Berdalih Sembuhkan Penyakit
ISTRI STRES DIBUNUH SUAMI
Oleh : Eddy sm
Lili bingung menghadapi kenyataan
bahwa istrinya mengalami gangguan jiwa. Suatu ketika dia dapat
‘kiat’ penyembuhan. Sang istri harus dimandikan di kolam. Hasilnya,
bukannya sembuh, Lili malah jadi duda.
Berdalih melakukan
penyembuhan terhadap istrinya yang mengidap gangguan jiwa sejenis
stres berat, Lili (47), tega menenggelamkan Isop (28), istrinya di
kolam milik tetangga di Kampung Cibuluh, Desa Cikadu, Kecamatan
Cijambe, Subang Jawa Barat pada Minggu dinihari (07/09). Lantaran
ulahnya, korban kehabisan nafas dan meninggal dunia. Enam orang,
termasuk lima tetangganya yang turut membantu, kini dijadikan
tersangka.
Sejak bulan Juni
lalu, pasangan Lili dan Isop menikah dan menempati rumah panggung di
Kampung Cibuluh, peninggalan kakek Lili yang kini tinggal di Kampung
Cikupa. Lili adalah suami kedua Isop.
Sebelumnya, suami
Isop adalah Mukri, warga Kampung Cikupa. Dari Mukri dia dikaruniai
satu putra yang kini berusia empat tahun. Entah lantaran apa,
pertengahan tahun 2002, mereka cerai.
Hampir setahun
lamanya Isop menjanda. Anaknya dipelihara orangtua Mukri. Akhirnya
Isop bertemu Lili, warga Kampung Banjarsari, Desa Sarireja,
Kecamatan Jalan Cagak, Subang. Merasa ada kecocokan duda beranak dua
ini akhirnya menikahi Isop.
Awal rumah tangga
mereka berjalan baik-baik saja. Lili tidak tahu jika istrinya
mengidap depresi mental. Pada bulan kedua pernikahan itu,
‘kelemahan’ Isop baru terungkap. Kalau penyakitnya kambuh, Isop
selalu merobek pakaiannya.
Lili tak mampu
membawa istrinya berobat ke dokter. Maklum, sebagai petani kecil,
kehidupan mereka serba pas-pasan. “Jangankan pergi ke dokter. Buat
makan sehari-hari saja kurang,” terang Isop yang ditemui Exo di
balik jeruji tahanan Polres Subang.
Kelakukan Isop semakin hari semakin mencemaskan.
Wanita itu selalui dihantui rasa takut. “Katanya ia seperti berada
di tempat yang angker walaupun sudah berada di rumahnya. Kepalanya
terasa pening dan perutnya terasa sakit dan sejak itulah kelakuannya
berubah,” tambah Lili.
Takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
Lili akhirnya dikurung wanita stres itu di dalam kamar. Apalagi
belakangan istrinya sering mengamuk. Pada Jumat malam (05/09), Lili
berusaha menenangkan istrinya dengan mengundang tetangganya untuk
mengadakan pengajian. Hasilnya, tetap nihil.
Keesokan harinya, Apin (64) mertua Isop dari suami
pertamanya datang berkunjung ke rumah Lili. Kedatangannya, selain
ingin menjenguk mantan menantunya, Apin juga menyarankan proses
penyembuhan. Kepada Lili ia menyarankan agar Isop ‘dimandikan’.
Tujuannya agar penyakitnya bisa disembuhkan.
Namun pesan Apin disalah tafsirkan Lili. Pria itu
bukan hanya memandikan istrinya, tetapi malah menenggelamkannya di
kolam milik tetangganya. Pada kejadian di Minggu dinihari (07/09)
itu, Lili tidak sendiri. Sebelumnya dia mendatangi tetangganya,
masing-masing Tarno (41), Muksin (24), Kuce (60), Karya (27), dan
Solihin (40). Kepada mereka Lili mengatakan mau menyembuhkan
istrinya dan minta bantuan ingin membantu memandikan istrinya di
kolam.
Tepatnya sabtu tengah tengah malam, Lili
membangunkan istrinya yang sudah lelap tidur. Kedua kaki ibu beranak
satu itu diikat kain. Meskipun diikat, Isop masih bisa berjalan
sedikit-sedikit. Agar istrinya tidak meronta-ronta, Lili membujuk
akan membawanya mencari ikan di kolam milik Ahmad (39), tetangganya.
Begitu tiba di kolam, Isop diajak berjalan di
pematang. Tiba-tiba tubuhnya diguyur air kolam dengan menggunakan
ember yang dibawanya dari rumah. Tentu saja hal itu membuatnya kaget.
Setelah melihat badan istrinya basah, secara beramai-ramai Lili
menceburkan Isop ke dalam kolam. Secara bergantian kepala korban
ditimbul tenggelamkan, “Ayo terus, ayo terus,” teriak Lili memberi
aba-aba pada lima temannya itu.
Lili tak peduli melihat istrinya sekarat. Bahkan
saat korban berteriak-teriak dan meronta-ronta, ia dan
teman-temannya malah terus membenamkan kepala korban ke dalam air.
Aksi mereka baru berhenti setelah korban tak berdaya. Selanjutnya,
tubuh korban diangkat ke tepi. Mereka sadar bahwa Isop telah tewas.
Anehnya, mereka berenam seperti tak punya dosa bahwa lantaran
ulahnya telah meregang nyawa orang.
Tanpa beban, Lili segera mengabarkan kematian Isop
pada keluarganya. Termasuk kepada Apin. Keesokan harinya korban
dikebumikan. Sore harinya, Lili pulang ke tempat asalnya. Kejadian
yang menimpa Isop tidak pernah dilaporkan kepada polisi. Sebaliknya
warga malah memilih diam dan menganggap kejadian ini sudah takdir.
MENGAKU WARTAWAN--Selama berada di kampungnya,
Lili sempat kedatangan Asep Iyus warga Tambakan Kecamatan Jalan
Cagak yang mengaku sebagai wartawan. Kepada Lili, Asep menyuruh foto
agar dibuatkan kartu pers dari Tabloid Nz yang berkantor di Patrol
Jalan Cagak Subang.
Dengan berbekal
tanda pengenal yang selalu menggantung di lehernya, awal Oktober
lalu, mereka berdua mendatangi kelima temannya yang pernah
membantunya menghabisi nyawa Isop. Mereka menggertak agar disediakan
uang Rp 2 juta. Kalau tidak kasusnya akan dilaporkan ke polisi.
Namun permintaan itu ditolak.
Merasa gertakannya
tak berhasil keduanya mendatangi Mapolres Subang pada Kamis pagi
(16/10). Lili mengadukan perkara ini sebagai suami yang merasa
dirugikan.
Sore itu juga Tim
Reskrim bersama Lili mendatangi kelima orang yang menurut pelaku
telah membunuh istrinya. Kelima pria itu menjalani pemeriksaan
secara intensif. Hasil pemeriksaan justru berbalik. Kelima temannya
serempak mengatakan bahwa mereka hanya disuruh Lili. Saat itu juga
Lili ditangkap. Asep langsung kabur menghilangkan jejak.
Kasat Reskrim
Polres Subang Iptu Junaidi Umar ketika dikonfirmasi membenarkan
bahwa kedua orang itu datang ke Mapolres, “Tanda pengenal yang
dibawa Lili dibuat mundur yaitu tanggal 2 September sebelum kejadian,
padahal Lili dan Asep berkenalan setelah kejadian itu,” ungkap
Junaidi.
Lucunya,
pendidikan Lili tidak tamat SD. Ini yang membuat Tim Reskrim curiga.
Atas kejadian itu, menurut Junaidi keenam tersangka bisa dijerat
dengan Pasal 170 yo 359 KUH Pidana dengan ancaman hukuman lima tahun
penjara.
Setelah kasusnya terungakp, ada ketakutan dari warga
di sekitar tempat kejadian. Apalagi saat Exo bertandang ke sana,
rata-rata warga memilih tutup mulut. Alasannya serba tidak tahu.
Ahmad, pemilik kolam tempat Isop dibunuh terkesan menghindar.
Beberapa kali ditemui selalu dibilang tidak ada. Menurut salah
seorang tetangga yang tinggal tak jauh dari rumahnya, Ahmad
pulangnya selalu malam.
“Pak Ahmad kalau pulang ke rumah setelah maghrib dan
berangkat pada pagi harinya karena usahanya dagang,” ujar lelaki
yang enggan disebutkan namanya tadi. Ketika diburu ke orang tuanya
Sapta (70) - Ami (68), di Kampung Cibuluh, mereka mengaku tidak tahu
menahu.
Menurut Sapta, dirinya tak tahu persis kejadian itu.
“Setahu saya Isop cuma meninggal biasa. Saya malah tidak tahu kalau
meninggalnya di kolam anak saya,” terang Sapta. Ditambahkan bahwa
dirinya tahu kabar kematian Isop di kolam anaknya, setelah masalah
itu ramai dibicarakan, dan Lili bersama teman-temannya ditangkap
polisi.*
***
Lili
TERBONGKAR KARENA MEMERAS
Oleh : Eddy sm
Ditemui usai menjalani
pemeriksaan Lili mengaku bahwa tak ada niat untuk membunuh istrinya.
Apa yang dilakukan bersama tetangganya itu hanya ingin penyakit
istrinya bisa disembuhkan.“Sumpah Pak, sama sekali saya tidak ingin
membunuh istri saya. Saya cuma mau menyembuhkan stresnya,” bela Lili.
Dirinya mengaku
kaget ketika mendapati istrinya tewas saat dimandikan. Demi menutupi
ulahnya, bersama kelima temannya, ia sepakat menutup kasus tersebut
dengan mengatakan bahwa kematian istrinya adalah takdir. Hal itu
sebagai antisipasi kalau ada tetangga atau keluarga korban
menanyakan kematian istrinya.
Menyoal kartu pers
itu sendiri, Lili tak menampik. Sejak kembali ke kampungnya dia
memang didatangi Asep Iyus yang mengaku sebagai wartawan, dan
disuruhnya difoto kilat agar dibuat tanda pengenal.
Padahal, ia agak
berat, lantaran sekolahnya saja hanya sampai kelas II SD. Namun kala
itu Asep tak menggrubisnya, malah mengajaknya berbohong demi duit.
“Pokoknya ikuti saya saja,” kata Asep seperti ditirukan Lili.
Lantaran Kartu Pers itu pula, bukannya mendapat duit, malah aksinya
terbongkar.*
>>>Baca
Juga:
AKHIR PETUALANGAN KELUARGA PENCULIK...
>>>Baca Juga:
PAMAN HAMILI KEPONAKAN...
|