Close
up
Lina
(20) : NGGAK BISA
DITAWAR
Sebut namanya Lina (20), amoy yang
tiap hari mangkal di depan Halte depan Indorent, Jalan Hayam Wuruk,
Jakarta Pusat. Sambil menikmati kopi manis di sebuah kedai disamping
halte, Lina bertutur tentang seputar tarif bukingan.
“Buat aku, harga memang
nggak bisa ditawar. Sorry, nggak enak sama temen-temen. Namun urusan
perpanjang waktu buking, bagiku tak masalah. Malah jika aku suka sama
orangnya, menginap pun aku nggak pikirkan untuk tarik bayaran dobel,”
paparnya sambil memainkan tutup gelas di atas minumannya.
Dikatakan,
bahwa ‘main harga’ memang tak biasa dilakukan, mengingat rata-rata
amoy yang mangkal di sekitar kawasan tersebut sama-sama kompak.
“Sebenarnya tidak ada kesepakatan tarif, namun di sini sudah sama-sama
sepakat tentang harga. Jadi kalau sampai ada yang nurunin harga, sudah
pasti dijauhi sama-temen-temen,” lanjut Lina.
Namun
demikian menurut Lina, ada faktor lain yang bisa berubah, yakni bila
‘tamunya’ adalah pelanggan tetap. Dengan kata lain, main turun tarif
tentu tak ada masalah. Namun demikian biasanya ia sudah janjian terlebih
dulu, sehingga begitu mereka ‘nyamperin’ tak lagi ada masalah.
Lantas
bagaimana bisa seorang hidung belang tahu bahwa amoy main turun harga?
“Satu hal yang tidak bisa terlepas bahwa cewek disini nggak pernah
‘mejeng’ sendiri. Jadi mau nggak mau pas tawar menawar teman kita
dengar dong,” jawabnya sambil menyeruput kembali teh hangatnya. Hal
itulah yang akhirnya membuat amoy-amoy eceran makin kompak.*nr
>>Evi (19)
"DIJAMIN PUAS"
>> Masayu Syarifah Hanim Ms
"BISA TUKAR ISTRI"
|