Uang arisan jadi incaran
MAU
NIKAH BUNUH TETANGGA
Oleh : Sunu Pribadi
Suwarno sudah kepalang janji
menikahi kekasihnya. Lantaran tidak punya uang untuk biaya
pernikahan, dia masuk rumah Mbah Temu mengincar uang arisan. Belum
sempat mencuri, keburu kepergok tuan rumah. Kepala wanita tua itu
dikampak hingga tewas.
Sehabis lebaran kemarin Suwarno (30) berangan-angan akan menikahi
gadis pujaannya di tempat perantauannya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dengan bermodalkan tekad dan nekad penjual mie ayam keliling ini
berani melamar Kartiningsih (24). Berbagai tipu dayanya itu berhasil
memikat gadis lugu itu berserta orang tuanya. Tetapi begitu ditagih
janjinya, Suwarno bingung. Maka diapun kalang kabut mencari uang
untuk biaya pernikahannya nanti.
“Calon istri saya menuntut segera dinikahi. Makanya saya kelabakan.
Sebab biaya nikah itu tidak sedikit, padahal waktu itu saya belum
punya uang. Untuk mencari uang dengan cepat sebanyak yang dibutuhkan
jelas tidak mungkin, sebab saya hanya penjual mie ayam. Oleh sebab
itu saya menjadi bingung. Kemana mencari uang? Mau pinjam uang
kepada siapa, saya tidak punya teman yang banyak uang,” kata Suwarno
di depan petugas Polres Sragen, Jawa Tengah.
Pada
awalnya kematian Mbok Temu cukup misterius. Pembunuh dan motivasinya
saat itu masih simpang siur. Namun setelah pelakunya ditangkap dan
mengakui, misteri tewasnya Mbok Temu terkuak. Sebab saat kejadian
pembunuhan tidak ada saksi hingga akhirnya pelaku ditangkap petugas
reskrim sebelas hari kemudian (22/11).
Peristiwa pembantaian sadis tersebut terjadi di pagi hari Selasa
(11/11), sekitar jam 07.30 wib. Pagi itu Dukuh Blimbing Rt 14/07
Desa Cangkol, Kecamatan Plupuh, Kabupaten, Sragen, Jawa Tengah
nampak lengang. Banyak warganya yang beraktifitas di sawah, termasuk
pasangan suami istri Mbah Besar dan Mbok Temu (56) meninggalkan
rumah.
Mbok
Temu yang biasa ke sawah, pagi itu pergi ke pasar. Ada sesuatu yang
ingin dia beli lantaran sehari sebelumnya baru dapat rejeki nomplok
berupa uang arisan sebesar Rp. 800 ribu. Tentu saja rumah sederhana
berdinding anyaman bambu milik mereka ditinggal begitu saja.
Entah
kenapa tiba-tiba Mbok Temu segera pulang ke rumahnya. Betapa
terkejutnya wanita tua itu ketika masuk rumah memergoki seorang
laki-laki yang kemudian diketahui bernama Suwarno warga Wonolelo,
Jabung, Kalijambe, Sragen yang masih bertetangga desa itu berada di
dalam rumahnya.
“Hey!
Kowe mlebu omahku arep ngopo? (Hey! Kamu masuk rumahku mau apa?),”
gertak Mbok Temu ditirukan Pelaku kepada petugas. “Aku butuh duit!”
jawab Pelaku singkat. “Dadi kowe maling to ing kene. (Jadi
kamu itu maling ya disini),” bentak Mbok Temu.
Sekejap di dalam rumah itu terjadi percecokan sengit antara Suwarno
dengan korban. Pelaku mengaku terpaksa membantai Mbok Temu karena
jengkel. Pasalnya, korban yang memergokinya memaksa Suwarno untuk
mengembalikan uang arisan yang belum sempat dicurinya. Pelaku pagi
itu masuk ke rumah Mbok Temu memang berniat mencuri uang arisan
korban sebesar Rp 800 ribu.
“Benar pak. Waktu itu saya belum menemukan uang yang saya incar itu.
Karena saya tidak tahu disimpan dimana? Namun Mbok Temu ngotot
meminta mengembalikan uang tersebut. Hal itu yang membuat saya jadi
emosi,” ujar pelaku dihadapan penyidik.
Saat
itu korban tetap bersikeras meminta agar pelaku mengembalikan uang
arisan miliknya. Kendati mengaku belum menemukan uang itu, korban
tetap tidak mempercayai omongan pelaku. Cekcok pun semakin seru
antara keduanya yang memang telah kenal sebelumnya.
Karena tetap dituduh telah mencuri uang, emosi pelaku mendidih.
Dalam suasana ‘terpojok’ lantaran harus mengakui telah mengambil
uang, tiba-tiba mata pelaku tertuju pada meja yang di atasnya
tergeletak sebuah kapak. Tanpa menunggu waktu, spontan kapak itu
diambil dan langsung diayunkan ke arah kepala korban sebanyak dua
kali. Darah pun langsung bercucuran dan korban pun terkapar seketika.
Disaat korban merenggang nyawa lantaran sekarat, pelaku sempat
melucuti tiga buah cincin emas yang melingkar di jari-jari korban.
Setelah itu pelaku kabur lewat pintu belakang. Untuk menghilangkan
jejak, pelaku membuang kapak maut tersebut di kebun dekat rumah
korban kemudian ditutupi dedaunan supaya tidak mencurigakan.
MENCARI IKAN--Kepada polisi pelaku mengaku berangkat dari rumah tidak punya niat
akan membunuh korban. Dia hanya berniat mencuri karena dia sedang
butuh duit untuk biaya nikah. Selama ini pelaku merantau ke Sidoarjo,
Jawa Timur sebagai penjual mie Ayam.
Namun
uangnya setiap hari hanya pas-pasan, habis untuk modal, tidak punya
sisa untuk ditabung setelah disisihkan untuk biaya pacaran. Dan
karena didesak terus untuk segera menikahi pacarnya itu, pelaku
terus berdalih ingin pulang ke Sragen untuk meminta ijin terlebih
dahulu kepada orang tuanya yang hanya buruh tani.
Di
saat pelaku pusing meikirkan cara untuk mendapatkan uang dengan
cepat dengan jumlah yang banyak akhirnya dia mendapat informasi
bahwa korban baru saja mendapat arisan. Lantas keesokan harinya
pelaku menuju rumah korban, karena tahu kebiasaan korban pada pagi
hari, yaitu pergi meninggalkan rumah ke sawah. Sehingga dia bisa
leluasa mengacak-acak isi rumah korban.
Ternyata dugaan pelaku meleset. Korban bukannya ikut suami ke sawah
melainkan pergi ke pasar. Sehingga tidak begitu lama korban pulang
lagi ke rumah untuk memasak dan akhirnya memergoki pelaku sedang
mengacak-acak isi almari. Ternyata uang arisan Rp 800 ribu tersebut
disimpan suami korban dengan cara diselipkan di dinding bambu rumah.
Setelah membuang barang bukti berupa kapak, pelaku terus menjauhi
rumah korban. Bahkan dia sempat bertemu dan disapa suami korban yang
saat itu sedang berada di sawah sekitar 400 meter dari TKP (tempat
kejadian perkara).
Sebelum menjual cincin milik korban seharga Rp 300 ribu dengan
alasan kakaknya di Sidoarjo mengalami kecelakaan, pelaku sempat
melayat saat korban ketika akan dimakamkan. Setelah itu pelaku kabur
ke Sidoarjo, Jawa Timur untuk sembunyi sambil berencana meminang
pacarnya untuk segera dinikahi.
Hampir dua minggu Tim Buser Satkrim Polres Sragen mencari siapa dan
dimana pelaku pembunuh Mbok Temu bersembunyi. Setelah melakukan olah
TKP dan mendapatkan titik terang siapa yang diduga telah membunuh
korban. Kecurigaan Tim Buser Sat Reskrim Polres Sragen terhadap
Suwarno lantaran dia yang biasanya merantau, saat kejadian pulang ke
kampung halamannya. Dan jarak rumah pelaku dengan rumah korban hanya
500 meter dibatasi sungai kecil.
Setelah lima kali melakukan olah TKP, polisi berhasil menemukan
saksi kunci selain Mbah Besar yang mengaku pernah bertemu dengan
pelaku yang jalannya tergopoh-gopoh dengan muka nampak ketakutan.
Saat ditanya, pelaku mengaku baru saja mencari ikan di sungai.
“Habis cari ikan kok tidak bawa apa-apa,” cerita Mbah Besar yang
semua tidak menyangka pria yang disapanya itulah yang merenggut
nyawa istrinya.
Berbekal informasi itu polisi langsung menuju rumah kontrakan pelaku
di Dungus, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur. Namun di rumah itu polisi
hanya bertemu Kartiningsih, pacar pelaku yang tinggal di Sadong,
Taman, Sidoarjo.
Dengan sabar polisi mengecek keberadaan pelaku melalui ponsel
Kartiningsih. Polisi menyuruh wanita muda itu untuk mengundang
kekasihnya muncul di kontrakan dengan alasan kangen. Pelaku tidak
menyadari bahwa semua itu hanya upaya polisi untuk meringkusnya.
Ketika pulang ke rumah kontrakannya, pelaku langsung disergap. Tanpa
banyak tingkah pembunuh itu mengakui perbuatannya.
Kapolres Sragen AKBP Drs. Charles Himlet Ngili melalui Kasat Reskrim
AKP Widjiono SH, M Hum mengatakan, bahwa pelaku bisa dijerat dengan
pasal 338 dan 365 ayat 3 KUHP. Sebab selain melakukan pembunuhan,
juga melakukan pencurian dengan kekerasan.
Akibat perbuatannya itu, Suwarno bakal diancam hukuman 15 tahun
penjara walau tidak berhasil mencuri uang Rp 800 ribu yang
diharapkan. Kini pelaku tidak hanya menyesal karena ditahan, tetapi
juga menyesal batal melangsungkan pernikahan dengan wanita idamannya.*
>>>Baca Juga
:
ABG 'DITUNGGANGI' DUA TETANGGA...
>>>Baca Juga :
DUKUN 'SODOK' GADIS EPILEPSI...
|