungnya. Tak segan-segan, hanya lantaran
kesalahan sedikit, dengan membabi buta ia main gampar pada
anak-anaknya.
Bahkan kebiasaan baru mulai muncul. Ia mulai kecanduan nonton film
bokep alias VCD porno. Lantaran di rumahnya tidak punya VCD,
biasanya dia nonton bersama teman-temannya. Bahkan semenjak
isterinya meninggal, Khoir menjadi jarang pulang ke rumah. Kadang
tiga hari atau bahkan hingga satu minggu.
“Saya cari duit untuk makan kalian,” kata Khoir suatu ketika saat
diprotes anak-anaknya. Itu hanyalah dalih pada anaknya. Sebab
seorang sumber Exo, yang notabene teman dekat Kohir mengatakan bahwa
pria itu jarang pulang lantaran tidak ada penuntasan hasrat birahi
di rumah.
Seperti halnya malam itu, kira-kira di awal bulan Maret 1999, Khoir
bertemu dengan teman-temannya yang sedang nongkrong di Jalan
Kampung Melayu Kecil, Jatinegara, Jakarta Timur. Seperti biasa,
kalau sudah ngumpul, acaranya tak luput dari masalah VCD porno.
Khoir yang sudah tiga hari tidak pulang sangat gembira ketika mau
diajak nonton film bokep. Apalagi malam itu acaranya dibarengi pesta
miras.
Lebih dari satu kaset malam itu ‘dilahap’ Khoir bersama
teman-temannya. Tiap jengkal adegan syur yang ditonton malam itu tak
luput dari tatapan lelaki-lelaki yang telah terbuai minuman keras.
Khoir sendiri terlihat menghayati betul adegan demi adegan.
Bahkan dalam otaknya mulai gerah, teringat bagaimana nikmatnya
ngeseks dengan wanita. Pikiran kotornya mulai ngeres kemana-mana.
Mungkin jika ia punya duit, ia bisa jajan dengan pelacur.
Kenyataannya, koceknya kering kerontang. Yang terjadi, ia cuma bisa
berkhayal.
Acara nonton VCD itu baru usai tengah malam. Khoir pulang ke rumah
kontrakanya, dalam keadaan mabuk berat. Tiba di rumah, dia tak bisa
tidur. Bayangan VCD porno itu terus bergelayut dalam pikirannya.
Entah setan mana yang melintas, tiba-tiba Khoir teringat pada Oni.
Apalagi anaknya itu mirip seperti isterinya yang telah meninggal.
“Kadang-kadang dia itu, seperti bukan anak saya,” kata Tohir yang
ditemui Exo Sabtu siang (4/10). Malam itu Khoir beranjak dari
ranjangnya dan menuju kamar anak-anaknya. Ia mengintip dari balik
kelambu dan dilihatnya semua anaknya sudah tidur terlelap.
Dengan perlahan-lahan ia memasuki kamar anaknya. Sejurus kemudian,
agar anak yang lain tak terbangun, Khoir berbisik membangunkan Oni
dengan dalih ada yang mau dibicarakan di ruang tamu.
“Oni, ayo bangun. Ayah tunggu di ruangan tamu,” kata Khoir malam
itu. Sebagai anak yang berbakti, Oni menuruti perintah ayahnya.
Tidak ada kecurigaan sama sekali. Demikian pula saat sudah berada di
ruang tamu.
Masih dalam keadaan terkantuk, Oni duduk persis dihadapan ayahnya.
Lantaran mengenakan rok diatas lutut, pahanya tertangkap mata Khoir.
Sedikitpun gadis malang ini tak merasa curiga bahwa ayahnya punya
rencana busuk. Dia terus saja menunduk tak berani melihat mata orang
tuanya itu.
Khoir yang telah terpengaruh alkohol semakin terangsang melihat
paha mulus Oni. Tanpa banyak cing cong, tiba-tiba, dia bangkit dari
duduknya dan langsung mendekap tubuh mungil darah dagingnya sendiri.
Tentu saja Oni berontak. Namun sebagai wanita, tentu saja tenaganya
tak akan kuat melawan ayahnya, yang malam itu terlihat makin
beringas. Belum lagi, ayahnya juga mengancam akan membunuh
adik-adiknya jika berani menolak keinginannya.
“Awas kalau nolak! Nanti ayah bunuh kamu,” kata Khoir seperti
ditirukan Oni. Gadis belia itu ketakutan. Ia hanya bisa menangis dan
merintih menahan sakit saat dengan kasar ayahnya membuka paksa
celana dalamnya, lantas menyetubuhinya. Dibawah ancaman itu, Oni
akhirnya menyerahkan kegadisannya direnggut sang ayah kandung
diantara tepuk riuh setan dan iblis.
Sejak kejadian malam itu, Oni berubah menjadi anak yang pendiam. Ia
lebih banyak menyendiri. Ketakutan atas trauma yang menimpanya terus
membekas. Bahkan untuk tidur pun, ia mengaku wasa-was.
Apa yang ditakuti ternyata terjadi. Hanya seminggu setelah kejadian
mala itu, ayahnya kembali membangunkan dirinya di tengah malam.
Ketakuatan langsung membayanginya. Dugaannya tak meleset. Tetap
dengan ancaman akan membunuh adik-adiknya, malam itu Khoir kembali
menyetubuhi wanita yang lahir dari rahim isterinya. Gadis malang itu
hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya.
Tidak hanya sampai di situ. Ayahnya malah ketagihan menggagahinya.
Tiap ada kesempatan, ia selalau melampiaskan hasrat bejatnya. Tetap
dengan ancaman akan membunuh adik-adiknya, jika keinginannya
ditolak. Oni sendiri tak berani membuka aib yang dilakukan ayah
kandungnya tersebut. Alasannya takut dengan ancamannya. Hingga
akhirnya, mau tidak mau ia terus menjadi budak nafsu ayahnya.
KAWIN LAGI--Hampir
setahun menjadi pemuas birahi ayahnya, akhir tahun 1999, Oni
mendengar kabar bahwa ayahnya mau kawin lagi. Dalam hati Oni, itu
kabar bagus. Paling tidak, setelah ayahnya menikah, ia berharap tak
lagi dijadikan ‘boneka seks’ ayah kandungnya.
Kabar tentang ayahnya yang mau kawin lagi ternyata benar. Calon
isterinya adalah seorang janda yang tinggal di dekat Stasiun Lama
Kota Depok. Pesta perkawinannya sendiri dilangsungkan sangat
sederhana. Maklum, kesehariannya Khoir hanya bekerja sebagai kuli
bangunan. Atau sesekali jika tidak ada pekerjaan, ia berdagang
barang rongsokan.
Setelah pernikahan itu Khoir tinggal di rumah isteri keduanya. Untuk
memudahkan pengawasan, Oni dan adik-adiknya diboyong ke rumah isteri
barunya. Lantaran kondisi rumahnya sempit, di rumah ibu tirinya ini,
Oni tidur di ruang tamu. Sementara adik-adiknya kebagaian tidur di
kamar yang sebelumnya kosong.
Rupanya harapan Oni bahwa setelah menikah, ayahnya akan berhenti
menggagahinya meleset. Khoir belum juga mau melepas kebiasaan
buruknya. Bahkan kebiasaan mabuk-mabukkan dan nonton film bokep tak
mau ditinggalakan.
Tentu saja untuk pelampiasan bawah perutnya, banyak kesempatan yang
diperolehnya. Hal itu lantaran Oni tidurnya di ruang tamu, praktis
tiap pulang malam yang pertama kali membukan pintu adalah Oni. Tentu
saja modus yang dijalani nyaris sama, yakni dengan ancaman akan
membunuh adik-adiknya. Kali pertama dilakukan saat malam Tahun Baru
dua tahun silam.
Malam itu Khoir pulang dalam keadaan mabuk berat. Setiap pulang,
yang membukakan pintu adalah Oni. Tidak seperti malam biasanya,
setelah pintu dibuka Khoir bukannya masuk ke kamarnya, namun malah
duduk di ruang tamu dekat Oni tidur.
Tangannya langsung bergerilya ke paha mulus milik anaknya. Oni
ketakutan. Kali ini bukan saja takut hendak digarap, namun juga
takut ketahuan ibu tirinya. Namun dengan santai Khoir malah
mengancam, jika tak dituruti, ia akan membunuh adik-adiknya.
Seperti biasa Oni tak tak kuasa menolak keinginan ayahnya. Malam itu
kali pertama ia digarap di rumah ibu tirinya. Bahkan sejak kejadian
itu, lagi-lagi ayahnya dibuat ketagihan. “Tiga sampai lima kali
dalam seminggu ayah memperkosa saya,” kata Oni dengan air mata
terurai.
Lama-lama, perut Oni membesar. Takut belangnya ketahuan, Khoir
bermaksud mengontrakkan anak-anaknya. Dalihnya karena tidak enak
kumpul dan numpang hidup sama ibu tirinya.
Tahun 2001, bersama tiga adiknya, ia pindah kontrakan ke kawasan
Gandul, Cinere Depok, Jawa Barat. Praktis Oni harus meninggalkan
bangku sekolahnya di salah satu SLTP di Jakarta timur.
Saat tinggal di daerah Gandul itu perut Oni mulai membesar alias
hamil. Perubahan dalam dirinya diceritakan pada ayahnya. Mendengar
penuturan anaknya, Khoir bukannya tajuk. Sebaliknya ia malah
mengajarkan kebohongan.
“Kalau kamu ditanya siapa yang menghamili, bilang saja perbuatan
lelaki hidung belang,” kata Khoir seperti ditirukan Oni. Agar tidak
di curigai tetangga, Khoir selalu mengajak anak-anaknya
pindah-pindah kontrakan. Namun pernyataan itu dibantah Oni yamng
ditemui Exo tempat kakaknya di Jalan Agung Raya II RT 12/07 No. 55,
Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
“Kami selalu pindah-pindah kontrakan. Bukan karena biar tidak
ketahuan seperti yang ayah katakan. Namun karena sering telat bayar
kontrakan,” tutur Oni. Bahkan gara-gara telat bayar kontrakan itu
dirinya dan adik-adiknya kerap diusir pemilik rumah kontrakan.
“Kadang-kadang pernah tiga bulan tiga kali pindah kontrak,” terang
Oni yang mengaku tempat pindahnya hanya di sekitar Gandul Cinere
saja
KEPERGOK ADIK--Lantaran
perutnya kian hari kian membesar, Khoir makin bingung. Kira-kira
usia kandungannya berjalan tujuh bulan, lagi-lagi ia memindahkan
anak-anaknya. Gilanya, meskipun usia kandungan makin besar, namun
untuk urusan bawah perutnya tetap tak ditinggalkan. Bahkan pernah
suatu ketika, ayah bejat ini menggauli Oni di siang hari dan sempat
dipergoki Ami, adik Oni yang nomor tiga.
Meskipun tahu kakaknya digarap ayahnya, Ami tak berani bercerita
pada siapapun. Baru setelah kasusnya terbongkar, Ami baru mau buka
mulut.
Menginjak usia delapan bulan, Oni merasakan sakit di perutnya. Khoir
yang merasa anaknya mau melahirkan, segera membawanya ke seorang
dukun beranak di kawasan Gandul. Dugaan Khoir benar. Tiba ditempat
dukun Oni langsung melahirkan. Namun lantaran lahirnya prematur,
bayi benih dari ayah kandungnya itu meninggal dunia.
Namun kabar yang berkembang hingga kini masih simpang siur.
Diantaranya menyebutkan adanya dugaan bahwa bayi itu sengaja
dibunuh. Tentang kebenarnnya, hingga kini tetap menjadi misteri.
Sementara itu aksi bejat Khoir belum tamat. Padahal dengan isteri
keduanya ia telah dikaruniai tiga orang anak. Hal itu terbukti
setelah Oni melahirkan, anak kandungnya bukannya dikasihani atau
dibimbing, namun malah digarap lagi. Hal itu berlangsung hingga
akhirnya Oni hamil lagi.
Sekitar bulan April tahun 2003 lalu, dengan bantuan dukun yang sama
saat melahirkan bayi pertama, Oni melahirkan bayi kedua, yang
kemudian diberi nama Ernawati. Namun malang kembali menimpa Oni.
Sejak kelahiran Ernawati, ia hanya bisa melihat wajah anak itu
sekali. Selebihnya ia tak tahu kemana anak itu dibawa ayahnya.
Belakangan ia mendengar kabar bahwa bayi itu dititipkan ke dukun
bayi yang menolong persalinannya.
Oni hanya bisa menagis meratapi kepedihan hatinya. Sementara ibu
tirinya yang belakangan tahu belang suaminya, juga memilih bercerai
dan pergi tak tahu rimbanya.
Iptu Endang Andri Adi, Kanit Serse Polsek Jagakarsa yang ditemui Exo
Sabtu siang (04/10), membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya,
kasus itu terungkap setelah ada laporan dari korban pada Kamis
(02/10), yang ditemani adik kandung dan kakak iparnya.
Setelah mendapat laporan pihaknya langsung bergerak. Abdul Khoir
berhasil ditangkap sore harinya, saat sedang makan di salah satu
warung nasi di kawasan Stasiun Depok lama. Di depan petugas, Khoir
mengakui semua perbuatannya. Hal itu dilakuakan lantaran saat hendak
bersebadan, ia ‘melihat’ bahwa Oni bukan anaknya.
Hingga kini, pihak Polsek Jagakarsa masih memburu dukun yang diduga
mengasuh anak ke dua Oni. Rencananya bayi itu akan di jemput pada
hari minggu, (05/10), namun gagal lantaran Oni dan saudaranya yang
lain ayah dengannya tidak mau datang ke Polsek. “Kemungkinan
keluarga korban belum siap dan masih trauma atas peristiwa memalukan
itu,” terang IPTU Endang.
Ditambahkan jika pelaku ternyata terbukti menjual bayi hasil
hubungan gelap dengan anaknya maka pelaku akan dikenakan pasal
berlapis. Namun, berdasarkan pengakuan pelaku, anak hubungan gelap
itu hanya dititipkan kepada dukun beranak yang katanya bertempat
tinggal di kawasan Cinere.
Dalam hal ini tersangka bisa di jerat Pasal 285 tentang perkosaan
dan Pasal 287 tentang bersetubuh bukan dengan isteri dan anak di
bawah umur. Pelaku juga terkena pasal 294 KUHP tentang perbuatan
asusila. Sanksi hukum dari pasal tersebut adalah hukuman penjara
selama 12 tahun.*
***
Oni (17), korban
BENCI TAPI KASIHAN
Oleh : Zul
Meskipun sangat membenci ayahnya, lantaran telah mengancurkan masa
depannya, ada pernyataan mengagetkan dari Oni, korban yang hampir
empat tahun digarap ayah kandungnya hingga melahirkan dua orang
anak ini. Kepada Exo yang menemuinya Sabtu sore (04/10), Oni malah
mengaku kasihan terhadap ayahnya yang kini berada di penjara.
“Kalau teringat ayah menyetubuhi saya, rasanya benci banget. Tapi
ketika melihat ayah dipenjara, saya jadi kasihan. Makanya saya minta
sama Pak polisi, tolong ayah saya jangan dipukuli. Dan kalau dihukum
jangan lama-lama,” kata Oni dengan polosnya.
Hingga kini, wanita malang ini tinggal bersama kakak yang lain bapak
di Jalan Agung Raya II Gg Poncol Lenteng Agung Jakarta Selatan.
Hanya kepada kakak inilah ia menggantungkan hidupnya, karena sudah
tidak ada siapa-siapa lagi. Mungkin dengan alasan itu, Oni minta
agar ayahnya yang bejat tidak usah dihukum lama-lama.
Ketika disinggung, apakah selama empat tahun sering melakukan
hubungan seks dengan ayahnya sempat menimbulkan rasa cinta, atau
dirinya juga ikut menikmati hubungan itu, gadis muda itu tidak bisa
menjawab pasti. “Saya nggak ngerti maksudnya, saya cuma ketakutan
jadi nggak bisa menolak,” ungkapnya. *
***
Abdul Khoir,
Tersangka
SAYA KHILAF
Oleh : Zul
Ditemui di ruang Kanit Reskrim Polsek Jagakarsa, Abdul Khoir
terlihat diam dengan wajah kusut. Ketika ditanya dia berlaga bodoh
seolah lupa terhadap perbuatanya yang bejat itu.
Menurutnya saat bersetubuh dengan Oni, yang dilihatnya mendiang
isterinya. “Saat berhubungan, saya merasa anak itu, bukan anak
kandung saya. Tapi seperti orang lain,” terang Khoir.
Meskipun demikian ujungnya tersangka tetap menyesali perbuatannya.
Bahkan ia rela menerima sanksi hukuman yang akan dikenakan terhadap
dirinya. “Saya sekarang menyesal dan meresa berdosa memperlakukan
anak kandung saya hingga dua kali melahirkan,” katanya.
Namun demikian beberapa tuduhan yang dilamatkan padanya sempat
dibantah. Diantaranya bahwa tujuannya memindahkan anak-anaknya bukan
bermaksud agar ia leluasa menyetubuhi Oni. Bahkan tentang ancaman ia
bakal membunuh anaknya juga ditampik. “Waktu itu, saya cuma
mengancam akan menggampar Oni bila berani mengadu,” terang Khoir.
Satu hal yang sulit ia hilangkan adalah kebiasaan mabuk-mabukan.
Menurutnya kebiasaan itu telah dibawanya sejak muda dan sulit
dihilangkan. Bahkan saat isteri pertamanya sakit keraspun ia tetap
nenggak minuman keras.
“Mungkin faktor minuman keras itu juga yang membuat saya kilaf. Saya
hanya bisa minta maaf, semoga kekhilafan saya bisa dimaafkan,”
paparnya datar.
Pecundang sudah dapat janda masih menggagahi anak sendiri itu
tergagap ketika ditanya kenapa sudah ada isteri kedua masih menodai
putrinya sendiri. “Saya nggak ngerti, saya khilaf,” jawabnya sambil
berlagak pilon.*
***
Prihartini (33), Kakak
Korban
ORANG TUA BEJAD
Oleh : Zul
Sakit hati yang teramat dalam juga dirasakan Prihartini (33) warga
RT 12/07 No. 55 Gang Poncol, Jalan Agung Raya II, Lenteng Agung,
Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang sekaligus kakak korban namun beda
ayah ini.
Menurutnya Khoir adalah ayah yang tidak bertanggung jawab. Dia
sendiri sering melihat prilaku jelek ayah tirinya itu. Ayahnya itu,
disamping malas juga suka menenggak minum-minuman keras. “Setiap
pulang Khoir itu teler. Dalam hal ini saya minta pihak berwajib
menghukum orang tua tak bertanggungjawab itu dengan hukuman
seberat-beratnya. Dia itu orang tua bejad,” kata Prihartini.
Karena pelaku, adiknya kini mengalami pukulan jiwa yang besar.
Kadang-kadang ia kerap melihat adiknya bengong kemudian menangis
sedih meratapi nasibnya.
Melihat kondisi tersebut, Prihartini berjanji mau merwat adiknya.
“Kalau tidak tinggal dengan saya lalu adik saya mau kemana,” katanya
sambil menitikan air mata. Dia juga akan mengurus Oni, walau pun
kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan.
Dalam hal ini Prihartini minta media massa jangan menyinggung orang
tuanya yang sudah meninggal. “Saya sedih kalau media massa
menyinggung-nyinggung ibu,” akunya. Apalagi dia tahu persis ketika
ibunya meninggal. Menurutnya ibunya itu tidak salah apa-apa. Jadi
jangan dibawa-bawa. Sebab apa yang dikatakan Khoir hanya untuk
membela dirinya saja.*
|