Akhir
Juli | Hehe, "aral melintang"-nya panjaaang banget. Jadi, ini
dia ringkasan aktivitasku bulan ini....
>> Arek Malang, Sidik Nugroho, singgah lagi
ke Yogya. Lumayan lama (10-13/07). Kami sempat nonton bareng
The Wizard of Oz dan Chariots of Fire. Sebagai hadiah
ultahku, ia memberikan buku Rahasia Sukses Skenario Film-film
Box Office-nya Richard Krevolin. Wah, ini hadiah atau nubuatan?
Kapan ya namaku tercantum dalam credit title sebagai
penulis skenario atau penulis yang karyanya diadaptasi jadi film?
(Dan, ya, matur nuwun juga untuk teman-teman lain yang mengingat
dan mengucapkan selamat atas ulath ke-35-ku kemarin!)
Tentang kebiasaannya selama di Yogya, aku
berkomentar pada Rina, "Wah, Sidik itu kalau di sini malah kayak
Mama' [ibunya Rina], ya." Maksudnya, malam dan pagi di rumah,
siangnya jalan sendiri sesuka hati (hehe, akunya yang nggak sempat
ngantar. Sibuk, ni ye!) >>
Nonton A Walk to Remember. Kecewa berat! Mungkin karena
pengharapanku membubung terlalu tinggi sewaktu membaca novelnya.
Filmnya terasa kacangan. Kesalahan (atau perbedaan) terbesar film
ini bila dibandingkan dengan novelnya adalah Adam Shankman, sang
sutradara, gagal mengangkat roh kisah ini. Dalam buku, perubahan
berangsur terjadi dalam diri Landon, dari jengah berat menjadi
terpikat, adalah karena inner beauty-nya Jamie. Dalam film,
ketertarikan Landon pada Jamie terasa wadak banget -- yah, Mandy
Moore is a teen-idol, isn't she? Ah, seandainya film ini
bisa sesubtil The Road Home....
>> My first-time trip to Bali. Rapat
kepemimpinan gereja diadakan di Pulau Dewata ini, 20-22/07. Sempat
ke Kuta, Sukawati dan Ubud. Yang paling mengesankan, tentu saja,
makan malam menikmati ikan bakar di tepi pantai Jimbaran, dengan
kerdip lilin eksotis, sambil nanggap pengamen. Oh, darling....
>> Merampungkan terjemahan The
Revolutioning Faith-nya John Arnott untuk Yayasan ANDI.
>> Matur nuwun untuk Pak Roso dan Mbak Lusi
yang sudah membagikan ilmu dan pengalaman di Pelatihan Jurnalistik.
05/07
| Wah, aku tidak ikut nyoblos dalam pemilu capres-cawapres
historis kali ini. Gara-gara terlalu asyik menulis resensi
Italian for Beginners, aku telat
tiba di TPS. Sebenarnya aku memang lumayan bingung untuk memilih
yang terbaik di antara para kandidat yang ada.
Eh, hampir lupa: "Selamat ulang tahun, Arie
Saptaji!" Hm, sudah 35 ni ye....
04/07 | Merampungkan A Walk to
Remember "Kan Kukenang Selalu"-nya Nicholas Sparks. Dulu aku
cuma melirik-lirik novel ini, namun tidak cukup tergerak untuk
membacanya.Setelah menulis profil Nicholas untuk rubrik "Percikan"
di Bahana, aku merasa punya "tanggung jawab moral" untuk
paling tidak pernah mencicipi karyanya.
Dan, tidak mengecewakan. It's a good
fiction. Meskipun tergolong novel pop, namun terkesan digarap
secara intensif. Karakterisasinya kuat, berhasil menghidupkan
tokoh-tokohnya. Nicholas seorang juru kisah yang fasih,
penceritaannya mengalir, dan ia memenuhi janji bahwa "Pada awalnya
kau akan tersenyum, dan setelah itu kau akan menangis." Tidak
sampai meneteskan air mata sih, namun dadaku benar-benar
kembang-kempis karena terharu. Kisahnya sendiri, menurutku,
salah satu contoh terbaik tentang
penginjilan persahabatan, yang disampaikan secara gamblang,
namun tanpa nada mengkhotbahi. Aku
ingin mengutip sebuah deskripsi yang amat romantis:
Jamie yang berpakaian ekstra tebal
berdiri di sebelahku di tepi Dermaga Iron Steamer saat malam yang
sempurna di daerah selatan ini perlahan-lahan turun. Aku menunjuk
sesuatu di kejauhan dan memintanya untuk menunggu. Aku bisa
melihat uap napas kami, napas Jamie lebih cepat daripada napasku.
Aku harus menopang Jamie saat kami berdiri di sana -- sepertinya
ia lebih ringan daripada daun-daun pohon yang berjatuhan di musim
gugur -- namun aku tahu bahwa ini tidak akan sia-sia.
Pada waktunya bulan yang berkilauan
mulai tampak seakan terbit dari laut, memantulkan suatu kilasan
cahaya di atas hamparan air yang perlahan-lahan berubah gelap
dan menyemburatkan ribuan nuansa berbeda, yang satu lebih indah
daripada sebelumnya. Pada waktu yang bersamaan, matahari
menyentuh garis cakrawala di arah yang berlawanan, mengubah
warna langit menjadi kemerahan, oranye, dan kuning, seakan surga
di atas sana tiba-tiba membuka seluruh gerbangnya dan
mencurahkan semua keindahannya salam kemuliaan surgawi. Laut
berubah menjadi bernuansa perak keemasan sementara warna-warni
yang terus bergerak itu memantul di atasnya. Airnya yang beriak
tampak berkilauan mengikuti perubahan cahaya. Pemandangan itu
megah, nyaris seperti awal dunia. Matahari terus terbenam,
membiaskan sinarnya sejauh mata memandang, sebelum akhirnya
perlahan-lahan menghilang di balik alunan ombak. Bulan terus
naik perlahan-lahan, menebarkan kemilau dalam berbagai nuansa
kuning, semakin lama semakin pucat, sebelum akhirnya berubah
warna seperti warna bintang-bintang.
Jamie tertegun menyaksikan semua ini,
lenganku merangkul pinggangnya dengan erat, napasnya
pendek-pendek dan lemah. Sewaktu langit akhirnya menjadi gelap
dan kilau bintang pertama mulai bersinar di langit sebelah
selatan, aku memeluknya. Dengan lembut aku mencium kedua belah
pipinya dan setelah itu bibirnya.
"Begitulah," ujarku, "tepatnya perasaanku
padamu."
Hm, selanjutnya, kurasa aku pengin nonton
filmnya. 03/07 | Sore ini
seharusnya giliran Pak Suroso yang mengajar. Namun, karena ada
pelayanan di Semarang, beliau pun bertukar jadwal dengan Mas Wawan.
Mas Wawan membagikan soal mencari dan menulis berita, dengan
praktik mengenali 5W + 1 H. Ia kemudian memberi tugas pada
peserta untuk menulis berita. Bagi penulis terbaik, disediakan
salah satu buku laris karangannya.
02/07 | Lesra ulang tahun. Makan bakmi daan es krim, serta
tiup lilin berbentuk angka 3. Bahagia rasanya lihat dia begitu
puas menerima hadiah mobil derek yang bisa dibongkar pasang.
26/06
| Sore ini pertemuan ketiga Pelatihan Kepenulisan & Jurnalistik
Angkatan I di gerejaku. Pesertanya, mengingat terbatasnya tempat,
hanya 8 orang. Pengajarnya, selain nama-nama yang sudah kusebutkan
di bawah, ditambah Pak Suroso dan Mbak Lusiana Hutabarat.
Pertemuan pertama, 12/06, "Visi, Misi &
Etika Jurnalisme Kristen," harusnya dibawakan Pak Xavier. Karena
beliau beralangan, aku menggantikannya. Aku membagikan dari
My Dream, lalu bergantian mereka
menceritakan impian masing-masing.
Dari buku Pak Xavier, Menulis dengan Cinta, ada dua poin
yang menggugahku. Seperti halnya kepemimpinan, ada aspek "ketulusan
hati" dan aspek "kecakapan tangan" dalam menulis. Dalam hal
ketulusan hati, every Christian is a media as well as a message.
Maksudnya, kita harus menulis dengan integritas. Tulisan dan
kehidupan kita harus selaras; tulisan kita hanyalah cermin dan
perpanjangan kehidupan kita. Kita juga harus menulis
sebaik-baiknya, bukan semata-mata karena tuntutan profesionalisme,
melainkan karena kita menulis bagi Tuhan -- ya, menulis adalah
ibadah. Dalam hal kecakapan tangan, kita perlu menguasai ejaan dan
tata bahasa. Itu modal dasar seorang penulis. Bila telah
menguasainya, kita akan leluasa untuk mengembangkan gaya pribadi
atau melakukan improvisasi dalam penulisan. Selain itu, tentu saja
kita perlu terus memperkaya wawasan dan pengalaman untuk diolah
menjadi tulisan. Minggu kedua,
19/06, aku membagikan soal "Dari Kata ke Wacana," yaitu diksi,
kalimat efektif hingga alinea yang koheren.
Sabtu ini, kami nonton The Hurricane.
Fokusnya, mengamati peranan tulisan dalam kehidupan Rubin
"Hurricane" Carter dan Lesra Martin. Sedap!
25/06
| Kamis-Jumat (24-26/06), jemaat retret bersama di Wisma WARA,
Kaliurang, merayakan ultah ke-4 (dihitung sejak "era reformasi,"
hehe...). Acaranya just having fun: makan-makan dan aneka
perlombaan. Ada peristiwa menarik
di Kelompok Sel Keluarga. Ada keluarga baru mengikuti acara ini,
mereka mengasosiasikan "retret" dengan "rekoleksi." Saat menyimak
acaranya serba hura-hura, mereka jadi bertanya-tanya: Kok nggak
ada 'siraman' rohaninya, sih? Nah, jadilah keluarga berinisiatif
bikin saat teduh dadakan. Aku kebagian membagikan firman. Untung,
sedang menerjemahkan buku tentang dasar-dasar yang Alkitabiah bagi
pernikahan, jadi ada bahan yang tinggal diolah.
Dua pelajaran yang kupetik: (1) Perlunya
pemakaian dan pemahaman istilah yang tepat; (2) Perlunya
memikirkan pelayanan keluarga secara lebih relevan.
"Hiburan" lain sepanjang bulan ini:
- HPaOP (1200 halaman!) kelar
dalam 4 hari.
- Susun antologi cerpen bareng Sidik.
- Baca Totto-chan, masih separuh jalan.
08/06
| Akhirnya, setelah antre sekian lama di rental langganan,
kudapatkan Harry Potter dan Orde Phoenix, buku kelima
penyihir cilik berkacamata itu. Lalu, aku tergoda untuk
membandingkannya dengan dua kisah fantasi
lainnya.
29/05
| Komputerku rusak tiga hari terakhir; sedang coba diperbaiki Dedy,
sobatku. Update kali ini kukerjakan dengan bantuan komputer
kantor. Seorang teman bertanya,
kenapa halaman ini kurang banyak memaparkan kegiatan. Ya, karena,
terus terang, kegiatanku memang kurang atraktif. Kalau film,
kurang banyak aksinya. Paling nanti isinya: sedang menerjemahkan
itu, baru selesai menulis ini, dst. Seperti saat ini, aku lagi
mengerjakan terjemahan kalender tematis Days of Agape.
Setengah bulan terakhir aku juga terlibat dalam sebuah proyek
pelayanan literatur, namun belum bisa kusebutkan namanya, sebelum
produknya diluncurkan (rencananya Juli nanti). Selain itu, aku
mencoba mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun buku baru. Belajar
dari resep Remy Silado, yang katanya sekali jalan menulis tiga
novel sekaligus, aku menjajal menyiapkan sejumlah topik juga.
Buku yang baru selesai kubaca, buku lawas
Bur Rasuanto, Tuyet, berlatar perang Vietnam. Bahasa buku
terbitan 1978 itu masih terasa renyah.
Di gereja, sebagai ketua tim publikasi,
selain terus menyiapkan bahan-bahan pengajaran, aku juga lagi
mempersiapkan pelatihan menulis. Pak Xavier, Mas Wawan, Mbak Sari
dan Onoy sudah menyanggupi untuk membantu sebagai pembicara.
Rencananya angkatan pertama akan dimulai Sabtu (12/06).
14/05
| Aku mau mencoba lebih teratur meng-update situs ini
setelah sebelumnya lumayan angin-anginan: kadang seminggu sampai
tiga kali, kadang tiga minggu tak tersentuh. Mulai minggu ini,
bila tak ada aral merintang, perbaikan akan kulakukan seminggu
sekali, hari Jumat atau Sabtu. "Fokus" tidak bisa
bulanan lagi, namun mungkin 4 mingguan. Sedangkan "Forum
Diskusi" tiap 2 minggu dilontarkan topik baru.
04/05
| Dari iklan di Bahana terbaru yang kubuka-buka di TBR
"Narwastu" Ramai, kulihat bukuku Alkitabingah Satu
Setengah sudah diterbitkan. Namun, judulnya diganti menjadi Bible
Trivial. Waduh, salah itu. Mestinya Bible Trivia 'kan?
Okelah, moga-moga itu kesalahan malah dianggap sebagai salah satu leluconnya!
|