Skenario perkosaan mantan pacar
HABIS NYIMENG ‘DIGARAP’ DI KAMAR MANDI
Oleh : Budi
Faisal
dan Syra pernah pacaran. Habis bubaran mereka jarang ketemu.
Tiba-tiba Minggu malam mereka jalan bareng. Senin pagi, Syra
menelepon ibunya. “Ma, aku diperkosa Faisal,” pengakuan singkat itu
kini sedang diproses polisi. Benarkan gadis itu diperkosa mantan
kekasihnya yang kini jadi artis sinetron? Atau ini sebuah skenario?
Minggu
malam, Nana, warga Jalan Madrasah RT 08/10 No.28 B, Duren Sawit,
Jakarta Timur gelisah begitu tahu Syra (18), putrinya raib dari
rumah. Wanita setengah baya itu heran lantaran putrinya itu selalu
bilang jika ingin keluar rumah, tapi malam itu seperti hilang
ditelan bumi. Nana segera mengontak ponsel Syra, tapi yang terdengar
nada tidak aktif.
Sambil
berdoa semoga tidak terjadi sesuatu pada putrinya, Nana berusaha
memejamkan mata. Senin pagi, telepon rumahnya berdering. Suara Syra
terdengar sedih. “Ma, aku ada masalah, aku di Hotel Maharani kamar
416. Ma, cepet dateng, aku takut nih. Aku nggak bisa keluar,” suara
Syra menggetarkan hati Nana.
Tanpa
buang waktu lagi, Nana segera menjemput putrinya. Singkat cerita,
setelah Syra menceritakan kisah perkosaan itu, Nana segera memboyong
putrinya ke Polsek Duren Sawit untuk membuat laporan. Lantaran
Tempat Kejadian Perkara (TKP)-nya di kawasan Mapang, Jakarta Selatan,
Nana dianjurkan lapor ke Polsek Mampang Prapatan, dan Syra harus
di-visum.
Hasil
visum menyebutkan, gadis itu sudah tidak perawan lagi. Sesuai BAP (Berita
Acara Pemeriksaan) Syra memaparkan kronologis perkosaan itu menurut
versinya. “Faisal itu bekas pacar saya,” ungkap Syra kepada tim
penyidik yang menerima laporannya. “Lho, kok bisa sampai diperkosa,
di hotel lagi?” tanya seorang anggota polisi.
Menurut Syra, Minggu malam, sekitar pukul 21.00 Wib, Faisal
meneleponnya. Pemeran Gilang dalam sinteron
Cinta SMU
itu mengajak Syra keluar rumah. Lantaran pernah dekat, dan kini
Faisal sudah jadi bintang sinetron, tawaran itu tidak ditampik Syra.
Gadis cantik itu mengiyakan. “Kalau bilang Mama, takut nggak boleh,”
ungkapnya
Sekitar satu jam kemudian, Faisal tiba di depan rumah orang tua Syra.
Saat itu Faisal yang tinggal di Jalan Bukit Duri Tanjakan, Tebet,
Jakarta Selatan itu tidak sendiri, dua temannya, Dicky dan Sandi
menunggu di dalam sedan Corolla merah B 1623 LC. Masih menurut Syra,
sebelum berangkat dirinya sempat bertanya, “Mau kemana nih?”. Dengan
santai Faisal cs mengaku mau menuju Senayan.
Faisal dan Syra yang pernah merajut asmara itu duduk berdua di jok
belakang. Mereka ngobrol ngalor-ngidul. Gadis montok yang nyaris
lupa kalau mereka sudah bukan sejoli lagi itu sadar mobil yang
ditumpangi tidak mengarah ke Senayan. “Mobilnya belok ke arah
Mampang, saya tanya lagi, eh muka saya disemprot obat bius,” papar
Syra sambil menundukkan wajahnya.
Syra mengaku sempat marah kepada Faisal. Gadis itu sudah menduga
mantan pacarnya menggunakan obat bius. “Dia (Faisal-red) nggak ngaku.
Katanya itu bukan obat bius, tapi parfum. Dia juga nyemprot ke
badannya. Saya nggak percaya, apalagi mata saya jadi
berkunang-kunang, badan jadi lemes,” cerita Syra kepada polisi.
DIKAMAR MANDI--Mobil
sedan itu masuk halaman parkir Hotel Maharani di kawasan Mapang,
Jakarta Selatan. Keempat pemuda itu jalan beriringan. Faisal
menggandeng tubuh Syra yang mulai limbung. Begitu dapat kamar,
Faisal menyuruh dua temannya menunggu di luar kamar.
“Di dalam kamar itu anak saya disuruh ngisep ganja. Anak saya nggak
pernah pakai narkoba. Malam itu dia sudah nggak sadar, jadi dia kira
ngisep rokok. Karena dibius, terus disuruh ngisep ganja, anak saya
jadi tambah nggak sadar, makanya di bisa diperkosa,” terang Nana
kepada Exo.
Akibat pengaruh ganja itu, Syra hanyut terbawa halusinasi. Gadis itu
tidak sadar sudah masuk dalam perangkap yang diciptakan Faisal.
Terlebih ketika bintang sinetron itu ‘menggiring’nya dengan sentuhan,
rabaan, dan rangsangan, korban semakin tidak sadar. “Anak saya
dipaksa masuk kamar mandi. Di situ dia diperkosa,” terang Nana
berapi-api tanda kesal.
Wajar saja Nana kesal. Pasalnya, setelah diamankan dan diperiksa,
ternyata Faisal tidak langsung ditahan. Karena masih kurang barang
bukti dan saksi-saksi, polisi untuk sementara hanya memberikan
sanksi wajib lapor kepada Faisal. “Kami melakukannya atas dasar suka
sama suka, kayak orang pacaran aja. Sebelumnya juga kami sudah
sering berbuat begitu,” tangkis Faisal di hadapan polisi yang
memeriksanya.
Mungkin karena merasa masih seperti masa pacaran, Faisal tidak ragu
mengajak Syra ke hotel. Bahkan pemuda itu tidak ragu menyodorkan
lintingan ganja untuk dihisap. Dan puncaknya, Faisal merasa yakin
gadis itu mau diajak melakukan perbuatan mesum di kamar mandi. “Kami
melakukannya tanpa paksaan,” bantah Faisal lagi.
Mengenai laporan korban yang mengaku sempat dibius, polisi belum
menemukan barang buktinya. Hanya saja, menurut keterangan beberapa
saksi – karyawan hotel--, keempat pemuda itu ketika datang ke hotel
dalam keadaan teler. “Nggak tahu, pada mabok apaan, yang kayak gitu
sih udah biasa di sini,” ujar karyawan Hotel Maharani yang keberatan
menyebut jatidirinya.
PAKAI VOUCHER--Versi
Faisal bertolak belakang dengan keterangan korban. Menurut pemuda
ganteng itu, setelah janjian ketemu, dirinya segera menluncur ke
rumah Syra. Mereka sempat ngobrol dan bercanda di lorong sempit
samping rumah Syra. Diam-diam mereka keluar rumah dan naik mobil
menuju Hotel Maharani.
“Saya memang sudah rencana check-in di hotel itu. Kebetulan saya
punya voucher menginap gratis pemberian teman. Dia nggak nolak waktu
diajak ke hotel. Dia juga nggak nolak waktu disuruh ngisep ganja.
Nggak benar saya pakai obat bius, saya nyemprotin parfum, saya juga
pakai,” papar Faisal kepada polisi.
Tiba di dalam kamar nomor 416, Faisal mengaku ‘mengusir’ dua temanya
yang dia suruh beli rokok dan jangan masuk kamar sebelum ada ijinnya.
Faisal juga memaparkan bagaimana mereka menikmati asap ganja sebelum
beradegan ‘perkosaan’ di kamar mandi. Tuntas menyalurkan hasratnya,
pemuda itu ‘ngacir’ meninggalkan korban sendiri di kamar hotel.
Syra tidak dapat menjelaskan mengapa sejak malam hari ponselnya
tidak aktif sehingga ibunya sulit menghubunginya. Kalau saja
ponselnya aktif, mungkin musibah ini bisa dihindari. Nah, begitu
ponselnya aktif lagi, Syra segera menghubungi ibunya di rumah.
Setelah mendapatkan laporan dari keluarga Syra, sekitar pukul
sebelas siang polisi langsung ‘menjemput’ dan memeriksa Faisal untuk
dimintai keterangan. Pemuda itu tidak mengerti apa yang sebenranya
terjadi, begitu dijelaskan, dia baru tahu duduk persoalannya.
Setelah diperiksa, berdasarkan sumber kepolisian yang tak mau
disebutkan namanya menyebutkan bahwa pihaknya tidak melihat adanya
bukti yang mengarah pada tindak perkosaan. “Berdasarkan pemeriksaan,
kami menyimpulkan bahwa kejadian itu didasari suka sama suka,” ujar
sumber tersebut. Akhirnya dengan pertimbangan itu pula pihaknya
melepaskan Faisal. “Kami melakukan penangguhan penahanan, karena
kami merasa belum mempunyai cukup bukti,” tambahnya lagi.
Mendengar peristiwa ini keluarga Syra langsung berang. Mereka merasa
dilecehkan. “Kenapa tiba-tiba seperti ada keberpihakan yang
dilakukan polisi, kami menuntut keadilan yang sesungguhnya,” ujar
Nana. Kini bersama pengacaranya, pihaknya akan terus berusaha agar
Faisal bisa mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah
dilakukan terhadap putrid sulungnya itu.
“Kami ini orang yang teraniaya, jadi saya tuntut Faisal itu tidak
melihat dia itu seorang artis atau atribut lainnya. Jadi kita tidak
cari sensasi, perasaan saya sebagai seorang ibu sangat marah, dan
akan menempuh jalur hukum agar pelaku mendapat ganjaran yang
setimpal,”kata Nana menjelasakan pada Exo di Polsek Mampang Prapatan
pada Selasa malam (04/11) lalu.*
***
Habiburokhman, SH,
pengacara korban
POLISI
LAMBAN
Oleh : Budi
Setelah
dalam beberapa hari melihat perkembangan kasus yang menimpa
klien-nya, Habiburokhman menilai polisi bersikap sangat lamban dala
menindaklanjuti laporan yang diberikan kliennya. Hal itu dapat
dilihat dengan belum ditetapkannya status tersangka dalam kasus ini.
Padahal pihaknya telah membantu dengan memberikan bukti-bukti yang
dapat menjerat pelaku hingga statusnya dijadikan tersangka.
Saat ini, pihaknya akan
terus berusaha menggiring Faisal agar bisa ditindaklanjuti. Dan ia
juga mengaku bahwa kliennya menyatakan sudah menutup pintu maaf bagi
terjadinya jalan damai. Karena menurutnya ini merupakan tindak
pidana. “Dimana tindak pidana itu sendiri harus ditentukan melalui
jalur hukum, hingga bisa ditentuka siapa yang salah dan siapa yang
benar,” kata Habib.
Untuk itu dengan
bukti-bukti yang telah dikumpulkannya, pihaknya juga merasa optimis
dapat membuat pelaku bertanggung jawab dengan perbuatannya. Selain
itu Habib juga mengingatkan kepada Faisal agar pihaknya tidak
mengeluarkan statement yang menjurus pada fitnah dan justru
akan dijadikan sebagai tindak pidana baru yang akan dikenakan pada
Faisal.
“Dia selalu membuat fitnah
dengan mengatakan bahwa klien kami itu wanita yang sering keluar
malam sehingga beranggapan bahwa klien kami itu wanita yang bisa
diperkosa dan dia juga bisa bebas memperkosanya, itu tidak benar,”
tukasnya lagi.*
>>>Baca
Juga :
PECANDU LEXOTAN BANTAI TETANGGA...
>>>Baca Juga :
INGIN CARI BERKAH MALAH JADI KORBAN... |