Kisah Perjalanan Pendidikanku
 

  Kisah ini berawal dari tahun 2001 saat aku berumur 4 tahun. Saat itu, aku sudah menjadi seorang anak TK Aisyiyah di sebuah desa kecil dari sebuah kecamatan kecil di Muara Enim, yaitu Desa Sumaja Makmur. Setahun setelah itu, aku mendaftarkan diri untuk menjadi seorang anak SD. Namun, semua kebahagiaan itu harus berakhir saat sekolah tersebut memutuskan untuk tidak menerimaku lantaran ukuran badanku yang kecil dan pendek untuk menjadi seorang anak SD L.
    Lalu, kesedihan kembali menyelimutiku saat suatu ketika abiku hendak pergi ke Muara Enim dan ada sekelompok orang yang menjambret motor kami serta mencelakai ayahku. Kejadian itupun menghasilkan sebuah keputusan yang membuatku harus pindah rumah dan itu berarti aku harus mengulang masa TK ku di tempat yang baru. Beberapa bulan setelah aku menetap di desa Ujanmas Baru, aku melanjutkan pendidikan TK di TK Bustanul Athfal selama 1 tahun.
    Tepat tahun 2003, aku menginjak usia 6 tahun yang berarti sudah waktunya bagiku untuk menjadi seorang siwa SD. Hm, karena abiku memutuskan untuk membangun rumah di Muara Enim, maka akhirnya aku melanjutkan pendidikanku di SD Negeri 20 Percontohan Muara Enim. Selama 6 tahun aku melewati kisah perjuanganku menjadi seorang siswa SD bersama teman-temanku, melewati masa dimana kami masih sangat polos dan dapat dengan mudah percaya akan sesuatu, melewati masa dimana mulai mengenal �ada rasa yang tak biasa� meski terkadang itu hanyalah sebuah kekaguman belaka, melewati masa dimana kami mulai mengerti arti persaingan antar sesama, dan melewati masa dimana Ujian Nasional adalah sebuah perjuangan yang tak mudah untuk dihadapi.
    Saat masa-masa SD tlah terlewati, semuanya benar-benar terasa sebagai sebuah perjuangan. Memasuki SMP, ayahku memutuskan untuk menyekolahkanku ke sebuah yayasan islam tanpa menghalangiku untuk mendapatkan pendidikan umum yang setara dengan anak-anak seumuranku, yaitu SMP Islam Terpadu Raudhatul Ulum. Disana, aku diajari bagaimana ajaran islam sesungguhnya beserta pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, itu semualah yang membentuk kepribadianku.
    Setelah 3 tahun, aku kembali melewati UN dan mendaftar untuk masuk ke SMA. Beberapa tahap dan seleksi ketat kulewati, dimana setiap kami mengalahkan seorang anak, demi menjadi salah Satu dari seratus anak yang diterima di SMA ini. Akhirnya, setelah semua perjuangan ini, disinilah aku berada sekarang di SMAN Sumatera Selatan (SAMPOERNA ACADEMY). And now, I still have long journey and obstacles that I should face! ^_^

 

Rindukan Polosnya Cinta

Boneka Kecil

Untuk ayah tercinta, daku ingin bernyanyi
Dengan air mata di pipiku�                                                          
Ayah, dengarkanlah aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi�

Siang ini, matahari semakin terik dan menyengat kulitku tanpa ampun. Kuseret kaki untuk terus melangkah menuju kost-an ku yang berada diujung gang. Peluh semakin bercucuran satu persatu meluncur keluar dari jilbab biruku. Polusi pun semakin kejam menghantam tubuhku yang mungil, mulai dari yang roda empat sampai yang roda dua pun gak mau kalah buat unjuk tinta hitam beracun. Huh�hidup di kota memang tak pernah luput dari polusi. Termasuk polusi yang saat ini sedang berkecamuk dipikiranku, yang tlah membawa langkah ini sampai ke depan pintu bercatkan coklat yang tlah pudar termakan waktu.

Perlahan, kubuka jendela kost-an yang tlah tampak reot dan tua terpaut usia ini dengan hati-hati. Tak berapa lama, hembusan angin mulai menyelinap masuk beriringan dengan kicauan burung dari ranting-ranting pohon disebelah kost-an. Kuhempaskan tubuhku ke pelukan kasur berseprai biru laut lembut diatas papan kayu. Sejenak ku tatap langit-langit kost-an yang sudah rapuh karena tetesan air hujan, hingga tak terasa aku tlah berpindah kedunia lain.

***

 �hmm�Nin, bleh pinjem laptopmu gak?�

�aduh�maaf bener ya, tapi aku juga belum ngerjain apa-apa nih. Gimana kalo kamu coba ke warnet ujung jalan itu aja?biasanya buka kok.�

�oh�iya ntar aku coba deh, makasih ya!�

�aku pulang dulu ya!Assalammu�allaikum��

�wa�allaikumsalam��, jawabku.

Aku masih tetap berdiri terpaku didepan pintu kost-an hingga punggung temanku satu itu menghilang dari pandanganku. Aku sudah berusaha berulang kali bilang ke ayah kalau aku sangat memerlukan laptop untuk kuliah, tapi ayah slalu bilang nanti, nanti, dan nanti!�nanti nak ya, tunggu ayah sudah punya uang. Nanti kalo ayah punya uang, ayah janji ayah akan berusaha untuk membelikannya untukmu. Sabar nak ya��. Bagaimana mau terkumpul untuk biaya laptopku, bahkan kini saja ayah sedang dekat dengan salah satu teman almh.ibu. Entahlah, aku takkan pernah setuju kalau ayah akan menikah lagi. Apalagi ibu baru meninggalkan kami sejak 5 tahun yang lalu, kurun waktu yang sebentar untuk melupakan sosok ibu, setelah sekitar 18 tahun mengarungi kerasnya perjalanan hidup bersama.

�ayah, beliin Nada laptop dong yah?�

�Nada sabar ya, ayah belum punya uang nak buat beliin Nada laptop��

�oh ya, uang kost-an Nada kapan dikirim?ini udah mau akhir bulan yah, dan kalo Nada gak juga bayar uangnya Nada terpaksa harus diusir dari kost-an ini.�

�Iya, ntar ayah usahain untuk kirim uangnya kesana ya?atau sekalian nanti saat acara semester di universitasmu ya?�

�Nada maunya ayah dateng saat acara semesteran disini!pokoknya ayah harus dateng!�

Tiiit�tiiit�tiiit�

Huh�telponnya malah mati. Kini, satu-satunya tempatku untuk mencurahkan segala isi hatiku hanyalah tinggal kakak perempuanku. Kak Indah, segera kucari nomor kontaknya dihpku. Beberapa kali kucoba telpon, tapi tetep aja gak nyambung. Telpon tak diangkat, maka sms bertindak. Segera kutulis sms dengan lautan kata dan samudera huruf.

***

Hari ini aku berusaha tuk pulang lebih cepat, karena tadi kata temenku ada surat dari Pak Pos. Tak sabar rasanya ingin segera melihat isi surat itu, mungkin saja isinya tak hanya sekedar surat, tapi juga beberapa lembaran uang dari ayah. Tepat didepan pintu kost, tergeletak sepucuk amplop putih usang bertuliskan namaku. Kurebahkan sejenak tubuhku ke kursi depan kost-an. Setelah beberapa helaan napas, perlahan ku ambil dan kubuka amplop tersebut. Namun, ternyata kenyataan dan harapan tak dapat bersatu. Isi amplop itu hanyalah selembar kertas dan sepucuk foto yang sudah sedikit usang. Dan tampaknya surat itu bukan dari ayah. Tapi dari� Kak Indah?!

***

Nada adekku�

Kamu tidak bisa menilai atau memberikan komentar sebelum kamu tau secara pasti jalan ceritanya, sebelum kamu telah mengumpulkan semua informasi tentang itu. Kamu tau?ada banyak hal yang selalu ayah rahasiakan darimu.

Dek, terkadang yang kita anggap baik itu belum tentu baik dan yang kita anggap buruk itu juga belum tentu buruk. Kata siapa semua kenangan tentang ayah itu buruk?coba kamu inget-inget lagi. Dulu sewaktu kita masih kecil, ayah sering kan bernyanyi untuk kita?berusaha agar kita tersenyum mendengar nyanyiannya. Aku gak tau apakah kamu masih inget atau enggak, dulu saat rumah kita bocor karna musim hujan, ayah gendong kita satu persatu kedalam kamar, biar kita gak kehujanan. Lalu, sesibuk dan selelah apapun ayah ia slalu berusaha mengajak kita untuk jalan-jalan sore kan?meskipun saat itu dia baru saja pulang dari bekerja dikebun, meskipun saat itu peluhnya pun masih bercucuran tanpa henti.

Dan ingat, sejak ibu berada di rumah sakit ayahlah yang menyucikan baju kita, yang masakin makanan buat kita, yang menyiapkan buka puasa buat kita, walaupun tubuhnya tlah memberontak meminta hak istirahatnya. Dan ayah juga dekat dengan teman ibu bukan untuk menikah lagi, tapi ayah ingin belajar masak darinya. Agar saat kamu pulang kerumah, kamu bisa merasakan masakan yang sama dengan masakan ibu meskipun yang memasaknya adalah ayah. Ayah itu sayang sekali sama kamu, dulu kalau lauk kita hanya ada sedikit, ayah slalu memberikannya padamu. Aku tau dia bilang �makanlah, nanti ayah biar beli diluar saja.� Seperti itu hanyalah untuk membuatmu tenang. Bahkan sebenarnya biasanya dia tidak makan sama sekali, dia hanya berbohong demi kamu kenyang, dek!dia bohong demi kamu, dek!

Ayah memang pernah melakukan kesalahan pada kita, tapi bagaimana dengan kita?!berapa kali ayah harus begadang kerja, pulang hujan-hujanan, keluar masuk hutan biar dapet sedikit uang buat kita jajan, berapa kali kita ngomong jutek dan marah-marah ke ayah?tapi ayah masih maafin kita kan?!

Dek�gak pernah ada namanya mantan bapak!bagaimanapun dia, dia adalah orang yang akan disebutkan dibelakang nama kita nanti di akhirat. Kalau ayah ada salah ya diingatkan dan dimaafkan saja.

Semangat adekku!!!truslah jadi kebanggaan keluarga, tetep optimis dan bermimpi, jangan pernah menyerah!Kakak Insya Allah selalu mendukung. Jangan lupa berdo�a!Think the best, Do the best, and I hope we�ll get the best (amiiinn�)

Salam Sayang :*

Indah Dania

***

 Pagi segera menyongsong, dari timur tlah tampak bintang bercahaya yang muncul perlahan diantara kumpulan awan dan langit. Sinarnya tlah berhasil menyelinap masuk membawaku dan membangunkanku kembali kedunia nyata. Suasana pagi memang tidak akan terkalahkan, mendengar burung-burung tlah mulai asyik terbang dan berkicau bersama teman-temannya. Tak terasa waktu semesteran tlah berlalu, acara semesteran ini pun tlah datang. Hari ini ayahku akan datang kesini. Aku tak tau apa yang harus aku katakan padanya, terlalu banyak kesalahan yang tlah kulakukan padanya.

***

�Walau hanya dalam mimpi��

Hingga lirik terakhir lagu yang kunyanyikan, ayah tak kunjung menghadirkan diri walau hanya sehelai rambutnya pun. Air kantung mata ini sudah tak sanggup menampung seluruh penat selama ini. Lesu-ku tertunduk menuruni tangga panggung ini.

***

Matahari tlah mulai turun menuju ke ufuk barat, beberapa jam lagi adalah waktunya untuk beristirahat dari aktifitasnya seharian ini. Sedikit tak bersemangat kususuri jalan yang kan menuntunku kembali ke tempat peraduanku setiap malam.

Dari kejauhan tampak kulihat seorang laki-laki yang sedang duduk dikursi depan kost-anku sambil sesekali menguap menahan kantuk. Sedikit kupercepat langkahku tuk menuju kost-anku, ingin sekali segera bertemu dengan laki-laki itu. Seseorang yang selama ini telah banyak sekali mengorbankan hidupnya untukku. Yups, itu adalah ayah!

�Assalamu�allaikum, ayah udah berapa lama nungguin Nada?kenapa gak langsung ke gedung serbaguna disana aja?�

�Wa�alaikumsalam maaf Da, ayah gak tau dimana gedung serbaguna yang kamu maksud. Sebenarnya, ayah sudah datang sejak jam 10 pagi tadi dan ayah hanya bisa menunggu kamu. Tadi juga sebenernya udah disuruh pulang aja sama orang warungnya, biar barangnya dititipin sama dia aja, tapi ayah gak mau. Karena tujuan ayah kesini kan untuk ketemu kamu. Oh ya, ayah hanya mau ngasih ini buat kamu. Mungkin ini gak terlalu banyak, tapi cuma ini yang ayah bisa berikan untukmu. Yah�minimal bisa untuk makan dan bayar uang kost bulan ini. Da?ayah mau ngomong sesuatu sama Nada,�

�apa yah?ngomong aja.�

�dulu ayah pernah memiliki boneka kecil lucu yang selalu menghapus semua penat ayah dalam sekejap. Yang selalu  senang dan tersenyum akan apapun yang ayah berikan. Yah�boneka itu selalu ingin berada dipelukan dan dipangkuan ayah, serta mendapatkan kecupan dari ayah. Tapi, sekarang ayah gak tau kemana perginya boneka kecil itu�padahal ayah ingin sekali dia tau betapa rindunya ayah pada kata-kata polos yang selalu dia ucapkan dan yang selalu menghibur. Bahkan hingga senja tlah menjelang, hingga pagi tak mungkin lagi datang ayah kan tetap menunggunya dan mendo�akannya kan selalu ingat pada ayah.�

Aku hanya bisa terdiam dan terpaku mendengar setiap kata yang terukir meluncur keluar dari hatinya. Semilir angin penyesalan segera menyergap dan membuatku kaku seketika. Aku tak mampu berkata apa-apa, aku hanya bisa menatap wajahnya yang tlah tampak lelah menungguku sejak pagi. Meskipun ayah berusaha menutupinya dariku tapi aku masih bisa melihatnya dengan jelas, peluh dikeningnya, wajahnya yang tlah tampak berminyak, serta tubuhnya yang tlah terlihat memaksanya untuk segera beristirahat.

�nak�ini sudah sore, lebih baik kamu cepat mandi. Ayah juga sudah mau pulang kerumah��

�yah��,tahan Nada, tahaaaan. Mataku semakin memanas, aku rasa kantung mata ini tak sanggup lagi menahannya. Aku tak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya, yang aku tau aku sudah menangis dalam hangatnya pelukan ayah. Ayah�maafin Nada!!!

 

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu