EDISI>>01-02-03-04-05-06-07-08-09-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29- 30-31>>

::LIPUTAN::

::BACAAN PALING EKSOTIS::

::ARTIKEL::

POTRET #11

=> Isu Exo
=> Close Up
=> Intim
=> Gaya
=> Curhat
=> Potret
=> Jelajah
=> Bollystar
=> Exobolly
=> Terawang
=> Modus
=> Blitz
=> Gemar
=> Rona
Aturan
Langganan
Pesan CD
Pesan Bundel
Crew Redaksi
Saran Anda
Tarif Iklan

Pelacur emperan tarif  gedongan

‘NGEMUT PERKUTUT’ ALA TUGU SEMAR

Oleh : Noer

Mejengnya di sisi jalan, tetapi pasang tarif lumayan tinggi. Mereka tidak pernah sepi ‘order’ lantaran banyak hidung belang yang kepincut layanan ‘ngemut perkutut’nya.

Meski sore telah beranjak, dan malam segera datang, suasana sekitar terminal Harja Mukti, Jalan Ahmad Yani, Cirebon tetap ramai. Persis di samping pintu keluar, bersebelahan dengan terminal itu, ada ‘aktivitas’ lain. Sepanjang jalan yang dikenal dengan sebutan Jalan Tugu Semar -- di Kampung Tugu Semar--  aktivitas menyambut malam makin marak.

Warung-warung sederhana terbuat dari bambu yang berdiri berderet-deret mulai berbenah. Maklum, jika siang hari hampir semua warung memilih tutup lantaran ‘menu’ utama yang ditawarkan adalah minuman keras (miras-red).

Untuk makin menarik perhatian pengunjung, mereka hiudpkan musik dan pasang lampu temaram.  Mulai dangdut hingga disko ‘berlomba’ memekakan telinga . Bahkan diantaranya menyediakan fasilitas karaoke. Semakin larut,  semakin banyak pelacur bermunculan. Mereka berasal dari daerah sekitar Cirebon, Indramayu dan Purwokerto, Jawa Tengah.

Sekitar sepuluh  tahun silam, para pelacur itu hanya mangkal di jalan depan warung-warung Tugu Semar. Semakin lama jumlahnya makin banyak dan mereka mulai ‘berani’. Jika ada lelaki yang datang ke warung itu  tak segan-segan mereka menghampirinya. ‘Misi’nya, selain menemani mabuk alkohol, pelacur yang didominasi wanita muda belasan tahun ini siap diajak kencan ranjang.

Bahkan, meskipun nampak mejeng dan ‘beredar’ di jalanan, untuk urusan servis pelanggan tak akan kalah dengan pelacur gedongan (sebutan pelacur klas atas di Cirebon-red). Paling tidak hal itu seperti dituturkan Neng (18), pelacur yang hampir dua tahun mangkal di kawasan Tugu Semar.

Kepada Exo yang menemuinya Sabtu dua pekan lalu, wanita asal Indramayu yang mematok tarif antara Rp.150-200 ribu per jam ini memaparkan nilai lebih dari servis yang ditawarkan. “Jangan dilihat di mana kita beroperasi, namun bagaimana servis yang kita berikan,” jawabnya sewot ketika dipancing tentang tingginya tarif rata-rata pelacur jalanan Tugu Semar, yang dianggap tak sebanding dengan pelacur jalanan lain di kawasan Cirebon.

Ditambahkan bahwa rata-rata mereka mematok harga tinggi lantaran tamu yang datang umumnya minta diservis macam-macam. Hingga kabar paling santer menyebut bahwa pelacur Tugu Semar paling handal melakukan oral seks alias ‘ngemut perkutut’. Neng sendiri tak menampik tuduhan itu. “Mungkin iya kali,” tandasnya malu-malu.

CALO GENTAYANGAN--Tidak sulit untuk mendapatkan pelacur Tugu Semar. Apalagi bagi lelaki hidung belang yang terbiasa ‘jajan’. Namun bagi mereka yang masih ‘hijau’ dan buta kawasan tersebut, jika duduk di salah satu warung remang di sana, tak lama kemudian akan ada seseorang datang menyambangi.

Mereka tak lain adalah para calo yang tugasnya menghubungkan calon konsumen dengan pelacur. Bisa tukang becak, sopir taksi yang sengaja berada di kawasan tersebut sebagai calo. Mereka akan ‘nempel’ di dekat kita, bertutur ramah dan terkesan sok akrab. Mulai menanyakan identitas hingga ujungnya menawarkan jasa esek-esek.

Jika calon konsumen setuju ingin ditemani wanita, hanya butuh waktu tak kurang dari lima menit, ‘pesanan’ akan datang. Umumnya yang dibawa lebih dari dua sebagai pilihan.

Selanjutnya tawar menawar akan dijalani. Bila transaksi oke, tentu saja para calo ini akan minta uang lelah pada konsumen yang akan menggunakan jasa pelacurnya, meskipun ia sudah punya bagian dari sang pelacurnya.

Lalu, dimana tempat pemenuhan hasrat seks mereka. Ternyata diseberang kawasan tersebut telah bertengger sebuah hotel yang sering digunakan pelacur Tugu Semar melayani pelanggannya. Dengan kemudahan fasilitas itu, prostitusi Tugu Semar makin komplit dan meriah. Bahkan jika malam libur seperti malam minggu, sepanjang jalan itu hiruk pikuknya bergeliat hingga menjelang fajar.

Uniknya, diujung jalan tersebut atau hanya berjarak sekitar 150 meter berdiri sebuah Pos Polisi Terminal Harja Mukti yang nyaris tak pernah sepi dari petugas jaga.*

=> Rilexo
=> Cerbung
=> Noji
=> Cinexo
=> Etalase
=> Gaul
=> Kelambu
=> Exolusi
=> Amor
=> Mbak Dona
=> Horoskop
=> Poster
=>
Bintang Exo
Free Web Site Counter

hubungi redaksi - webmaster - pasang iklan
Copyright 2004 exotica23.tk (pt angkasa media utama) All Rights Reserved

Hosted by www.Geocities.ws

1