Halaman legenda |
Legenda Gunung
Rinjani
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada jaman dahulu tidak
jauh dari pelabuhan Lembar, terdapat sebuah Kerajaan Taun yang
diperintah oleh seorang Raja yang sangat bijaksana bernama Datu Taun
bersama permaisurinya yang sangat cantik Dewi Mas.
Di bawah pemerintahan Raja Datu Taun, kerajaan dalam keadaan aman,
damai, dan tenteram. Namun meskipun demikian Raja kelihatan sering
bersedih, hal ini dikarenakan beliau belum dikarunia seorang putera,
sementara Raja dan Permaisuri sudah semakin bertambah tua.
Pada suatu hari Raja dan permaisuri duduk bercakap-cakap membicarakan
masalah keluarga. Baginda mengemukakan kepada sang permaisuri: "bagaimana
susahnya kelak kalau kita tidak memiliki anak". Bersabdalah Datu Tuan
"Adinda kanda ingin menyampaikan permintaan, ijinkanlah kakanda
mengambil istri seorang lagi. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan
dikaruniai anak yang akan menggantikan pemerintahan kelak"
Setelah Sang Permaisuri menyetujui, maka Baginda Datu Tuan segera
meminang seorang gadis cantik yang bernama Sunggar Tutul, puteri dari
Patih Aur.
Semenjak itu perhatian Raja terhadap Dewi Mas berkurang, beliau lebih
sering tinggal di istana isteri yang baru. Raja yang terkenal adil ini
telah bertindak tidak adil terhadap permaisurinya. Meskipun demikian
Dewi Mas tetap selalu sabar, dan karena kemurahan Yang Maha Kuasa maka
Dewi Mas mengandung.
Berita tentang Dewi Mas mengandung ini tentu saja mengejutkan Sunggar
tutul, ia takut Raja akan berpaling dari dirinya dan kembali ke
Permaisuri Dewi Mas. Untuk itu dengan cara yang licik Sunggar Tutul
menghasut Raja, bahwa kehamilan Dewi Mas diakibatkan oleh perbuatan
serong dengan seorang yang bernama Lok Deos.
Murkalah Baginda Datu Taun, maka Dewi Mas pun di usir dari istana dan
dibuang ke sebuah gili. Dengan ditemani para pengiringnya Dewi Mas
tinggal di gili, mereka membangun suatu pemukiman. Dewi Mas tetap
tegar dalam menempuh kehidupan menuju hari depan.
Pada suatu ketika lewatlah sebuah kapal mendakati gili tersebut,
seperti ada suatu kekuatan gaib yang membuat hati sang Nakhoda kapal
tersebut tertarik dan mengarahkan kapalnya ke gili, dan dari kejauhan
dia melihat seorang wanita cantik yang bersinar. Nakhoda dan para awak
kapalpun berlabuh dan mampir ke pondok Dewi Mas.
Setelah dijamu para penumpang kapal tersebut menanyakan kenapa Dewi
Mas bisa tinggal di tempat tersebut, karena selama ini gili tersebut
tidak berpenghuni. Dewi Mas pun menceritakan semua peristiwa yang
dialaminya. Dewi Mas meminta Nakhoda dan awak kapal tersebut untuk
mengantarkannya ke pulau Bali. Akhirnya Dewi Mas beserta para
pengiringnya tinggal di Bali dan membangun pemukiman baru. Hari
kelahiranpun tiba, Dewi Mas melahirkan dua anak kembar yang
masing-masing disertai dengan keajaiban. Seorang bayi laki-laki lahir
beserta sebilah keris, dan seorang lagi bayi perempuan lahir beserta
anak panah. Bayi laki-laki ini diberi nama Raden Nuna Putra Janjak
sedangkan bayi perempuan dinamakan Dewi Rinjani.
Kedua bayi tersebut tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan
menarik. Namun pada suatu hari kedua anak tersebut menanyakan siapakah
ayah mereka, karena selama ini mereka sering diejek teman-temannya
karena tidak punya ayah.
Karena desakan kedua anaknya yang terus menerus, maka Dewi Mas pun
menceritakan semua kisah yang dialaminya. Diceritakannya bahwa ayah
mereka adalah seorang Raja di Lombok yang bernama Datu Taun, dirinya
dibuang kesebuah gili karena difitnah oleh madunya Sunggar Tutul.
Raden Nuna Putra Janjak menjadi sangat marah dia memohon kepada ibunya
agar diijinkan untuk menemui ayahnya ke Lombok. Karena terus didesak
akhirnya Dewi Mas pun mengijinkan puteranya bersama para pengiring
berlayar ke Lombok.
Sesampai di Lombok Raden Nuna Putra Janjak segera masuk ke istana
namun di hadang oleh para penjaga. Pertarunganpun tak terelakkan,
Raden Nuna Putra Janjak meskipun masih kecil namun dengan keris
ditangan yang muncul bersamaan ketika ia lahir, sangatlah sakti dan
tak tertandingi.
Banyak lawan yang tak berdaya hingga Baginda Datu Taun harus turun
bertanding. Pertarungan yang serupun terjadilah, mereka saling
menghujamkan kerisnya. Mereka berdua sama kuat, keris masing-masing
tidak dapat saling melukai. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib dari
angkasa " Hai Danu taun, jangan kau aniaya anak itu. Anak itu adalah
anak kandungmu sendiri dari istrimu Dewi Mas".
Setelah mendengar suara itu , ia amat menyesal maka dipeluknya Raden
Nuna Putra Janjak. Setelah mendengar cerita dari Raden Nuna Putra
Janjak , maka Baginda Datu Taun segera menjemput permaisuri ke Bali.
Seluruh istana dan penduduk Taun bersuka cita, Dewi Mas tidak menaruh
dendam sama sekali kepada Sunggar Tutul, mereka semua hidup damai dan
tenteram.
Raden Nuna Putra Janjak tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang
sangat tampan dan bijaksana. Baginda Datu Taun sudah semakin tua dan
akhirnya menyerahkan tahta kerajaan kepada puteranya.
Sesudah puteranya naik tahta Baginda Datu Taun kemudian menyepi di
gunung diiringi putrinya Dewi Rinjani. Di puncak gunung itulah baginda
dan puterinya bertapa bersemedi memuja Yang Maha Kuasa.
Di puncak gunung ini Dewi Rinjani diangkat oleh para Jin dan mahluk
halus menjadi Ratu. Dan sejak saat itulah gunung yang tinggi di pulau
Lombok tersebut dinamakan Gunung Rinjani.