Richard Buntario
INSPIRASI HOMIES
Oleh : Wawan
Sejak
terjun sebagai sutradara video klip tahun 1991
lalu, Ricard Buntario memang sudah gemar mengoleksi mainan anak-anak.
Dengan mainan tersebut, Richard mengaku banyak mendapat inspirasi
dalam menjalankan kariernya. Jumlahnya memang tidak banyak, hanya 40
buah saja, namun terkesan unik karena mainan miniatur tersebut
berbentuk dua gank yang kerap berseteru di Sidney, Australia.
Pria kelahiran Kuala Lumpur, 18 April 1958 ini
mengaku, pertama kali menemukan mainan tersebut ketika menyutradarai
video klip kelompok musik Dewa di Sidney, Australia. “Waktu itu saya
main ke sebuah toko yang tidak jauh dari tempat saya menginap.
Karena waktu itu permainan ini baru muncul pertama kali di sana,
langsung saja saya beli dua gank,” terang Richard yang juga pernah
dipercaya menyutradarai video klip kelompok musik Padi dan Sheila on
7.
Lebih jauh Richard menjelaskan, permainan yang lebih
dikenal dengan nama Homies tersebut saat sedang trend di Australia
dan Amerika Serikat. Itu sebabnya, untuk satu gank saja pembeli
harus mengorek kocek senilai Rp. 15 juta. “Tapi kalau cuma beli satu
gank saja malah nggak seru, karena miniatur gank ini memiliki lawan
yang karakternya berbeda,” terang Richard yang diwawancarai Exo di
kantornya di Gedung Apri, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan.
Miniatur gank yang dimiliki Richard merupakan dua
gank yang memang pernah ada di Sidney. Namun, gank-gank dengan gaya
Los Angeles dan Mexico pun, kata Richard bisa ditemukan negara
kangguru tersebut, seperti gank yang khusus sebagai pembunuh atau
gank yang menjadi penjual dan pemasok narkoba. “Permainan ini unik,
karena tidak hanya disukai anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Lagi
pula nggak mudah untuk mendapatkannya, karena setiap tahun hanya
muncul miniatur dua gank saja. Dan yang didapat ketika melihat
karakter-karakter di miniatur itu adalah inpirasi,” lanjutnya.
Pria berkulit kuning langsat ini mengaku memang hobi
menonton film-film Hollywood dan senang dengan karakter gank-gank
yang tampil. Dari sanalah kadang-kadang dia menemukan inpirasi atau
hanya sekedar berhayal bila suatu saat dia mampu mengarap film yang
bisa ditonton masyarakat dunia. “Setelah menonton film saya sering
berhayal, karakter-karakter mereka bisa saya ciptakan sendiri. Dan
kalau nggak bisa nonton, saya bisa memandangi miniaturnya di kantor,”
ujar Richard. Pria bertubuh gempal ini mengatakan, untuk mendapatkan
Homies yang sekarang dia miliki tersebut, dia harus rela antri
selama tiga jam.*
|